Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 193151 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maudy Oriana
"Skripsi ini membahas tentang adaptasi dalam penerapan budaya hoesik pada perusahaan Korea yang terdapat di Jakarta. Masuknya perusahaan Korea ke Jakarta membuat kebudayaan perusahaan tersebut pun ikut diterapkan. Perbedaan kebudayaan antara Korea dan Indonesia menyebabkan terjadinya adaptasi dalam penerapan budaya tersebut. Penelitian ini menggunakan metode deskriptis kualitatif dengan menggunakan metode kajian pustaka dan wawancara dalam mengumpulkan data. Hasil dalam penelitian ini adalah bahwa budaya hoesik yang masuk ke perusahaan Korea di Jakarta mengalami berbagai penyesuaian dengan budaya dan norma yang berlaku di Indonesia.

This study discusses about adaptation of hoesik culture in Korea Company located in Jakarta. The entry of Korean companies in Jakarta also cause its company culture to be applied. The culture rsquo s differences between Korea and Indonesia causes cultural adaptation between those two different cultures. This research uses descriptive qualitative method with literature review and interview in collecting datas. The results of this study shows that hoesik culture in Korean company located in Jakarta experiences some adjustments with cultures and norms which prevail in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S69952
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadamega Dara Azzaria
"Artikel ini membahas tentang fenomena Korean Wave dan dampaknya terhadap remaja di Indonesia. Korean Wave adalah fenomena yang menggambarkan bagaimana arus budaya pop Korea mendunia sejak akhir 1990 dan mulai menjamah Indonesia pada tahun 2002. Tumbuh bersamaan dengan kemajuan teknologi dan internet membuat budaya ini lebih cepat berkembang dan tersebar luas. Ia bahkan mampu menggeser popularitas budaya populer lain dan memperoleh banyak penggemar. Selama satu dekade, Korean Wave berhasil menunjukkan dan mempertahankan eksistensinya di mata masyarakat, khususnya pada kalangan generasi muda. Hal ini tercermin dari kemunculan tren-tren Korea di kalangan remaja Indonesia, yang menunjukkan bagaimana gaya hidup sosial dan ekonomi mereka terbentuk akibat kehadiran budaya pop ini. Skripsi ini menggunakan metode sejarah dengan mengumpulkan studi literatur, berita-berita sezaman, dan wawancara remaja penggemar Korea yang berdomisili Jakarta sebagai pendukung penelitian.

This article discusses the Korean Wave phenomena and its impact to Indonesian teenagers. Korean Wave phenomena describes how Korean pop culture started to globalize at the end of 1990s and reached Indonesia in 2002. Growing in parallel with internet and advances in technology, this tide expanded faster and wide spread. It was able to exceed the other popular culture and gain many fans. For a decade, Korean Wave had shown and maintained its existence in the public rsquo s eyes, specifically among young generations. This is reflected by the emergence of Korean trends amid Indonesian rsquo s youths and how Korean culture has influenced their social and economic lifestyle. This article used historical method including literature studies, primary resource, and interviews with Korean fans living in Jakarta as supporting data. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fathurrohman
"Penelitian ini bertujuan menganalisis transformasi budaya yang terjadi pada budaya makan Korea dalam tren mukbang. Metode kualitatif dengan analisis isi digunakan untuk melihat perubahan-perubahan yang terjadi dalam budaya makan Korea yang muncul di tren mukbang. Analisis yang telah dilakukan membuktikan bahwa mukbang merupakan bentuk transformasi budaya makan Korea yang dipicu oleh perkembangan teknologi internet. Terdapat perubahan-perubahan yang terjadi dalam budaya makan Korea yang muncul di mukbang. Budaya makan Korea yang kolektif melalui praktik makan bersama diubah ke dalam bentuk digital dengan siaran mukbang yang dilakukan seorang diri namun memiliki kolom chat yang digunakan untuk komunikasi antara penyiar dan penonton konten mukbang. Mukbang telah mengakomodasi pergeseran yang terjadi dalam etika makan Korea menjadi hal yang lumrah. Konsep yang mukbang bawa juga banyak digunakan dalam beberapa acara TV. Mukbang juga memberikan dampaknya kepada pembuat kontennya dengan perannya sebagai profesi yang memberikan pendapatan finansial dan menjadi sarana bersosialisasi para penontonnya untuk mengisi rasa kolektivisme mereka. Bagi Korea Selatan, mukbang memiliki potensi yang besar kekuatan yang mempertahankan Korean Wave dan media promosi budaya makan Korea ke dunia. Perubahan-perubahan yang mukbang bawa dalam budaya makan Korea adalah bukti tren tersebut telah mentransformasi budaya makan Korea menjadi bentuk baru.

