Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 79105 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Farah Fadhilah Iskandar
"Tugas akhir ini bertujuan untuk menelaah lebih jauh mengenai proses korosi sebagai elemen pembentuk arsitektur. Tugas akhir ini mencoba untuk membuktikan stereotipe benda-benda berkarat berbahan metal sebagai salah satu penyumbang sampah yang bersifat destruktif dan menghasilkan zat buangan yang tidak dapat didaur ulang itu tidak benar sehingg a di masa depan benda-benda ini tidak lagi dihindari dan dapat dimanfaatkan manusia sebagai medium berharga dalam menghasilkan arsitektur dalam kehidupan. Dengan melakukan eksploitasi berbasis metode proses korosi, proyek ini mencoba untuk merancang dengan pendekatan ekologi untuk membuat suatu arsitektur yang bermanfaat untuk manusia dan habitat lain.

This final project aims to examine the corrosion process as an architectural design method. The final project tries to prove the stereotype of metal rusted objects as one of the destructive waste contributor and produce waste that can not be recycled is not true therefore in the future these objects are no longer avoided but can be utilized by humans as a prestige medium of living in architecture. By exploiting the corrosion as design method, the project tries to desain with ecological approach to create an architecture that is beneficial to humans and other habitats.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rinush Fedrikdo Paltgor
"Pelapisan berbasis epoksi seperti Fusion Bonded Epoxy (FBE) banyak digunakan untuk pipa gas/minyak karena menunjukkan ketahanan kimia yang tinggi, permeabilitas yang sangat rendah terhadap ion klorida, fleksibilitas mekanik yang baik, daya rekat yang kuat pada baja. Pada pipa pancang (diameter>40 inci), sangat sulit dilakukan aplikasi pelapisan di PT X karena kemampuan mesin induksi untuk memanaskan pipa dengan temperatur aplikasi yang direkomendasikan oleh manufaktur cat. Penambahan 1, 2, 3 % wt 2-methylimidazole (2MI) dilakukan ke dalam campuran basis epoxy phenol-formaldehyde, glycidyl ether polimer untuk mempercepat proses pengeringan dan menurunkan temperatur aplikasi. Analisa termal dilakukan dengan Differential Scanning Electron (DSC) dimana penambahan 3%wt 2MI didapatkan penurunan maksimum sebesar 134,76oC karena pengurangan energi aktivasi. Penambahan 2MI bersifat sebagai katalis dalam reaksi pengeringan yang ditunjukan pada hasil uji Fourier Transform Infrared (FTIR), dimana 2MI dapat membuka ring epoksi untuk mempercepat proses pengeringan. Analisa karakterisasi elektrokimia dengan menggunakan polarisasi potensiodinamik dimana laju korosi paling baik yaitu 0,00991 mm/tahun dan rapat arus sebesar 0,847µA/cm2, pada penambahan 1%wt 2MI. Hasil pengujian Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS) untuk mengetahui tahanan transfer muatan dan kapasitansi kapasitor pelapisan maksimal pada penambahan 1%wt 2MI sebesar 9,9 k? dan 8,45 x 10-5 F. Cathodic Disbondment Test (CD-Tes) dilakukan untuk mengetahui radius pelepasan pelapisan dibawah pengaruh arus proteksi katodik yaitu 4.32mm. Karena penambahan lebih akan mengurangi densitas cross-linking karena adanya adduct epoksi-imidazol. Analisa mekanikal dengan pengujian tarik adhesi pelapisan (cat), penambahan 2MI 2%wt sebesar 7,28 Mpa dan mengalami penurunan setelah diberikan penambahan 3%wt 2MI menjadi 6,63 Mpa . Fleksibilitas juga dilakukan pada derajat defleksi 3o mengalami kerusakan karena penambahan 2MI akan meningkatkan nilai kekakuan pelapisan. Penambahan 2MI tidak berpengaruh besar pada tingkat porositas dari pelapisan dengan aplikasi temperatur rendah 170-175oC dimana seluruh sampel mencapai skala 1 secara penampang bujur dan interfasa antara pelapisan dan permukaan pipa baja. Sehingga penambahan 1%wt 2MI sangat baik untuk aplikasi temperatur rendah 170-175oC pada pipa pancang dengan performa pelapisan yang sangat baik.

