Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 167056 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Delvika Yessi Chumala
"Kandungan eleutherinol, suatu senyawa derivat naftokuinon dalam umbi bawang dayak Eleutherine bulbosa Mill. Urb. telah diketahui dapat berikatan dengan reseptor estrogen alfa Er?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek penurunan tekanan darah dan penurunan kadar lipid plasma berdasarkan kadar kolesterol total, trigliserida, HDL, dan LDL dari ekstrak etanol 70 umbi bawang dayak pada tikus hipoestrogen. Dalam penelitian, 30 ekor tikus betina diovariektomi dan 6 ekor tikus betina dilakukan pembedahan tanpa ovariektomi. Tikus-tikus tersebut kemudian dibagi dalam 6 kelompok. Kelompok 1 adalah kelompok sham, kelompok 2 adalah kontrol negatif yang mendapatkan CMC 0,5, kelompok 3 adalah kontrol positif mendapatkan Tamoksifen dengan dosis 0,36 mg/200 g BB tikus, kelompok 4, 5, dan 6 adalah kelompok yang mendapatkan ekstrak etanol 70 umbi bawang dayak dengan dosis berturut-turut 8; 12; dan 18 mg/200 g BB tikus yang disuspensikan dalam CMC 0,5. Pemberian perlakuan dimulai pada hari ke-36 pascaovariektomi selama 21 hari. Pengukuran tekanan darah tikus menggunakan alat non invasif CODA dilakukan selama enam kali, yaitu pada minggu kedua, ketiga, dan keempat pascaovariektomi, dan minggu pertama, kedua, dan ketiga setelah pemberian perlakuan ekstrak umbi bawang dayak. Pada akhir perlakuan darah diambil dan dicek profil lipid menggunakan kit kolesterol, trigliserida, dan HDL, serta tikus dikorbankan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol 70 umbi bawang dayak menurunkan tekanan darah sistolik p < 0,05 dan diastolik p < 0,05, serta menurunkan kadar lipid plasma p < 0,05 pada tikus hipoestrogen.

The content of eleutherinol, a naphthoquinone derivative, in dayak onion bulbs Eleutherine bulbosa Mill. Urb. has been known that have affinity to bind with estrogen alpha receptors Er. This study aimed to determained the decreasing effect in blood pressure and plasma lipid level based on the level of total cholesterol, trygliceride, HDL, and LDL of 70 ethanolic extract of dayak onion bulbs in hypoestrogen model rats. In this study, ovariectomy conducted on 30 female rats and surgery without ovariectomy on 6 others female rats. These rats were divided into 6 groups. Group 1 is sham group, group 2 as negative control group which received 0.5 CMC, group 3 as positive control group received a dose of tamoxifen of 0.36 mg 200 g BW of rats, group 3, 4, and 5 are groups who received 70 ethanolic extracts of dayak onion bulbs suspended in 0.5 CMC with successive doses 8 mg 12 mg and 18 mg 200 g BW of rats. Provison of the treatment started at day 36 after ovariectomy and given treatment for 21 days. Rat blood pressure was measured with a non invasive tool CODA on the second, third, and fourth weeks pascaovariectomy, and the first, second, and third weeks after administration of dayak onion treatment. After treatment, the blood were collected for serum lipid level measurement with cholesterol kit, triglycerides kit, and HDL kit, then the rats were sacrificed. The result showed that administration of 70 ethanolic extracts of dayak onion bulbs can decrease systolic and diastolic blood pressure level p 0,05 and lipid profile serum p 0,05 on hypoestrogen rats.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S69132
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Amandasari
"Senyawa derivat naftokuinon yaitu Eleutherinol memiliki afinitas terhadap reseptor estrogen alfa RE- dan dapat ditemukan dalam umbi Bawang Dayak Eleutherine bulbosa Mill. Urb. Buah kacang panjang Vigna unguiculata L. Walp mengandung Daidzein yang bekerja pada reseptor estrogen beta RE-. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian kombinasi kedua ekstrak terhadap penurunan tekanan darah dan profil lipid serum tikus model hipoestrogen. Sebanyak 36 tikus betina Sprague-Dawley secara acak dibagi ke dalam 8 kelompok yaitu SHAM, OVX, RAL Raloksifen 1 mg/200 g BB, kombinasi ekstrak buah kacang panjang 100 mg/200 g BB dengan ekstrak umbi bawang dayak: 36 mg/200 g BB D1 - 18 mg/200 g BB D2 - 9 mg/200 g BB D3 - 4,5 mg/200 g BB D4 - dan ekstrak buah kacang panjang tunggal100 mg/200 g BB D5. Seluruh tikus kecuali kelompok SHAM diovariektomi untuk mendapatkan kondisi hipoestrogen. Ekstrak diberikan secara oral selama 28 hari. Tekanan darah dan profil lipid diukur setelah 28 hari pemberian. Hasil menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak D2 18 mg/200 g BB umbi Bawang Dayak dan 100 mg/200 g BB buah kacang panjang dapat menurunkan tekanan darah dan profil lipid serum secara signifikan serta lebih baik dibandingkan pemberian 100 mg/200 g BB ekstrak buah kacang panjang tunggal.

