Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 41342 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Utami Saraswati
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai proses digitalisasi arsip audio visual videotape siaran daerah di TVRI. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi gambaran proses digitalisasi arsip siaran daerah di TVRI agar dapat diketahui apa saja kendala yang terjadi dalam proses digitalisasi arsip siaran daerah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan strategi studi kasus agar penulis mendapatkan gambaran secara mendalam mengenai suatu kasus yang akan penulis bahas dalam penelitian ini. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara beberapa informan dengan teknik snowball sampling disertai dengan pencarian literatur yang sesuai dengan gambaran digitalisasi arsip siaran daerah di TVRI. Hasil penelitian ini adalah proses digitalisasi arsip siaran daerah di TVRI belum berjalan dengan baik. Sebab, masih ditemukan beberapa kendala yang menghambat proses digitalisasi arsip siaran daerah tersebut.

ABSTRACT
This study discusses the process of digitalization of the audio visual archive videotape area broadcast in TVRI. The purpose of this study is identify the process digitizing the broadcast area archives in TVRI in order to know what are the constraints that occur in the process of digitizing the area broadcast archives. This study used a qualitative approach with case study strategies for the authors to get an in depth description of a case that will authors discussed in this study. The data was collected by interviewing several informants with sowball sampling technique along with the literature search which was appropriate with the picture of digitalization of regional broadcast archive in TVRI. The results of this research is the process of digitizing the area broadcast archive on TVRI done with immigration strategy. Because, TVRI digitalization provide cassette media into digital media. Digitalization activity is not seen well. Because, still found some obstacles that hinder the process of digitizing the broadcast archive area. The main obstacle is that supervisors pay less attention to digitalization activities conducted by the Documentation and Library Program TVRI."
2017
S69521
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathiresa Kusuma
"Penelitian ini membahas mengenai pelaksanaan alih media koleksi audiovisual dalam upaya melestarikan koleksi di Library Traffic Metro TV. Tujuan penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian studi kasus ini adalah untuk mendeskripsikan pelaksanaan alih media koleksi audiovisual ke dalam bentuk media digital dalam rangka kegiatan preservasi koleksi agar dapat diidentifikasi kendala dan keuntungan dalam pelaksanaannya.
Hasil dari penelitian ini adalah pelaksanaan kegiatan alih media koleksi audiovisual di Library Traffic Metro TV masih banyak mengalami kendala yang menyebabkan proses pelaksanaan alih media berjalan kurang baik. Saran yang dapat peneliti berikan yaitu Library Traffic perlu melakukan perawatan terhadap perangkat keras yang digunakan proses alih media serta membuat Standar Operasional Prosedur untuk melaksanakan kegiatan alih media agar pelaksanaan alih media tersebut dapat berjalan dengan baik.

This study discusses the media migration’s implementation of audiovisual in effort to preserve the collection in the Library Traffic Metro TV. This study aims to describe the media migration’s implementation of audiovisual media to digital media’s form for the purposes of preservation of the collection, to identified obstacles and advantages in implementation. This study used a qualitative approach with case study method.
The results of this study, there are still a lot of obstacles that led the migration process run poorly. This study suggests that the Library Traffic needs to perform maintenance on the hardware, and also the medias used in the process and create standard operating procedures to make media migration process and also the medias maintenance can run well.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S45979
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramadhan Putra Kurnida
"Kepopuleran musik K-Pop di dunia kini semakin terlihat. Idol-idol K-Pop berlomba untuk memberikan karya terbaik mereka melalui lagu dan juga video musiknya. Video musik dianggap efektif dalam memberikan pengalaman secara audio-visual kepada penontonnya. Oleh karena itu, skripsi ini bertujuan untuk mengkaji faktor apa yang membuat video musik K-Pop dapat bersaing dan diterima oleh masyarakat global yang sebagian besar tidak mengerti bahasa Korea. Untuk itu, studi kasus dilakukan dengan menggunakan salah satu video musik K-Pop berjudul “Shangri-La” dari boy group bernama VIXX. Hasil dari analisis menunjukkan bahwa aspek visual menjadi salah satu faktor yang diutamakan dalam video musik K-Pop. Selain untuk memberikan pengalaman (experience) yang berkesan, aspek visual juga membantu penonton dalam memahami cerita atau narasi yang terkandung dalam lagu. Penemuan hasil kajian ini memperlihatkan bahwa keterkaitan aspek audio dan visual pada video musik “Shangri-La” sudah cukup berhasil dalam menyampaikan narasi lagunya, namun masih terdapat beberapa kelemahan yang menjadikan video musik ini tidak sepopuler video musik lain.

