Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 124645 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Made Laksmi Dewi Dhyaksa
"ABSTRAK
Belimbing wuluh Averrhoa bilimbi L. merupakan salah satu tanaman yang berpotensi untuk dijadikan sumber antioksidan. Kandungan antioksidan alaminya seperti vitamin C, karotenoid, flavonoid, tannin, dan senyawa polifenol lain dipercaya dapat mencegah terjadinya peristiwa photoaging. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan ekstrak etanolik belimbing wuluh Averrhoa bilimbi L. ke dalam bentuk nanoemulsi gel dan menguji stabilitas fisik serta aktivitas antioksidannya menggunakan metode peredaman DPPH 2,2,-difenil-1-pikril hidrazil . Nanoemulsi gel dibuat dengan metode high pressure homogenizer dalam berbagai konsentrasi ekstrak yaitu 1 , 2 , dan 3 . Sediaan nanoemulsi gel yang diformulasikan dengan 5 isopropil miristat sebagai fase minyak, 30 Tween 80-Span 20 sebagai surfaktan, dan 30 propilenglikol sebagai kosurfaktan menunjukkan penampilan fisik yang stabil selama penyimpanan 8 minggu pada suhu ruang 25 2oC dan suhu tinggi 40 2oC , cycling test, serta uji mekanik. Namun, pada uji stabilitas fisik jangka panjang suhu rendah 4 2oC , keempat formula mengalami fenomena Ostwald Ripening. Hasil pengujian aktivitas antioksidan keempat formula secara in vitro menghasilkan nilai IC50 yang kurang baik, yaitu 20520,09 g/mL F0 ; 18392,29 g/mL F1 ; 17868,80 g/mL F2 ; dan 17287,625 g/mL F3. Sehingga, formula tersebut bukan merupakan formula yang optimal untuk menghasilkan nanoemulsi gel dengan kestabilan fisik dan aktivitas antioksidan yang baik.

ABSTRACT
Belimbing wuluh Averrhoa bilimbi L. is one of the plants that is potentially used as a source of antioxidants. Natural antioxidant content such as vitamin C, carotenoids, flavonoids, tannins, and other polyphenol compounds are believed to prevent the photoaging process. This study aims to formulate the ethanolic extract of Belimbing wuluh Averrhoa bilimbi L. into nanoemulsion gel dosage form and test its physical stability and antioxidant activity using DPPH damping method 2,2, diphenyl 1 picryl hydrazil . Nanoemuldel was prepared by high pressure homogenizer method in various extract concentrations ie 1 , 2 , and 3 . Nanoemulgel formulated with 5 isopropyl myristate as an oil phase, 30 Tween 80 Span 20 as a surfactant, and 30 propylenglycol as a cosurfactant showing stable physical appearance for 8 weeks at room temperature 25 2oC , high temperature 40 2oC , cycling test, and mechanical test. However, in the low temperature 4 2 C of long term physical stability test, all nanoemulgel undergo the Ostwald Ripening phenomena. The results of in vitro antioxidant activity study showed poor IC50 value, respectively 20520.09 g mL F0 18392.29 g mL F1 17868.80 g mL F2 and 17287.625 g mL F3. Thus, the formula is not an optimal formula to produce a nanoemulgel with good physical stability and antioxidant activity"
2017
S69212
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natasha Dwinanda Septiana Raswita
"ABSTRAK
Buah belimbing wuluh Averrhoa bilimbi L. diketahui memiliki potensi sebagai antioksidan karena memiliki kandungan vitamin C yang tinggi, kandungan flavonoid, dan senyawa fenolik. Potensi dari buah belimbing wuluh dapat dimanfaatkan dan diolah menjadi berbagai produk, salah satunya adalah produk kosmetik yang memiliki aktivitas antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk membuat formula gel sabun pembersih wajah yang mengandung ekstrak buah belimbing wuluh dengan konsentrasi ekstrak sebesar 3 , 4 , dan 5 dan menguji aktivitas antioksidan dari setiap formula dengan metode peredaman DPPH 2,2-difenil-1-pikrihidrazil , serta dilakukan uji stabilitas fisik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan tertinggi dimiliki oleh formula 3 dengan konsentrasi ekstrak sebesar 5 dengan nilai IC50 sebesar 16.022,481 ppm ?g/ml . Selain itu ketiga formula stabil secara fisik dalam tiga suhu, yaitu suhu 28 2 C, 40 2 C, dan 4 2 C selama 12 minggu, serta tidak mengalami sineresis pada cycling test. Gel sabun pembersih wajah yang mengandung ekstrak etanol buah belimbing wuluh Averrhoa bilimbi L. stabil secara fisik selama 12 minggu penyimpanan dan memilki penampilan fisik yang baik.

