Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 200447 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nasution, Charina Febiana
"Penggunaan situs jaringan sosial telah memiliki implikasi di area komunikasi tradisional seperti identitas, pembangunan hubungan dan bagaimana Media Sosial mempengaruhi kehidupan manusia secara general. Penelitian ini melaporkan temuan survei terhadap dewasa muda yang menggunakan situs media sosial. Peniltian ini adalah studi berkelanjutan dari beberapa artikel dan penelitian yang sudah ada sebelumnya mengenai motivasi dan efek yang ditimbulkan dari catfishing dan dikaitkan menggunakan Teori Pengurangan Ketidakpastian dan Teori Penetrasi Sosial. Penelitian ini menemukan bahwa ldquo;Catfishing rdquo; adalah suatu tindakan yang tidak baik untuk dilakukan, dibahas pula motivasi, teknik serta edukasi yang lebih dalam agar angka korban penipuan identitas atau ldquo;Catfishing rdquo; dapat menurun.

The use of social networking sites has had implications in traditional areas of communication such as identity,r elationship construction and how it affects people life in general. This study reports the finding of a survey of young adults who use social media sites. Respondents were asked to fill in a survey about the motivation and the after effects of catfishing. In addition this study examines how can be understood through the Uncertainty Reduction Theory and social penetration theory. From this research, it can be concluded that ldquo Catfishing rdquo is inappropriate act and having a depth understanding in ldquo Catfishing rdquo might be help to reduce the number of social media ldquo Catfishing rdquo "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Tasya Nabila Prihapsari
"Praktik catfishing identik dengan penipuan yang dilakukan di media sosial oleh seseorang dengan tujuan untuk menjalin hubungan asmara dengan korbannya. Namun pada kenyataannya, catfishing tidak selalu didasari oleh tujuan untuk menipu. Banyak dari perempuan kerap kali menjadi pelaku catfishing dengan maksud untuk menampilkan presentasi terbaik dari dirinya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang melibatkan perempuan dewasa muda pengguna media sosial yang menggunakan make-up, filter, dan editing app dengan wawancara mendalam secara hybrid dan juga kajian pustaka. Presentasi diri yang terbaik ini ternyata menampilkan penampilan fisik yang berbeda dengan penampilan dirinya yang sebenarnya. Usaha-usaha yang perempuan lakukan untuk selalu tampil cantik di media sosial tidak luput dari adanya tuntutan dari lingkungan sosial dan masyarakat. Apalagi jika sudah dihadapkan dengan masalah hubungan asmara, perempuan mau tidak mau harus mengikuti standar laki-laki untuk menjadi cantik sesuai ekspektasi dan kemauan mereka. Penelitian ini menunjukkan bahwa praktik catfishing yang dilakukan para perempuan di media sosial didasari oleh rasa rendahnya harga diri mereka dan citra tubuh yang negatif. Mereka menggunakan berbagai tools seperti make-up, filter, maupun editing app untuk melakukan praktik catfishing tersebut.

Catfishing is a term used to describe online fraud that is done with the intention of developing a romantic relationship with the victim. In reality, catfishing does not necessarily have a deceptive motive. In an endeavor to present the best possible version of themselves, many women turn to catfishing. This study uses a qualitative method involving young adult women who present themselves in social media using make-up, filters, and editing apps. This research was conducted in a hybrid in-depth interview method and also literature review. However, their finest social media self-presentation ended up displaying a distinct physical appearance from his true appearance. They carry out the catfishing activity using a variety of technologies, including makeup, filters, and editing software. This study demonstrates that women's use of catfishing on social media is motivated by their low self-esteem and unfavorable perceptions of their bodies. The pressures of the social environment and society push women to always look beautiful on social media. Women invariably have to adhere to male standards in order to be beautiful in accordance with their expectations and desires, particularly if they are experiencing issues in their personal relationships."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fadhli Adbaka
"

