Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 67801 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Relita Lestaria
"Tulisan ini membahas mengenai pergeseran makna cantik dalam masyarakat Korea Selatan dari zaman Joseon menuju zaman modern. Korea merupakan suatu negara yang terletak di Asia Timur dan termasuk kedalam ras Mongoloid yang mempunyai sejarah panjang dan karena derasnya arus globalisasi dan modernisasi yang berkembang dengan cepat di negara tersebut, masyarakat Korea mulai menerima ideologi dan juga perspektif baru yang banyak mendapat pengaruh dari bangsa Barat. Termasuk di dalamnya adalah apa yang disebut cantik di dalam masyarakat Korea Selatan sendiri. Penelitian yang dilakukan memakai metode kualitatif, dengan menggunakan beberapa acuan ilmiah yang berkaitan dengan topik pembahasan yang bertujuan untuk mengetahui perubahan pandangan tentang cantik dalam masyarakat Korea Selatan. Dari hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa Barat mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap nilai kecantikan dalam Masyarakat Korea.

This reseach study is about the shifted meaning of beauty in South Korea rsquo s Society from Joseon era to modern times. South Korea is a country that is located in East Asia and it belongs to Mongoloid race that has a long history but due to the rapid flow of globalization and rapidly growing modernization in the country, Korean society began to accept new ideology as well as new perspectives which strongly influenced by western and that includes the meaning of beauty in South Korea rsquo s society. This research done by using qualitative method and aims to determine the changing views about beauty in South Korea rsquo s society and the result of the analysis shows that the West has a very big impacts or influence on the value of beauty in the current South Korea rsquo s society.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dhanisa Kamila
"Skripsi ini membahas tentang pengaruh ajaran Konfusianisme yang berkembang di Korea Selatan terhadap persaingan pemerolehan pendidikan tinggi di masyarakat modern Korea Selatan. Dengan menggunakan metode deskriptif analisis, hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dari ajaran Konfusianisme terhadap persaingan dalam pendidikan di masyarakat modern Korea Selatan melalui nilai-nilai familisme, chemyeon, grupisme, elitisme, dan paternalisme. Nilai-nilai tersebut mendorong masyarakat Korea untuk bersaing dengan ketat demi meraih pendidikan terbaik yang mengindikasikan pada masa depan yang cerah.

This thesis discusses about the influence of Confucianism towards education competitiveness in modern Korea society. Using descriptive analysis method, the analysis focuses on the values of Confucianism and its relation to the phenomenons of education competition in modern Korean Society, particularly in the acquisition of higher education. The result shows that Confucianism gives strong influence on education competition in Korean modern society through its familism, chemyeon, groupism, elitism, and paternalism values. Those values encourage Korean society to strictly compete in order to achieve the best education that indicates a bright future."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S62727
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Wulan Defridayanti
"ABSTRAK
Konfusianisme merupakan suatu filosofi yang mengutamakan moral manusia. Ajaran ini
berasal dari Cina, tetapi pengaruhnya lebih besar di Korea. Konfusianisme di Korea
memengaruhi nilai-nilai masyarakat Korea sejak zaman Joseon, terutama dalam hubungan
antar sesame manusia. Akan tetapi memasuki era modern Korea mulai meninggalkan nilainilai
lama dan menganut nilai dan ajaran baru megikuti tren masyarakat global. Jurnal ini
membahas contoh nilai Konfusianisme yang masih ada hingga saat ini. Tujuan dari
pembahasan ini yaitu untuk mengetahui nilai konfusianisme apa saja yang masih ada di
masyarakat Korea. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif
dan menggunakan metode pustaka sebagai metode pengumpulan data. Temuan dari
penelitian ini adalah Konfusianisme mempunyai pengaruh yang sangat besar di masyarakat
Korea pada zaman Joseon, tetapi di masa modern ini, pengaruh Konfusianisme sudah
semakin melemah dan mulai ditinggalkan.

