Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 37799 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Widhi Susanti
"ABSTRAK
Sel bahan bakar fuel cell adalah salah satu alternatif untuk menggantikan bahan bakar dari fosil. Fuel cell mengkonversi energi kimia bahan bakar fuel menjadi listrik, panas, dan air. Urea di dalam urin adalah komponen terbesar kedua setelah air. Ikatan nitrogen-hidrogen urea lebih mudah diputuskan bila dibandingkan dengan ikatan oksigen-hidrogen dalam air, kemudian dilepaskan gas hidrogen dan listrik dapat dihasilkan. Pada penelitian ini preparasi elektroda boron-doped diamond termodifikasi nikel Ni-BDD dilakukan dengan teknik elektrodeposisi dari larutan 1 mM Ni NO 3 dalam larutan buffer asetat diikuti pengulangan cyclic voltammetry CV dalam 1 M KOH. Elektroda ini kemudian dimanfaatkan untuk elektrokatalis oksidasi urea dalam urin untuk produksi energi listrik dalam fuel cell. Penggunaan Ni-BDD diharapkan meningkatkan aktivitas fuel cell. Performa elektrokatalis tersebut diamati dengan fuel cell urea/hidrogen peroksida H2O2 . Hasil menunjukan densitas daya rata-rata yang dapat dihasilkan selama satu jam pengukuran dalam suhu ruang adalah 72,2 mW cm-2 jika 0,33 mol L-1 urea dalam 0,01 mol L-1 KOH digunakan sebagai larutan anoda dan 2 mol L-1 H2O2 dalam 2 mol L-1 H2SO4 digunakan sebagai larutan katoda. Sedangkan penggunaan urin untuk menggantikan 0,33 mol L-1 urea menghasilkan densitas daya 22 mW cm-2.

ABSTRACT
Fuel cell is an alternative to replace the fossil fuels. Fuel Cell converts chemical energy of fuel into current, heat, and water. Urea in urine is the second largest component after water. The hydrogen nitrogen bonds in urea are more easily break than hydrogen oxygen bonds in water, then hydrogen gas is released and the electricity can be generated. In this work, nickel modified boron doped diamond Ni BDD electrode was prepared by electrodeposition was performed from 1 mM Ni NO 3 solution in acetate buffer solution followed by repetitive of cyclic voltammetry CV in 1 M KOH. The electrode used for electrocatalytic urea oxidation in urine for electrical energy production in the fuel cell. The use of Ni BDD is expected to increase fuel cell activity. The electrocatalyst perfomance was observed by urea hydrogen peroxide H2O2 fuel cell. The result show the average power density that can be produced during one hour of mesurement in room temperature was 72,2 mW cm 2 when a solution of 0,33 mol L 1 urea in 0,01 mol L 1 KOH was used as anolyte and 2 mol L 1 H2O2 in 2 mol L 1 H2SO4 used as catholyte. Whereas, replacing 0,33 mol L 1 urea by urine produced power density was 22 mW cm 2."
2017
S69235
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isnaini Rahmawati
"Sebagian besar penggunaan energi primer untuk pembangkit energi listrik berasal dari energi fosil (Sujatmiko,2009). Penggunaan energi fosil dapat menimbulkan permasalahan bagi lingkungan. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu energi alternatif yang ramah lingkungan untuk mengatasi masalah tersebut. Microbial Fuel Cell (MFC) merupakan salah satu sumber energi alternatif yang prospektif untuk dikembangkan dan ramah lingkungan. Pada penelitian ini, urin digunakan sebagai bahan bakar dan khamir Candida fukuyamaensis digunakan sebagai biokatalis pada sistem MFC. Elektroda yang digunakan pada penelitian ini ialah elektroda BDD. Dilakukan variasi pH dari pH 5-8. Energi listrik optimum dengan densitas arus sebesar 970 mA/m2 dan densitas daya sebesar 109,61 mW/m2 diperoleh pada pH 7. Semakin banyak volume suspensi Candida fukuyamaensis sebanding dengan energi listrik yang dihasilkan terlihat dari densitas arus sebesar 940 mA/m2, 940 mA/m2, 970 mA/m2, dan 970 mA/m2 serta densitas daya 49,82 mW/m2, 72,38 mW/m2, 84,39 mW/m2, dan 109,61 mW/m2 untuk volume Candida fukuyamaensis dari 20 mL hingga 50 mL berturut-turut. Glukosa dan kreatinin merupakan salah satu senyawa dalam urin yang berpotensi menjadi sumber karbon bagi khamir, terlihat dari hasil energi listrik yang dihasilkan lebih besar dibanding menggunakan substrat urin saja. Sistem MFC berbasis urin ini dapat menghasilkan densitas daya yang cukup stabil hingga hari kedua.