Studi ini bertujuan untuk mengungkap kemunculan emoji-emoji yang pada meme-meme yang bernarasi stereotip kulit hitam di media sosial dari kacamata linguistik. Penelitian ini menggunakan pendekatan semiotika sosial, terutama kerangka analisis sintagmatik dan paradigmatik, bersama dengan elemen bahasa dan keterkaitan antarmodal. Tujuannya adalah untuk menggali fenomena emoji stereotip kulit hitam dan peran mereka dalam media sosial, khususnya pada platform Instagram Reels. Penelitian kualitatif ini melibatkan pengumpulan dan analisis konten video meme dengan jumlah likes lebih dari 200.000, serta komentar dan emoji terkait yang diperoleh melalui metode web scraping dari postingan Instagram Reels. Penelitian ini mengungkap empat temuan utama. Pertama, emoji selalu berada pada komentar yang mengafirmasi pesan stereotip kulit hitam dalam meme. Kedua, penggunaan elemen bahasa menjadi penghubung emoji dengan komentar dan gambar melintasi entity, occurrence, dan figure. Ketiga, hubungan yang dihasilkan oleh emoji dengan komentar meme didasarkan oleh dua pendekatan utama—simbolis dan metaforis—untuk menjembatani emoji, komentar, dan video meme. Keempat, emoji mempunyai peran ganda, yakni sebagai sebagai topeng digital yang memfasilitasi keterlibatan dalam dunia online tanpa takut akan dampak negatif dan sebagai alat untuk memasuki topik sensitif seperti stereotip kulit hitam. Penelitian ini menyimpulkan bahwa emoji yang teridentifikasi memiliki peranan yang signifikan dalam menggambarkan narasi stereotip mengenai individu berkulit hitam, baik dalam konteks linguistik maupun interaksi di media sosial.


This study aims to reveal the emergence of emojis in memes narrating stereotypes about black individuals on social media from a linguistic perspective. The research adopts a social semiotics approach, utilizing syntagmatic and paradigmatic analysis alongside language elements and intermodal coupling. Its focus is to explore the phenomenon of stereotypical black emojis and their roles in social media, specifically Instagram Reels. Employing a qualitative methodology, this study collected video meme content targeting posts with over 200,000 likes, along with their associated comments and emojis. Data extraction from existing Instagram Reels posts was conducted through web scraping. This study reveals four main findings. First, emojis consistently accompany comments affirming stereotypical messages about black individuals in memes. Second, the use of language elements serves as a link between emojis, comments, and images across entity, occurrence, and figure. Third, the relationships generated by emojis with meme comments are based on two main approaches—symbolic and metaphoric—to bridge emojis, comments, and video memes. Finally, emojis play a dual role, acting as digital masks facilitating engagement in the online world without fear of negative repercussions as well as tools to broach sensitive topics such as black stereotypes. This research suggests that the identified emojis play a significant role in depicting stereotypical narratives regarding black ethnicity, both in linguistic contexts and social interactions on social media platforms.

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sona Pribady
"Melalui penelitian ini, penulis ingin melihat pengaruh identifikasi dan ancaman terhadap identitas sosial, terutama yang mengarah pada diri individu, dalam pengambilan keputusan pada kondisi dilema sosial melalui permainan prisoner`s dilemma. Berdasarkan penjelasan pada teori identitas sosial dan teori mengenai ancaman terhadap identitas sosial, penulis menduga bahwa tingkat identifikasi dan kehadiran ancaman identitas sosial yang mengarah pada diri individu akan mempengaruhi pengambilan keputusan partisipan ketika dihadapkan pada kondisi dilema sosial, yaitu apakah partisipan akan lebih kooperatif atau non-kooperatif. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental, dengan desain within-subject 2 (Identifikasi: Tinggi vs rendah) X 3 (Ancaman terhadap identitas sosial: prototypical vs kategorisasi vs kontrol). Hasil analisis dari penelitian yang dilakukan tidak menunjukan dukungan terhadap dugaan tersebut χ (1, N = 165) = 1.610, p > 0.05. Dengan demikian, tidak ada pengaruh yang signifikan dari tingkat identifikasi dan ancaman terhadap identitas sosial pada pengambilan keputusan dalam kondisi dilema sosial.

Within this research, author wanted to study about identification level and social identity threat, especially which is directed on individual self, on decision making in social dilema condition through prisoner`s dilema game. Based on social identity theory and social identity threat theory, author predicted that identification level and social identity threat which is directed on individual self will influence decision making process on participant when they were being on social dilemma condition, whether they will be more cooperative or noncooperative. This research used experimental method, within subject design 2 (Identification: High vs low) X 3 (Social identity threat: prototypical vs categorization vs control). Our results of analysis from this research showed that there were no supportive finding to our hypotheses χ (1, N = 165) = 1.610, p > 0.05. This finding concludes that there is no significant effect from identification level and social identity threat on decision making process in social dilemma condition."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
T43884
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erika Fizlian Agusti
"Memahami dan memprediksi perilaku orang lain (atau dikenal sebagai mindreading), merupakan aspek penting dalam berinteraksi sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya pengaruh interaksi jenis kelamin target dan stereotip gender terhadap kecepatan dan ketepatan mindreading pada perempuan dewasa muda. Partisipan penelitian ini berjumlah 70 perempuan dewasa muda dengan rentang usia 18-21 tahun. Eksperimen ini dilaksanakan secara luring di Universitas Indonesia menggunakan aplikasi MindProbe yang berisi alat ukur Strange Stories Task dan The Multiple Dimension of Gender Stereotype. Hasil analisis Multiple Regression menunjukkan bahwa terdapat pengaruh interaksi jenis kelamin target dan stereotip gender pada aspek kecepatan mindreading dengan kontribusi sebesar 24,1%. Selain itu, interaksi jenis kelamin target dan stereotip gender juga memiliki pengaruh sebesar 10,8% pada ketepatan mindreading.