This research aims to analyse the cultural transformation of Korean eating culture through mukbang. Qualitative method along with content analysis is used to find the changes in Korean eating culture which are shown in mukbang. The analysis found that mukbang is a form of transformation of Korean eating culture which is triggered by the development of internet technology. The changes of the Korean eating culture are shown in mukbang. The collectiveness of Korean eating culture through commensality is changed to its digital form through mukbang broadcast that is aired alone by the broadcaster but has a chatting window that allows the broadcasters and their viewers chatting in mukbang content. Mukbang also accommodates the shifting in the Korean eating etiquette and those are seen as a normal things to do. The concept that mukbang has also become the source concept in some television programmes. Mukbang has its own impact for the content creator as it’s given the opportunity for the content creator getting financial income and has a role as socialisation tool for its viewer and help them to gain their collectivism needs. For South Korea, mukbang has many potentials to become one of the powers that helps maintaining Korean Wave while also helping promote Korean eating culture to the world. The changes that mukbang has are the evidences that this trend has transformed Korean eating culture to its new form."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rismawati
"Skripsi ini membahas budaya minum minuman beralkohol dalam kehidupan sosial masyarakat Korea. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami budaya minum minuman beralkohol dari segi sosial kehidupan masyarakat Korea. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif.
Hasil dari penelitian ini adalah budaya minum minuman beralkohol di Korea adalah sesuatu yang tidak bisa dihilangkan dari kehidupan sosial masyarakat karena budaya ini adalah budaya yang sudah ada sejak zaman dahulu dan memiliki peran penting dalam kehidupan social masyarakat Korea.

The focus of this study is drinking culture in the social life of Korean society. The purpose of this study is to know and understand drinking culture in the social life of Korean society in more detail. This research is qualitative descriptive interpretive. To support this research, the researcher collected a variety of written data sources relevant to the theme of this thesis, ranging from books to articles in the internet.
The results of this study is drinking culture in Korea is something that can not be remove from the social life because this culture is a culture that already exists since ancient times and has an important role in the social life of Korean society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S456
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zainab Ummu Hasanah
"Makanan memiliki keterkaitan yang erat dengan komunikasi dan kebudayaan. Melalui sebuah makanan tradisional kita dapat mengetahui berbagai hal seperti cita rasa khas serta kondisi geografi daerah asal makanan tersebut. Namun, melalui makanan kita juga dapat mengetahui budaya, nilai, tradisi, serta kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat dari daerah makanan itu berasal. Tteok sebagai makanan khas Korea Selatan merupakan salah satu jenis makanan yang dapat memberikan informasi tentang kebudayaan serta nilai-nilai dalam masyarakat Korea. Tteok sebagai jenis makanan mengandung berbagai makna dan pesan tentang perasaan seseorang. Kebahagiaan, kesedihan, amarah, dan kepuasan merupakan ungkapan dari nilai yang ada dalam masyarakat Korea, yakni jeong. Penelitian ini disusun untuk menjelaskan nilai dan budaya dalam kehidupan sosial budaya masyarakat Korea dalam sebuah Tteok. Penelitian ini ditulis dengan metode studi pustaka dan membahas peran tteok dalam komunikasi, serta keterkaitannya dengan nilai jeong dalam masyarakat Korea. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa tteok dapat menjadi simbol jeong dalam komunikasi masyarakat Korea.
Food has a close relation with culture and communication. Through a traditional food, we can know the unique taste and geographic condition of the area where the food came from. However, through a food we can also get the information about culture, value, tradition, and customs of the society.Tteokis a type of Korean traditional food which can tell us the information about Korean culture and values in their society.Tteokas type of foodhasmeaning and message about one`s feelings.Happiness, sadness, anger, and pleasure in Korean traditional value are known as jeong. This paper aims to know the culture and value within Korean sociocultural society through atteok. This paper is written with a literature study method and discuss the role of tteokin communication, as well as its relevance to the value of jeong in Korean society. Based on the result of this analysis, it was found tha ttteok can be seen as a symbol of jeong in Korean`s communication."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Shahnaz Khalila Najlana
"Skripsi ini membahas perundungan di kalangan pelajar Korea Selatan dan memudarnya nilai-nilai kolektivisme dalam institusi pendidikan Korea. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perundungan dapat terjadi di kalangan pelajar Korea dan hubungannya dengan memudarnya nilai-nilai kolektivisme dalam institusi pendidikan Korea. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan menghasilkan data berupa data deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perundungan di kalangan pelajar Korea terjadi akibat beberapa faktor, seperti faktor individu, keluarga, teman, dan pendidikan, serta berhubungan dengan memudarnya nilai kolektivisme dalam institusi pendidikan Korea, seperti harmoni, jeong, dan woori. Kesimpulan penelitian ini adalah sistem pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk karakter seorang pelajar dan menjadi salah satu faktor utama penyebab terjadinya perundungan di kalangan pelajar Korea. Perundungan tersebut kemudian menyebabkan memudarnya nilai- nilai kolektivisme dalam institusi pendidikan Korea.