The majority of primary energy use for electrical power generation is came from fossil energy (Sujatmiko, 2009).The use of fossil energy could pose problems for the environment. Therefore, it takes an environmentally friendly alternative energy to solve the problem. Microbial Fuel Cell (MFC) is one of the prospective alternative energy and eco-friendly. In this study, urine is used as fuel and Candida fukuyamaensis is used as a biocatalyst on the MFC system. Electrode used in this system is doron-doped diamond electrode. Different pH of anode compartemen (pH 5-8) was used to produce electricity optimally. The maximum power and current density 109,61 mW/m2 and 970 mA/m2 were obtained at pH 7. The increasing volume suspension of Candida fukuyamaensis is proportional to the electrical energy generated. This can be seen from the current density 940 mA/m2, 940 mA/m2, 970 mA/m2, and 970 mA/m2, as well as the power density 49.82 mW/m2, 72.38 mWm2, 84.39 mW/m2, and 109.61 mW/m2 for 20 mL to 50 mL volume of Candida fukuyamaensis respectively. Glucose and creatinine is one of the compounds in urine that potentially be source of carbon for Candida fukuyamanesis due the results from the electrical energy generated is greater than using urine only as substrate. This MFC that use urine as substrat can produce a stable power density until the second day.
"
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S63766
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arya Maulana Ichsan
"ABSTRAK
Fuel cell menjadi sorotan utama sebagai sumber energi alternatif karena mampu mengubah energi kimia menjadi listrik, panas, dan air. Urea, sebagai salah satu komponen utama dalam urin, merupakan salah satu bahan bakar yang dapat digunakan dalam sistem fuel cell karena memiliki densitas energi paling besar dibanding dengan molekul pembawa hidrogen umum lainnya. Pada penelitian ini, boron-doped diamond BDD dimodifikasi dengan paduan logam nikel-kobalt untuk digunakan sebagai elektroda dalam sistem fuel cell. Modifikasi BDD dilakukan dengan metode pembibitan serta elektrodeposisi Ni NO3 2 dan CoCl2 dengan variasi perbandingan mol Ni dan Co sebesar 9:1; 7:3; 6:4; 5:5. Elektroda yang terbentuk dikarakterisasi menggunakan SEM-EDX dan XPS. Karakterisasi dengan SEM-EDX menunjukkan bahwa elektroda telah berhasil dimodifikasi dengan persen berat nikel sebesar 0,15 w/w pada Ni-BDD, kobalt sebesar 0,25 w/w pada Co-BDD. Kemudian pada elektroda NiCo-BDD 9:1; 7:3; 6:4; dan 5:5 berturut-turut, teramati nikel:kobalt sebesar 0,64 :0,04 w/w ; 0,47 :0,19 w/w ; 0,48 :0,01 w/w ; 0,44 :0,22 w/w. Sementara dengan XPS didapat nikel sebanyak 3,48 pada Ni-BDD, kobalt sebanyak 0,405 sebanyak Co-BDD, nikel:kobalt sebanyak 1,55 :0,428 ; 0,49 :0,226 ; 0,864 :0,594 ; dan 0,491 :0,364 untuk NiCo-BDD 9:1; 7:3; 6:4; dan 5:5 berturut-turut. Didapatkan densitas daya terbesar untuk elektroda NiCo-BDD 7:3 sebesar 0,12001 mW/cm2 ketika digunakan urea 0,33 M dan 0,12257 mW/cm2 ketika digunakan sampel urin.