ABSTRACT
Confucianism is philosophy that focuses on morality. This teaching comes from China, but
has bigger influence in Korea. From the beginning of Joseon, Confucianism has already
affected value of Korean people, especially in human relationship. Nevertheless when Korea
become more modern, Korean people start to abandon Confucianism’s value and embrace
modern value following western people. The purpose of this research is to know what kind
of Confuscianism value that still exist in Korean society. The method used is descriptive
qualitative and for the data collection method used is the literature method. The result of this
research is Confucianism has a great influence on Korean people when Joseon Dynasty was
established, however in modern time, Confucianism influence has been weakened and
forgotten"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Milka Dike Widianto
"ABSTRAK
Kasus bunuh diri di Korea Selatan masih menjadi salah satu masalah yang dominan. Akan tetapi di antara bunuh diri yang terjadi, lansia adalah kelompok umur yang melakukan jumlah bunuh diri terbesar di Korea Selatan. Hal ini dikarenakan adanya pergeseran dari nilai hyo dalam masyarakat Korea Selatan dan mempengaruhi kohesivitas sosial masyarakat. Tujuan penulisan jurnal ini adalah mencari kaitan dari pergeseran nilai hyo dalam institusi keluarga dan bagaimana pergeseran tersebut mempengaruhi tingkat bunuh diri lansia di Korea Selatan dan peran kohesivitias sosial dalam rupa institusi keluarga dan institusi sosial dalam mencegah bunuh diri lansia di Korea Selatan. Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan jurnal ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan pengumpulan sumber data melalui studi kepustakaan. Hasil temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara pergeseran nilai hyo terhadap peningkatan bunuh diri lansia di Korea Selatan.

ABSTRACT
The case of suicide in South Korea still remains as one of its most dominant issues. But among the suicides that occurred, the elderly were the age group that had the largest number of suicide cases in South Korea. This is due to the shift of the hyo value in South Korean society and its effect to the social cohesiveness in society. The purpose of writing this journal is to look for a connection between the shift in the hyo value in the family institution and how this shift affects elderly suicide rate in South Korea and the role of social cohesion in the form of families and social institutions in preventing elderly suicide in South Korea. Method used in the writing of this paper is the descriptive qualitative and the method of collecting the data source is through the study of literature. The findings of this study indicate that there is a correlation between the shift in the hyo value against an increase of elderly suicide in South Korea."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Yasmina Putriningrum
"Ajaran Konfusianisme di Korea telah membawa dampak yang besar terhadap perubahan nilai-nilai budaya tradisional masyarakat Korea, di antaranya adalah perayaan ulang tahun pertama (Doljanchi) yang mendapat pengaruh dari ajaran Konfusianisme. Perayaan ini pada awalnya dilakukan karena keadaan sosial-ekonomi masyarakat Korea yang masih terbelakang. Perayaan Doljanchi dilakukan sebagai bentuk ekspresi rasa terima kasih kepada dewa-dewa dan juga sebagai representasi simbol harapan bagi sang bayi saat tumbuh dewasa. Seiring dengan berjalannya waktu, perayaan ini mengalami perubahan bentuk dan pergeseran nilai budaya di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perubahan nilai budaya yang terdapat pada perayaan Doljanchi di dalam masyarakat modern Korea. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik wawancara dan studi pustaka. Hasil penelitian ini mennjukkan bahwa telah terjadi perubahan nilai budaya dalam perayaan Doljanchi di masa modern akibat transformasi dan perubahan sosial budaya dalam masyarakat Korea. Ini berdampak pada perayaan Doljanchi, seperti perayaan yang hanya mengundang keluarga dan kerabat terdekat, beragamnya barang yang diikutsertakan dalam Doljabi, dan berkurangnya proses ritual yang dijalankan.

Confucianism in Korea has had a great impact on changes in the traditional cultural values of Korean society, including the traditional celebration on the first birthday (Doljanchi) which was influenced by Confucianism. Doljanchi was originally carried out because of the socio-economic conditions of the Korean society which is still underdeveloped. Doljanchi’s celebration is done as a form of expression of gratitude to the gods ans also as a symbol of hope for the baby as the baby grows up. Over time, the celebration of Doljanchi has changed its form and shifted the cultural values in it. This study aims to identify changes in cultural values in Doljanchi celebrations in modern Korean society. This study uses qualitative methods with interview techniques and literature study. The results of this study indicate that there has been a change in cultural values in the Doljanchi celebration in modern times due to social cultural transformation and change in Korean society. This has an impact on Doljanchi celebrations, such as celebrations that only include family and closest relatives, the variety of items included in Doljabi, and the reduced process of rituals carried out."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Hani Fadia Zahra
"Kemajuan teknologi secara tidak langsung membawa pengaruh besar terhadap perubahan kebudayaan yang ada di dalam suatu masyarakat. Internet sebagai salah satu hasil kemajuan teknologi informasi juga telah mempengaruhi pola kehidupan suatu masyarakat. Demikian pula dengan Korea, keberadaan internet telah memicu fenomena budaya internet di dalam masyarakat Korea, antara lain Cyworld dan Lineage yang merupakan produk internet hasil kemajuan teknologi Korea Selatan. Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis budaya Cyworld dan Lineage dalam masyarakat modern Korea. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Cyworld dan Lineage telah menjadi budaya unik bagi masyarakat modern Korea. Hal ini dikarenakan Cyworld dan Lineage memiliki nilai-nilai tradisional Korea yang menjadikannya khas dan cenderung lebih disukai masyarakat Korea dibandingkan dengan produk internet dari negara lain.

