Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6773 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hersey, John
[Place of publication not identified]: Penguin Books, 1958
952.033 HER h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Lifton, Robert Jay
New York: Vintage Books, 1967
155.935 LIF d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
T. Jacob
Djakarta: Balai Pustaka, 1991
899.221 JAC d;899.221 JAC d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Loggem, Manuel van, 1916-
"roman mengenai kehidupan seorang yang mengalami kejadian Hiroshima"
Utrecht ; Antwerpen : A.W. Bruna & Zoon, 1967
BLD 839.36 LOG e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Inas Fathyasyifa Shabrina
"ABSTRAK
Skripsi ini menganalisis hal-hal apa saja yang dipertimbangkan saat Amerika Serikat memutuskan untuk menjadikan kota Hiroshima sebagai target utama dijatuhkannya bom atom. Berdasarkan banyaknya penelitian yang sudah ada mengenai Perang Dunia II, terdapat banyak pendapat dari para ahli mengenai alasan Amerika Serikat untuk menjatuhkan kedua bom atom di Jepang. Meskipun Jepang memiliki banyak kota besar, awalnya Amerika Serikat memilih lima kota sebagai target untuk mengakhiri perang, yakni: kota Kyoto, kota Hiroshima, kota Kokura, kota Yokohama, dan kota N?gata. Namun, kota Kyoto yang merupakan kota terpenting bagi kebudayaan Jepang, akhirnya digantikan oleh kota Hiroshima sebagai target utama. Dengan mengetahui pertimbangan apa saja yang diambil oleh Amerika Serikat mengenai kota Hiroshima sebagai target utama serangan bom atom, dapat disimpulkan bahwa Amerika Serikat tidak hanya melihat dari sisi kepentingan politik dan militer saja, namun Amerika Serikat ternyata masih mempertimbangkan dari sisi kepentingan budaya.

ABSTRACT
This study analyzes what matters were considered when the United States decided to make Hiroshima as a prime target for the dropping of atomic bomb. Based on many existing studies on World War II, there are many opinions from the experts on why the United States dropped both atomic bombs in Japan. Although Japan has many major cities, the United States initially chose five cities as the targets to end the war Kyoto, Hiroshima, Kokura, Yokohama and N gata. However, Kyoto which has been the most important city for Japanese culture, eventually was replaced by Hiroshima as the main target. By knowing what matters were taken into account by the United States about Hiroshima which was selected as the main atomic bomb target, it can be concluded that the United States did not only consider the political and military interests, but the United States also considered the cultural interests."
2017
S68406
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yahya Ayyasy
"Muncul dari kehancuran Jepang pasca-perang, Metabolism Movement, gerakan avant-garde dari timur, menantang sifat statis arsitektur dengan visinya mengenai keberlanjutan dan kemampuan beradaptasi. Kehancuran Perang Dunia II menunjukkan kehancuran yang mengerikan. Melalui rekonstruksi fisik, banyak perumahan dan bangunan sementara disediakan, bersamaan dengan rencana ambisius pemerintah untuk membangun megalopolis di sepanjang kepulauan Jepang. Namun, pendekatan top-down ini sering kali berbenturan dengan persepsi masyarakat, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang siapa yang mengendalikan masa depan kota. Di tengah pragmatisme rekonstruksi, muncullah Metabolism. Terinspirasi oleh proses biologis, arsitek Metabolism membayangkan megastruktur yang mampu merespons perubahan kebutuhan sosial dan lingkungan dalam membangun kembali keadaan kota setelah kekalahan dan kehancuran selama Perang Dunia II. Idealisme arsitektur yang ambisius ini, meskipun tidak terwujud seluruhnya, menyanggah sifat statis urbanisme tradisional, menawarkan gambaran konteks yang dapat mengubah dan merespons masa depan dengan dinamis. Skripsi ini menggali latar belakang dan prinsip-prinsip inti Metabolism Movement dan menganalisis secara kritis penerapannya untuk menghadapi berbagai tantangan arsitektur dan perkotaan pada periode aktivitasnya hingga akhir. Terlepas dari idealisme yang revolusioner, Metabolism menghadapi permasalahan dan kekhawatiran dengan keterbatasan dalam implementasinya. Melalui konteks historisnya, peninjauan kembali ke Metabolism dilakukan dengan menyelidiki relevansi gerakan ini di antara gerakan-gerakan avant-garde lainnya dengan memahami sejarah, cita-cita, dan tantangan gerakan tersebut, yang mendorong mereka untuk menciptakan urbanisme yang dinamis dan merespons kebutuhan masyarakat yang selalu berubah.