The popularity of K-Pop music in the world is now increasingly visible. K-Pop idols compete to give their best work through songs and music videos. Music videos are considered effective in providing an audio-visual experience to the audience. Therefore, this thesis aims to examine what factors make K-Pop music videos competitive and accepted by the global community, most of whom do not understand Korean. For this reason, a case study was carried out using one of the K-Pop music videos entitled "Shangri-La" from a boy group called VIXX. The results of the analysis show that the visual aspect is one of the priority factors in K-Pop music videos. Apart from providing a memorable experience, the visual aspect also helps the audience understand the story or narrative contained in the song. The findings of this study reveal that the linkage of audio and visual aspects to the music video for "Shangri-La" has been quite successful in conveying the narrative of the song, but there are still several weaknesses that make this music video not as popular as other music videos."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahuja, B. N.
New Delhi: Surjeet Publications , 1992
070.19 AHU a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
British Kinematograph Sound and Television Society
London : Focal Press, 1983,
R 621.389 703 Bri d
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
cover
London: Focal Press, 1983
R 621.38 BRI b
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4420
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinta Dewi HTP
"Perkembangan teknologi modern membawa perubahan dalam dunia hukum, salah satu diantaranya yakni penggunaan audio visual (teleconference) dalam memberikan keterangan (kesaksian) di depan persidangan perkara pidana. Di satu sisi, penggunaan fasilitas ini merupakan terobosan positif dalam peradilan pidana di Indonesia, namun di sisi lain menimbulkan banyak kontroversi karena penyelenggaraan audio visual (teleconference) dalam pemeriksaan saksi tidak diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), akan tetapi kenyataannya sarana tersebut dipakai untuk memeriksa saksi dalam persidangan perkara pidana diantaranya dalam perkara tindak pidana korupsi, pelanggaran HAM berat pasca jajak pendapat di Timor-Timur, dan perkara tindak pidana terorisme. Berangkat dari hal tersebut, penulis berusaha mengkaji mengenai pemanfaatan audio visual (teleconference) di persidangan dalam perkara pidana sebagai alat bukti keterangan saksi.
Dari data yang penulis peroleh, dalam praktek persidangan diijinkannya penggunaan audio visual (teleconference) dalam pemeriksaan saksi karena untuk menguji kebenaran dari keterangan saksi itu sendiri. Selain itu, dengan telah terbentuknya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban yang memberikan pilihan bagi saksi dalam memberikan kesaksiannya yang tidak harus hadir ke pengadilan tetapi dapat melalui sarana elektronik (Pasal 9). Pemeriksaan saksi melalui audio visual (teleconference) pada prinsipnya merupakan komunikasi langsung secara interaktif dimana para pihak satu sama lain dapat berdialog (tanya/jawab) walaupun masing-masing berada di tempat yang berbeda dan dapat bertatap muka meskipun melalui monitor/layar, dengan demikian keterangan saksi yang disampaikan melalui teknologi audio visual (teleconference) di depan persidangan pada dasarnya adalah sama dengan keterangan saksi yang diatur dalam ketentuan Pasal 184 ayat (1) KUHAP. Selain itu penggunaan audio visual (teleconference) juga telah memenuhi asas-asas umum yang berlaku pada hukum acara pidana.
Dengan demikian keterangan saksi melalui audio visual (teleconference) dapat dijadikan alat bukti yang sah sebagai alat bukti keterangan saksi, sepanjang saksi tersebut memenuhi syarat-syarat sebagai saksi, harus mengucapkan sumpah atau janji lebih dahulu (Pasal 160 ayat (3) jo. Pasal 185 ayat (7) KUHAP); dinyatakan secara lisan melalui alat komunikasi audio visual (teleconference) di muka sidang pengadilan (merupakan perluasan dari Pasal 185 ayat (1) KUHAP); Isi keterangan harus mengenai hal yang saksi lihat, dengar, dan alami sendiri, serta menyebutkan alasan dari pengetahuannya itu (Pasal 1 angka 27 KUHAP) dan Keterangan saksi tersebut saling bersesuaian satu sama lain (Pasal 185 ayat (6) KUHAP). Penggunaan teknologi audio visual (teleconference) dalam pemeriksaan perkara pidana di sidang pengadilan memang masih menimbulkan beberapa kendala selain kendala teknis juga kendala karena belum ada kesamaan pandangan dalam menyikapi penggunaan audio visual (teleconference) ini, untuk itu pemerintah segera merevisi KUHAP terutama yang berkaitan dengan hukum pembuktian.