Epoxy based coatings such as Fusion Bonded Epoxy (FBE) are widely used for gas/oil pipelines because they exhibit high chemical resistance, very low permeability to chloride ions, good mechanical flexibility, strong adhesion to steel. On the pile pipe (>40 inches in diameter), it is very difficult to apply the coating at PT X because of the ability induction machine to heat the pipe according to the application temperature recommended by the paint manufacturer. The addition of 1, 2, 3 % wt 2-methylimidazole (2MI) was carried out into the epoxy phenol-formaldehyde base mixture, glycidyl ether polymer to accelerate curing process and lowering the application temperature. Thermal analysis conducted using Differential Scanning Electron (DSC) where the addition of 3% wt 2MI resulted in a maximum decrease to 134.76oC due to reduced activation energy. The addition of 2MI acts as a catalyst in the curing reaction as shown in the results of the Fourier Transform Infrared (FTIR) test, where 2MI can open the epoxy ring to increase curing process. Electrochemical characterization analysis using potentiodynamic polarization show the best corrosion rate is 0.00991 mm/year and current density is 0.847µA/cm2, at the addition of 1% wt 2MI. Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS) conducted to determine the charge transfer resistance and maximum coating capacitor capacitance at the addition of 1%wt 2MI of 9.9 k? and 8.45 x 10-5 F. Cathodic Disbondment Test (CD-Test) was conducted to determine disbondment radius of the coating under the influence of the cathodic protection current is 4.32mm. Because the addition of more 2MI will reduce the cross-linking density due to the presence of epoxy-imidazole adducts. Mechanical analysis by pull off adhesion test, the addition of 2MI 2%wt was 7.28 MPa and decreased after being given the addition of 3%wt 2MI to 6.63 MPa. Flexibility test show at a degree of deflection of 3o damaged because the addition of 2MI will increase the coating stiffness. The addition of 2MI did not have a major effect on the porosity of the coating with low temperature applications of 170-175oC where all samples reached rate 1 in longitudinal cross-section and the interface between the coating and the steel pipe surface. So the addition of 1% wt 2MI is very good for low temperature applications of 170-175oC in piles with very good coating performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Kartika Sulistiyorini
"Pada penelitian ini, permukaan daun pegagan (Hydrocotyle vulgaris L.,) telah berhasil dimodifikasi dengan heksadesiltrimetoksisilan (HDTMS). HDTMS sebagai material pelapis dan agen hidrofobik yang dapat menurunkan energi permukaan. Permukaan daun yang sudah terlapisi dilakukan uji sifat superhidrofobik dengan pengukuran sudut kontak menggunakan metode sessile drop dan dikarakterisasi menggunakan spektroskopi FTIR-ATR dan SEM-EDX. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik dip-coating dengan HDTMS 0,5% (v/v) dan variasi pencelupan sebanyak 9 kali menghasilkan lapisan dengan sifat superhidrofobik dengan hasil sudut kontak yang terbentuk yaitu 157.3°. Karakterisasi FTIR-ATR daun pegagan yang telah dilapisi menunjukkan terdapat puncak serapan dari gugus Si-O-Si, Si-OH, dan Si-C. Data analisis SEM-EDX secara visual menunjukkan bahwa terdapat Si dari HDTMS pada permukaan daun pegagan yang telah dilapisi. Kestabilan fisik daun diuji di dalam larutan toner dengan cara penyimpanan dalam variasi suhu yaitu pada suhu ruang (28 ± 2 ºC), suhu tinggi (40 ± 2 ºC), dan suhu rendah (4 ± 2 ºC). Larutan toner yang telah diuji stabilitasnya dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Berdasarkan uji stabilitas dan karakterisasi dengan spektrofotometer UV-Vis, menunjukkan bahwa daun yang telah dimodifikasi permukaannya, memiliki kestabilan fisik di dalam larutan toner lebih baik dibandingkan daun yang belum dimodifikasi permukannya. Hasil uji swelling terhadap masuknya larutan toner ke dalam daun menghasilkan % swelling index terkecil pada konsentrasi 5% HDTMS sebesar 8,37%.