Emerging from the ashes of post-war Japan, Metabolism Movement, the eastern avant-garde, challenged the static nature of architecture with its vision of continuity and adaptability. The devastation of World War II bore the gruesome testimony of destruction. Through the physical reconstruction, many of temporary housing and building were provided along with the ambitious masterplan of building megalopolis in the belt of the country. Yet, this top-down approach often clashed with the lived experiences of communities, raising questions about who controlled the future of the city. Amidst the pragmatism of reconstruction, Metabolism emerged. Inspired by biological processes, Metabolists envisioned megastructures capable of responding to changing social and environmental needs in rebuilding urban state after the defeat and destruction during World War II. These ambitious architectural dreams, though not always fully realized, challenged the static nature of traditional urbanism, offering a glimpse into a context that could transform and respond to the dynamic future. This thesis delves into the background and core principles of Metabolism Movement and critically analyzing their application to face several architectural and urban challenges in their prevalent time until the end of the movement. Despite its revolutionary ideals, Metabolism faced issues and raised concerns for the limitations in the implementation. Through its specific historical context, the revisit to Metabolism inquires the relevance of the movement among the other avant-gardes by understanding the movement's history, ideals, and challenges, which encourage them to create dynamic urban environments that respond to the ever-changing needs of their present and future."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imas Yuliani
"ABSTRAK
15 Agustus 2017 lalu, Jepang memperingati Hari Berakhirnya Perang Dunia II yang ke-72. Selama 72 tahun terlepas dari perang, Jepang masih memiliki isu-isu terkait perang yang belum terselesaikan. Isu perang di Jepang merupakan isu yang hangat namun tabu untuk dibahas. Untuk memperingati hari yang bersejarah, tiga surat kabar nasional Jepang, yaitu Asahi Shimbun, Mainichi Shimbun dan Sankei Shimbun menerbitkan editorial dengan suasana yang sama, yaitu mengenai perang dan sejarah perang Jepang di laman website masing-masing. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana ketiga surat kabar nasional Jepang membingkai masing-masing editorialnya. Melalui analisis framing milik Robert M. Entman, penelitian ini diharapkan mampu memberikan pemahaman mengenai bagaimana ketiga surat kabar ini mengkonstruksi agenda pribadi masing-masing melalui pembingkaian yang dilakukan pada isu terkait perang pada hari yang sangat bersejarah bagi Jepang.

