Ditemukan 60354 dokumen yang sesuai dengan query
Arif Maulana
"
ABSTRAKThomas Samuel Kuhn menggagas bahwa perkembangan ilmiah bersifat revolutif. Gagasannya disampaikan lewat bukunya yang berjudul lsquo;The Structure of Scientific Revolutions rsquo; lsquo;SSR rsquo; . Dalam SSR, kata lsquo;paradigma rsquo; bermakna ambivalen. Akibatnya, penjelasan Kuhn tentang revolusi ilmiah menjadi inkonsisten. Ada revolusi ilmiah yang disebabkan krisis, ada revolusi ilmiah yang terjadi tanpa krisis. Tujuan dari penelitian ini adalah membuktikan bahwa revolusi ilmiah terjadi tanpa krisis. Pembuktian dilakukan dengan menganalisis ambivalensi makna lsquo;revolusi ilmiah rsquo;, dengan memetakan pemaknaan Kuhn berdasarkan teori heteronim dari W. V. O. Quine. Kemudian, menguji konsistensi argumen Kuhn. Revolusi ilmiah terjadi tanpa krisis karena pelakunya adalah individu, dan anomali bersifat terantisipasi oleh ilmu.
ABSTRACTKuhn's notion of scientific revolution are contained by his book ldquo The Structure of Scientific Revolutions rdquo . In his book, lsquo paradigm rsquo has an ambivalent meaning. That ambivalent meaning is the cause of Kuhn rsquo s inconsistency for explaining scientific revolution. In one aspect, scientific revolution can be happened with crises. In another aspect, scientific revolution can be happened without crises. The ambivalent meaning of lsquo paradigm rsquo is analyzed through Quine rsquo s theory of heteronymity. The aim of this research is to prove that ldquo scientific revolution can be happened without crises rdquo is the most consistent explanation for scientific revolution, because the agent of scientific revolution is individual, and anomalies is always anticipated by sciences."
2017
S69522
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Alfano Fadil Juyendra
"Pemikiran Kuhn bergantung pada konsep paradigma untuk revolusi ilmiahnya. Pergeseran paradigma bergerak seperti siklus yang bermula pada sains normal, anomali, krisis, dan revolusi ilmiah, lalu kembali menjadi sains normal. Akan tetapi, terdapat ambivalensi dalam konsep paradigma itu sendiri. Tentunya hal itu berdampak juga terhadap revolusi ilmiah yang digagas oleh Kuhn. Selain itu, hierarki dari konsep paradigmanya ini menimbulkan bias. Kuhn terlalu menekankan posisi sains normal yang hanya bergeser oleh fakta anomali dan krisis. Ambivalensi bahasa dalam konsep paradigma mengakibatkan inkonsistensi dalam merumuskan revolusi ilmiah. Penelitian ini akan berusaha untuk menelaah implikasi ambivalensi konsep pergeseran paradigma Thomas Kuhn dan relevansinya terhadap revolusi ilmiahnya. Pembuktian akan dianalisis menggunakan konsep dekonstruksi Jacques Derrida. Kemudian, menelaah kembali konsistensi struktur revolusi ilmiah Kuhn. Setelah itu, konsep paradigma yang ambivalen menyebabkan kerusakan konsep pergeseran paradigma yang menyebabkan paradigma terjadi tanpa krisis karena paradigma terjadi disebabkan terdapat titik balik. Ini membuat struktur dari revolusi ilmiah berubah yang tadinya normal-anomali-krisis-luar biasa menjadi normal-titik balik-luar biasa.
