Ditemukan 97825 dokumen yang sesuai dengan query
Dinda Adennia Zahriani
"
ABSTRAKKehidupan perempuan Cina tradisional di Hunan mengalami suatu pembatasan ruang gerak. Mereka harus menjalankan suatu nilai budaya dan tradisi yang secara tidak langsung telah ldquo;mengikat rdquo; diri mereka. Perempuan tidak hidup dalam kebebasan. Banyak aturan yang membuat mereka sulit untuk mengembangkan wawasan serta diri mereka. Dalam kondisi tersebut, lahirlah N? Shu yang memberikan pengaruh besar bagi kehidupan mereka. N? Shu adalah bahasa rahasia yang diciptakan dan hanya digunakan oleh perempuan untuk berkomunikasi dan mengekspresikan diri. Kaum laki-laki pun tidak ada yang mengerti bagaimana cara menulis dan membaca N? Shu, karena N? Shu tidak boleh disentuh oleh laki-laki. Makalah ini membahas mengenai makna N? Shu dan pengaruh N? Shu bagi kehidupan perempuan Cina tradisional di Hunan.
ABSTRACTThe life of traditional Chinese women in Hunan experienced a restriction of space. They must exercise a cultural value and tradition that indirectly bind themselves. Women do not live in freedom. Many rules make it difficult for them to develop their insight and self. Under these circumstances, the birth of N Shu had a major impact on their lives. N Shu is a secret language that created and used only by women to communicate and express themselves. No man can understand how to write and read N Shu, because N Shu should not be touched by men. This paper discusses the meaning and what influences of N Shu brings to the lives of traditional Chinese women in Hunan."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Diandra Nurandea Monami
"Penelitian ini membahas tentang penggambaran kehidupan dan kedudukan sosial perempuan di era Cina tradisional berdasarkan peran tokoh perempuan bernama Ju Dou dalam film Ju Dou ????karya sutradara Zhang Yimou dan Yang Feiliang 1990. Dalam masyarakat tradisional Cina, perempuan memiliki kedudukan sosial yang lebih rendah dari pada laki-laki. Konsep ini menyebabkan perempuan tradisional Cina tidak memiliki pilihan dan kebebasan dalam menjalani kehidupannya. Penelitian ini menghubungkan penggambaran kedudukan sosial tokoh perempuan Ju Dou dalam film dengan kondisi sosial perempuan pada masa tradisional di Cina untuk meneliti sejauh mana penggambaran ini ditampilkan dalam film.
This study discusses the depictions of life and social position of women in the traditional Chinese era based on the role of the female character Ju Dou in the film Ju Dou by director Zhang Yimou and Yang Feiliang 1990 . In traditional Chinese society, women have lower social standing than men. This concept causes traditional Chinese women to have no choice and no freedom to live their lives. This study links the depiction of the social standing of the female character Ju Dou in the film with women 39 s social conditions in traditional Chinese times to examine the extent of which these depictions are featured in the film. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Yurie Agita
"Kehidupan perempuan dalam masyarakat Cina tradisional bukan merupakan kehidupan yang mudah. Ketimpangan kedudukan antara laki laki dan perempuan tergambar jelas dengan adanya aturan dan norma norma yang membedakan antara laki laki dan perempuan. Perempuan di dalam kebudayaan Cina yang patriakat digambarkan sebagai seseorang yang harus taat patuh sopan mempunyai tata krama setia kepada suami dan lain lain. 'The Good Earth atau Bumi yang Subur' merupakan novel karya Pearl S Buck yang menggambarkan kehidupan tokoh utama wanita yakni O Lan sebagai perempuan yang sangat memahami kedudukan dan statusnya di dalam keluarga. Tulisan ini berusaha memaparkan mengenai bagaimana tokoh O Lan menjalankan peran dan kewajibannya sebagai seorang istri ibu dan menantu di dalam keluarga suaminya Wang Lung.