ABSTRAK
Averrhoa bilimbi L. fruit has a potential as an antioxidant because it contains high vitamin C, flavonoids, and phenolic compounds. Its potential can be utilized into various products, and one of them is as a cosmetic product that has antioxidant activity. The purpose of present study was formulating facial wash in gel form which contain 3 , 4 , and 5 ethanol fruits extracts of Averrhoa bilimbi L. and evaluating the antioxidant activities from all gels with radical scavenging method using the DPPH 1,1 diphenyl 2 picrylhydrazyl radical and also evaluating the physical stability of gels. The results showed that gel formula 3 which contain 5 of ethanol fruits extracts of Averrhoa bilimbi L. has the highest antioxidant activity with IC50 value of 16.022,481 ppm g ml . Physical stability test showed that all gels were physically stable in three different temperatures, which were in 28 2 C, 40 2 C, and 4 2 C, for 12 weeks and there was not syneresis in cycling test. Therefore, it can be concluded that gels which contain ethanol fruits extracts of Averrhoa bilimbi L. were physically stable during 12 weeks of storage and had good appearance."
2017
S69643
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nira Nurkhalifah
"Averrhoa bilimbi L. merupakan tanaman suku Oxalidaceae yang telah dimanfaatkan sebagai obat tradisional karena memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi, namun masih jarang dimanfaatkan untuk pengobatan topikal dan perawatan kulit. Ekstrak etanol 70% tanaman ini telah dilaporkan memiliki aktivitas antioksidan, tetapi belum terdapat penelitian terkait enzim yang berperan dalam proses penuaan dini seperti enzim elastase. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil rendemen dan kadar air, kandungan senyawa fitokimia, kadar flavonoid total, aktivitas antioksidan metode FRAP, dan uji penghambatan aktivitas enzim elastase dari ekstrak. Metode ekstraksi dilakukan dengan maserasi menggunakan etanol 70%, skrining fitokimia dengan kromatografi lapis tipis, penetapan flavonoid total metode kolorimetri dengan standar rutin, pengujian aktivitas antioksidan metode FRAP dengan standar FeSO4.7H2O dan kontrol positif asam askorbat, serta pengujian antielastase menggunakan porcine pancreatic elastase, substrat N-suksinil-Ala-Ala-Ala-p-nitroanilin, dan kontrol positif epigalokatekin galat (EGCG). Berdasarkan hasil ekstraksi, didapatkan ekstrak kental dengan kadar air 7,5% dan rendemen 21,35% yang positif mengandung senyawa golongan fenol, flavonoid, alkaloid, dan terpenoid, dengan kadar flavonoid total 64,5063±0,44 mg ER/g ekstrak. Pengujian antioksidan FRAP menunjukkan ekstrak memiliki aktivitas antioksidan 20,2295±0,29  g ekuivalen FeSO4/100g ekstrak, sedangkan asam askorbat 308,9458±2,41 g ekuivalen FeSO4/100 g asam askorbat. Pada uji aktivitas penghambatan elastase, ekstrak tidak aktif menghambat aktivitas enzim karena  memiliki aktivitas penghambatan 7,21%  pada konsentrasi 300 ppm, 14,72% pada 400 ppm, dan 29,73% pada 500 ppm, sedangkan EGCG memiliki nilai IC50 39,14 µg/mL. Dengan demikian, disimpulkan ekstrak etanol 70% daun belimbing wuluh memiliki aktivitas antioksidan dengan metode FRAP yang lebih rendah dibandingkan asam askorbat dan tidak aktif menghambat elastase.