In this research, Gotu kola leaves (Hydrocotyle vulgaris L.,) surface has been successfully modified with hexadecyltrimethoxysilane (HDTMS). HDTMS function as coating materials and hydrophobic agent, which can lower the surface energy. Coated leaf surface was tested for superhydrophobic properties by measuring the contact angle using sessile drop method and characterized by ATR-FTIR spectroscopy and SEM-EDX. The results showed that dip-coating technique with HDTMS 0.5% (v/v) and 9 times immersions resulted in a layer with superhydrophobic properties with contact angle of 157.3°. Characterization by ATR-FTIR of coated Gotu kola leaves showed that there were absorption peaks from Si-O-Si, Si-OH, and Si-C groups. Analysis using SEM-EDX indicated the presence of Si from HDTMS on coated Gotu kola leaves surface. The physical stability of the leaves was tested in toner solution by storing them in various temperatures, i.e. in room temperature (28 ± 2 ºC), high temperature (40 ± 2 ºC), and low temperature (4 ± 2 ºC). The physical stability of toner solution was then characterized using spectrophotometer UV-Vis. Based on the stability test and characterization with spectrophotometer UV-Vis, modified leaf surface possessed better physical stability compared to unmodified leaf surface. Swelling test of Gotu kola leaves treated with 0.5% HDTMS showed % swelling index of 8.37%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Faris Naufal Aulia
"ABSTRAK
Kondisi operasi yang agresif dalam berbagai bidang industri yang mengharuskan komponen-komponen didalamnya seperti pipa dan tube bekerja secara terus menerus dan sering kali menuntun kepada kegagalan. Kegagalan suatu komponen dalam suatu industri tentunya dapat membuat proses produksi terhenti untuk sementara waktu dan tentunya menimbulkan kerugian. Untuk dapat memperpanjang umur pakai komponen, high velocity oxygen fuel (HVOF) dianggap sebagai metode pelapisan yang sesuai. Sebelum melakukan pelapisan maka diperlukan proses persiapan permukaan terlebih dahulu, metode yang dipilih adalah grit blasting. Variasi yang dilakukan pada saat proses grit blasting berlangsung dapat menghasilkan kekasaran permukaan yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kekasaran permukaan substrat terhadap sifat mekanik lapisan paduan berbasis kobalt (cobalt base alloy) dengan metode HVOF. Kekasaran permukaan berbeda pada dua substrat berbeda yaitu ASTM SA213 T91 dan JIS G 3132 SPHT-2 diperoleh dengan memvariasikan tekanan (2, 3, 4, dan 5 bar) saat proses grit blasting berlangsung. Karakterisasi pada lapisan paduan berbasis kobalt difokuskan kepada struktur mikro, keausan lapisan, distribusi kekerasan mikro Vickers, dan tingkat porositas. Hasil ditemukan bahwa dengan meningkatkan tekanan grit blasting akan meningkatkan kekasaran permukaan tersebut dan meningkatkan penguncian mekanis antara lapisan dan subsratnya. Struktur mikro yang terbentuk merupakan tumpukan lamel dengan adanya porositas yang terjebak diantaranya. Pelapisan paduan berbasis kobalt dengan metode HVOF dapat meningkatkan kekerasan hingga dari 130-230 HV0,3 hingga 700-800 HV0,3. Perhitungan persen volume yang terbentuk menunjukan hasil dibawah 2%.

