Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 110835 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nesia Qurrota A`Yuni
"Skripsi ini membahas lahirnya kultur baru keislaman mahasiswa Universitas Indonesia sebagai akibat dari pengaruh gerakan tarbiyah pada periode 1989 ndash;1998. Di Universitas Indonesia, gerakan Tarbiyah yang pada awalnya dikenal sebagai gerakan dakwah kampus, kemudian telah bergerak lebih jauh ke dalam politik kampus. Dengan menggunakan metode sejarah, data yang dikumpulkan dari berbagai sumber menyimpulkan bahwa gerakan Tarbiyah berkontribusi besar dalam menanamkan nilai-nilai Islam di dalam gerakan mahasiswa Universitas Indonesia. Penanaman nilai-nilai Islam tersebut dipermudah setelah kursi-kursi senat mahasiswa dikuasai oleh para aktivis Tarbiyah. Adapun nilai-nilai yang ditanamkan gerakan Tarbiyah terimplementasi dari menjamurnya aktivitas mentoring atau halaqah di musala atau masjid kampus, aktifnya kegiatan mentoring keagaamaan untuk mahasiswa baru, dan mulai banyaknya mahasiswa yang berpenampilan syar rsquo;i. Adanya skripsi ini akan menambah ragam baru kajian mengenai Gerakan Tarbiyah. Sebelumnya, kajian mengenai Tarbiyah hanya seputar masuknya gerakan tersebut ke Indonesia hingga transformasinya menjadi partai politik. Namun, skripsi ini secara spesifik mengungkap pengaruh dan dampak yang disebabkan oleh perkembangan gerakan Tarbiyah di dalam Universitas Indonesia.

This thesis discusses about the emergence of new Islamic culture of Universitas Indonesia students as the effect of Tarbiyah movement influence in 1989 ndash 1998. In Universitas Indonesia, Tarbiyah movement which was known as campuss preaching movement in the beginning, then has moved farther in the political campuss. By using history method, the collected data from many ressources conclude that Tarbiyah movement has big contribution in implementing Islamic values in student movement of Universitas Indonesia. The implementation is eased after the senate positions were occupied by Tarbiyah activist. The values which is implemented by Tarbiyah movement is mentoring activity or halaqah in musala or campuss masjid, mentoring activity to the new student, and many of muslimah student began to wear syar rsquo i clothes. This thesis will contribute a new variant of Tarbiyah movement study. Previously, study about Tarbiyah is only about the emergence in Indonesia and its transformation to political party. However, this thesis specifically discusses the influence and the effect of Tarbiyah movement ini Universitas Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S69976
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdurakhman
"Disertasi ini membahas tentang dinamika Gerakan Tarbiyah pada era 1980 hingga 2010: Respon Ormas Islam terhadap Gerakan Islam Transnasional. Penelitian ini menggunakan metode sejarah. Penelitian ini merupakan hasil penelitian kualitatif dengan membahas pengaruh pemikiran Ikhwanul Muslimin terhadap Gerakan Tarbiyah. Gerakan Tarbiyah tumbuh dan berkembang dari gerakan dakwah kampus yang awalnya digagas oleh DDII melalui Bina Masjid Kampus yang kemudian dikembangkan oleh Imaduddin melalui program LMD. Masuknya pemikiran tarbiyah yang dibawa oleh Hilmi Aminuddin membuat GDK bertransformasi menjadi Gerakan Tarbiyah. Keberhasilan Gerakan Tarbiyah mengembangkan pengaruhnya memunculkan respon dari Ormas Islam, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama. Kekhawatiran ini semakin memuncak ketika Gerakan Tarbiyah beraktivitas melalui sayap politiknya. Aktivitas dakwah dan politik yang dilakukan sayap politik Gerakan Tarbiyah dan Sayap Dakwah Partai Keadilan Sejahtera membuat Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama merasa tergerus otoritasnya. Kekhawatiran yang dimunculkan oleh Muhammadiyah dan NU direspon Gerakan Tarbiyah dengan melakukan proses penyesuaian atau proses internalisasi organisasi dengan realita sosial yang terjadi di Indonesia. Dampaknya pemikiran IM yang diadopsi oleh Gerakan Tarbiyah tidak sepenuhnya mempengaruhi gerak langkah Gerakan Tarbiyah karena Gerakan Tarbiyah mampu melakukan proses internalisasi dengan baik, hal ini terlihat dari respon kalangan intelektual Gerakan Tarbiyah terhadap realita sosial yang berkembang di Masyarakat, perubahan-perubahan yang mereka lakukan pada manhaj mereka yang terimplementasi dalam aktivitas sayap politiknya, PKS.