Understanding and predicting the behavior of others (known as mindreading), is an important aspect of human social interaction. This study aimed to investigate how the target’s sex and gender stereotypes might influence mindreading in young adult women. The study involved 70 participants between the ages of 18 and 21 and was conducted at the University of Indonesia using the MindProbe application, which includes the Strange Stories Task and The Multiple Dimensions of Gender Stereotype measurement tools. The results of the Multiple Regression analysis indicated that the speed of mindreading in young adult women were influenced by the interaction of target gender and gender stereotypes with a contribution of 24.1%. Additionally, the interaction of target gender and gender stereotypes was found to have a 10.8% impact on mindreading accuracy."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Fajar Torang Parulian
"Penetrasi penggunaan internet di Indonesia sekarang ini sedang mengalami perkembangan yang pesat. Dari berbagai aktivitas penggunaan internet, media sosial menjadi pilihan utama yang paling sering diakses. Menurut Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan, Generasi Y yang merupakan pengguna terbesar media sosial, menjadikan platform ini sebagai sarana untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan mereka. Hingga saat ini, terdapat beberapa pilihan media sosial yang salah satunya adalah Path. Sejak awal kemunculannya, Path terbukti telah menarik perhatian Generasi Y di Indonesia. Path dianggap dapat memenuhi kebutuhan Generasi Y akan sosialisasi, penghargaan diri, dan aktualisasi diri, sesuai dengan Teori Hierarki Kebutuhan. Fungsi Path yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan Generasi Y, menjadikan generasi ini memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi pada media sosial ini.

The penetration of internet usage in Indonesia nowadays quite has been in rapid growth. From various types of internet usage, social media has become the primary choice to be accessed. According to the Uses and Gratifications Theory, Generation Y, which has highest rate in using social media, uses this platform as a tool to fulfill their desires and needs. Until now, there are several types of choices in social media, which one of them is Path. Since the first emersion, it is proven that Path has grabbed the attention of Generation Y in Indonesia. Path is considered to be able to fulfill the needs of Generations Y related to socialization, self respect, and self actualization according to the Hierarchy of Needs. The function of Path that able to fulfill the desires and needs of Generation Y, create a high level of dependency towards this social media.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Billy Sarwono
Jogyakarta: Lingkar Media, 2013
305.5 BIL s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Riza Andini
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari motivasi intrinsik sense of self-worth dan socializing dan motivasi Ekstrinsik economic reward dan reciprocity bisa mempengaruhi seseorang untuk mau membagikan intention to share mobile coupon melalui media sosial dan untuk mengetahui bagaimana peran dari kecenderungan kupon coupon proneness dalam memperkuat seseorang untuk mau membagikan mobile coupon melalui media sosial. Data diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada 126 responden dari perempuan dan laki-laki, semua umur dapat mengisi kuesioner tersebut dengan syarat pernah membagikan mobile coupon ke media sosial. Analisis data dilakukan dengan software SPSS 20, menggunakan metode regresi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh secara langsung pada sense of self-worth, socializing, economic reward dan reciprocity terhadap intention to share. Peran moderasi coupon proneness dapat memperkuat pengaruh dari sense of self-worth, socializing, economic reward dan reciprocity terhadap intention to share.