Averrhoa bilimbi L. is a plant of the Oxalidaceae tribe that has been used as a traditional medicine because it has high antioxidant activity, but is still rarely used for topical treatment and skin care. The 70% ethanol extract of this plant has been reported to have antioxidant activity, but there is no research related to enzymes that play a role in the process of premature aging such as the elastase enzyme. This study aimed to determine the yield and water content, phytochemical compound content, total flavonoid content, antioxidant activity of FRAP method, and elastase enzyme activity inhibition test of the extract. The extraction method was carried out by maceration using 70% ethanol, phytochemical screening by thin layer chromatography, determination of total flavonoids by colorimetric method with rutin standard, FRAP method antioxidant activity testing with FeSO4.7H2O standard and ascorbic acid positive control, and elastase enzyme inhibition activity testing using porcine pancreatic elastase, N-succinyl-Ala-Ala-Ala-p-nitroaniline substrate, and epigalocatechin gallate (EGCG) positive control. Based on the extraction results, a thick extract with a moisture content of 7.5% and a yield of 21.35% was obtained which positively contained phenol, flavonoid, alkaloid, and terpenoid compounds, with a total flavonoid content of 64.5063 ± 0.44 mg ER/g extract. FRAP antioxidant testing showed the extract had antioxidant activity of 20.2295 ± 0.29 FeSO4 equivalents/100 g extract, while ascorbic acid was 308.9458 ± 2.41 FeSO4 equivalents/100 g ascorbic acid. In the elastase inhibition activity test, the extract was not active in inhibiting enzyme activity because it had an inhibitory activity of 7.21% at a concentration of 300 ppm, 14.72% at 400 ppm, and 29.73% at 500 ppm, while EGCG had an IC50 value of 39.14 µg/mL. Thus, it is concluded that 70% ethanol extract of belimbing wuluh leaves has antioxidant activity with the FRAP method which is lower than ascorbic acid and is not active in inhibiting elastase."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Kenanga Renatami
"ABSTRAK
Belimbing wuluh dapat memutihkan warna gigi, namun memiliki pH asam yang dapat mempengaruhi kekasaran email. Penelitian ini menggunakan 35 email gigi sapi yang diaplikasikan dengan gel ekstrak belimbing wuluh Bogor dan Aceh 70%, 80% dan 90% dalam 4 jam selama 14 hari. Berdasarkan analisa statistik uji t berpasangan
dan tidak berpasangan, semua kelompok perlakuan mengalami perubahan yang signifikan (p<0.05) setelah 7 hari dan 14 hari aplikasi. Perubahan kekasaran terbesar yaitu kelompok dengan konsentrasi 90%. Perubahan kekasaran dipengaruhi oleh pH gel, konsentrasi gel, lama pepmaparan gel terhadap permukaan gigi.

ABSTRACT
Bilimbi can be used to bleach the teeth but it has an acidic pH that affect the enamel surface roughness. This study used 35 bovine enamels which was applied by gels containing Bogor and Aceh bilimbi extracts 70%, 80% and 90% in 4 hours per day for 14 days. Results analyzed by Dependent and Independent t-test showed that all
groups had significant changes in surface roughness (p<0.05) after 7 and 14 days of application. Group with 90% concentration had the most significant changes in surface roughness. The changes were caused by pH, concentration, and duration of exposure to bilimbi extract gels."