ABSTRACT
August 15th this year, Japan commemorate their 72nd Anniversary of World War II. Even though it has been 72th since war ended, Japan still has unresolved issues related to the war. The issue of war in Japan is a quite a hot topic yet taboo to discuss. To commemorate the historic day, three of Japaneses national newspaper, which is Asahi Shimbun, Mainichi Shimbun and Sankei Shimbun published an editorial on the same line, which is about the war and history of Japanese war on their own respective website pages. This research aims to see how the three Japaneses national newspapers frame their own editorial. Through Robert M. Entman 39s framing analysis, this research is expected to provide an understanding of how these three newspapers construct their own individual agendas through framing methods on war related issues and history of Japanese war."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Keshia Safitri
"ABSTRAK
Sumber energi terkait erat dengan keberlangsungan hidup orang banyak. Oleh sebab itu keamanan energi menjadi salah satu prioritas dalam kepentingan nasional tiap negara. Jepang sebagai negara maju tidak mampu memenuhi kebutuhan energinya secara mandiri. Meski pada awalnya energi nuklir diharapkan mampu menjawab isu keamanan energi Jepang namun sejak insiden Fukushima Daiichi, seluruh kegiatan yang menyangkut pengolahan energi nuklir harus dihentikan untuk sementara waktu. Untuk memenuhi kebutuhan energinya, Jepang menggunakan sumber energi fosil seperti minyak, gas, dan batubara. Indonesia sebagai negara yang kaya akan gas dan batubara menjadi negara yang dibidik oleh Jepang untuk membantu memenuhi kebutuhan energinya. Jepang dan Indonesia memiliki sejarah yang panjang. Selama ini Jepang telah mempertegas keamanan energinya dari Indonesia dengan menggunakan bantuan Official Development Assistance serta melalui Japan-Indonesia Economic Partnership Agreement. Kini terjadi peningkatan permintaan gas dalam negeri di Indonesia sehingga pasokan ekspor gasnya terancam. Pemerintah Indonesia pun menciptakan kebijakan Domestic Market Obligation untuk melindungi konsumer dalam negeri. Jepang terus mengupayakan jaminan keamanan energinya di Indonesia dengan melancarkan berbagai pertemuan tahunan seputar isu energi serta melakukan investasi melalui proyek kerja sama, Metropolitan Priority Areas. Faktanya Indonesia masih belum mampu mengolah sumber daya mineralnya secara mandiri sehingga investasi dari perusahaan Jepang masih sangat diperlukan. Namun hadirnya investasi perusahaan Jepang dengan skala yang besar justru semakin memperkokoh posisi Jepang sebagai ‘sahabat’ Indonesia. Sehingga permintaan Jepang pada Pemerintah Indonesia akan ditanggapi dengan serius dan cepat.

ABSTRACT
Energy sources is closely related to the survival of many people. Therefore energy security became a priority in the national interests of every countries. Japan as a developed country is unable to meet its energy needs independently. Although nuclear energy initially expected to address the issue of energy security of Japan but since Fukushima Daiichi incident, all activities related to the processing of nuclear energy should be stopped for a while. To meet its energy needs, the Japanese are using fossil energy sources such as oil , gas , and coal. Indonesia is a country rich in gas and coal and is targeted by Japan to help meet its energy needs . Japan has emphasized the security of its energy from Indonesia using Official Development Assistance as well as through the Japan - Indonesia Economic Partnership Agreement. Curently there’s an increase in domestic gas demand in Indonesia and evidently threatening the supply of exported gas. The Indonesian government created the Domestic Market Obligation policies to protect domestic consumers. Japan continues to pursue energy security in Indonesia by launching various annual meetings around the issue of energy and investing through cooperation projects such as the Metropolitan Priority Areas. Fact is Indonesia still not able to process mineral resources independently and that the investment of Japanese companies is still very necessary . However, the presence of Japanese companies investing in large scale even further strengthen Japan's position as a 'friend ' of Indonesia. So the Japanese request to the Government of Indonesia will be taken seriously and quickly"
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas representasi Hiroshima melalui tokoh Akainu dalam komik One Piece, tidak hanya dalam hal ujaran, yaitu dialek Hiroshima yang muncul pada tokoh, namun juga dalam stereotip serta unsur budaya. Dialek Hiroshima sering kali dihubungkan dengan cara bicara yakuza dan Akainu memiliki ciri-ciri fisik yakuza tersebut. Ilustrasi masa kecil tokoh Akainu pun merepresentasikan korban bom atom hibakusha yang jatuh di Hiroshima pada 6 Agustus 1945. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa studi pustaka dan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Akainu merepresentasikan Hiroshima melalui ujaran, sifat/karakter, serta ciri-ciri fisik tokoh dalam komik One Piece volume 56 ndash;59.

ABSTRACT
This study identifies the representation of Hiroshima through the character named Akainu from One Piece comic, not only through his type of speech, but also the stereotype and the elements of culture throughout Hiroshima. Hiroshima dialect is commonly associated with the Japanese yakuza rsquo s way of speaking and Akainu does have certain traits of the yakuza. The illustration of his childhood is also a representation of the surviving victims of the atomic explosion hibakusha in Hiroshima on August 6, 1945. This research is a qualitative research by using literature review and questionnaire to collect the data. The result shows that Akainu is the representation of Hiroshima in One Piece comic through his way of speaking and both his character and physical traits."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>