The focus of this paper is discusses the dynamics of Tarbiyah Movement in the 1980s to 2010: Responses Islamic organizations against Transnational Islamic Movement. This study uses historical method. This study is a qualitative research by discussing the influence of the Muslim Brotherhood Movement thoughts Tarbiyah. Tarbiyah movement grows and develops from campus missionary movement that was initially in the idea by DDII via Bina Mosque Campus which was later developed by Imadudin through LMD program. The entry of tarbiyah thought brought by Hilmi Aminuddin make GDK transformed into Tarbiyah Movement. Influence the success of developing Tarbiyah Movement elicits a response from Islamic organizations, Muhammadiyah and Nahdlatul Ulama. This concern is further culminated when the Tarbiyah Movement activity through its political wing. Da'wah and political activity conducted political wing of Da'wah Movement Tarbiyah and the Prosperous Justice Party wing makes Muhammadiyah and Nahdlatul Ulama felt undermined his authority. Concern were raised by Muhammadiyah and NU Tarbiyah Movement responded by making adjustments to the process or the process of internalizing the reality of social organization in Indonesia. The impact of thought adopted by IM Tarbiyah movement is not entirely affect the actions taken Tarbiyah Movement because Tarbiyah Movement capable of performing well internalization process, it is seen from the response of the Tarbiyah Movement intellectuals evolving social realities in society, the changes they did on the manhaj they are implemented in the activity of its political wing, the Prosperous Justice Party (PKS)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
D2112
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosidi Rizkiandi
"Skripsi ini membahas tentang peranan gerakan mahasiswa Universitas Indonesia dalam Reformasi Indonesia 1997-1999. Menjelaskan perkembangan gerakan mahasiswa Indonesia mulai dari tahun 1978 hingga masuk masa Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi tahun 1990 yang ditandai dengan lahirnya Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Fuad Hassan, No. 0457/1990. Perubahan pola gerakan mahasiswa untuk beradaptasi menghadapi represi dari pemerintah. Serta kembali berkembangnya gerakan mahasiswa seiring mengendurnya tekanan pemerintah. Skripsi ini juga menguraikan aksi- aksi demonstrasi dan pergerakan mahasiswa UI dalam memperjuangkan reformasi Indonesia, termasuk dinamika internal mahasiswa UI yang terbagi menjadi dua, yaitu Senat Mahasiswa Universitas Indonesia dan Kesatuan Aksi Keluarga Besar Universitas Indonesia.

This thesis discusses the role of Universitas Indonesia student movement for Indonesia Reformation 1997-1999. It describes the development of Indonesia student movement from 1978 until the period of Student Senate in 1990, which marked by the Decree of Minister of Education and Culture, Fuad Hassan, No. 0457/1990; the adaptation of student movement to face the repression from the government by changing its pattern; as well as re-development of the student movement as the loosening of government pressure. This thesis also describes the demonstrations and UI student movement in fight for Indonesia Reformation, including the internal dynamics, which divided UI student to Student Senate and Family Action Unit (KB UI)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S45625
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Qodari
"Menjelang abad ke-21, kita menyaksikan tingkat kegairahan baru umat manusia dalam meyakini dan mengamalkan agama (Naisbitt & Aburdene, 1990).Fenomena kesadaran beragama ini juga berlangsung di Indonesia yang mayoritas rakyatnya beragama Islam. Kalangan mahasiswa Islam tampaknya merupakan kelompok masyarakat yang paling aktif dan antusias menyambutnya.Kebangkitan Islam di kalangan mahasiswa, telah menjelma menjadi sebuah gerakan yang ekstensif dan signifikan bagi tata kehidupan sosial dan masyarakat. Bahkan Azis (1995), seorang peneliti dari Departemen Agama RI, telah menggolongkan gerakan keagamaan oleh mahasiswa di berbagai perguruan tinggi ini sebagai sebuah gerakan sosial.
