Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 84589 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Safira Mazarina
"ABSTRAK
Sejak tahun 1990-an, agen rahasia Korea Utara sudah menjadi isu yang terportret di film-film Korea Selatan. Eunmilhage Widaehage adalah film mengenai tiga agen rahasia Korea Utara yang mendapat tugas untuk menyusup ke sebuah pemukiman terpencil di Korea Selatan. Di berbagai media, agen rahasia Korea Utara sudah menjadi isu karena beberapa kasus yang terkait dengan agen rahasia Korea Utara. Namun, film Eunmilhage Widaehage menampilkan sosok agen rahasia Korea Utara dengan cara yang berbeda. Melalui pendekatan tokoh dan penokohan, jurnal ini akan membahas realitas obyektif dan naratif agen rahasia Korea Utara yang tercermin pada tokoh Won Ryu Hwan di dalam film Eunmilhage Widaehage. Hasil yang diperoleh dari tulisan ini menunjukkan bahwa tokoh Won Ryu Hwan adalah tokoh yang dinamis, kompleks, dan memperlihatkan beberapa karakteristik tertentu yang merepresentasikan seorang agen rahasia Korea Utara. Melalui tulisan ini, diharapkan pembaca dapat memperoleh pemahaman lebih mendalam tentang agen rahasia Korea Utara yang terpotret dalam film Eunmilhage Widaehage.

ABSTRACT
Since 1990s, North Korean secret agent has been an issue displayed on South Korean film. Eunmilhage Widaehage is a film about three North Korean secret agents who have been tasked to infiltrate to a small town in South Korea. In various media, North Korea secret agents have been an issue due to the cases related with North Korea secret agents. However, Eunmilhage Widaehage portrayed an image of a North Korea secret agent in a different way. Through characteristic and characterization approach, this paper will discuss the objective and narrative reality of North Korean secret agent portrayed by character Won Ryu Hwan in the movie Eunmilhage Widaehage. The result of this paper shows that character Won Ryu Hwan is a dynamic, complex character, and displayed several characteristics which represents North Korean secret agent. Through this paper, hopefully reader could gain an insight about North Korean secret agent portrayed in movie Eunmilhage Widaehage."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Afandi
"Penulis akan menganalisa karakter Ryu dan Ken dalam seri pertama film Street Fighter: Assassin’s Fist untuk memperlihatkan bagaimana Orientalisme dibentuk dan diangkat di dalam seri tersebut. Mengamati kedua karakter tersebut menggunakan konsep Orientalisme dari Said dan Face-threatening Acts (FTAs) dari Brown dan Levinson, penulis akan membahas bagaimana Orientalisme dihadirkan selama sesi pertama film seri tersebut dan bagaimana FTAs berhubungan dengan Orientalisme. Penemuan di dalam penelitian ini membuktikan bahwa ada ambivalensi ketika menentukan manakah dari kedua karakter tersebut yang merupakan representasi dari Barat dan dari Timur.

The author will analyze Ryu and Ken’s characters in the first season of Street Fighter: Assassin’s Fist movie series to show how Orientalism is constructed and brought up in the series. In examining the characters, using Said’s Orientalism and Brown and Levinson’s Face-Threatening Acts (FTAs), the author will discuss how Orientalism is presented throughout the first season of the series and how FTAs are related to Orientalism. The finding of this research is that there is ambivalence in terms of determining which of the two characters is the representation of the West and vice versa.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Prilly Priscillia Harventhy
"ABSTRAK
Dalam sebagian besar film Hollywood dengan genre action-spionase spy , protagonis utama dimainkan oleh seorang agen rahasia laki-laki, sementara karakter perempuan dimainkan sebagai ldquo;kaki tangan rdquo; dari agen rahasia tersebut. Namun, film Spy 2015 menantang stereotip dan peran jender yang dikaitkan dalam film action-spionase pada umumnya dengan memerankan wanita sebagai protagonis agen rahasia utama dan menggambarkan karater laki-laki kebalikan dari stereotip agen rahasia. Penelitian ini berfokus pada bagaimana pergeseran stereotip dan peran jender sebagai agen rahasia tersebut digambarkan dalam film Spy. Analisis tekstual digunakan untuk menyelidiki pergeseran dan pengaruhnya, dan kerangka teoritis yang digunakan adalah Women Existence in Espionage Movies oleh Amalina 2015 dan The Evolution of Female Gender Roles oleh Bayard 2015 . Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa ada perubahan yang signifikan antara karakterisasi tokoh perempuan dan laki-laki sebagai agen rahasia.