A naphtoquinone derivate called Eleutherinol has strong affinity to bind with estrogen receptor alpha ER and can be found in Dayak onion bulbs Eleutherine bulbosa Mill. Urb.. The cowpea Vigna unguiculata L. Walp contain Daidzein that acts on estrogen receptors beta ER. This study was aimed to investigate the effect of both extract on blood pressure and serum lipid profile of hypoestrogen model rats. Thirty six of female Sprague Dawley were randomly assigned to eight groups as followed, SHAM, OVX, RAL Raloxifene 1 mg 200 g BW, Cowpea 100 mg 200 g BW with Dayak onion bulbs 36 mg 200 g BW D1 18 mg 200 g BW D2 9 mg 200 g BW D3 4,5 mg 200 g BW D4, and single dose of cowpea 100 mg 200 g BW D5. All groups, except the SHAM, is ovariectomized to obtain the conditions of hypoestrogen. The extracts was given orally for 28 days. Blood pressure and lipid profile were measured after 28 days treatment. The results show that combination of extract D2 18 mg 200 g BW Dayak onion bulbs and 100 mg 200 g BW cowpea significantly decrease blood pressure and serum lipid profile of hypoestrogen model rats better than the single dose of 100 mg 200 g BW cowpea.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riza Annisa Dw.
"Eleutherinol merupakan senyawa derivat naftokuinon yang diketahui memiliki afinitas yang kuat untuk berikatan dengan reseptor estrogen alfa ER? . Senyawa ini terdapat di dalam umbi bawang dayak Eleutherine bulbosa Mill. Urb . Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan secara ilmiah efek pemberian ekstrak umbi bawang dayak dalam mengurangi sindrom pascamenopause dilihat dari densitas tulang yang dibuktikan dengan adanya peningkatan kadar kalsium tulang tikus melalui pengukuran menggunakan spektrofotometer serapan atom, berat tulang, serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan tulang. Sebanyak 36 tikus putih betina Sprague-Dawley dibagi menjadi 6 kelompok perlakuan yaitu sham, kontrol negatif, kontrol positif, dosis 1, dosis 2, dan dosis 3. Enam kelompok tersebut berturut-turut, mendapatkan perlakuan CMC Na 0,5 , CMC Na 0,5 , tamoksifen dengan dosis 0,4 mg/200 g BB tikus, ekstrak umbi bawang dayak dengan dosis 8 mg/200 g BB tikus, ekstrak umbi bawang dayak dengan dosis 12 mg/200 g BB tikus, dan ekstrak umbi bawang dayak dengan dosis 18 mg/200 g BB tikus. Semua kelompok kecuali kelompok sham diovariektomi untuk mendapatkan kondisi hipoestrogen pascamenopause. Setelah ovariektomi, semua tikus dievaluasi keberhasilan ovariektominya pada hari ke-35, kemudian dilanjutkan dengan pemberian bahan uji pada hari ke-36 selama 21 hari secara peroral. Setelah 21 hari pemberian bahan uji, dilakukan pengukuran kadar kalsium tulang, berat tulang, dan panjang tulang. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa kadar kalsium tulang, berat tulang, dan panjang tulang meningkat dengan bertambahnya dosis pemberian ekstrak.