The improvement of technology indirectly has brought great influence to the culture of a society. Internet as the result of information and technology improvement has also affected the pattern of life’s style of a society. Similarly, the existence of internet has triggered a phenomenon of internet culture in Korean society such as Cyworld and Lineage which are the products of internet as the result of technology improvement in Korea. Using descriptive qualitative method, the aim of this research was to prove the culture of Cyworld and Lineage in Korean modern society. The result of this research showed that Cyworld and Lineage has become a unique culture for South Korea modern society. This was because Cyworld and Lineage contained Korean traditional values that made them unique and tend to be loved by the Korean society than the other internet products from the other countries.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia;, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Bagus Mahendra
"Dalam kehidupan manusia, pasti akan berakhir dengan kematian. Ketika seseorang meninggal dunia, pada umumnya orang tersebut meninggalkan hartanya kepada orang-orang terdekat. Oleh karena itu, pembagian warisan menjadi hal yang penting bagi kebanyakan orang. Akan tetapi, tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak orang yang tidak mengetahui tentang bagaimana sebenarnya sistem pembagian warisan di Korea Selatan dengan budaya patriarki yang kuat, hasil pengaruh dari Konfusianisme. Jurnal ini menganalisis tentang budaya patriarki dan pembagian warisan di Korea Selatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah budaya patriarki mempengaruhi pembagian warisan di Korea Selatan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode pustaka. Temuan dari penelitian ini adalah Konfusianisme dengan budaya patriarki yang kuat memiliki pengaruh terhadap pembagian warisan di Korea Selatan pada zaman dahulu, sedangkan di masa modern ini, pengaruhnya sudah semakin melemah.
In this life, people will inevitably end in death. When someone dies, it?s usual that person leaves the property to those who have a close relationship. Therefore, the inheritance becomes important for most people. However, it is undeniable that there are still many people who do not know about how the actual inheritance systems in South Korea with a strong patriarchal influence of Confucianism. This journal analyzes of patriarchy and inheritance in South Korea. The purpose of this research was to determine whether the patriarchal culture affect the distribution of inheritance in South Korea. The method used is descriptive qualitative method. Data collection method used is the litterature method. The result of this research is the Confucian patriarchy has a strong influence on the distribution of inheritance in South Korea?s away back, but right now, in the modern period, the influence has been weakened."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Vannia Dwini Pusparanti
"Korea Selatan merupakan salah satu negara di Kawasan Asia Timur yang sedang mengalami perkembangan yang pesat. Akan tetapi, perkembangan pesat yang dialami Korea Selatan saat ini menimbulkan masalah struktur sosial di dalam kehidupan masyarakat Korea Selatan itu sendiri. Masalah ini mengakibatkan jumlah pengangguran di Korea Selatan yang sebagian besar adalah generasi muda megalami peningkatan. Oleh karena itu, mulai muncul istilah Hell Joseon yang digunakan oleh generasi muda sebagai ungkapan kekecewaan mereka terhadap keadaan sosial yang sedang terjadi. Istilah Hell Joseon mulai populer digunakan oleh generasi muda Korea Selatan sejak tahun 2015. Penelitian ini akan menganalisis makna istilah Hell Joseon yang digunakan oleh generasi muda Korea Selatan dalam menggambarkan keadaan sosial di negaranya berdasarkan studi semiotika. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan pendekatan semiotik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui makna yang terkandung dalam istilah Hell Joseon yang digunakan generasi muda Korea Selatan untuk menggambarkan keadaan sosial disana. Hasil dari penelitian ini adalah istilah Hell Joseon mengandung makna yang negatif sebagai acuan tempat dan cara masyarakat dalam menggambarkan kondisi sosial Korea Selatan.