Di kampus Universitas Indonesia, gerakan keagamaan yang dewasa ini mempunyai pengaruh Iuas di kalangan mahasiswa adalah suatu gerakan yang dapat disebut sebagai gerakan Tarbiyah (Azis, 1995). Sebutan Iainnya mencakup istilah Harakah, Usrah, Liqaa, maupun 'Rohis'. Sebagai sebuah gerakan keagamaan , Tarbiyah memiliki sejumlah karakteristik antara Iain : Pertama, pandangan keagamaan yang dikotomis dan monoIitik. Dikotomis maksudnya, dunia, aiau realitas. cenderung dipandang hitam-putih, misalnya manusia di dunia terbagi dua golongan : muslimin dan jahiliyah (Iihat M. Quthb, 1985: 30; S. Quthb. 1994: 25). Monolitik maksudnya, adanya pengakuan, implisit atau eksplisit, bahwa Islam (dalam kerangka interpretasi merekalah ) yang paling benar (Azis, 1995: 38). Kedua, peran, posisi. dan otoritas murobbi (mentor agama) di dalam keiompok/sel. Para anggola sangat patuh pada murobbi. Murobbi dipercaya mulai dalam ajaran agamanya sampai dalam mencarikan jodoh. Ketiga, kohesivitas dan kolektivitas kelompok. Sejumlah kelompok diketahui mengembangkan doktrin tentang al-wala wal bara (arti harfiahnya adalah loyalitas dan pemisahan diri). Peneliti dari Departemen Agama Rl sendiri menggolongkan gerakan Tarbiyah ini sebagai gerakan fundamentalisme agama.
Kemudian dalam praktik kehidupan sehari-hari di kampus UI, gerakan Tarbiyah ini, dengan segala karakteristik tersebui, selain berkembang dan tumbuh dengan pesat. ternyata juga mengalami interaksi yang seringkali konfliktual. Interaksi yang konfliktual ini barangkali menemukan wujud nyatanya pada proses-proses pemilihan pucuk pimpinan organisasi kemahasiwaan di UI (lihat Kuswari, 1995: 44-45). Menurut catatan Kuswari, pertarungan itu terjadi karena ?kelompok Rohis memiliki visi kemahasiswaan berdasarkan kacamata Islam, sedangkan kelompok non-Rohis melihat dunia kemahasiswaan dari kacamata "sekular". Interaksi konfliktual itu juga dialami beberapa individu. Di antaranya seorang mahasiswa F. Psikologi, non-peserta Tarbiyah, yang disudutkan oleh seorang peserta Tarbiyah dari fakultas Iain dengan kecaman terhadap Psikologi sebagai ilmu yang 'sesat', produk Barat, yang sok tahu tentang motif dan perilaku manusia, padahal yang paling tahu hanya Tuhan". Seorang mahasiswa lain, ketika baru masuk UI, mendapatkan mentoring-mentoring dari Tarbiyah, yang menurutnya menampilkan Islam sebagai wajah yang ?irasional, ekslusif dan penuh amarah", sehingga pada diri mahasiswa tersebut terbangun kekecewaan dan sikap negatif terhadap islam.