Eleutherinol is a naphtoquinone derivative that have a strong affinity to bind with estrogen alpha receptors ER. This compound can be found in dayak onion bulbs Eleutherine bulbosa Mill. . The purpose of this study is to scientifically prove the effects of extract of dayak onion bulbs on overcoming postmenopausal symptoms seen from bone density by the increasing of rat bone calcium level through atomic absorption spectrophotometer measurements, bone weight, and bone growth. A total of 36 female white rats of Sprague Dawley were divided into 6 groups sham, negative control, positive control, negative control, dose 1, dose 2, and dose 3. Successively, all 6 groups receive CMC Na 0,5 , CMC Na 0,5 , tamoxifen, dayak onion bulbs extract at a dose 8 mg 200 g bw rat, dayak onion bulbs bulbs extract at a dose 12 mg 200 g bw rat, and dayak onion bulbs extract at a dose 18 mg 200 g bw rat. All groups, except the sham, is ovariectomized to obtain the conditions of hypoestrogen. After ovariectomy, all rats were evaluated for ovariectomy success on day 35, followed by the administration of the sample orally for 21 days on day 36. After 21 days administration, measured level of bone calcium, bone weight, and bone length. The results showed that the bone calcium levels, bone weight, and bone length increased with increasing doses of the extract.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S69154
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renita Dewi, supervisor
"Osteoporosis yang paling umum terjadi adalah kehilangan massa tulang karena defisiensi hormon estrogen pada saat menopause. Kondisi hipoestrogen menyebabkan peningkatan aktivitas osteoklas sehingga massa tulang berkurang yang menandakan terjadinya penurunan deposit kalsium tulang. Kondisi hipoestrogen dapat meningkatkan perlemakan sumsum tulang sehingga pembentukan tulang dapat terganggu. Ekstrak buah kacang panjang dan umbi bawang dayak terbukti memiliki efek terhadap tulang, karena potensi kandungan senyawa daidzein dan eleuterinol yang dapat berikatan secara selektif dengan reseptor estrogen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian kombinasi ekstrak etanol 70 umbi bawang dayak Eleutherine bulbosa Mill. Urb. dan buah kacang panjang Vigna unguiculata L. Walp. terhadap kadar kalsium tulang tibia, berat tulang tibia, dan nilai skoring perlemakan sumsum tulang tibia tikus hipoestrogen yang dibandingkan dengan pemberian ekstrak buah kacang panjang tunggal. Penelitian ini menggunakan 32 tikus putih betina Sprague-Dawley yang dibagi menjadi 8 kelompok. Kelompok sham diberikan larutan CMC 0,5, kelompok negatif diberikan larutan CMC 0,5, kelompok positif diberikan raloksifen dosis 1,08 mg/200 g BB, kelompok kacang panjang diberikan ekstrak kacang panjang dosis 100 mg/200 g BB, kelompok dosis diberikan kombinasi ekstrak etanol 70 umbi bawang dayak dan buah kacang panjang dengan variasi dosis berturut-turut 36 mg/200 g; 100 mg/200 g BB, 18 mg/200 g; 100 mg/200 g BB, 9 mg/200 g; 100 mg/200 g BB, dan 4,5 mg/200 g; 100 mg/200 g BB. Ovariektomi dilakukan pada semua kelompok kecuali kelompok sham untuk memperoleh kondisi hipoestrogen. Setelah empat minggu operasi, tikus diberi ekstrak secara peroral setiap hari selama 28 hari. Penetapan kadar kalsium tulang tibia, berat tulang tibia, dan nilai skoring perlemakan sumsum tulang tibia dilakukan pada hari ke-29. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak umbi bawang dayak dan buah kacang panjang dapat meningkatkan secara signifikan kadar kalsium tulang dan berat tulang tibia, serta dapat menurunkan nilai skoring perlemakan sumsum tulang tibia lebih besar dibandingkan dengan ekstrak kacang panjang tunggal.