ABSTRACT
Fuel cell becomes the main highlight for the alternative energy because it converts chemical energies into electricity, heat, and water. Urea, as one of the main components in urine, can be used as a fuel in the fuel cell system because it has the highest energy density compared to other common hydrogen carriers. In this study, boron doped diamond BDD was modified with nickel cobalt then used as electrode in the fuel cell system. The modification was done by seeding and electrodeposition methods with Ni NO3 2 and CoCl2 with Ni and Co mol ratios of 9 1 7 3 6 4 and 5 5. The modified electrodes, were characterized with SEM EDX and XPS. SEM EDX characterization showed that the electrodes were modified successfully with nickel mass percentage of 0,15 w w on Ni BDD, cobalt of 0,25 w w on Co BDD, nickel cobalt of 0,64 0,04 w w 0,47 0,19 w w 0,48 0,01 w w 0,44 0,22 w w on NiCo BDD 9 1 7 3 6 4 and 5 5 respectively. Further characterization with XPS showed nickel percentage of 3,48 on Ni BDD, cobalt of 0,405 on Co BDD, nickel cobalt of 1,55 0,428 0,49 0,226 0,864 0,594 dan 0,491 0,364 on NiCo BDD 9 1 7 3 6 4 and 5 5 respectively. Highest power density of 0,12001 mW cm2 was obtained with NiCo BDD 7 3 electrode using 0,33 M urea and 0,12257 mW cm2 using urine sample."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Mariana Tesa Ayudia Putri
"ABSTRAK
Kebutuhan akan listrik di Indonesia semakin meningkat, sementara bahan bakar fosil, yang selama ini menjadi sumber energi utama semakin menipis setiap tahunnya. Sumber energi pengganti yang lebih ramah lingkungan serta efisien sangat diperlukan. Fuel cell dapat mengkonversi energi kimia menjadi listrik, panas, dan air. Urea yang terdapat dalam urin merupakan salah satu komponen yang bisa digunakan sebagai bahan bakar fuel cell. Pada urea terdapat ikatan nitrogen-hidrogen yang mudah diputuskan dan menghasilkan dua molekul gas hidrogen. Apabila gas hidrogen tersebut dilepaskan maka akan menghasilkan listrik. Pada penelitian ini boron-doped diamond BDD termodifikasi dengan Nikel-Kobalt digunakan sebagai elektroda untuk produksi energi listrik dalam fuel cell. Modifikasi BDD dilakukan dengan teknik elektrodeposisi menggunakan 40 mM larutan Ni NO3 2 dan CoCl2 dengan perbandingan 4:1. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa densitas daya sebesar 0,1429 mW cm-1 dapat diperoleh selama satu jam pengukuran dalam suhu ruang. Hasil tersebut didapatkan ketika digunakan urea 0,33 mol L-1 dan KOH mol L-1 pada ruang anoda dan H2O2 2 mol L-1 dalam H2SO4 2 mol L-1 pada ruang katoda. Dengan menggunakan kondisi yang sama, pengujian urin sebagai pengganti urea pada ruang anoda menghasilkan daya sebesar 0,0003 mW cm-1.