Sampai di sini, sebagai sebuah gerakan keagamaan yang bergerak di kampus perguruan tinggi dan hidup di kalangan mahasiswa, menjadi sebuah pertanyaan yang mengusik bila kita kaitkan karakteristik gerakan Tarbiyah ini dengan keberadaan mahasiswa sebagai calon-calon intelektual masa depan. Seorang intelektual adalah seseorang yang secara kritis selalu mempertanyakan masalah nilai, mempertanyakan maksud dan tujuan sesuatu, seraya membebaskan dirinya dari pertimbangan-pertimbangan praktis yang bertalian dengan kepentingan masa kini semata-mata (Buchori, 1994: 156). Artinya, setiap mahasiswa harus membiasakan diri untuk membuka cakrawala berpikir seluas-Iuasnya. Melihat dan membandingkan berbagai alternatif pendapat yang berkembang, serta kritis terhadap suatu pemikiran yang mapan (yang tampaknya pasti benar). Jamaluddin al-Afgani, salah seorang tokoh Kebangkitan Islam ternama, menganalisa sebab keterbelakangan masyarakat Islam, terutama para pemimpin agamanya, yang kekurangan minat intelektual (Alatas, 1988: 19). Menurutnya. semangat mengkaji, kenikmatan dalam pencarian intelektual, dan rasa hormat yang mendalam terhadap pengetahuan ilmiah dan rasional ini, sayangnya tidak menyebar Iuas di kalangan masyarakat berkembang (lihat Keddie, 1968 : 105 dalam Alatas, 1988: 19). Mengenai tradisi pemikiran Islam, Abraham S. Halkin, seorang sarjana besar Yahudi, bahkan mengatakan bahwa sikap kaum Muslim terhadap ilmu pengetahuan adalah spontan menghargai, mengadaptasi dan memanfaatkan. Kaum Muslim terdahulu, dengan penuh percaya diri berdasarkan iman, dengan bebas dan tanpa beban psikologis apa pun mengambil apa saja yang baik dan membuang mana saja yang buruk dari budaya asing itu. Karena itu, sebagai contoh para filsuf Muslim tak segan-segan mengambil dan menggunakan budaya Yunani yang ?netraI', seperti sebagian besar filsafat dan ilmu pengetahuan. tetapi mereka manyingkirkan unsur-unsur yang tidak sejalan dengan pokok-pokok ajaran Islam seperti mitologi yang kebanyakan menjadi tema sastra Yunani (Madjid, 1995).
Selain menghadapi persoalan etos berpikir kritis dan perluasan cakrawala pandangan, gerakan Tarbiyah juga tampaknya berjumpa dengan kemajemukan (pluralitas) masyarakat yang kiranya menjadi keniscayaan hidup di dunia. Sebagai ketentuan Ilahi, kemajemukan termasuk kalegori Sunnatullah yang tidak terhindarkan karena kepastiannya (Madjid, 1992: 160). Karena itulah manusia. manusia Muslim dituntut untuk senantiasa merendahkan hati dan bersedia berdialog dengan 'kebenaran' (al-Haqq) dan kesabaran (al-Shabr) dalam setiap langkah hidupnya (lihat Al Quran s. al-Ashr : 1-3). Al Quran, setidaknya dalam jajaran konsep, telah memberi resep atau arahan yang sangat diperlukan bagi manusia muslim untuk memecahkan masalah kemanusian universal, yaitu realitas kemajemukan keberagamaan manusia. Al Quran sering menyebut para pemeluk agama islam sebagai ummatan wasatan ( umat yang berada di tengah-tengah), maksudnya tidak "berlebih-lebihan" dalam segala hal, termasuk di dalamnya ?berlebihan" dalam persoalan kehidupan keberagamaan (Abdullah, 1994: 95-97).
Sampai di sini peneliti berpendapat bahwa pandangan dan perilaku peserta gerakan Tarbiyah tersebut diatas dapat coba dijelaskan dengan teori Sistem Kepercayaan yang disusun oleh Milton Rokeach. Milton Rokeach (1960) dalam bukunya The Open and Closed Mind memberikan gambaran bahwa perilaku sosial seseorang dapat dijelaskan berdasarkan analisa terhadap struktur sistem kepercayaannya (belief system). Adapun pengertian sistem kepercayaan adalah seperangkat kepercayaan, set, harapan, atau dugaan, baik yang disadari atau yang tidak disadari, yang diterima individu sebagai sesuatu yang benar mengenai dunia yang dihuninya (Rokeach 1960: 33). Lebih jelasnya, menurut Rokeach, setiap individu memiliki sistem kepercayaan tertentu yang dapat bersifat terbuka ( low dogmatic/ open minded) atau pun tertutup (high dogmatic/ closed mind).
Menurul Rokeach, individu yang terbuka sistem kepercayaannya cenderung menerima, mengevaluasi serta bertindak berdasarkan informasi yang relevan sesuai dengan tuntutan situasional. Manifestasi dari keterbukaan kepercayaan antara Iain adalah kecenderungan untuk Iebih mudah menerima ide-ide baru atau pun perubahan-perubahan baru serta Iebih obyektif terhadap realitas. Sebaliknya, mereka yang tertutup sistem kepercayaannya cenderung menerima, mengevaluasi serta bertindak atas dasar tekanan dari faktor-faktor yang tidak relevan, yang berasal dari dalam atau pun luar dirinya. Faktor yang tidak relevan yang berasal dari dalam diri antara Iain kebutuhan untuk berkuasa, kebutuhan unluk mengurangi kecemasan, motif ego yang tidak rasional, kepercayaan atau kebiasaan yang tidak relevan dengan tuntutan situasi dan sebagainya. Sedangkan faktor dari Iuar antara lain adalah adanya ganjaran maupun tekanan dari otoritas di Iuar dirinya, seperti orang tua, guru, norma institusi. norma sosial maupun norma budaya (Rokeach, 1960:57-58). Manifestasi dari ketertutupan sistem kepercayaan antara Iain kurang terbuka bahkan cenderung waspada terhadap terhadap ide-ide baru yang berbeda dengan paham atau keyakinannya, Ioyalitas membuta pada sistem sosialnya serta fanatik terhadap kelompok serta cenderung mempunyai orientasi waktu yang sempit.
