Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10166 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shafira Bayugiri Ramadhiani
"ABSTRAK
Konfusianisme di Korea mencapai masa kejayaan pada masa Dinasti Joseon 1392-1910 dan menghasilkan filsuf Konfusianisme atau disebut konfusianis wanita yaitu Jang Gyehyang, Im Yunjidang, dan Kang Jeongildang. Jurnal ini meneliti pemikiran tiga tokoh konfusianis wanita tersebut dan memaparkan kaitannya dengan perkembangan Konfusianisme pada masa Dinasti Joseon. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan garis besar pemikiran konfusianis wanita pada masa Dinasti Joseon. Metode yang digunakan adalah metode eksposisi analisa kasual dengan mengumpulkan data dan menjelaskan hasil penelitian. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pemikiran konfusianis wanita pada masa Dinasti Joseon di Korea erat hubungannya dengan moral, disiplin diri, dan Tao.

ABSTRACT
Confucianism in Korea reached its peak at the time of Joseon Dinasty 1392 1910 , and it gave rise to philosopher of Confucian Women. There are three Confucian women Jang Gyehyang, Im Yunjidang, and Kang Jeongildang known as representative in Joseon Dynasty. This journal offers a wide interpretation of that three Confucian women rsquo s thoughts and ideas through their writing texts, and also explore the development of Cunfucianism in Joseon Dinasty. By using casual analysis exposition method, this journal concludes that Confucian women rsquo s thought and idea during Joseon Dynasty generally related to moral, self dicipline, and Tao."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Desvinta Ayu Iriani
"Korea dikenal sebagai negara paling Konfusianisme di dunia. Konfusianisme mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat Korea, termasuk di antaranya keberadaan perempuan. Perempuan dalam ajaran Konfusianisme hidup tanpa memperoleh kebebasan untuk melakukan hal sesuai dengan keinginan mereka. Kedudukan perempuan juga dianggap lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki dan perempuan tidak dianggap penting di dalam masyarakat. Kemudian, mereka juga tidak bisa memperoleh pendidikan formal seperti laki-laki. Selain itu, perempuan juga tidak dapat berpartisipasi di dunia kerja karena tidak memiliki kebebasan untuk keluar rumah. Namun, seiring dengan berjalannya waktu dan kemajuan teknologi, Korea kini mengalami banyak perubahan dan berkembang tidak terkecuali perempuan Korea. Maka, dengan menggunakan metode penelitian deskriptif analisis, penelitian ini ingin menjabarkan bagaimana dinamika perkembangan peran perempuan Korea dari Dinasti Joseon sampai Abad 21 ditinjau dari sudut pandang budaya Konfusianisme. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran perempuan Korea dari Dinasti Joseon sampai Abad 21 ditinjau dari sudut pandang Konfusianisme mengalami dinamika perkembangan yang signifikan.

Korea is a country most known for it?s strong belief of Confucianism. Confucianism has a significant effect in the aspect of living, particularly in Korean society, such as the existence of women. On the principle of Confucianism, women live without freedom to do something as they wished. Their status is considered to be lower than men in the Confucian hierarchy. They have no importance in the society; they cannot pursue the same formal education as men. Furthermore, women are unable to participate in the variety of occupations because they do not have the freedom to go out. However, as the time passes and the developing of technologies, Korea has changed due to the influence of a lot of things, including existence of women. Thus, with the using of descriptive analysis method, this study wants to describe about the dynamics of women?s role in Korea from Joseon Dynasty until the 21st century from the point of view of Confucian culture. The results showed that the role of Korean women of the Joseon Dynasty until the 21st century from the point of view of Confucian culture experienced significant development dynamics."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S65150
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Fajria Yuliantini
"Skripsi ini membahas perubahan peran wanita pada saat kerajaan Joseon ke modern Korea ditinjau dari sudut pandang ajaran Konfusianisme. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perubahan peran wanita Joseon yang hanya sebatas urusan rumah tangga ke masa modern Korea dengan memasuki dunia kerja.
Dari penelitian kualitatif deskriptif ini dapat disimpulkan bahwa perubahan peran wanita Joseon ke modern Korea menimbulkan dampak positif dan negatif. Selain itu, sistem patriarki dan hierarki yang berdasarkan ajaran Konfusianisme tetap berjalan, seperti masih terdapatnya diskriminasi jender dalam hal pembagian dan kesempatan kerja.