ABSTRACT
AbstractIn most of Hollywood action espionage movies, the main protagonists are male secret agents, while female characters play the role of the secret agents rsquo sidekicks. However, Spy 2015 challenges the stereotypes and the attributed gender roles in action espionage movies by having female protagonist as the lead secret agent and depicting the male characters the opposite of secret agent stereotypes. This research focuses on how the shift of stereotypes and gender role of secret agents are portrayed in Spy. Textual analysis is used to investigate the shifts and its effects, and the theoretical frameworks used are Women Existence in Espionage Movies by Amalina 2015 and The Evolution of Female Gender Roles by Bayard 2015 . The research findings reveal that there are significant changes between the female and the male characterizations as secret agents.Keywords Gender Role, Stereotype, Secret Agent"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Hikmah Ayu Cahyati
"ABSTRAK
Film Fucking Berlin merupakan film yang menggambarkan potret kehidupan kota Berlin pada masa ini. Melalui film ini, peneliti akan menganalisis penokohan tokoh Sonia Rossi serta memaparkan perubahan karakter yang terlihat pada tokoh Sonia Rossi dalam film Fucking Berlin. Sonia Rossi merupakan tokoh utama dalam film ini dan berperan penting dalam membangun cerita pada film ini. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis tekstual. Teks yang dianalisis adalah adegan dan narasi dalam film. Penelitian dilakukan dengan menggunakan unsur intrinsik yang merupakan landasan penulis untuk menganalisis penokohan tokoh Sonia Rossi.

ABSTRACT
Fucking Berlin is a movie that portrays a portrait of Berlin s city life at this modern time. On this film, researcher will analyze the characterization of the character Sonia Rossi and explain the character changes seen in the character Sonia Rossi in the film Fucking Berlin.Sonia Rossi is the main character in this film and plays an important role in building the story of this film. A textual analysis method used is intellectual. The analyzed texts are scenes and narration of the film. The study was conducted using intrinsic elements which is the basis of the author to analyze the characterization of Sonia Rossi's character.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yanuar Mahendra Raharjo
"Dalam sebuah puisi berjudul Indonesia Inminege Junen Si, yang ditulis oleh penyair Korea tahun 1940-an yang bernama Park In-Hwan, terlihat bahwa ia menyemangati Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan dari serangan penjajah. Akan tetapi, meskipun puisi tersebut membicarakan banyak tentang Indonesia, sasaran utama pembaca puisi tersebut adalah orang Korea. Jurnal ini akan menganalisis tentang bagaimana Park In-Hwan menggunakan Indonesia sebagai objek penyemangat masyarakat Korea dalam mempertahankan kemerdekaan pada puisi Indonesia Inminege Junen Si, serta alasan Park In-Hwan menggunakan negara Indonesia sebagai objek puisinya.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana Park In-Hwan meggunakan Indonesia sebagai objek puisinya untuk penyemangat masyarakat Korea dan alasan Park In-Hwan menggunakan Indonesia sebagai objeknya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode studi pustaka. Temuan dari penelitian ini adalah terdapat sebuah pesan tersirat bahwa sebenarnya Korea masih harus berjuang kembali setelah kemerdekaan, seperti Indonesia, untuk mempertahankan kemerdekaannya dari para penjajah.