Setelah melalui pengukuran memakai Skala Dogmatisme Form E yang dapat menunjukkan kecenderungan keterbukaan-ketertutupan sistem kepercayaan seseorang. serta melakukan wawancara terhadap sejumlah responden peserta Tarbiyah, maka penelitian ini menyimpulkan bahwa sistem kepercayaan mahasiswa UI peserta Tarbiyah cenderung tertutup (high dogmatic/closed minded). Artinya pandangan dan perilaku keagamaan yang ditarnpilkan peserta gerakan Tarbiyah memang dilatari oleh sistem kepercayaan yang cenderung tertutup."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aloysius Alvino Tawas
"Gerakan mahasiswa merupakan hal yang selalu saja terjadi di Indonesia sejak pra maupun pasca kemerdekaan 1945. Konsep gerakan mahasiswa di Indonesia adalah untuk bangkit dan melakukan perubahan agar kehidupan sosial menjadi lebih baik (Budiman, 2006: 23 dalam Manalu & Darmansyah, 2017: 1) permasalahan muncul dalam tingkat pembentukan pengetahuan dan pola pikir dalam gerakan sosial mahasiswa. Internalisasi pendidikan dan pembentukkan knowledge dalam menentukkan framework pergerakan masih lalai disampaikan oleh penulis terdahulu. Peneliti dalam hal ini akan mencoba untuk menggali lebih mendalam mengenai permasalahan Internalisasi pendidikan dalam gerakan sosial mahasiswa, serta lebih jauh melihat proses frameworking dalam pergerakan sehingga gerakan sosial mahasiswa menjadi suatu praktis yang sifatnya berkelanjutan. Penelitian dijalankan menggunakan metodologi penelitian etnografi dan wawancara mendalam. Penulisan ini memberikn gambaran jelas peran internalisasi pendidikan dalam pembentukkan social movement knowledge para anggota FMN UI. Social Movement Knowledge yang diterima dimaknai dan dipahami kembali oleh pra anggota FMN UI dan menjadi identitas baru bagi diri mereka. Social movement knowledge tersebut kemudian menjadi basis penting dalam membentuk framework pengorganisasian dan pergerakan FMN UI.

The student movement is something that has always happened in Indonesia since pre and post-independence of1945. The concept of the student movement in Indonesia is to rise up and make changes so that social life is better (Budiman, 2006: 23 in Manalu & Darmansyah, 2017: 1). Problems arise in the level of knowledge formation and thought patterns in student social movements. The internalization of education and the formation of knowledge in determining the framework for movement have been neglected to be conveyed by previous authors. Researchers in this case will try to dig deeper into the problems of internalization of education in student social movements, and further see the frameworking process in the movement so that the student social movement becomes a practical, sustainable nature. The research was conducted using ethnographic research methodologies and in-depth interviews. This writing provides a clear picture of the role of internalization of education in shaping the social movement knowledge of FMN UI members. Social Movement Knowledge received is interpreted and re-understood by pre FMN UI members and becomes a new identity for themselves. This social movement knowledge then becomes an important basis in forming an organizing and moving framework for FMN UI."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Supriadi Narno
"ABSTRAK
Tesis ini membahas pengaruhi dimensi kewirausahaan organisasi terhadap kinerja
Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia. Adapun dimensi kewirausahaan organisasi
tersebut terdiri atas 3 yakni Inovasi, agresifitas dan keberanian mengambil
resiko. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain eksplanatory.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa ada hubungan linear antara variabel
dimensi inovasi kewirausahaan, dimensi agresifitas kewirausahaan, dan dimensi
keberanian mengambil resiko dengan kinerja organisasi. Penelitian ini
menyarankan agar GMKI memusatkan perhatian pada dimensi keberanian
mengambil resiko karena variabel ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja organisasi

ABSTRACT
This thesis focused on the entrepreneurial dimension of organizational influence