ABSTRACT
Aggressive operating condition in various industrial fields which forcgin components within such as pipe and tube works continuously often lead to material failure. The failure of components in and industry would be able to make the production process stop and of course result in losses. To be able to extend the lifespan of components high velocity oxygen fuel (HVOF) is regarded as a suitable method. Before performing coating the surface preparation process is needed first, the chosen method is grit blasting. Variations were performed at the grit blasting takes place can produce different surface roughness. This study aims to determine the offect of surface rougness of the substrate to the mechanical properties of cobalt base alloy, with HVOF method. Different surface roughness at two different substrate namely ASTM SA213 T91 and JIS g 3132 SPHT-2 was obtained by varying the pressure (2, 3, 4, and 5, bars) when grit blasting take places. Characterization of the cobalt base alloy coating focused on the microstructure, specific wear rate, hardness distribution, and porosity. The result found that increasing the pressure at grit blasting process will increase the surface roughness and improve the mechanical interlocking between coating and substrate. Microstructure formed lamellar pile with trapped porosity between them. Cobalt base alloy coating with HVOF method enhance surface hardness from 130-230 HV0,3 to 700-800 HV0,3. All porosity measurement showed result below 2%."
2016
S62969
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Isman
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S40841
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saeful Bakhri
"Konversi kromat merupakan proses paswasi terhadap permukaan hasil lapis listrik Seng, sehingga akan meningkatkan retakanan lapisan Seng terhadap timbulnya karat putih dan memperpanjang perlindungan lapisan terhadap logam dasar. Prinsip proteksi ini adalah terbentulmya lapisan film pasif yang bertindak sebagai pengkalang dan pengontrol laju korosi. Selain itu lapis konversi kromat dapat meningkatkan sifat dekoratif permukaan. Sgfal dekoraly' ini diturjukan oleh brighteness dan warna yang dapat diperoleh dari berbagai larutan lapis konversi kromal. Larutan Dipsol ZG-553 alcan menghasilkan warna hyau gelap dan Dipsol ZB-547 A & ZB 5 47 B menghasilkan warna hitam mengkilap. Hasil penelirian menunjukan bahwa temperarur dan konsentrasi kedzza larutan tersebut berpengaruh terhadap kualitas lapisan yang dihasilkan. Larutan Dzpsol ZG-553 memberikan perlindungan paling tinggi dan mempunyai sy'al dekoratif yang baik pada penggunaan larutan dengan konsentrasi 40 ml/I dan temperatur proses 25°C Dan lconsentrasi 50 ml/I Dipsol ZG-54 7 A dan 12,5 ml/I ZG-547 B juga alcan memberikan hasil yang opiimal pada hasil lapis Iistrik seng."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S41333
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Lubriandini Putri
"Magnesium alloy dapat digunakan sebagai implan biodegradable yang bersifat sementara untuk implan tulang dan vascular stents karena memiliki sifat biocompatible dan biodegradable. Tingkat kekakuan yang dimiliki oleh magnesium alloy juga dekat dengan tulang sehingga dapat mengurangi stress-shielding effect. Namun, magnesium alloy memiliki ketahanan korosi yang buruk apabila terkena kondisi lingkungan yang korosif sehingga akan menghasilkan laju korosi yang tinggi dan degradasi yang cepat sehingga akan menyebabkan kegagalan awal pada implan. Masalah tersebut dapat ditingkatkan dengan teknik pemrosesan yang tepat seperti perlakuan permukaan. Salah satu tekniknya adalah deposisi ZrO2 dan HA untuk meningkatkan ketahanan korosi implan magnesium alloy. Proses EPD dilakukan pada tegangan sel konstan 20 V selama 40 menit pada suhu kamar untuk masing-masing larutan ZrO2 dan HA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketahanan korosi implan magnesium alloy yang dilapisi ZrO2 dan HA meningkat seiring meningkatnya kekerasan dan kekasaran implan magnesium alloy. Mikrostruktur permukaan pada ZK61 yang telah dilapisi oleh ZrO2 dan HA lebih seragam dan merata dibandingkan dengan mikrostuktur AZ31 yang telah dilapisi oleh material yang sama. Icorr optimum yang didapatkan pada ZK61 sebesar 3.02 μA/cm2 dengan laju korosi sebesar 0.15mm/year. Hasil ini juga menyebabkan penurunan laju degradasi magnesium implan setelah proses perendaman pada simulated body fluids