"
"
"ABSTRACT
"
The need for electricity in Indonesia is increasing while fossil fuels, which have been the main source of energy, are depleting every year. Therefore it is necessary to find another energy sources that are more environmentally friendly and efficient. Fuel cells can convert chemical energy into electricity, heat, and water. Urea contained in urine is one component that can be used as fuel fuel cell. In urea there is an easy to devide nitrogen hydrogen bond, which produces two molecules of hydrogen gas. When the hydrogen gas is released it will generate electricity. In this study, nickel cobalt modified BDD was employed as an electrode to produce electrical energy in the fuel cell. The modification was performed by electrodeposition using 40 mM Ni NO3 2 and CoCl2 solutions in a ratio of 4 1. The power density of 0.1429 mW cm 1 in one hour measurement at a room temperature. The results were obtained when 0.33 mol L 1 urea in 2 mol L 1 KOH was used as a fuel in in the anode chamber, while 2 mol L 1 H2O2 in 2 mol L 1 H2SO4 was used in the cathode chamber. Replacing of urea with urine in the anodic chamber produces a power of 0.0003 mW cm 1."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reyhan Puji Putranto
"Isoeugenol merupakan hasil turunan produk minyak cengkeh yang banyak dimanfaatkan dalam industri parfum, aroma dan rasa makanan, minyak esensial, obat, antioksidan serta antibakteri. Pada penelitian ini, studi elektrokimia isoeugenol dipelajari sebagai dasar dalam pengembangan proses konversi isoeugenol menjadi produk bernilai manfaat tinggi. Penelitian ini menggunakan elektroda kerja emas, boron doped diamond, dan boron doped diamond termodifikasi emas. Preparasi elektroda BDD Au dilakukan dengan metode elektrodeposisi menghasilkan ukuran partikel Au sekitar 500 nm dan morfologi berupa poligonal sisi. Elektroda pendukung dan elektroda acuan masing-masing menggunakan platina spiral dan Ag/AgCl dalam 1 M KCl.
Parameter matriks larutan menggunakan variasi pH buffer Britton-Robinson dalam akuabides. Berdasarkan voltamogram siklik diperoleh pH optimum untuk elektrooksidasi isoeugenol menggunakan elektroda emas, boron doped diamond dan boron doped diamond termodifikasi emas terjadi pada masing-masing nilai pH 3, pH 6, dan pH 3. Nilai potensial oksidasi untuk elektroda emas, boron doped diamond dan boron doped diamond termodifikasi emas adalah 660 mV, 710 mV dan 662 mV. Nilai arus oksidasi untuk elektroda emas, boron doped diamond dan boron doped diamond termodifikasi emas adalah 108,28 A; 52,813 A dan 106,689 A.

Isoeugenol is a derivative product of clove oil which is widely used in perfume industry, aroma and taste of food, essential oil, medicine, antioxidant and antibacterial. In this study, electrochemical studies of isoeugenol were studied as a basis in the development of isoeugenol conversion process into high value products. This study used gold, boron doped diamond, and boron doped diamond modified gold as working electrodes. BDD Au electrode preparation was performed by electrodeposition method yielding Au particle size about 500 nm and morphology of polygonal side. Supporting electrode and reference electrode are using spiral platinum and Ag AgCl in 1 M KCl.
Matrix solution is use a variation of Britton Robinson buffer pH in aquabides. Based on the cyclic voltammogram obtained the optimum pH for isoeugenol electrooxidation using gold electrodes, boron doped diamond and boron doped diamond modified gold occur in each pH value 3, pH 6, and pH 3. Oxidation potential values for gold electrodes, boron doped diamond and boron doped diamond modified gold is 660 mV, 710 mV and 662 mV. The oxidation current values for gold electrodes, boron doped diamond and boron doped diamond modified gold are 108.28 A 52.813 A and 106,689 A.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aritonang, Rani Puspitasari
"Karbon dioksida merupakan gas rumah kaca yang konsentrasinya terus meningkat setiap tahunnya. Salah satu upaya untuk mengatasinya yaitu dengan mengonversi CO2 menjadi turunan hidrokarbon yang lebih bernilai melalui proses elektrokimia. Penggunaan elektroda boron-doped diamond BDD dilaporkan menampilkan performa yang baik pada elektroreduksi CO2. Namun BDD memiliki kekurangan yaitu aktivitas katalitiknya yang rendah. Sehingga dibutuhkan cara untuk meningkatkan aktivitas katalitik BDD, diantaranya yaitu modifikasi dengan logam. Penelitian ini menggunakan BDD termodifikasi tembaga dan nikel sebagai elektroda kerja pada reduksi CO2. Modifikasi BDD dilakukan melalui teknik seeding, dan elektrodeposisi yang dilanjutkan dengan pemanasan pada suhu 7000C dalam atmosfer N2. Karakterisasi dengan SEM-EDX pada elektroda BDD termodifikasi tembaga dan nikel menunjukkan kestabilan yang baik setelah dilakukan pemanasan. Selanjutnya performa reduksi CO2 elektroda CuNi-BDD dibandingkan dengan Cu-BDD dan Ni-BDD. Pada potensial -1,2 V, Ni-BDD memberikan hasil efisiensi Faraday yang tinggi dibanding CuNi-BDD dan Cu-BDD. Produk yang terbentuk pada reduksi CO2 pada potensial -1,2 V yaitu CO, CH4 pada CuNi-BDD, asam format pada Cu-BDD, sedangkan pada Ni-BDD dihasilkan asam format dan metanol disamping gas CO dan CH4. Namun pada potensial yang lebih negatif -1,5 V , CuNi-BDD memberikan performa yang paling baik di antara elektroda lain. CuNi-BDD membentuk produk yang lebih beragam dibanding Cu-BDD maupun Ni-BDD.