Not an easy thing for women who live in Chinese traditional society. There are a lot of norms and rules which clearly distinguish the position between men and women in there. Women in patriarchal societies were described as a person who must be obedient polite have manners and be faithful to her husband. 'Bumi yang Subur or The Good Earth is one of novel of Pearl S Buck which describe a main female character's life named O Lan as a woman who understands her position and status in family. This paper will describe how O Lan carrying out her roles and duties as a wife mother and a daughter in law in her husband family Wang Lung."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
London: Rider & Company, 1986
181.11 TUN
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Farah Fadhila Alfani
"Tulisan ini menganalisa bagaimana perlindungan hukum bagi konsumen atas obat tradisional yang beredar di Indonesia, khususnya obat cina tradisional. Tulisan ini disusun dengan menggunakan metode penelitian doktrinal. Penulisan ini memiliki pembahasan seputar, bagaimana bentuk pertanggungjawaban pelaku usaha obat illegal menurut Undang-Undang, dan bagaimana bentuk pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap obat tradisional yang diproduksi oleh toko obat tradisional. Obat tradisonal merupakan obat yang terbuat dari tumbuhan herbal dan menjadi alternatif pengobatan untuk sebagian masyarakat karena khasiat dan manfaat yang terkandung. Namun, obat tradisional nampaknya tidak selalu aman untuk dikonsumsi. Dalam praktiknya masih banyak pelaku usaha yang tidak mendaftarkan produk dan juga tidak berpedoman pada Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB). Perilaku pelaku usaha yang licik yang berdampak membahayakan konsumen. Pemerintah dalam hal ini sudah mengatur secara komprehensif, bukti nyata nya adalah dengan adanya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Tentu saja sebagai pelaku usaha, harus bertanggung jawab atas produk yang mereka buat. Tanggung jawab tersebut dapat berupa tanggung jawab moral maupun criminal. Masalah konsumen yang timbul tidak hanya menjadi tanggungjawab pelaku usaha aja, namun menjadi tanggung jawab instansi terkait. Seperti dalam penulisan ini adalah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Dalam menjalankan fungsi pengawasannya, BPOM memiliki 2 (dua) tahap pengawasan, yaitu Pre-Market dan Post-Market. Dalam menanggapi masalah ini, BPOM harus memaksimalkan fungsi pengawasan mereka agar sejenis obat yang membahayakan tidak dikonsumsi oleh konsumen.
This article analyzes how legal protection is for consumers of traditional medicines circulating in Indonesia, especially traditional Chinese medicine. This article was prepared using doctrinal research methods. This writing has a discussion based on the problem around, the form of liability of the related parties in connection with an illegal traditional Chinese medicine according to the laws, and the role of the government and BPOM in monitoring medicines prepared by traditional drug store. Traditional medicine is medicine made from herbal plants and is an alternative treatment for some people because of the efficiacy and benefits they contain. However, traditional medicine does not always seem safe for consumption. In practice, there are still many business actors who do not register their products and are also not guided by Good Traditional Medicine Manufacturing Methods (CPOTB). The behavior of cunning business actors that has the effect of endangering consumers. In this case, the government has regulated it comprehensively, by established Law Number 8 of 1999 concerning Consumer Protection. As business actors, they must be responsible for the products they make. This responsibility can be in the form of moral or criminal responsibility. Consumer problems that arise are not only the responsibility of business actors, but also the responsibility of the relevant agencies. As in this writing is the Food and Drug Supervisory Agency (BPOM). In carrying out its supervisory function, BPOM has 2 (two) stages of supervision, namely Pre-Market and Post-Market. In responding to this problem, BPOM must maximize their monitoring function so that dangerous types of drugs are not consumed by consumers."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Haikal Milleza
"Sebagai salah satu titik dibangunnya MRT Tahap Dua di Jakarta, Glodok dirasa memiliki urgensi yang tinggi untuk dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai sebuah kawasan yang menerapkan Transit Oriented Development. Urgensi ini hadir karena beberapa hal yang salah satunya adalah karena populasi yang terus meningkat sehingga mengakibatkan tingginya jumlah lansia yang tentunya memiliki kondisi tubuh yang mengalami kekurangan kebugaran dan lebih rentan dalam terjangkit penyakit. Ditambah dengan kondisi banyaknya toko yang menjual obat tradisional cina disana membuat saya merasa bahwa kawasan Glodok ini memerlukan sebuah program berupa pusat pengobatan tradisional yang dapat menjaga kesehatan para lansia yang ada di kawasan Glodok serta menjadi pelengkap berupa pusat praktik pengobatan di tengah toko-toko eksisting yang menjual obat-obatan tradisional. Sehingga Glodok Traditional Chinese Healthcare (Shinse) ini pun hadir sebagai salah satu jawaban akan urgensi yang berkaitan dengan kesehatan para lansia yang ada disekitar. Dengan hadirnya Shinse ini diharapkan tidak hanya dapat menjadi naungan bagi kesehatan para lansia yang ada disekitar namun juga untuk memperkuat citra Glodok dari sebagai pusat kesehatan tradisional Cina di Jakarta.