The most common of osteoporosis is bone loss due to estrogen hormone deficiency at menopause. Hypoestrogen conditions cause increasing osteoclast activity resulting in bone loss that indicated low level of bone calcium. Hypoestrogen conditions could increase the bone marrow fat resulting in impaired bone formation. Cowpea and dayak onion bulbs extracts are proven have effect on bone, cause the content of daidzein and eleutherinol has been known that have affinity to bind with estrogen receptor selectively. This study aimed to determined the effects of dayak onion bulbs and cowpea extract combination on the level of tibia bone calcium, tibia bone weight, and the scoring of tibia bone marrow fat in the hypoestrogen rats compared with single dose of cowpea extract. This study used 32 female white Sprague Dawley rats were divided into 8 groups. The sham group was given CMC 0,5, negative group was given CMC 0,5, positive group was given raloxifene 1,08 mg 200 g BW, long bean group was given long bean extract 100 mg 200 BW. The dose variation was given 70 ethanolic extract combination of dayak onion bulbs and long bean with four doses variation 36 mg 200 g 100 mg 200 g BW, 18 mg 200 g 100 mg 200 g BW, 9 mg 200 g 100 mg 200 g BW, and 4,5 mg 200 g 100 mg 200 g BW. Ovariectomy was performed on all groups except the sham to obtain the condition of hypoestrogen. Four weeks after the surgery, the rats were treated with an oral administration of extract daily for 28 days. Determination of the levels of tibia bone calcium, tibia bone weight, and the scoring of tibia bone marrow fat counted on day 29. The result showed that dayak onion bulbs and long bean extract combination was able to increase the level of tibia bone calcium and tibia bone weight significantly, and reduced the scoring of tibia bone marrow fat higher than single dose of cowpea extract.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Wahyuni
"ABSTRAK
Ruang lingkup dan cara penelitian : Perubahan pola makan yang mengandung banyak karbohidrat dan serat ke pola makan yang komposisinya terlalu banyak mengandung protein, lemak, gula dan garam tetapi miskin serat, menjadi sebab utama peningkatan kadar kolesterol darah. Hiperlipidemia merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner (PJK), yang menempati urutan ke tiga dari semua penyebab kematian (9,9 %). Spirulina, adalah suatu ganggang mikro biru hijau sebagai suatu komponen makanan yang mempunyai potensi memperbaiki kadar profil lipid darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian Spirulina terhadap profil lipid darah pada penderita hiperlipidemia. Oleh karena itu penelitian dilakukan dengan menggunakan subyek yang menderita hiperlipidemia dengan kadar kolesterol > 250 mg/dl dan kadar trigliserida > 150 mg/dl, tanpa disertai penyakit lainnya. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap masing-masing tahap 4 minggu, tahap I dengan pemberian diet rendah kolesterol pada 41 orang subyek, kemudian pada tahap II subyek yang masih hiperlipidemia dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok perlakuan, 11 orang yang diberi diet rendah kolesterol dan 3 x 7 tablet Spirulina sehari, sedangkan kelompok kontrol, 10 orang diberi diet rendah kolesterol saja. Sebelum dan sesudah perlakuan dilakukan pemeriksaan antropometri dan profil lipid darah.
Hasil dan kesimpulan terdapat penurunan bermakna kadar kolesterol, trigliserida, LDL-kolesterol pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol (p < 0,05). Penurunan LDL-kolesterol 19,11 % pada kelompok perlakuan dan 17.13 % pada kelompok kontrol. Hal ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan hasil penelitian Nakaya (1988) sebesar 6,1 %. Penurunan kolesterol 14,50 % pada kelompok perlakuan dan 12,20 % pada kelompok kontrol. Terdapat kenaikan HDL-kolesterol secara bermakna (p < 0,05). Dapat disimpulkan bahwa diet mempunyai peran yang penting pada perbaikan profil lipid.

ABSTRACT
Rationale and Method of Study : The change of the conventional dietary pattern which is high in carbohydrate and fiber to the westernized diet with high in fat, protein, refined carbohydrate, salt and low in fiber seems to be the primary cause of hypercholesterolemia and hyperlipidemia. As we know that hyperlipidemia is one of the major risk factor for coronary heart disease which is known as the third rank cause of death in Indonesia (9.9%). Spirulina, micro blue-green algae, is a food component, which has potential effect to improve blood lipid profile. The purpose of this study is to analyze the effect of Spirulina on blood lipid profile of hyperlipidemic patients. Therefore, the study was conducted on hyperlipidemic patients who has cholesterol and triglyceride level more than 250 mg/dl and 150 mg/dl respectively, and without any other deseases. The study was implemented in two stages, each of them lasted 4 weeks. The first stage subjected 41 people on low cholesterol diet. In the second stage, subjects who were still hyperlipidemic were divided into two groups, the treatment group consisting of 14 people subjected to low cholesterol diet (300 mg/day) and 7 Spirulina pills three times daily and the control group consisting of 10 people subjected to low cholesterol diet only. The anthropometry measurement and the blood lipid profile determination were conducted at the beginning and the end of the treatment.