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devy Octarina
"Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) merupakan buah yang banyak manfaatnya tapi penggunaannya kurang optimal. Oleh karena itu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk memperoleh formula granul dan tablet effervescent dengan bahan berkhasiat ekstrak kering buah belimbing wuluh dengan variasi konsentrasi aspartam sebagai pemanis sehingga dapat dikonsumsi sebagai minuman suplemen sehat komersial. Granul dan tablet dibuat dengan metode granulasi kering pada kondisi kelembaban relatif (RH) 40 % dengan suhu 25 0C. Ketiga formula granul dan tablet effervescent yang dibuat memenuhi syarat evaluasi granul dan tablet effervescent. Hasil analisis kesukaan menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat kesukaan dari ketiga formula granul dan tablet effervescent dari penampilan, rasa dan aroma.

Averrhoa bilimbi is fruit that has many benefits but the usage is not optimal. That is why the aim of the research is to get formulation of effervescent granule and tablet containing dry Averrhoa bilimbi extract with modified concentration of aspartame as sweetening agent for commercial healthy drink. Granules and tablets were produced with dry method granulation with 40 % of relative humidity (RH) and 25 0C of temperature. The three of formulations were qualified as effervescent granules and tablets. Favorite tests showed that no significant differences of appearances, tastes and flavors for three of effervescent granules and tablets."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2010
S33164
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mentari Mayang Suminar
"ABSTRAK
Tokotrienol memiliki potensi antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tokoferol. Formulasi sediaan nanoemulsi gel dapat menghantarkan tokotrienol ke lapisan kulit untuk mencegah kerusakan kulit yang disebabkan oleh radikal bebas dan meningkatkan stabilitas sediaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui stabilitas fisik dan aktivitas antioksidan dari formulasi nanoemulsi gel tokotrienol. Formulasi nanoemulsi tokotrienol dibuat dengan menggunakan tokotrienol, asam oleat, tween 80, alkohol 96%, dan propilen glikol. Basis gel yang digunakan adalah carbomer dan trietanolamin. Uji stabilitas fisik dilakukan pada 3 suhu yang berbeda yaitu pada suhu rendah (4˚C ±2˚C), suhu ruang (27˚C ±2˚C), suhu tinggi (40˚C ±2˚C), cycling test dan uji sentrifugasi pada kecepatan 3800 rpm selama 5 jam. Pengukuran aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode peredaman DPPH untuk menentukan nilai IC₅₀. Hasil yang didapatkan adalah formula 1 memiliki stabilitas fisik terbaik dengan pH 6,12. Ukuran globul nanoemulsi gel tokotrienol pada formula 1 596 nm dengan nilai potensial zeta 27,1 mV. IC₅₀ nanoemulsi gel tokotrienol adalah 6252,14 ppm

ABSTRACT
Tocotrienols has antioxidant potential higher than tocopherols. Nanoemulsion gel can deliver tocotrienols into the skin to prevent skin damage which is caused by free radicals and improve the stability of the dosage form. The purpose of this study was to determine the physical stability and antioxidant activity of tocotrienols nanoemulsion gel formulation. Tocotrienols nanoemulsion is made by using tocotrienols, oleic acid, tween 80, alcohol 96%, and propylene glycol. Gel base is made by Carbomer and triethanolamine. Physical stability test was conducted at three different temperatures, which were low temperature (4˚C ± 2˚C), room temperature (27˚C ± 2C), high temperature (40˚C ± 2˚C), cycling test and centrifugation test in 3800 rpm for 5 hours. Antioxidant activity was measured by DPPH method for determining IC₅₀ values. Formula 1 has the best physical stability with pH of 6,12. Droplet size of tocotrienols nanoemulsion gel is 596 nm with zeta potential value is -27,1 nm. IC₅₀ of tocotrienols nanoemulsion gel is 6252.14 ppm."