Magnesium Alloy can be used as temporary biodegradable implants such as bone implants and vascular stent due to its biocompatible and biodegradable properties. The level of stiffness possessed by magnesium alloys is also the closest to bone so that it can reduce the stress-shielding effect. However, Mg-alloy has poor corrosion resistance when exposed to severe conditions which will result in a high corrosion rate and rapid degradation will lead to the early failure of implant. Those issues can be enhanced by appropriate processing techniques such as surface treatment. One of the techniques is the deposition of ZrO2 and HA to enhance the corrosion resistance of magnesium implants. The electrophoretic deposition process conducted at a constant cell voltage of 20 V for 40 min at room temperature for each ZrO2 and HA. The results shows that the corrosion resistance of magnesium implant coated by ZrO2 and HA increase as hardness and the roughness of magnesium alloy implant increases. Microstructure of ZK61 surface after deposition shows that ZrO2 and HA successfully deposited and evenly distributed. ZrO2 and HA coated ZK61 exhibited significantly better corrosion resistance as compared to AZ31 with Icorr 3.02¼A/cm2 and corrosion rate 0.15mm/year, confirmed by the polarization test. This results also lead to the decreasing of degradation of magnesium implant after the immersion process on simulated body fluids."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ery Kuswantoro
"Pelapisan pada baja karbon dilakukan untuk melindungi dari serangan korosi, khususnya korosi pada lingkungan oksidasi. Salah satu material yang dapat digunakan untuk melapisi baja karbon adalah senyawa intermetalik Fe-Al. Senyawa intermetalik Fe-Al memiliki ketahanan terhadap temperature tinggi, tahan sulfidisasi dan oksidasi, sehingga material ini cocok untuk menjadi bahan pelapis pada baja karbon.
Pada penelitian ini akan dilakukan proses pelapisan serbuk Fe-Al pada baja karbon dengan menggunakan metode pemaduan mekanik. Penelitian ini mempelajari pengaruh komposisi Al terhadap sifat mekanik lapisan permukaan baja karbon yang terbentuk dari campuran serbuk Fe-Al melalui metoda pemaduan mekanik. Variabel yang digunakan adalah komposisi unsur Al (30at.%Al 40at.%Al,50at.%Al dan 60%Al) dan waktu penggilingan (4 jam, 8 jam, 16 jam dan 32 jam). Proses karakterisasi dilakukan terhadap lapisan permukaan baja karbon dan campuran serbuk Fe-Al dengan pengujian XRD, SEM- dan kekerasan vickers.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terbentuk lapisan paduan Fe-Al pada permukaan baja karbon pada waktu penggilingan 32 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelapisan terjadi diawali dengan deformasi permukaan substrate, penghalusan serbuk, penguncian mekanik antara serbuk dengan substrate, dan penebalan serbuk lapisan akibat pengelasan dingin. Pelapisan dengan serbuk Fe-30at.%Al memiliki kekerasan mikro yang paling tinggi. Evolusi serbuk yang terjadi adalah terjadinya penghancuran partikel serbuk pada awal proses penggilingan yang diikuti dengan penggumpalan partikel serbuk pada akhir proses penggilingan.

Carbon steel usually coated to protect it from corrosion attack, especially from high temperature and oxidation environment. One of materials that can be used to coat carbon steel is intermetallic FeAl compound. Intermetallic FeAl compound has good resistance to oxidation, sulfidization and high temperature corrosion. So this material could be an effective coating for carbon steel.