Result and Conclusions: The level of cholesterol, triglyceride, and LDL-cholesterol levels, significantly decreased in both the treatment and control groups (p < 0.05). The LDL-cholesterol decreased by 19.11 % in the treatment group and 17.13 % in the control group. These results are higher than Nakaya's (1988) 6.1 %. In the Nakaya's study the level decreased by 14.50 % and 12.20 % respectively in the treatment and control group. The HDL-Cholesterol level in the control group significantly increased (p < 0.05). The result indicate that diet has the important role as the supporting therapy for improving lipid profile.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roselina Panghiyangani
"Ruang lingkup dan Cara penelitian : Kombinasi hormon steroid TE dan DMPA sedang dikembangkan untuk digunakan sebagai alat kontrasepsi bagi pria. Dari hasil penelitian dilaporkan penggunaan hormon steroid khususnya progestogen pada wanita dapat menyebabkan terjadinya peningkatan radikal bebas. Didasarkan pada penelitian tersebut, maka diduga penyuntikan hormon steroid pada pria, juga akan meningkatkan radikal bebas. Jika terjadi peningkatan radikal bebas, maka pemberian vitamin C sebagai antioksidan, diharapkan dapat mencegah peningkatan radikal bebas tersebut. Untuk membuktikan hal itu, maka dilakukan penelitian dengan menggunakan tikus jantan strain SD sebagai hewan model. Konsentrasi radikal bebas ditentukan dengan mengukur konsentrasi peroksida lipid dalam plasma darah, yang ditunjang dengan pengukuran konsentrasi GSH. Konsentrasi peroksida lipid diukur dengan spektro-fotometer pada panjang gelombang 530 nm, GSH diukur pada panjang gelombang 412 nm. Data yang didapat, diuji norrnalitas dan homogenitasnya kemudian dilakukan uji sidik ragam dengan anova dua faktorial.
Hasil dan Kesimpulan : Dari penelitian diperoleh hasil sebagai berikut: Penyuntikan kombinasi hormon TE dan DMPA pada tikus jantan strain SD (1) tidak menyebabkan peningkatan konsentrasi peroksida lipid dalam plasma darah (P>0,05). Pemberian vitamin C pada tikus jantan yang disuntik TE dan DMPA (1) tidak menurunkan konsentrasi peroksida lipid dalam plasma darah (P>0,05), (2) mempertahankan konsentrasi GSH dalam plasma darah (P>0,05). Dari basil ini dapat disimpulkan bahwa pemberian vitamin C pada tikus jantan strain SD yang disuntik kombinasi hormon TE dan DMPA tidak berpengaruh terhadap konsentrasi peroksida lipid dan glutation dalam plasma darah."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusdi
"Ruang Lingkup dan Cara Penelitian: Pre-eklampsia merupakan kelainan kehamilan dengan gejala meningkatnya tekanan darah. Salah satu teori yang mencoba menjelaskan terjadinya patofisiolgi pre-eklampsia adalah rusaknya endotel akibat serangan radikal bebas dan menurunnya antioksidan dalam tubuh. Kerusakan jaringan endotel mengaktivasi netrofil untuk menghasilkan radikal oksigen dan juga mengaktivasi trombosit. Selanjutnya kerusakan endotel, netrofil, dan trombosit berinteraksi menyebabkan reaksi pembekuan darah dan memperkuat vasokonstriksi pembuluh darah menyebabkan kerusakan jaringan makin meningkat. Penelitian ini merupakan studi cross-sectional untuk meneliti kadar peroksida lipid plasma, status antioksidan total, dan vasokonstriksi pembuluh darah plasenta fetalis pada penderita pre-eklampsia. Pengukuran kadar peroksida lipid dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 530 nm dengan trichloroacetic acid (TCA) 20 % untuk mempresipitasikan protein dan, thiobarbituric acid (TEA) 0,67 % sebagai kromogen. Pengukuran status antioksidan total dengan spektrofotometer pada panjang glombang 600 nm dengan kit dari Randox. Vasokonstriksi pembuluh darah merupakan rasio antara lumen pembuluh darah dibagi dengan lumen pembuluh darah ditambah 2 tebal dinding pembuluh darah. Data dianalisis dengan uji t independen, uji korelasi sederhana yang dilanjutkan ke uji Z Fisher setelah sebelumnya diuji normalitas data dengan uji Kolmogorov Smirnov dan uji kesamaan variansi dengan uji F pada alfa 0.05.