The focus of this study is the changing of women in the Joseon dynasty into Modern Korea reviewed from the perspective of the teachings of Confucianism. The purpose of this study to know changes the role of Joseon women that only for household affairs to the modern Korea with entering the workforce.
From this descriptive qualitative research can be concluded that the changing role of Joseon women to modern Korea the impact of positive and negative. In addition, the patriarchal and hierarchy system based on the teachings of Confucianism remains running, as there is still gender discrimination in terms of distribution and employment opportunities.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43296
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"In the early of the Joseon dynasty,its was common for banquets for unity (hoereyeon) and banquets for the elderly(yangnoyeon) to be held regularly once a year,and celebratory banquets (jinyeon) held on specific accasions,such as national holidays and the birthdays of royal family members
"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Cynthia Cavalli
"ABSTRAK
Pansori adalah salah satu seni tradisional Korea dengan cerita musikal yang sangat digemari oleh masyarakat Korea. Pansori muncul dari kalangan bawah yang kemudian disukai oleh kalangan atas. Pansori dalam versi asli terdiri dari seorang penyanyi sorikkun laki-laki dan seorang pemukul gendang gosu . Perempuan tidak mendapatkan tempat layaknya laki-laki dalam kesenian pansori. Dalam film Dorihwaga terlihat kemunculan penyanyi pansori perempuan pada masa Joseon. Jurnal ini akan menganalisis tentang bagaimana kedudukan perempuan dalam kesenian pansori pada masa Joseon dalam film Dorihwaga, serta dekonstruksi budaya patriarki yang terdapat dalam ajaran Konfusianisme. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji perubahan budaya patriarki Konfusianisme dan posisi perempuan di dalam pansori pada masa Joseon. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan pengaruh budaya patriarki Konfusianisme dalam pansori dengan diakui dan diizinkannya perempuan untuk tampil. Hal itu juga menunjukkan bahwa paham Konfusianisme masa Joseon terhadap perempuan adalah keliru.

ABSTRACT
Pansori is one of the Korean traditional art with musical story which is greatly fancied by Korean people. Pansori emerged from lower class and later favoured by the upper class. Pansori in original version consists of a man singer sorikkun and a drum beater gosu . Women did not have special place as men in pansori art. The emergence of a woman pansori singer during Joseon period is seen through Dorihwaga film. This journal analyzes about women rsquo s position in pansori art during Joseon period through Dorihwaga film as long as deconstruction of patriarchal culture which is found in Confucian doctrines. This research aims to look at the change of Confucianism patriarchy culture and women rsquo s position through pansori during Joseon period. The qualitative research method is used as research method. Literature review method is used as data collection method. The result found from this research is that there was a change of Confucianism patriarchy culture influence in pansori which then acknowledged and allowed women to perform it. It also shows that Confucian concept in Joseon era towards women was mistaken."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf;
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Redita Devi
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai perkembangan Kristen di Korea tahun 1784 hingga 1910 sejak masa awal masuknya di Korea hingga masa akhir kerajaan Joseon. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan perkembangan Kristen di Korea melalui sikap dan respon masyarakat Korea dalam berbagai kebijakan pemerintah Joseon, serta beberapa peristiwa yang terkait dengan benturan antara kebijakan pemerintah dengan sikap masyarakat pendukung dan penganut Kristen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah dengan desain deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Kristen di Korea pada masa Joseon dianggap sebagai ilmu baru oleh kaum pelajar Konfusian. Akan tetapi, dalam perkembangannya Kristen mengalami berbagai hambatan, terutama disebabkan oleh kebijakan anti-Kristen dari pemerintah di masa akhir Joseon.