In a poem entitled Indonesia Inminege Junen Si, written by a Korean poet 1940s, Park In-Hwan, is seen that he supported Indonesia to maintaining the independence from imperialist’s invasion. Although the poem discusses about Indonesia, the target readers are Korean people. This journal analyzes how Park In-Hwan used Indonesia as the object of his poem to encourage Korean people in maintaining its independence and Park In-Hwan’s reason in using Indonesia as his object of his poem.
The purpose of this research is to know how Park In-Hwan used Indonesia as the object of his poem to encourage Korean people in maintaining its independence, and to know the reason of using Indonesia as the object of his poem. The method used is qualitative method by literature method. The result of this research is to found the conclusion that there is an implied message about actually after the independence, Korea still have to struggle, like Indonesia, to maintaining their independence from imperialists.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Faradilla Ichmawati
"ABSTRAK
Penjajahan Jepang di Korea membuat masyarakat Korea kehilangan kebebasan untuk berkarya sehingga muncul kelompok penyair yang hanya menulis puisi dengan tema kehidupan. Kelompok yang muncul sejak tahun 1930 ini dikenal dengan nama Saengmyeongpa. Yoo Chi-Hwan merupakan salah satu penyair representatif dari kelompok ini. Penelitian ini membahas perbedaan karakteristik kehidupan masyarakat Korea masa pra dan pasca kemerdekaan melalui tanda-tanda verbal pada puisi Saengmyeongeui Seo yang ditulis oleh Yoo Chi-Hwan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan perbedaan kehidupan masyarakat Korea pada masa pra dan pasca kemerdekaan Korea melalui tanda verbal yang digunakan penyair. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan semiotik untuk mencari makna dari suatu tanda yang merepresentasikan realitas keadaan masyarakat. Analisis menunjukkan bahwa dalam puisinya, Yoo Chi-Hwan menggambarkan keadaan masyarakat Korea melalui tanda-tanda yang berhubungan kehidupan dan alam. Kata yang dominan pada masa pra kemerdekaan adalah kata yang berhubungan dengan kehidupan, sedangkan pada masa pasca kemerdekaan adalah kata yang berhubungan dengan alam. Hal ini menunjukkan bahwa ada perkembangan di kehidupan masyarakat Korea saat itu meskipun secara garis besar tetap diliputi kesedihan dan perbedaan. Banyaknya penggunaan simbol alam daripada simbol kehidupan pada masa pasca kemerdekaan menunjukkan bahwa masyarakat sudah bisa melihat keindahan alam dan tidak fokus hanya pada masalah kehidupan.
ABSTRACT
Japanese colonization in Korea made the Korean people lose their freedom to create a work that leads the group of poets can only write life theme poetry. The group that emerged since 1930 is known as Saengmyeongpa. Yoo Chi-Hwan is one of the representative poets of this group. This study discusses differences in the characteristics of pre and post-independence Korean society life through verbal signs on Saengmyeongeui Seo 39;s poetry written by Yoo Chi-Hwan. The purpose of this study is to explain the differences of Korean society life in pre and post-independence Korea through the verbal signs used by poets. This research uses qualitative method with semiotic approach to find meaning from a sign representing reality of society condition. Analysis shows that in his poetry, Yoo Chi-Hwan describes the state of Korean society through life-related signs and nature. The dominant words in the pre-independence period are related to life, while in the post-independence period the words are related to nature. This shows that there are developments in the life of Korean society at that time even though the broad outline remains filled with sadness and difference. The many uses of natural symbols rather than the symbols of life in the post-independence period indicate that people can see the beauty of nature and do not focus only on the issues of life. "
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Amrizal Aufar
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh ancaman militer yang dilakukan oleh Korea Utara terhadap nilai tukar dan indeks saham di Korea Selatan selama Korea Utara berada di bawah pemerintahan Kim Jong-un, yakni pada periode 2012-2017. Penelitian dilakukan dengan mengkategorisasi ancaman berdasarkan jenisnya, dan juga melakukan analisis perusahaan-perusahaan pada tingkat sektor. Hasil pengujian menunjukkan bahwa dari walaupun secara umum nilai tukar dan indeks saham tidak dipengaruhi oleh ancaman militer Korea Utara, pada tingkat sektor, dampak ancaman bisa saja tetap muncul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa antar sektor perusahaan, pengaruh ancaman militer bisa berbeda-beda, tergantung dari karakteristik perusahaannya.