Hasil dan Kesimpulan: Dari penelitian ini diperoleh basil (1) kadar peroksida lipid plasma lebih tinggi pada penderita pre-eklampsia dibanding pada wanita hamil normal (p < 0.01), (2) status antioksidan total pada penderita pre-eklampsia tidak lebih rendah dibanding pada wanita hamil normal (p > 0.05), (3) vasokonstriksi pembuluh darah plasenta fetalis pada penderita pre-eklampsia lebih kuat dibanding pada wanita hamil normal (p < 0,01), (4) tidak terdapat hubungan berbanding terbalik antara kadar peroksida lipid plasma dengan status antioksidan total (p > 0,05), koefisien korelasi antara kadar peroksida lipid dengan status antioksidan total pada penderita pre-eklampsia dan wanita hamil normal tidak berbeda bermakna (p > 0,05), (5) terdapat hubungan berbanding terbalik antara kadar peroksida lipid dengan vasokonstriksi pembuluh darah plasenta fetalis (p < 0,05), terdapat perbedaan koefisien korelasi antara kadar peroksida lipid plasma dengan vasokonstriksi pembuluh darah plasenta pada penderita pre-eklampsia dan wanita hamil normal (p < 0,05)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1997
T6399
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Arifin Achmad
"ABSTRAK
Ruang lingkup dan cara: Perubahan gaya hidup dan pola makan pada golongan ekonomi menengah tinggi, dapat menimbulkan penyakit kelebihan gizi antara lain meningkatnya penyakit kronik degeneratif seperti PKV. Penyakit jantung koroner, salah satu dari PKV merupakan manifestasi aterosklerosis di pembuluh darah koroner dan salah satu faktor risikonya adalah dislipidemia. Menurut SKRT 1995, kematian akibat PJK di kota-kota besar lebih tinggi dibandingkan di desa dan di Jawa dan Bali menduduki urutan pertama. Faktor-faktor yang diperkirakan ikut mempengaruhi kadar lipid serum antara lain: umur, jenis kelamin, penyakit seperti diabetes, nefrotik sindrom, penyakit hati obstruktif dan lain-lain, obat penyekat beta dan tiazid, indeks massa tubuh, rasio lingkar perut/lingkar panggul, aktivitas, asupan energi, protein karbohidrat, lemak, serat, kolesterol, pengetahuan gizi, pola makan, perilaku gizi, pendidikan, penghasilan, stres dan genetik. Penelitian ini bertujuan mengetahui profil lipid serum dan faktor-faktor yang berhubungan. Telah dilakukan studi "cross--sectional" pada 90 orang anggota DPR RI pria yang dilantik tahun 1997. Subyek yang dipilih dengancara "simple random sampling" dengancara diundi. Data yang dakumpulkan meliputi karakteristik sosiodemografi, gaya hidup, asupan makanan, antropometri, kadar lipid serum dan gula darah.
Hasil dankesimpulan: Hasil penelitian menunjukkankadar kolesterol total serum yang berbahaya ( ≥ 240 mg%) sebesar 55,6%, kadar kolesterol LDL serum yang berbahaya (≥ 160 mg%) sebesar38,9%, kadar trigliserida serum yang berbahaya (≥ 200 mg%) sebesar 27.7%, dan kadar kolesterol HDL serum yang berbahaya sebesar 1.1%. Analisis bivariat tidak ditemukan hubungan antara profil lipid serum dengan faktor-faktor yang diperkirakan berhubungan. Setelah dilakukan analisis regresi logistik didapatkan hubungan bermakna antara asupan serat dengan kolesterol total, antara lemak total dengan kolesterol LDL dan antara pengetahuan gizi dengan trigliserida. Dengan analisis regresi multipel didapatkan hubungan antara kolesterol total dengan protein hewani, asupan serat dan lemak jenuh, antara HDL dengan protein hewani dan antara trig:liserida dengan aktivitas fisik, pengetahuan gizi, lemak total dan lemak jenuh.