Carbon dioxide is one of greenhouse gases whose increasing concentration annually. One of the way to overcome it by converting CO2 gas into bulk chemicals electrochemically. Recently, BDD is used as working electrode for CO2 reduction because it has good performance for CO2 reduction. But, BDD has low catalytic activity. So it is needed to modify BDD to increase it's catalytic activity, such as by modifying BDD surface BDD with metal. In this study, we used copper nickel modified BDD as working electrode for CO2 reduction. The method used to modify BDD were seeding, continued with electrodeposition and annealing at 7000C in N2 atmosphere. SEM EDX pictures of the modified electrode showed good stability after annealing treatment. CuNi BDD electrode was compared with monometal modified BDD. When potential applied at 1,2 V, Ni BDD produced the highest faradaic efficiency than CuNi BDD and Cu BDD. The CO2 reduction at potential 1,2V produced several products such as CO, CH4 for CuNi BDD, formic acid for Cu BDD, as for Ni BDD can produce formic acid and methanol beside CO and CH4. But when more negative potential applied 1,5 V , CuNi BDD performed the best to reduce CO2. The product produce from CuNi BDD at 1,5V are more varies than Cu BDD or Ni BDD. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Arie Sadewo
"ABSTRAK
Penelitian ini melakukan simulasi gangguan lepasnnya suplai daya yang diterima oleh PT Bukit Asam Unit Pertambangan Tanjung Enim sehingga terjadi gangguan beban lebih didalam sistem. Penelitian ini menggunakan metode pelepasan beban berdasarkan prioritas sehingga frekuensi sistem kembali kedalam rentang operasi frekuensi yang diijinkan. Terdapat dua skenario gangguan yang dilakukan pada yakni 1 terputusnya suplai yang diberikan oleh pembangkit listrik negara PLN sehingga sistem disuplai oleh 3 unit Generator dan 2 terputusnya suplai yang diberikan oleh PLN disertai hilangnya salah satu unit Generator. Diperoleh nilai frekuensi pada saat skenario 1 yaitu 48.74 Hz. Pada saat skenario 2 diperoleh nilai bervariasi akibat unit Generator yang ikut terputus bervariasi dari sistem yaitu, skenario 2 terputusnya PLN dengan Generator 1 sehingga frekuensi sistem 42,46 Hz,PLN dengan Generator 2 sebesar 42,46 Hz,serta PLN dengan Generator 3 sebesar 42,42 Hz.Dilakukan metode pelepasan beban sehingga didapat nilai frekuensi pada skenario 1 yaitu 49,8 Hz . Selain itu skenario 2 dengan terputusnya PLN dengan Generator 1 sebesar 50 Hz,PLN dengan Generator 2 sebesar 49,53 Hz,dan PLN dengan Generator 3 sebesar 49,51 Hz. Dengan melakukan simulasi gangguan beban lebih dengan penanggulangannya maka PT Bukit Asam Unit Pertambangan Tanjung Enim dapat memperoleh solusi apabila terjadi gangguan tersebut didalam sistem.