This research will study coating process on carbon steel use mechanical alloying powder Fe-Al. This research studies the effect of aluminum addition Fe-Al powder mixture on the mechanical and physical properties coating which is formed by mechanical alloying. Variables which are used in this research are aluminum composition (30at.%Al 40at.%Al,50at.%Al and 60%Al) and milling time (4 hour, 8 hour, 16 hour and 32 hour). carbon steel surface coating and Fe-Al powder mixture was characterized by XRD, SEM and vickers hardness testing.
The result of this research shows that the coating process is began by surface deformation of substrate, refined of powder particle, mechanical interlocking between powder and substrate, and thickening the coating powder. Mechanical alloying which was use Fe-30at.%Al powder result the highest micro hardness of surface coating. Powder mikcrostructure evolution that occurs during milling is fracturing followed by aglomeration in 32 milling time. Intermetallic Fe3Al was also observed in mechanical alloyinh of Fe-30%at.Al powder.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S41748
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zamri Rahmat
"Teknologi semprot panas merupakan suatu teknologi pelapisan yang sekarang banyak digunakan pada industri pabrik, minyak dan gas ataupun power plant. Pada penelitian ini telah dilakukan dua jenis teknik pelapisan semprot panas yaitu metode pelapisan High Velocity Oxygen Fuel dan metode Electric Arc Spray. Kedua metode ini memiliki jenis pelapisan logam yang berbeda.Tujuannya untuk mempelajari hasil lapisan molibdenum dan lapisan aluminium pada substrat baja tahan karat 316L. Pelapisan molibdenum dengan metode High Velocity Oxygen Fuel dilakukan dengan menggunakan serbuk molibdenum, sedangkan pelapisan aluminium dengan metode Electric Arc Spray menggunakan kawat aluminium.Adapun ketebalan pelapisan molibdenum pada substrat dengan kisaran 15-20 m dan ketebalan pelapisan aluminium pada substrat dengan kisaran 90-100 m.Sebelum proses pelapisan dilakukan pemanasan sampel untuk menghilangkan kontaminasi yang menempel.Selanjutnya dilakukan pengkasaran permukaan subsrat dengan tingkat kekasaran 10-20 m menggunakan grit blasting abrasive Brown Aluminium Oxide.Karakteristik hasil pelapisan dilakukan dengan uji Positive Material Identification PMI merk Niton XL2-800 model X-Ray Fluorescent, pengujian SEM/EDX, pengujian metalografi mikroskop optik, pengujian kekerasan, pengujian keausan dan pengujian ketahanan korosi dengan sembur garam Salt Spray. Pengujian dengan alat Positive Material Identification PMI memperlihatkan bahwa terjadi suatu ikatan mekanis pelapis dengan permukaan substrat. Pada pengamatan mikro dengan mikroskop optik perbesaran 100x terlihat bahwa ikatan pelapis molibdenum terhadap permukaan substrat lebih kuat dibandingkan dengan pelapis aluminium terhadap permukaan substrat. Pada pengamatan dengan uji SEM/EDX terlihat bagian antarmuka lapisan pelapis membentuk suatu ikatan mekanis dengan permukaan substrat, dimana untuk lapisan molibdenum lebih baik ikatannya dengan permukaan substrat dibandingkan dengan lapisan aluminium. Pengamatan dengan pengujian hardness dan uji keausan, terlihat bahwa untuk pelapisan aluminium pada substrat menghasilkan nilai hardness yang lebih rendah dibandingkan substrat yang dilapisi molibdenum sedangkan untuk uji keausan,nilai pelebaran celah substrat yang dilapisi aluminium b= 0,545 mm lebih besar dibandingkan dengan substrat yang dilapisi molibdenum b = 0,375 mm sehingga tingkat keausan lebih baik untuk nilai yang lebih kecil.Pengamatan substrat dengan uji sembur garam, kedua lapisan tidak mempengaruhi daerah penggoresan namun terlihat perubahan warna secara signifikan yang terlihat adanya pembentukan korosi secara merata.