ABSTRACT
This Thesis discusses about the development of Christian in Korea in 1784-1910, from the first Christian introduced in Korea until the late of Joseon era. This research aimed to explain the development of christianity in Korea through some government policies in Joseon era, also some incidents that related to the impact of government policy and Korean christian attitude. This research applies historical method with descriptive design. The result of this research shows that Confucians scholar in Joseon era regarded Christian as a new science. However, Christianity in Korea had to face many obstacles, especially the anti-christian policy that government of Joseon era enacted."
2016
S64298
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deni Putri Septiani
"Dilatarbelakangi oleh film bertema sejarah Korea periode Dinasti Joseon (1392-1910), berjudul The Royal Tailor, yang bercerita tentang dua orang desainer kerajaan, penelitian ini dilakukan untuk mengungkap simbol yang ada pada busana dalam film tersebut. Simbol merupakan suatu alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada komunikan. Simbol bisa berupa apa saja, termasuk busana sebagai objek yang digunakan seseorang dalam keseharian. Busana bisa menjadi sebuah refleksi kebudayaan suatu peradaban. Penelitian tentang simbol pada busana kerajaan Dinasti Joseon dapat mengungkapkan catatan sejarah mengenai peradaban pada zaman Dinasti Joseon. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif analitis dengan pendekatan semiotik. Teori semiotika yang digunakan adalah sistem tanda, simbol, dan ikonisitas. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa simbol pada busana memiliki pesan, doa, atau harapan tertentu bagi pemakainya terutama raja pada zaman itu.

Due to the Korean historical-themed film during the Joseon Dynasty period (1392-1910), entitled The Royal Tailor, which tells the story about two royal designers, this study was conducted to reveal the symbol on clothing in the film. The symbol is a tool that is used to convey a message to the communicant. Symbol can be anything, including clothing as an object that a person uses in everyday life. Clothing can be a reflection of a culture of a civilization. Research on the symbols on the royal Joseon Dynasty clothing can reveal the historical record of the civilization in the time of the Joseon Dynasty. This study was conducted with descriptive analysis method through the semiotic approach. Semiotic theory used is a system of signs, symbols, and iconicity. The result of this study revealed that the symbols on the clothing contain a message, a prayer, or a certain expectation for the wearer, especially the king of that era.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S65800
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kang Myeong Gwan
KOR 306.519 KAN j II (2)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Joseon kings amde many visits to the tombs of their precedi kings as a means of expressing their filial piety and demontrating their legitomacy as sovereign,and King Jeongjo was no exception..... "
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Syarafina Amalia Imam
"Pembahasan skripsi di bagian awal, bermula dari proses pembentukan Dinasti Umayyah oleh bangsa Arab di Spanyol, yang pada akhirnya mampu menguasai Spanyol dari tangan umat Kristen sehingga menjadikan Spanyol Islam sebuah negara yang kuat. Setelah itu pembahasan dilanjutkan dengan proses pembangunan serta perkembangan Masjid Cordoba dibawah kekuasaan para amir Umayyah yang berkuasa pada saat itu. Hingga pada akhirnya kekuasaan para pemimpin tersebut tidak dapat dipertahankan karena adanya intervensi yang berujung pada sebuah penaklukkan oleh umat Kristen pada 1236. Bersamaan dengan kejadian tersebut maka semenjak saat itu, Masjid Cordoba lantas berubah fungsi menjadi Gereja Katedral. Hingga pada akhirnya sisa peninggalan masjid tersebut dijadikan sebagai saksi sejarah kejayaan Islam di Spanyol.

On the first research chapter, it is started from the Umayyah Dinasty which was formed by the arabic who domicile in Spain, which eventually did empowered the Spanish from the Christians thus created Spain into full power Islamic country. Next chapter continous into the establishment and development of Cordoba Mosque which is under the power of Amir Umayyah who authorized it. Moreover, the power of those leader could not be maintained because of the intervension whereby lead to the Christians reconquest on 1236. By the time of that event, since then Cordoba Mosque was converted to become Cathedral Church. Finally, the mosque’s heritage becomes the Islamic historical memoriam in Spain.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S56223
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>