ABSTRAK
This study simulated the disruption of loss of power supply received by PT Bukit Asam Unit Pertambangan Tanjung Enim causing overload in system. This study uses a method of priority load release so that the frequency of the system back into the permitted operating frequency range. There are two interruption skenarios performed on 1 disconnection of supply supplied by state power plant PLN so that the system is supplied by 3 Generator units and 2 disconnection of supply provided by PLN accompanied by loss of one Generator unit. Obtained a frequency value at the time of skenario 1 is 48.74 Hz. At the time of skenario 2, the value varies due to the interrupted Generator unit varies from the system that is, the 2nd skenario of PLN interruption with Generator 1 so that the system frequency is 42.46 Hz, PLN with Generator 2 is 42.46 Hz, and PLN with Generator 3 is 42 , 42 Hz. Conducted the method of load release so that the frequency value obtained in skenario 1 is 49.8 Hz. Besides, skenario 2 with PLN breakdown with Generator 1 of 50 Hz, PLN with Generator 2 equal to 49,53 Hz, and PLN with Generator 3 equal to 49,51 Hz. By simulating more load disturbances with mitigation then PT Bukit Asam Unit Pertambangan Tanjung Enim can obtain solutions if it rsquo s happen on the system."
2017
S68040
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Aditya Rizali
"Dewasa ini jumlah pengguna kendaraan bermotor di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun-ketahun. Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia mencatat banyaknya jumlah kendaraan yang beroperasi pada 2013 mencapai 104,2 juta unit, sebanyak 86,25 juta unit di antaranya merupakan sepeda motor. Jumlah pengguna sepeda motor tersebut naik 12 persen dibanding tahun sebelumnya yang sebanyak 77,75 juta unit. Dengan memanfaatkan kondisi tersebut, para peneliti sudah mulai melakukan penelitian mengenai jenis pembangkit terbarukan yang ramah lingkungan mengacu pada peningkatan jumlah kendaraan di Indonesia dan salah satu penelitian yang sedang dikembangkan adalah marka kejut yang dapat menghasilkan energi listrik. Marka kejut dirancang dengan menggabungkan dua metode penghasil energi listrik yaitu generator listrik dan piezoelektrik. Prinsip kerja dari alat ini adalah memanfaatkan pergerakan tuas yang dapat menggerakan generator dan menekan material piezoelektrik sehingga dapat menghasilkan listrik. Dari hasil pengujian marka kejut yang dilakukan, pada generator listrik dapat menghasilkan daya listrik sebesar 0.43 Watt per sekali tekan, sedangkan material piezoelektrik dapat menghasilkan daya sebesar 22.9 μWatt per sekali tekan dalam waktu yang bersamaan.
A number of vehicles in indonesia always seen a significant increase every year. Traffic police corps of the republic of indonesia noted the large number of vehicles operations in 2013 reached 104,2 million units, some 86,25 million units of them are motorcycles . A number of users motorcycle were up 12 percent compared to last year as many as 77,75 million units. By using these conditions, researchers have started to conducted research a renewable power station with environmentally friendly reference to the increase in the number of vehicles and one of research is being developed is speed bump that can produce electrical energy. Speed bump designed by combining two methods of producing electrical energy, that is an electric generator and piezoelectric crystal, The working principle of this instrument is to harness the movement of a lever which can push the generator and pressing piezoelectric material. From the result of testing, electric generator of speed bump can generare power electricity at 0.43 Watt per tap and a piezoelectric of speed bump can produce power 22.9 μWatt per tap at the same time."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63062
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Respati Kevin Prama Dewandaru
"Penelitian ini mempelajari elektroreduksi karbon dioksida CO2 pada permukaan boron-doped diamond BDD termodifikasi iridium Ir-BDD . BDD diketahui sebagai suatu kandidat yang menarik untuk aplikasi dalam proses elektroreduksi CO2 karena dilaporkan memiliki kestabilan yang tinggi dan kemampuan menghasilkan radikal bebas dengan persen hasil yang tinggi. Modifikasi elektroda BDD dilakukan dengan teknik kronoamperometri pada potensial reduksi 0,60 V vs. Ag/AgCl menggunakan larutan K2IrCl6 dalam H2SO4. Karakterisasi dilakukan menggunakan instrument X-Ray Photoelectron Spectroscopy XPS , Scanning Electron Microscopy SEM, dan Raman Spektroskopi. Teknik kronoamperometri juga digunakan untuk proses elektroreduksi CO2 dalam sel elektrokimia yang memiliki dua kompartemen yang dipisahkan oleh membran Nafion. Potensial reduksi yang digunakan adalah -1.5 V dan -2.5 V vs. Ag/AgCl. Karakterisasi hasil elektroreduksi CO2 yang dilakukan dengan menggunakan High Performance Liquid Cromatograph HPLC dan Gas Chromatography GC. Perbandingan dengan elektroda BDD, Ir-BDD, dan BDD termodifikasi IrO2 IrO2-BDD menunjukkan bahwa Ir-BDD dan BDD menghasilkan asam format, sedangkan IrO2-BDD menghasilkan asam asetat.