ABSTRACT
This research was intended to investigate the impact of North Korean military threats under the governance of Kim Jong un, that is from 2012 2017, on the exchange rate of South Korean Won and the stock prices of South Korean companies. This research was done by categorizing threats according to the types of the threats, and also by classifying the companies in South Korea according to their sectors. The result of this research shows that although exchange rates and stock index were not affected by North Korean military threat, but at sectoral level, the result might be different. Depending on the characteristics of the sectors, the impact can vary from one sector to another. "
2018
T51640
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmalihah Fawwaz Ramadhanti
"ABSTRAK
Skripsi ini menganalisis perubahan karakter tokoh utama anak yaitu Theeb Al-Howeitat dalam film Theeb. Tujuannya adalah untuk memaparkan dan menjelaskan berbagai perubahan karakter Theeb beserta penyebabnya. Metodologi yang digunakan pada penelitian ini berupa metodologi kepustakaan, metode strukturalis digunakan untuk menganalisis unsur intrinsik, metode deskriptif analitis digunakan untuk menganalisis perubahan karakter tokoh Theeb. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan tokoh Theeb mengalami perubahan karena mengalami perasaan dukacita yang mendalam, kemudian ia pun berubah menjadi karakter yang lain demi mendapatkan kebahagiaan.

ABSTRACT
This thesis analyzes the changing character of the main character, Theeb Al Howeitat, in Theeb movie. The purpose of this thesis is to explain and describe any changes of Theeb rsquo s character and also the factors. Structuralist method is used to analyzing the intrinsic elements in this movie, descriptive analytic method is used to analyzing the changes of Theeb rsquo s character. The result of this thesis can be concluded that Theeb had changed because he had deep grief feeling, and then he change to another character to get a happier life."
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thalia Shelyndra Wendranirsa
"Tokoh Maleficent sudah dikenal sejak muncul film Sleeping Beauty tayang pertama kali pada tahun 1959. Ia terkenal karena mengutuk Aurora sang putri tidur. Tokoh Disney Villain sering kali direpresentasikan sebagai perempuan. Namun, pada tahun 2014, Disney memberikan gebrakan dengan mengangkat kisah villain ini dengan tema dan penokohan yang berbeda. Penelitian ini membahas mengenai tokoh Maleficent yang merupakan seorang peri baik dan kuat yang berbeda dari konstruksi gender. Selain itu, dibahas pula mengenai perkembangan tokoh Maleficent dalam memperoleh subjektivitasnya sebagai perempuan. Proses-proses dalam perkembangan tokoh Maleficent hingga ia memperoleh subjektivitasnya merefleksikan pemikiran Julia Kristeva mengenai subjektivitas perempuan. Pada akhirnya, terlihat bahwa perubahan-perubahan yang terjadi pada tema dan penokohan villain dan perempuan di dalam Maleficent memperlihatkan negosiasi Disney terhadap ideologi gender. Namun, masih terdapat ambivalensi dikarenakan isu ini masih diperdebatkan oleh masyarakat umum. Oleh karena itu, Disney masih harus menyesuaikan tema yang mereka gunakan dengan persepsi yang berlaku di masyarakat karena target pasar mereka adalah masyarakat.

Maleficent is well known since her appearance in Sleeping Beauty which was first released in 1959. Maleficent is notorious because she curses Aurora, the Sleeping Beauty. Commonly, Disney represents the villain characters as women. However, in 2014, Disney made a breakthrough about this particular villain character by using different themes and characterizations in the movie Maleficent. This research analyzes Maleficent, the kind and brave fairy who opposes gender construction. Moreover, there will be an analysis of Maleficent’s character development in order to gain her subjectivity. The process of her character development reflects Julia Kristeva’s framework about women subjectivity. At last, it can be seen that the shifting of theme and villain and women characterization shows Disney negotiation towards gender ideology. However, there are also some ambivalences because the related issues are still arguable within the society. Therefore, Disney still needs to adjust certain society’s perception since Disney target market is the society.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S58042
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>