The focus of this study is the bullying culture in South Korean students and the declining collectivism values in the education institution. The purpose of this study is to know how bullying can happen in Korean students and its relation with the declining collectivism values in the education institution. This study is a qualitative research and yield descriptive data. The result of this study shows that bullying in Korean student circle happens because of several factors such as personal, family, peer group, and education factors, and there is a relation with declining collectivism values in education institution, such as harmony, jeong, and woori. The conclusion of this study is the education system has an important role in developing student’s character and become one of the most important factor causing bullying in Korean students. Later, bullying is causing the decline of collectivism values in education institution."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifah Amalia
"Makalah ini membahas budaya makan masyarakat Belanda dan Indonesia, ditinjau dari iklan margarin Pusaka berbahasa Belanda dan Indonesia yang terdapat di majalah De Huisvrouw in Indie: orgaan van de Vereneeging voor Huisvrouw in Batavia pada tahun 1951. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menjabarkan bagaimana budaya makan ditampikan oleh dua masyarakat yang berbeda melalui sebuah iklan margarin. Penelitian ini juga bertujuan untuk mendata persamaan serta perbedaan dari budaya makan yang ditampilkan oleh kedua masyarakat tersebut. Hasilnya terdapat persamaan dan perbedaan antara budaya makan masyarakat Belanda dan Indonesia. Persamaan terdapat pada fungsi margarin sebagai bahan untuk membuat kue, menggoreng lauk, ataupun sebagai olesan roti. Perbedaannya terdapat  pada segi modernitas kebudayaan, kebiasaan, serta pengetahuan masyarakat mengenai makanan.

This paper discusses the culinary culture of the Dutch and Indonesian public, based on Dutch and Indonesian Pusaka Margarine advertisements. This advertisement founded in the De Huisvrouw in Indie: orgaan van de Vereeniging voor Huisvrouw in Batavia magazine in 1951. This descriptive qualitative research aims to show the culinary culture in two different societies through margarine advertisements. This study aims to record the similarities and differences in the culinary culture displayed by both communities. As a result, there are some similarities and differences between the culinary culture of Dutch and Indonesian society. An equation exists in the function of margarine as an ingredient for baking, frying a side dish, or as a bread spread. A contrast is in terms of cultural modernity, customs, and society’s knowledge of food."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
S7712
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanisa Fitri Amelia
"ABSTRAK
Jakarta Selatan sebagai bagian dari ibukota negara menjadi pusat bisnis dan investasi termasuk bagi kaum ekspatriat Korea dalam mengembangkan bisnis kuliner Korea. Pada umumnya, terdapat 2 jenis restoran Korea khususnya yang berada di Indonesia, yaitu restoran Korea tradisional dan modern. Tren budaya K-Pop disinyalir dapat memengaruhi peningkatan konsumen di restoran Korea. Sebagai konsumen restoran Korea, penggemar budaya K-Pop memiliki faktor yang berpengaruh dalam memilih restoran Korea yang dapat dikaji dari aspek spasial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan makna tempat restoran Korea tradisional dengan restoran Korea modern dan menganalisis perilaku spasial penggemar budaya K-Pop dalam memilih restoran Korea di Jakarta Selatan dengan mengetahui aspek kognitif, afektif serta konatif. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan metode purposive sampling untuk menentukan informan penelitian yang selanjutnya akan ditemui untuk wawancara mendalam. Analisis spasial dengan metode deskriptif digunakan untuk menganalisis pola spasial dari perilaku penggemar budaya K-pop sebagai konsumen restoran Korea. Penelitian ini menghasikan 10 informan utama yang dibedakan berdasarkan tipologi penggemar budaya K-Pop. Hasil penelitian menunjukkan bahwa restoran Korea tradisional dimaknai sebagai restoran dengan suasana formal yang tidak memutarkan lagu K-Pop serta memiliki harga menu makanan relatif mahal dengan rasa autentik. Sementara restoran Korea modern K-Pop dimaknai sebagai restoran dengan suasana casual yang memutarkan lagu K-Pop serta memiliki harga menu makanan relatif murah dengan rasa yang telah dimodifikasi. Dalam memilih restoran Korea, pola spasial perilaku penggemar budaya K-Pop yang terbentuk yaitu perilaku mengunjungi restoran Korea modern yang dekat dari titik asal keberangkatan dengan mengendarai alat transportasi dan menempuh waktu yang relatif singkat. Penggemar budaya K-Pop dari ketiga tipologi umumnya memiliki preferensi terhadap restoran Korea modern K-Pop yang memiliki site yaitu memutarkan lagu dan musik K-Pop, dengan motivasi mengunjungi yaitu motivasi sosial sehingga memunculkan makna tempat restoran Korea sebagai fungsi sosial.