This research studied about electroreduction carbodioxide CO2 at the surface of boron doped diamond BDD modified by iridium Ir BDD. BDD is known as an attractive candidate for applications in the electroreduction of CO2 due to its high stability and its ability to produce radicals in high percent yields. Modification of BDD was performed using chronoamperometry method in a solution of K2IrCl6 in H2SO4 at the potensial of reduction of 0.60 V vs. Ag AgCl. Characterization was performed by X Ray Photoelectron Spectroscopy XPS, Scanning Electron Microscopy SEM, and Raman Spectroscopy. Chronoamperometry technique was also employed for the electroreduction process of CO2 using an electrochemical cell with 2 compartments separated by a Nafion membrane. The reduction potentials of 1.5 V and 2.5 V vs. Ag AgCl were applied. The results of electroreduction process of CO2 were characterized by High Performance Liquid Cromatography HPLC and Gas Chromatography GC. Comparison of Ir BDD with BDD and BDD modified by iridium oxide IrO2 BDD suggested that Ir BDD and BDD produced formic acid, while IrO2 BDD produced acetic acid. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S69198
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wulan Tri Wahyuni
"Neuraminidase (NA) merupakan enzim yang dapat dimiliki oleh virus, mikroba, dan mamalia, termasuk di antaranya mikroba dan virus patogen. Deteksi NA merupakan aspek penting dalam upaya mengawasi penyebaran penyakit infeksi yang disebabkan oleh mikroba dan virus patogen tersebut. Di samping itu, analisis kuantitatif NA penting dalam penentuan komposisi vaksin. Pada penelitian ini dikembangkan metode deteksi NA dengan teknik elektrokimia berdasarkan inhibisi NA oleh zanamivir. Deteksi NA dilakukan berdasarkan perubahan respon elektrokimia zanamivir dalam buffer fosfat pH 5,5 saat terdapat NA dan tidak. Elektroda Boron doped diamond termodifikasi emas, yaitu Au-BDD dan AuNPs-BDD digunakan sebagai elektroda kerja dan pengukuran dilakukan menggunakan teknik voltametri siklik. Deteksi NA dikembangkan juga pada sistem magnetic beads dan sistem strip test. Pengembangan sistem magnetic beads dimaksudkan sebagai upaya untuk meningkatkan sensitivitas deteksi, sementara sistem strip test merupakan pengembangan awal untuk membuat piranti praktis pengukuran NA. Pengaruh mucin terhadap performa deteksi NA diamati dengan menggunakan mucin submaxillary 0,33 mg/mL. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa terjadi korelasi linear antara konsentrasi zanamivir dengan intensitas puncak arus oksidasi dan reduksi Au pada elektroda BDD termodifikasi emas. Linearitas pengukuran zanamivir berdasarkan puncak arus reduksi emas pada elektroda Au-BDD diperoleh pada kisaran 5 x 10-6 - 1 x 10-4 M (R2 = 0,990) dengan limit deteksi (LOD) 1,49 x 10-6 M, sementara pada elektroda AuNPs-BDD diperoleh pada kisaran konsentrasi 1 x 10-6 - 1 x 10-5 M (R2 = 0,998) dengan LOD 2,29 x 10-6 M. Keberadaan NA menyebabkan konsentrasi zanamivir bebas dalam larutan berkurang dan menurunkan zanamivir yang teradsorpsi pada permukaan selektroda. Akibatnya puncak arus oksidasi dan reduksi Au pada elektroda Au-BDD dan AuNPs-BDD meningkat. Kalibrasi linear konsentrasi NA dengan puncak arus reduksi Au pada elektroda Au-BDD diperoleh pada kisaran 0 ? 15 mU (R2 = 0,996) dengan LOD 0,25 mU dan %RSD 1,18 %, sementara kisaran linear 0 ? 