2016
S65727
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Della Syariyana
"ABSTRAK
Belimbing Wuluh Averrhoa blimbi L. diketahui memiliki fungsi antioksidan dengan kandungan terbesarnya yaitu vitamin C. Fungsi dari vitamin C yang terdapat pada buah belimbing wuluh dapat dimanfaatkan sebagai sediaan, diantaranya adalah sediaan serum. Serum merupakan sediaan cair dengan partikel kecil sehingga dapat meresap ke dalam kulit. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah membuat formula dan melakukan pengujian terhadap stabilitas fisik sediaan serum wajah yang mengandung ekstrak etanol buah belimbing wuluh Averrhoa bilimbi L. serta menguji aktivitasnya sebagai antioksidan. Pada penelitian ini dibuat formula sediaan serum wajah yang mengandung ekstrak buah belimbing wuluh Averrhoa bilimbi L. dengan konsentrasi 1, 2, dan 3 serta blanko negatif sebagai pembanding yang tidak mengandung ekstrak buah belimbing wuluh. Dilakukan uji antioksidan dengan menggunakan metode DPPH untuk mengetahui nilai IC50 pada setiap formula sediaan serum wajah. Setelah itu, dilakukan uji stabilitas fisik pada keempat sediaan serum wajah dan cycling test. Hasil menujukkan nilai IC50 dari ekstrak etanol buah belimbing wuluh adalah sebesar 42,78 ppm. Sediaan serum wajah 1, 2, dan 3 masing-masing memiliki nilai IC50 rata-rata sebesar 362,12; 251,09; dan 102,27 ppm. Pada minggu kedelapan aktivitas antioksidan menunjukkan tidak terjadi perubahan yang signifikan. Sediaan serum terbukti stabil secara fisik dan dapat disimpulkan bahwa sediaan serum wajah yang mengandung ekstrak buah belimbing wuluh dapat dijadikan sebagai sediaan antioksidan.

ABSTRACT
Belimbing Wuluh Averrhoa blimbi L. is known as an antioxidant for its dominant contents which is Vitamin C. The vitamin C in it as antioxidant can be formed into serum. Serum is a liquid with small particles, that enable it to be absorbed into the skin. The aims of this study were to create a formula, conduct the physical stability study and antioxidant activity study as a facial serum containing ethanol extract of belimbing wuluh Averrhoa blimbi L. . In this study, facial serum formulation was made containing 1, 2, and 3 of belimbing wuluh Averrhoa blimbi L. extract, and also negative blank formula that was not containing belimbing wuluh extract that used as a reference. The antioxidant activity study was performed with DPPH method to obtain IC50 value from each formula. After that, physical stability study and cycling test were performed to all four facial serum formulae. IC50 value obtained from ethanol extract of belimbing wuluh Averrhoa blimbi L. was 42.78 ppm. On the other hand, others facial serum formulae that containing 1, 2, and 3 ethanol extract of belimbing wuluh Averrhoa blimbi L. gave 362.12 251.09 and 102.27 ppm, respectively it. After eight weeks, antioxidant activity from each formula was measured again and gave no significant different results. The result obtained showed that facial serum formula were physically stable and it can be concluded that facial serum containing belimbing wuluh Averrhoa blimbi L. extract can be used as antioxidant dosage form."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mely Mailandari
"Radikal bebas adalah suatu atom, gugus atom atau molekul yang memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan pada orbital paling luar dan menjadi tidak stabil karena kehilangan elektronnya. Antioksidan menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki radikal bebas, dan menghambat terjadinya reaksi pembentukan radikal bebas yang dapat menimbulkan stress oksidatif.
Dari penelitian yang telah dilakukan terhadap spesies Garcinia, diperoleh beberapa senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan. Penelitian ini dilakukan untuk menguji adanya aktivitas antioksidan pada daun Garcinia kydia Roxburgh. Pengujian dilakukan menggunakan ekstrak dan fraksi hasil kolom yang kemudian diuji aktivitas antioksidannya dengan metode DPPH. Parameter adanya aktivitas antioksidan yang dimiliki oleh ekstrak dan fraksi ditunjukan oleh nilai % inhibisi dan IC50.