ABSTRACT
South Jakarta as part of the capital city became a center of business and investment for Korean expatriates in developing Korean culinary business. In general, there are two types of Korean restaurants, particularly those in Indonesia, which are traditional and modern Korean restaurants. K Pop trends are alleged to affect the increase of consumer in Korean restaurants. As a Korean restaurant consumer, K Pop fans have influential factors in choosing a Korean restaurant that can be studied from spatial aspects. This study aims to analyze the difference of sense of place, of a traditional Korean restaurant with a modern Korean restaurant and to analyze the spatial behavior of K Pop fans in choosing Korean restaurant in South Jakarta by knowing cognitive, affective and conative aspects. This study uses qualitative approach by using purposive sampling method to determine informant of research which can be encountered for in depth interviews. Spatial analysis by using the descriptive method is used to analyze the spatial patterns of K Pop fans behavior as a Korean restaurant consumer. This study produces 10 main informants that are distinguished by the typology of K Pop fans. The results show that traditional Korean restaurant is interpreted as a restaurant with a formal atmosphere that does not play K Pop songs and has a relatively expensive food menu prices with an authentic taste. While a modern Korean restaurant K Pop is interpreted as a casual atmosphere restaurant that plays K Pop songs and has a relatively cheap food menu prices with modified taste. In choosing a Korean restaurant, the spatial pattern of K Pop fan behavior is the act of visiting modern Korean restaurants that are close to the point of departure by driving and taking relatively short periods of time. K Pop fans by the three typologies generally have a preference for a modern Korean restaurant K Pop that has a site that plays K Pop songs and music, with a visiting motivation social motivation that raises the sense of place of Korean restaurant as a social function."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Rakhmawaty
"Skripsi ini membahas fenomena meningkatnya pernikahan yeonae dan menurunnya pernikahan jungmae dalam masyarakat Korea. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan meningkatnya pernikahan yeonae dan menurunnya pernikahan jungmae, serta nilai-nilai yang berubah karena fenomena tersebut. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan penjelasan deskriptif. Hasil penelitian ini adalah faktor-faktor yang menyebabkan fenomena meningkatnya pernikahan yeonae dan menurunnya pernikahan jungmae di Korea, antara lain konsep cinta, budaya berkencan, pentingnya pendidikan, dan majunya perekonomian Korea. Selanjutnya nilai-nilai yang berubah, yaitu munculnya perceraian, berkurangnya rasa bakti kepada orangtua, dan pernikahan dipandang sebagai pilihan.

The focus of this study is the phenomenon of the increasing yeonae marriage and the increasing jungmae marriage in Korean society. This study aimed to perceive the reasons behind the increasing yeonae marriage and the decreasing jungmae marriage, also to see the change of values in Korean society because of it. This study designed by qualitative descriptive method. The result of this research is the concept of love, dating culture, the importance of study, and the rapid growth of Korea caused the increasing of yeonae marriage and the decreasing jungmae marriage in Korea. Because of that, divorce, the decrease of filial piety, and marriage as a matter of choice happened in Korea.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S61132
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>