12 mU (R2 = 0,997), LOD 0,12 mU, dan %RSD 2,49% diperoleh saat pengukuran dilakukan dengan elektroda AuNPs-BDD. Keberadaan mucin tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap deteksi NA dengan metode yang dikembangkan. Sistem magnetic beads belum berhasil meningkatkan sensitivitas deteksi NA. Nilai LOD pengukuran yang diperoleh ialah sebesar 0,64 mU pada kisaran linear 0 ? 8 mU. Deteksi NA pada sistem strip test yang dikombinasikan dengan pengukuran elektrokimia telah berhasil dikembangkan pada kisaran linear 0 - 15 mU dengan nilai LOD sebesar 0,26 mU. Deteksi NA dalam matriks mucin dapat dilakukan pada sistem strip test sekalipun keberadaan mucin dilaporkan dapat menurunkan presisi pengukuran.

Neuraminidase (NA) is a hydrolase enzyme which is commonly found in viruses, microbes, and mammals, including pathogenic microbes and viruses. Detection of NA is very important for monitoring the spread of such pathogen microbes and viruses. Meanwhile, the quantification of NA is also crucial for vaccine composition investigation. Development of an electrochemical method for NA detection using gold modified boron doped diamond (Au-BDD and AuNPs-BDD) electrodes were conducted in this study. The detection method was developed based on the difference of electrochemical responses of zanamivir in the presence and the absence of NA in phosphate buffer solution pH 5,5. Measurements were performed using cyclic voltammetry technique. Detection of NA also developed on magnetic beads in order to improve the sensitivity of measurement. On the other hand, to build up a practical devices for NA detection, preliminary development of strip test was conducted by using Au-BDD as working electrode. The performance of detection method was evaluated in the presence of 0,33 mg/mL bovine submaxillary gland mucin. A linear calibration curve of zanamivir was observed in the concentration range of 5 x 10-6 - 1 x 10-4 M (R2 = 0,990) with limit of detection (LOD) of 1,49 x 10-6 M for Au-BDD electrode. Linear calibration curve in the concentration range of 1 x 10-6 - 1 x 10-5 M (R2 = 0,998) with LOD 2,29 x 10-6 M was observed on AuNPs-BDD. The presence of NA caused the concentration of free zanamivir in the solution decreases and less zanamivir can be adsorbed at the electrode. As the result, the oxidation and the reduction peak currents of gold were increase. Linear calibration curve of NA was obtained in the concentration range of 0 ? 15 mU (R2 = 0,996), a LOD of 0,25 mU and %RSD of 1,18 % was achieved on Au-BDD electrode. Furthermore, linear calibration curve of NA on AuNPs-BDD electrode was in the concentration range of 0 ? 12 mU (R2 = 0,997) with LOD of 0,12 mU and %RSD of 2,49%. A comparable performance of NA detection was observed in the presence of mucin. Sensitivity of NA detection was decrease in magnetic beads system, the LOD of 0,64 mU was achieved in linear range of 0 ? 8 mU. Detection of NA on strip test system was successfully developed in linear range of 0 - 15 mU with LOD of 0,26 mU. NA detection in the presence of mucin was demonstrated on strip test system, the result suggested that the precision was decreased. Nevertheless the method is still promising for pharmaceutical or medical application."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
D2075
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>