The technology of Thermal Spray is a coating technology is now widely used in the industries of oil and gas, factory or power plant. This research has been conducted on two types of coating technique of thermal spray coating method of High Velocity Oxygen Fuel and method of Electric Arc Spray. This different method to compare of this type coating metal on 316L stainless steel substrates. Molybdenum Coating with the method of High Velocity Oxygen Fuel using powder molybdenum and Aluminium Coating with the method Electric Arc Spray wire with 99.5 aluminium composition. The thickness of the coating on substrates with molybdenum with range 15 20 m and the thickness of the aluminum coating on substrates with the range of 90 100 m. Proceedings before the coating is carried out first warming to eliminate contamination.And then surface to be rough using grit blasting abrasive Brown Aluminum Oxide with range 10 20 m.Observations of the substrate after coating will identified with Positive Material Identification PMI Niton XL2 800 model Fluorescent X ray testing, SEM EDX, testing metalografi optical microscopy, hardness test,wear testing,testing corrosion resistant with Salt Spray.The result of testing with Positive Material Identification PMI shown coating had been a mechanical bond with substrate layer. On the observation with SEM EDX test shown bond of molibdenum's coating is better than aluminium's coating on substrate. Observations with the hardness testing and wear test related both, aluminum coating on substrate produces a lower hardness values than substrate coated molybdenum. The value of wear test results are aluminium coated substrates b 0.545 mm is greater than with molybdenum coated substrates b 0.375 mm . It means that the lower value will be more wear resistance.For observations of the substrate with salt spray test, both of looks discoloration significantly and visible presence of formation of corrosion."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T49751
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taumy Alif Firman
"Permasalahan korosi dalam bidang minyak dan gas, menjadi salah satu perhatian serius. Proses penanganan korosi ini dilakukan dengan dua klasifikasi metode yaitu secara fisika dan kimia. Pada penelitian ini dilakukan penanganan korosi secara kimia menggunakan 2-mercaptobenzothiazole (MBT) sebagai inhibitor korosi pada tembaga. Pengamatan dilakukan menggunakan metode berat hilang dan polarisasi ekstrapolasi Tafel dalam larutan yang mengandung ion klorida (HCl dan brine). Karakteristik film yang terbentuk diamati menggunakan spektrofotometer ATR-IR dan spektrofotometer UV Vis. Studi morfologi hasil menggunakan SEM.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terbentuknya film Cu(II)-2-mercaptobenzothiazole pada permukaan tembaga melalui mekanisme adsorpsi isotermal Langmuir. Peningkatan konsentrasi MBT akan meningkatkan % inhibisi pada tembaga dari proses korosi, sedangkan peningkatan temperatur akan menurunkan % inhibisi korosi pada tembaga dikonsentrasi yang sama. Aplikasi penggunaan MBT dengan konsentrasi minimal 25 ppm pada temperatur 70 oC dengan waktu kontak 72 jam memberikan % inhibisi diatas 90,00 % pada brine sintetis.

Corrosion problems in oil and gas fields are very serious concern. Corrosion treatment process is used by two methods, physical and chemical. In this research, the corrosion treatment by chemical method with 2-mercaptobenzothiazole (MBT) as a corrosion inhibitor in copper. This research used weight loss method and polarization with extrapolation Tafel in solution which chloride ion contains (HCl and brine). Characteristic of film layer using ATR-IR spectrophotometer and UV Vis spectrophotometer. Surface morphological study was observed on SEM.
The results showed that formed Cu(II)-2-mercaptobenzothiazole on copper surface through the Langmuir isothermal adsorption mechanism. Increasing of concentration MBT will improve the % inhibition of copper from the corrosion process, whereas an increase in temperature will decrease the % corrosion inhibition of copper in the same concentration. The application of MBT in the minimal concentration 25 ppm at 70 °C in 72 hours contact times gave % inhibition value more than 90.00 % in synthetic brine.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T42369
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>