Kuhn's thinking relies on the concept of paradigm for his theory of scientific revolution. This paradigm shift moves in a cycle starting with normal science, anomalies, crises, and scientific revolution, then returning to normal science. However, there is ambivalence within the concept of paradigm itself. This inevitably affects the scientific revolution proposed by Kuhn. Furthermore, the hierarchy of his paradigm concept introduces bias. Kuhn places excessive emphasis on the position of normal science, which is only shifted by anomalies and crises. The ambivalence of language within the concept of paradigm leads to inconsistencies in formulating the scientific revolution. This study aims to examine the implications of the ambivalence of Thomas Kuhn's paradigm shift concept and its relevance to his theory of scientific revolution. The analysis will employ Jacques Derrida's concept of deconstruction. The consistency of Kuhn's structure of scientific revolution will be re-evaluated. Subsequently, the ambivalent concept of Paradigm causes inconsistency to the concept of paradigm shift, leading to paradigm shifts occurring without crises as they are triggered by turning points. This results in a change in the structure of scientific revolution, transforming it from normal-anomaly-crisis-extraordinary to normal-turning point-extraordinary."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Michiels, Ivo
Amsterdam: De Bezige Bij, 1973
BLD 839.36 MIC s
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Isni Hari Pudjarama
"Penulisan ini terutama mengkaji paradigma Kuhn sehubungan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Pendapat Kuhn itu mengimplikasikan bahwa ilmu tidak berkembang secara kumulatif evolusioner, melainkan revolusioner. Metode pembahasan menggunakan studi kepustakaan. Buku buku yang dipakai adalah buku-buku bacaan primer teks-teks filsafat dan buku-buku bacaan sekunder yang bersangkutan dengan tema skripsi. Menurut Kuhn konsep paradigma dan revolusi ilmiah memberikan semangat yang sangat berarti di dalam perkembangan dunia keilmuan umumnya dan filsafat khususnya. Dan untuk mencapai suatu paradigma, ilmuwan harus dapat meyakinkan bahwa teorinya dapat diterima yang tentu saja harus lebih baik daripada saingannya. Bagi Kuhn sifat ini disebut revolusi ilmiah. Setelah paradigma yang lama direvolusi, bukan berarti teori ilmiah berhenti pada paradigma yang baru itu, sebab teori ilmiah selalu terbuka untuk direvolusi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S16051
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sardar, Ziauddin
Yogyakarta: Jendela, 2002
920.71 ZIA tt
Buku Teks Universitas Indonesia Library
"Perkembangan ilmu pengetahuan di satu sisi memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan manusia. Ilmu pengetahuan melahirkan berbagai teknologi yang membantu manusia, supaya lebih efektif dan efisien dalam bekerja dan menghasilkan berbagai produk. Namun di sisi lain, dampak dari perkembangan teknologi ini menyebabkan pencemaran lingkungan. Pencemaran yang berkelanjutan mengakibatkan kerusakan alam dan juga kehancuran hidup manusia. Dalam tulisan ini penulis ingin menganalisa kerusakan tanah pertanian yang disebabkan oleh pupuk kimia. Kajian filosofis dalam tulisan ini berangkat dari pemahaman akan alam berdasarkan konsep filsafat Plotinus. Plotinus memberikan teori tentang asal usul alam, dan sifat metafisisnya, yaitu keharmonisan dalam seluruh alam semesta. Kemudian, dari sudut pandang sains, Thomas Kuhn mengajak kita untuk merubah paradigma lama yang destruktif dan diganti dengan paradigma baru yang konstruktif. Sintesa dari kedua filsuf ini adalah paradigma metafisis yang menjadi solusi dalam menanggapi kerusakan alam. Penerapan dari paradigma metafisis dapat diwujudkan dalam pertanian organik."
JFW 2:1 (2013)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Murphey, Murray G.
"This book covers W. V. Quine's philosophic career from his early radical empiricism and behaviorism through his development of a series of skeptical doctrines regarding meaning, reference, and science."
Dordrecht, Netherlands: Springer, 2012
e20400984
eBooks Universitas Indonesia Library
Donny Gahral Adian
Jakarta: Teraju, 2002
121 DON m
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Donny Gahral Adian
Jakarta: Teraju, 2002,
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Kuhn, James W.
New York: Harcourt, Brace & World, 1968
301.55 KUH v
Buku Teks Universitas Indonesia Library