The development of modern technology to bring a change in the legal world, one of them the use of audio visual/teleconference to give testimony in the trial of criminal cases. On the one hand, the use of this facility is a positive breakthrough in criminal justice in Indonesia, but on the other hand caused much controversy due to the implementation of audio visual/teleconference in the examination of witnesses is not regulated in Criminal Procedure Code (KUHAP), but the fact means may be used to examine witnesses in the trial of criminal cases including cases of corruption, gross human rights violations after the popular consultation in Timor-Timur, and terrorism. Departing from this, the authors tried to examine the use of audio visual/teleconference in proceedings in criminal cases as evidence the testimony of witnesses.
From the data the authors obtained, in a trial practice in allowing the use of audio visual/teleconference in the examination of witnesses as to test the truth of the witness testimony itself. In addition, the formation has Law of Indonesia Number 13 Year 2006 on Witnesses and Victims Protection that provides an option for witnesses to provide testimony that does not have to present to the court but can be by electronic means (Article 9). Examination of witnesses through the audio visual/teleconference in principle is a direct interactive communication where the parties can engage in dialogue with one another (question / answer), although each are in different places and can even come face to face through the monitor/screen, with the statement witnesses are delivered via audio visual technologies (teleconference) before the trial is essentially the same as set forth in the statements of witnesses that the provisions of Article 184 paragraph (1) Criminal Procedure Code (KUHAP).
In addition, the use of audio visual/teleconference also meets the general principles that apply to criminal procedure. Thus, the statements of witnesses through the audio visual/teleconference can be used as valid evidence as evidence the witnesses testimony, all witnesses are to meet the requirements as a witness, took the oath or affirmation must be first (Article 160 paragraph (3) jo. Article 185 paragraph (7) Criminal Procedur Code/KUHAP); expressed verbally through audio visual means of communication (teleconference) before the trial court (an extension of Article 185 paragraph (1) Criminal Procedure Code/KUHAP); content information must be on the witness see, hear, and experience, and state the reason of his knowledge of it (Article 1 number 27 Criminal Procedur Code/KUHAP) and the witness are compatible with each other (Article 185 paragraph (6) Procedur Code/KUHAP). The use of audio visual technologies (teleconference) in the examination of criminal cases in court is still causing some problems in addition to the technical constraints because there is no obstacle too common view in addressing the use of audio visual/teleconference, for the government to revise the Procedur Code/KUHAP, especially relating to the law proof.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2012
T30089
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Chitra Widyanti
"Penelitian mengenai peranan media audio visual dalam membantu bidang pendidikan yang telah dilakukan pada bulan November 1940 di perpustakaan IPPM, bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peranan media audio visual dalam membantu siswa meningkatkan kemampuan belajarnya, dan sejauh mana peranan pustakawan dalam proses pengadaan (proses seleksi) media tersebut. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi langsung, wawancara dengan pustakawan IPPM, riset perpustakaan dan menyebarkan kuesioner kepada responden yang relevan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa media audio visual terbukti dapat membantu mahasiswa IPPM dalam meningkatkan kemampuan belajarnya, sedangkan media audio tidak. Peranan pustakawan IPPM dalam membantu menyediakan media tersebut cukup besar dan masih dapat ditingkatkan lagi. Agar media audio visual dapat berperan efektif dalam membantu mahasiswa IPPM meningkatkan kemampuan belajarnya, usaha-usaha yang perlu dipertimbangkan adalah proses seleksi media audio visual lebih ditingkatkan dengan memperhatikan isi media dan kesesuaian dengan mata kuliah yang diajarkan. Pengadaan ruangan khusus untuk koleksi audio visual. Penyediaan sarana temu kembali yang memadai untuk koleksi audio visual, misalnya katalog atau index. Pemberitahuan kepada pemakai bahwa perpustakaan IPPM memiliki koleksi audio visual. Pelayanan yang lebih ramah dari pustakawan yang bertugas."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S15214
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>