Hasil pengujian aktivitas antioksidan menunjukkan bahwa semua ekstrak dan fraksi memiliki aktivitas antioksidan. Nilai IC50 ekstrak etilasetat paling aktif yaitu 12,05μg/mL, metanol 12,51μg/mL dan n-heksan 50,71μg/mL. Golongan senyawa yang dikandung oleh ekstrak etilasetat adalah alkaloid, flavonoid dan terpen. Hasil fraksinasi kolom dipercepat menghasilkan sembilan fraksi dan diperoleh yang paling aktif IC50 4,82μg/mL adalah fraksi E dengan kandungan kimia yaitu alkaloid, flavonoid dan terpen.

Free radical is an atom, group of atoms or molecules that have one or more unpaired electrons in the outermost orbitals and become unstable when loss their electrons. Antioxidants stabilize free radicals with complete deficiency of electrons that are owned free radicals.
From the research that has been conducted on Garcinia species, obtained several compounds that have antioxidant activity. This study was conducted to test antioxidant activity in leaves of Garcinia kydia Roxburgh. Tests carried out using the extracts and fractions of the column which tested antioxidant activity by DPPH method. Parameters of antioxidant activity from extracts and fractions indicated by the value of % inhibition and IC50.
Test results showed that all of extracts and fractions have antioxidant activity. The most active ethylacetate extract with IC50 value 12,05μg/mL, methanol 12,60μg/mL and n-hexane 50,71μg/mL. Chemical compounds of ethylacetate extracts are alkaloids, flavonoids, and terpene. The results of accelerated fractionation column obtained nine fractions and the most active fraction with IC50 value 4,82μg/mL is fraction E contain alkaloids, flavonoids and terpenes as the chemical compounds.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1324
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Juli Astuti
"Ekstrak metanol kulit batang manggis hutan (Garcinia bancana Miq.) diketahui mengandung epikatekin yang memiliki aktivitas antioksidan tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dan stabilitas fisik sediaan gel yang mengandung ekstrak metanol kulit batang manggis hutan dalam konsentrasi yang bervariasi yaitu 10xIC50 (0,004%), 30xIC50 (0,012%) dan 90xIC50 (0,036%) (b/b) dengan basis karbomer. Aktivitas antioksidan dalam sediaan gel dihitung berdasarkan nilai IC50 dengan metode peredaman radikal DPPH. Uji stabilitas fisik dilakukan dengan pengamatan organoleptis dan pH gel yang disimpan pada suhu rendah (4±2oC), suhu kamar (27±2oC), suhu tinggi (40±2oC) dan uji cycling test. Nilai IC50 ekstrak metanol kulit batang manggis hutan sebesar 4,37 ppm. Nilai IC50 sediaan gel formula I (0,004%) 104,92 ppm, formula II (0,012%) 85,91 ppm, formula III (0,036%) 78,87 ppm dan blanko positif (gel kuersetin) 57,025 ppm. Berdasarkan nilai IC50 disimpulkan bahwa gel kulit batang manggis hutan 0,036% memiliki aktivitas antioksidan paling tinggi dibandingkan formula I (0,004%) dan formula II (0,012%) tetapi lebih rendah dari blanko positif (gel kuersetin). Sediaan gel ekstrak metanol kulit batang manggis hutan secara fisik terbukti stabil dalam berbagai suhu penyimpanan dan cycling test.