South Korea is one of the countries in the East Asia Region that is experiencing rapid development. However, the rapid development experienced by South Korea is currently causing social structural problems in the lives of the people itself. This problem resulted in the number of unemployed people in South Korea, most of whom are young people increasing. Therefore, the term Hell Joseon began to be used which was used by the younger generation as an expression of their disappointment at the events that were happening. The term Hell Joseon began to be popularly used by the younger generation of South Korea since 2015. This research will analyze the meaning of the term Hell Joseon used by the young generation of South Korea in describing the social conditions in their country based on semiotic studies. This study uses descriptive analysis method with a semiotic approach. The purpose of this study was to find out the meaning contained in the term Hell Joseon used by the young generation of South Korea to describe the social conditions. The results of this study are the term is containing negative meanings as a reference to place and way of society in describing the social conditions of South Korea."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rigia
"Setiap kebudayaan termasuk Korea Selatan memiliki ciri khas komunikasi nonverbal tersendiri. Komunikasi nonverbal terdiri dari beberapa jenis, salah satunya adalah gestur. Sebuah gestur yang sama dapat memiliki makna yang berbeda tergantung pada kebudayaan-kebudayaan tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bentuk-bentuk gestur khas masyarakat Korea Selatan dan pemaknaannya. Objek penelitian ini adalah proses komunikasi masyarakat Korea Selatan yang diamati melalui tayangan serial televisi atau yang dikenal sebagai drama Korea. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Adapun beberapa gestur khas yang berhasil diamati antara lain, membungkuk, berlutut, aegyo, memukul kepala, dan beberapa gestur yang melibatkan gerakan tangan lainnya. Pemaknaan gestur-gestur ini sangat dipengaruhi oleh perbedaan status sosial seseorang. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan cara melakukan sebuah gestur dan cara memberikan respon terhadap gestur tersebut. Gestur- gestur yang berhasil diamati memang belum mencakup keseluruhan gestur khas masyarakat Korea Selatan. Kendati demikian penulis berharap penelitian ini tetap dapat memberikan informasi mengenai beberapa gestur khas masyarakat Korea Selatan kepada pembaca.

Each culture including South Korean has their own typical nonverbal communication. There are several types of nonverbal communication such as gesture. A same gesture could have different meaning depends on certain cultures. This paper is aimed to explain South Korean society’s typical gestures and how to interpret them. The object of this paper is South Korean society’s way of communicating which had been observed through their television series, as known as Korean drama. This paper use qualitative method to collect and analysis the data as it is used to present the result of the research. There are several typical gestures that will be explained in this paper such as bowing, kneeling, aegyo, hitting other’s head, and some others hand gestures. The interpretation of these gestures are strongly influenced by social status differences. Those differences can be seen from one's way to do certain gesture and how the other gives respon to that. The gestures that will be explained in this paper are still not enough to take cover for all of South Korean society’s typical gestures indeed. Still I hope that this paper could give necessary information regarding South Korean society’s typical gestures to the readers.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ferdiansyah
"Korea Selatan memiliki banyak peristiwa penting dalam sejarah bangsanya yang mengantarkannya menjadi salah satu negara maju dan memiliki ekonomi yang baik di Asia Timur. Keberhasilan itu menunjukkan peran negara dalam melakukan pendidikan karakter terhadap masyarakatnya. Fenomena tersebut sejalan dengan sebuah riset dari Thomas J Stanley yang mengatakan bahwa sifat kompetitif menjadi salah satu faktor yang mendorong kesuksesan individu. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan dinamika sistem ujian nasional yang berkembang di Korea Selatan hingga membentuk karakter kompetitif pada masyarakatnya. Peneliti berfokus pada latar-belakang terbentuknya karakter kompetitif pada masyarakat Korea Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian studi kepustakaan dengan menggunakan pendekatan diakronis. Hasil analisis menunjukkan bahwa sistem ujian nasional yang dikembangkan sejak abad ke-5 mampu menjadi motivasi sekaligus mengontrol perilaku kompetitif yang ada di masyarakat Korea Selatan. Dinamika sistem ujian nasional yang diselenggarakan pemerintah berhasil menciptakan internalisasi nilai-nilai kompetitif tidak hanya di bidang pendidikan tetapi meluas ke segala aspek kehidupan masyarakat Korea Selatan.

South Korea had many important events in its nation's history that have led it to become one of the developed countries and has a good economy in East Asia. This success shows the role of the state in carrying out character education for its people. This phenomenon is in line with a research from Thomas J Stanley which said that competitiveness is one of the factors that drives individual success. The purpose of this study is to explain the dynamics of the national exam system that is developing in South Korea to shape the competitive character of its society. Researcher focus on the background of competitive character development in South Korean society. This research is a literature study using a diachronic approach. The results of the analysis show that the national exam system developed since the 5th century is able to motivate and control competitive behavior in South Korean society. The dynamics of the national exam system organized by the government succeeded in creating the internalization of competitive values not only in the education sector but extending to all aspects of South Korean society's life."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>