ABSTRACT
Scopes and Methods : Changes in life-style and meal pattern in upper-middle economic class result in diseases caused by over nutrition, such as chronic degenerative diseases, e.g. cardiovascular diseases (CVDs). Coronary heart disease (CHID), one of CVDs. These disease are caused by dyslipidemia which is the risk factor of the atherosclerotic coronary vessels. According to 1995 Household Health Survey, death rate for CM were greater in big cities than in the villages, and Java and Bali were ranked first. Factors that thought may influence serum lipid level are: age; sex; medical conditions like diabetes, nephrotic syndrome, obstructive heart disease, etc.; beta blockers and thiazide; body mass index; waist/hip circumference ratio; level of activity; high intake of energy, protein, carbohydrates, fats, low fibers intake, and cholesterol; knowledge on nutrition; meal pattern; nutritional behavior; education; income; stress; and genetic. Across sectional study has been conducted to see the lipid profile and their related factors on the members of Indonesian House of Representative appointed in 1997. The subjects were selected by random sampling and a lotere. The data collected included sociodemography charactersitics, life style, food intake, anthropometry, and serum lipid and glood glucose levels.
Results and Conclusions: Result of this study showed that hazardous serum total cholesterol level (? 240% mg%) was 55.6%, hazardous serum LDL-cholesterol level (?160 mg%) was 38.9%, hazardous serum triglyseride level (a 200 mg%) was 27.7%, and hazardous serum HDL-cholesterol level was 1.1%. Bivariate analysis found no relationship between serum lipid profile and the suspected related factors. A significant relationship was found with logistic regression analysis between fibers intake and total cholesterol level, total fats and LDL-cholesterol level, and knowledge on nutrition and triglyseride level. Multiple regression analysis showed a relationship between total cholesterol level and animal protein, fiber intake and saturated fats, HDL-cholesterol level and animal protein, and between triglyseride level and physical activity, knowledge on nutrition, total fats, and saturated fats.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Rela Mahanani Santoso
"Kandungan rhaponticin, suatu senyawa stilben, dalam akar tanaman kelembak (Rheum officinale Baill.) telah diketahui dapat menurunkan kadar kolesterol plasma. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek penurunan kadar lipid plasma dari ekstrak etanol 70% akar tanaman kelembak berdasarkan kadar kolesterol total, trigliserida, HDL, dan LDL pada tikus betina yang diovariektomi. Dalam penelitian, 30 ekor tikus betina diovariektomi dan 6 ekor tikus betina dilakukan pembedahan tanpa ovariektomi. Tikus-tikus tersebut kemudian dibagi dalam 6 kelompok. Kelompok 1 adalah kontrol negatif yang mendapatkan CMC 0,5%, kelompok 2 sebagai kontrol positif mendapatkan Tamoksifen Sitrat dengan dosis 0,4 mg/200 g BB tikus, kelompok 3, 4, dan 5 adalah kelompok yang mendapatkan ekstrak etanol 70% akar tanaman kelembak dengan dosis berturut-turut 7 ; 35; dan 175 mg/200 g BB tikus yang disuspensikan dalam CMC 0,5%, dan kelompok 6 sebagai kelompok sham diberikan CMC 0,5%. Pemberian perlakuan dimulai pada hari ke-21 pascaovariektomi selama 28 hari. Setelah perlakuan, tikus diambil sampel darah untuk pemeriksaan kadar lipid dan kemudian dikorbankan dan diukur berat uterusnya. Penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol 70% akar tanaman kelembak dapat menurunkan kadar lipid plasma pada kondisi tikus menopause.