Methanol extract stem bark forest mangosteen (Garcinia bancana Miq.) is known to contain epicatechin which had high antioxidant activity. This study was used to know the antioxidant activity and physical stability of gel preparations containing methanol extract stem bark forest mangosteen in various concentrations were 10xIC50 (0,004%), 30xIC50 (0,012%) and 90xIC50 (0,036%) (w/w) on the basis of carbomer. The antioxidant activity in gel preparation was calculated based on the value of IC50 DPPH radical reduction method. Physical stability test was conducted by organoleptic observations and pH gel which was stored at low temperature (4±2°C), room temperature (27±2°C), high temperature (40±2°C) and cycling test. The IC50 value of methanol extract stem bark forest mangosteen was 4,37 ppm. The IC50 value of stocks gel formula I (0,004%) 104,92 ppm, formula II (0,012%) 85,91 ppm, formula III (0,036%) 78.87 ppm and positive blank (quercetin gel) 57,025 ppm. Based on the IC50 value concluded that methanol extract stem bark forest mangosteen gel 0,036% had the highest antioxidant activity compared to formula I (0,004%) and formula II (0,012%) but lower than the positive blank (quercetin gel). Gel preparations of methanol extract stem bark forest mangosteen were proven physically stable in a wide range of storage temperatures and cycling test."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S45582
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meilisa Fitriani Ibrani
"ABSTRAK
Ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L.) diketahui mengandung antosianin yang memiliki aktivitas antioksidan kuat yang dapat menghambat pembentukan radikal bebas yang menyebabkan penuaan dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah formulasi gel anti-aging yang rnengandung ekstrak etanol Ubi jalar ungu dalam konsentrasi yang bervariasi, yaitu 0,015%, 0,062%, dan 0,123% (b/b) memiliki aktivitas antioksidan dan stabilitas fisik. Aktivitas antioksidan ekstrak etanol ubi jalar ungu diuji dengan menggunakan metode peredaman radikal DPPH. Uji stabilitas fisik dipercepat dilakukan dengan pengamatan gel yang disimpan pada tiga suhu yang berbeda yaitu suhu rendah (4±2ºC), suhu kamar, dan suhu tinggi (40±2ºC) serta uji cycling test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan gel ubi jalar ungu 0,015%, 0,062%, dan 0,123% memiliki kestabilan setelah dilakukan pengujian pada suhu rendah (4±2ºC), suhu kamar, dan suhu tinggi (40±2ºC) dan uji cycling test. Nilai IC50 dari ketiga gel ubi jalar ungu, yaitu: 0,015% sebesar 148,5155 ppm; 0,062% sebesar 139,6256 ppm; 0,123% sebesar 132,518 ppm dan blanko positif sebesar 134,6348 ppm. Berdasarkan Nilai IC50, disimpulkan bahwa gel ubi jalar ungu 0,123% (132,518 ppm) memiliki aktivitas antioksidan paling tinggi dibandingkan dengan gel ubi jalar ungu 0,015%, 0,062% dan kontrol positif (kuersetin).

ABSTRACT
The Purple sweet Potatoes (Ipomoea batatas L.) containing anthocyanin which have strong antioxidant activity to prevent of free radicals generated from ROS (Reactive Oxygen Species) that causes premature aging. This research is aimed to know whether the anti-aging gel formulation containing extracts of purple sweet potatoe in various concentrations of 0,015%, 0,062%, and 0,123% (w/w) have antioxidant activity and physical stability. The antioxidant activity of purple sweet potatoe ethanol extract were tested using DPPH radical reduction method. Accelerated physical stability test was done at three different temperatures including low temperature (4±2ºC), room temperature, and high temperature (40±2ºC) and also cycling test. IC50 value of three Purple sweet Potatoe gel of 0,015%, 0,062%, 0,123% and positive control are 148,5155 ppm, 139,6256 ppm, 132,518 ppm and 134,6348 ppm respectively. Based on IC50 values, it was concluded that purple sweet potatoe gel of 0,123% have the highest antioxidant activity compared to sweet potatoe purple gel of 0,015%, 0,062% and the positive control (quercetin)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1551
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>