ABSTRACT
The purpose of this paper is to investigate the effect of two intrinsic i.e. sense of self worth and socializing and two extrinsic motivations i.e. economic reward and reciprocity on mobile coupon sharing by users through social media. Moreover, this study examines how coupon proneness moderates the relationship between motivations and mobile coupon sharing through social media. A research model that integrates four motivations sense of self worth, socializing, economic reward and reciprocity coupon proneness, and mobile coupon sharing is developed. Quantitative data from 126 respondents are collected via online survey. SPSS 20 is used to employe the data with multiple regresion technique. Found that Sense of self worth, socializing, economic reward and reciprocity have positive effects on mobile coupon sharing in social media. Furthermore, coupon proneness positively moderates the relationship of sense of self worth, socializing, economic reward and reciprocity with mobile coupon sharing."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Fredhita Ardiyanti
"Artikel ini berupaya untuk menjelaskan sikap tabayun masyarakat Muslim modern di Depok terhadap berita yang beredar di media sosial yang kerap menimbulkan polemik dan konflik antar agama belakangan ini. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan konsep tabayun dalam ajaran Islam dan mendeskripsikan persepsi masyarakat Depok dalam menerima berita. Peneliti berpendapat bahwa tabayun dalam Islam dapat digunakan sebagai referensi dalam gerakan teori literasi dalam mendidik masyarakat, terutama yang menggunakan media sosial. Teori yang digunakan adalah teori literasi media. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui google form berbasis online. Kuisioner didistribusikan melalui media sosial dan kemudian data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Depok memiliki karakter literasi media.

This article attempts to explain the tabayyun attitude of the modern Muslim community in Depok against the news circulated in the social media which often creates polemic and conflicts among religions these days. This research aims at explaining the concept of tabayyun in the Islamic teachings and describe the perception of Depok society in receiving news. The researcher argues that tabayyun in Islam can be used as a reference in literature theory movement in educating the society that uses social media. The theory which is used is the media literacy theory. Data collection in this research is conducted through online-based
google form. Questioners are distributed through the social media, and then the collected data is analyzed descriptive qualitative. The result of the research shows that Depok society has the character of media literacy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhilah Putri Khairunnisa
"Pada beberapa waktu terakhir, perhatian terhadap subjective well-being mengalami peningkatan, khususnya yang terjadi pada kalangan usia dewasa muda. Salah satu faktor yang mungkin berkaitan dengan fenomena tersebut adalah maraknya penggunaan media sosial, mengingat jumlah dewasa muda di Indonesia yang menggunakan media sosial tergolong besar. Oleh sebab itu, penelitian ini ditujukan untuk melihat peran dari empat dimensi penggunaan media sosial yang terdiri image-based SMU, comparison-based SMU, belief-based SMU, dan consumption-based SMU dalam subjective well-being dewasa muda di Indonesia. Terdapat 125 responden dewasa muda pengguna media sosial yang direkrut dengan metode convenience sampling. Variabel subjective well-being diukur dengan The PERMA-Profiler dan penggunaan media sosial diukur dengan Social Media Use Scale (SMUS) yang sudah diadaptasi ke Bahasa Indonesia. Hasil analisis linear berganda menunjukkan bahwa empat dimensi penggunaan media sosial secara simultan berkontribusi dalam subjective well-being. Ditemukan hanya image-based, comparison-based, dan consumption-based SMU yang memiliki peran signifikan dalam subjective well-being, sedangkan peran dari belief-based SMU tidak signifikan. Temuan ini dapat diartikan bahwa penggunaan media sosial dewasa muda memiliki peran dalam kondisi subjective well-being mereka. Limitasi penelitian diulas lebih lanjut, dan disarankan agar penelitian di masa depan dapat mencoba melakukan kontrol terhadap durasi penggunaan media sosial, serta mempertimbangkan frekuensi dan tujuan penggunaan pada platform media sosial yang berbeda.

Over the past few years, attention to subjective well-being has increased, especially among young adults. One factor that may be related to this phenomenon is the widespread use of social media, given the large number of young adults in Indonesia who use social media. Therefore, this study aimed to look at the role of the four dimensions of social media use consisting of image-based SMU, comparison-based SMU, belief-based SMU, and consumption-based SMU in the subjective well-being of young adults in Indonesia. A total of 125 young adult social media users were recruited using convenience sampling method. Subjective well-being was measured with The PERMA-Profiler and social media use was measured with the Social Media Use Scale (SMUS), which has been adapted to Indonesian. The results of multiple linear analysis showed that four dimensions of social media use simultaneously contributed to subjective well-being. It was found that only image-based, comparison-based, and consumption-based SMU had a significant role in subjective well-being, while the role of belief-based SMU was not significant. This finding can be interpreted that young adults' social media use has a role in their subjective well-being. The limitations of the study were further reviewed, and it was suggested that future research could try to control for the duration of social media use, while also considering the frequency and purpose of use on different social media platforms."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>