The content of rhaponticin a stilbene compound of Kelembak plant’s root (Rheum officinale Baill.) has known can lower plasma lipid level. This study aimed to determined the lowering effect in plasma lipid level of 70% ethanolic extract of Kelembak plant’s root based on the level of total cholesterol, trygliceride, HDL, and LDL of female ovariectomized rats. In this study, ovariectomy conducted on 30 female rats and surgery withouth ovariectomy on 6 others female rats. These rats were divided into 6 groups. Group 1 is negative control group which received 0,5%, CMC group 2 as positive control group received a dose of Tamoksifen Sitrat of 0,4 mg/200 g BW of rats, group 3,4, and 5 are groups who received 70% ethanolic extracts suspended in 0,5% CMC with successive doses 7 mg ; 35 mg; and 175 mg/200 g BW of rats, and group 6 as sham group given 0,5% CMC. Provison of the treatment started at day-21 after ovariectomy and given treatment for 28 days. After treatment, blood of rats were collected then used for measurement of plasma lipid level. The rats were sacrificed and uterine weight were measured. This study showed that administration of 70% ethanolic extracts of Kelembak root lowered plasma lipid level on menopause rats.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S54765
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinie Zakiyah
"Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler yang merupakan penyebab mortalitas dan morbiditas nomor satu di dunia, mengakibatkan kerugian ekonomi, dan dapat menurunkan produktivitas kerja. Hipertensi dan hiperlipidemia merupakan faktor risiko PJK yang secara langsung dapat meningkatkan risiko PJK. Pengendalian hipertensi dan hiperlipidemia dapat mencegah terjadinya PJK. Untuk mencegah dengan tepat maka harus diketahui faktor risiko hipertensi dan hiperlipidemia yang dimiliki pekerja. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prevalensi dan faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian Hipertensi dan hiperlipidemia (Risiko PJK) diantara pekerja di Kawasan Industri Pulo Gadung tahun 2006.
Penelitian ini menggunakan desain studi Cross Sectional dengan variable dependen (hipertensi dan hiperlipidemia) dan variabel independen (kebiasaan merokok, lama merokok, perokok pasif, konsumsi alkohol, kebiasaan olahraga, dan obesitas (IMT dan RLPP). Populasi penelitian ini adalah pekerja di kawasan industry Pulo Gadung yang berumur 20 tahun ke atas, bekerja di 7 jenis perusahaan. Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan uji Chi-Square dan uji korelasi.
Pada penelitian ini diperoleh prevalensi hipertensi diantara pekerja pada kelompok umur 20 tahun ke atas di kawasan industri Pulo Gadung sebesar 22,3% dan prevalensi hiperlipidemia sebesar 21,1%. Prevalensi pekerja dengan 3 faktor risiko utama PJK (2,4%), 2 faktor risiko utama PJK (17,4%), 1 faktor risiko utama PJK (41,6%). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hubungan yang signifikan antara umur, IMT, dan RLPP dengan kejadian hipertensi. Pekerja yang berumur 40 tahun ke atas berpeluang lebih besar terkena hipertensi (OR 4,02; 95% CI: 2,88 - 5,60), pekerja IMT overweight berpeluang lebih besar terkena hipertensi (OR 3,30; 95% CI: 2,38 - 4,59), dan pekerja dengan RLPP tinggi berpeluang lebih besar terkena hipertensi (OR 2,48; 95% CI: 1,79 - 3,44). Uji korelasi didapatkan bahwa ada hubungan linier yang signifikan antara umur, lama merokok, IMT, RLPP lakilaki, RLPP perempuan, kadar kolesterol darah dengan tekanan darah sistolik dan diastolik. Diperoleh hubungan yang signifikan antara jenis kelamin, suku, dan IMT dengan kejadian hiperlipidemia. Perempuan berpeluang lebih besar terkena hiperlipidemia (OR 1,45; 95% CI: 1,04 - 2,03), suku Jawa berpeluang lebih besar terkena hiperlipidemia (OR 2,43; 95% CI: 1,03 - 5,75), dan IMT overweight berpeluang lebih besar terkena hiperlipidemia (OR 1,52; 95% CI: 1,09 - 2,11). Uji korelasi didapatkan hubungan linier yang signifikan antara umur, lama merokok, dan IMT dengan kadar kolesterol darah.
Berdasarkan temuan tersebut selanjutnya direkomendasikan untuk dilakukan kegiatan penyuluhan kesehatan mengenai faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan hipertensi dan hiperlipidemia (Risiko PJK), bahaya merokok, program kontrol berat badan dan smoking cessation, dan skrining elektrokardiogram (EKG) pada pekerja yang mempunyai 2 atau lebih faktor risiko PJK."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>