As one of the nodes for the construction of MRT Phase Two in Jakarta, Glodok is felt to have a high urgency to be developed further as an area that implements Transit Oriented Development. This urgency exists for several reasons, one of which is the ever-increasing population, resulting in a high number of elderly who of course have a body condition that is deficient in fitness and is more susceptible to disease. Coupled with the many shops selling traditional Chinese medicine there, it makes me feel that the Glodok area needs a program in the form of a traditional medicine center that can maintain the health of the elderly in the Glodok area as well as a complement in the form of a medical practice center amid existing shops that selling traditional medicines. So that Glodok Traditional Chinese Healthcare (Shinse) is also present as one of the answers to the urgency related to the health of the elderly around. With the presence of Shinse, it is hoped that it will not only serve as a shelter for the health of the elderly around but also strengthen Glodok's image as a traditional Chinese health center in Jakarta."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Sheny Alianto
"Pengobatan tradisional cina merupakan metode pengobatan yang menggunakan obat-obatan herbal alami, jarum akupuntur, dan berbagai alternatif lainnya. Dasar metode pengobatan ini adalah membangun sistem imun tubuh sehingga dapat melawan virus atau kuman penyebab penyakit. Pengobatan tradisional cina sekarang ini tidak hanya berkembang di Cina, melainkan sudah mulai berkembang di negara-negara Asia dan Eropa. Makalah ini membahas pengobatan tradisional cina secara umum, yaitu mengenai asal-usul pengobatan Cina, jenis metode pengobatan tradisional Cina, serta cara pemeriksaan yang dilakukan dokter (atau yang dikenal dengan sinse) kepada pasien.
Traditional chinese medicine is a method of treatment that uses natural herbal medicines, acupuncture needles, and various other alternatives. The base of this treatment method is to build the body’s immune system to fight the virus or disease-causing germs. Traditional is not only develop in China, but has begun to develop in Asia and Europe. This paper discusses traditional Chinese medicine in general, which is about the origin of Chinese medicine, the types of traditional Chinese medicine, and how the doctors (or known as sines) check the patients."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Yang, Hu, 1980-
Beijing: Wu zhou chuan bo chu ban she, 2010
SIN 070.590 51 YAN z (1)
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Gan, Linda
Beijing: Foreign languages Press; San Francisco, CA. Long River Press, 2009
R SIN 495.18 GAN w
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
Angela
"Film Raise the Red Lantern merupakan film yang mengisahkan Songlian, seorang gadis berusia 19 tahun yang terpaksa putus sekolah dan menikah karena usaha keluarganya bangkrut. Setelah menikah dengan kepala keluarga Chen dan menjadi istri keempat, kehidupan Songlian dalam keluarga barunya dipenuhi intrik-intrik keluarga yang tidak berujung. Film ini diakhiri dengan narasi meninggalnya istri ketiga yang menyebabkan Songlian menjadi gila dan masuknya istri kelima ke dalam kediaman keluarga Chen. Makalah ini membahas kehidupan wanita tradisional Cina secara umum yang dikisahkan dalam film ini.
Raise the Red Lantern is a film that tells the story of Songlian, a 19 years old woman who is forced to drop out of school and married off because her family business has gone bankrupt. After married to master Chen and becomes the fourth concubine, Songlian’s life in her new family is full of the unending family intrigues. The film is ended by the death of the third concubine, which drive Songlian to insanity and the entrance of the fifth concubine to Chen’s family house. This paper discusses traditional Chinese women’s lives in general, as it is potrayed in the film."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library