on the performance of the Indonesian Student Christian Movement. The
dimensions of the entrepreneurial organization that is made up of Innovation,
aggressiveness and courage to take risks. This research is a quantitative study with
explanatory design. The research concludes that there is a linear relationship
between the variable dimensions of entrepreneurial innovation, entrepreneurial
aggressiveness dimensions, and dimension courage to take risks with
organizational performance. This study suggests to GMKI for focusing on the
dimension GMKI risk taking because this variable has a significant impact on
organizational performance"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Pranawengkapti Ramadhani
"Momentum simbolis rangkaian peristiwa sejarah Republik Indonesia dari era orde baru ke era reformasi d awali dengan Gerakan Mahasiswa Indonesia tahun 1998. Pengunduran diri Presiden Soeharti menjadi kausalitas Gerakan Mahasiswa Indonesia 1998 sekaligus menjadi faktor determinan yang mengawali era reformasi. Kebijakan yang didasari berdasarkan kolusi, korupsi dan nepotisme oleh Presiden Soeharto memberikan dampak buruk yang berkepanjangan bagi Pemerintahan Indonesia sehingga Pemerintahan Indonesia saat itu berada diatas pondasi yang rapuh. Krisis Finansial Asia tahun 1997 berdampak dalam segala aspek kehidupan masyarakat di Asia, khususnya di Indonesia. Penelitian ini membahas bagaiamana foto jurnalistik dapat memberikan gambaran informasi yang utuh serta dapat membangkitkan memori mengenai Gerakan Mahasiswa di Jakarta tahun 1998. Penulis mengangkat permasalahan bagaimana foto jurnalistik dapat memberikan suatu gambaran informasi kesejarahan yang mampu membangkitkan memori masa lalu. Metode penelitian historiografi akan didampingi dengan teori collective behavior oleh Smelser untuk merekonstruksi foto agar menjadi cerita yang kronologis. Dengan bantuan kaijan ilmu sosial yang relevan, foto dapat digunakan sebagai sumber sejarah dalam menggambarkan Gerakan Mahasiswa tahun 1998 sebagai peristiwa sejarah yang kronologis dan komprehensif.

The symbolic momentum of the historical events of the Republic of Indonesia from the new order era to the reform era began with the 1998 Indonesian Student Movement. President Soeharto's resignation became the casuality of the 1998 Indonesian Student Movement as well as the determinant factor that started the reform era. The policy based on collusion, corruption, and nepotism by President Soeharto had a prolonged adverse impact on the Indonesian Government so that the current Indonesian Government was on a fragile foundation. The 1997 Asian Financial Crisis impacted all aspects of people's lives in Asia, especially in Indonesia. This study discusses how photojournalism can provide a complete picture of information and can evoke memories of the Student Movement in Jakarta in 1998. The author raises the issue of how photojournalism can provide a picture of historical information can evoke memories of the past. The historiography research method will be accompanied by the theory of collective behavior by Smelser to reconstruct the photo into a chronological story. With the help of relevant social science studies, photographs can be used as historical sources in describing the 1998 Student Movement as a chronological and comprehensive historical event. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dicky Yanuar H.
"Dalam perkembangannya, Gerakan Mahasiswa angkatan 1998 pasca jatuhnya rezim Orde Baru, sangat sulit dilihat sebagai suatu unsur monolitik dari bagian civil society karena meliputi berbagai varian dan mempunyai banyak perbedaan afiliasi dari masing-masing kelompok Gerakan Mahasiswa tersebut. Fenomena-fenomena ini seringkali menyebablcan terjadinya perselisihan bahkan perpecahan di antara kelompok-kelompok Gerakan Mahasiswa itu sendiri.
Penelitian ini difokuskan pada Gerakan Mahasiswa 1998 khususnya di Jakarta, pada tiga kelompok aksi mahasiswa yang muncul di permukaan menggerakan berbagai aksi, pasca jatuhnya rezim orde baru. Permasalahan yang diajukan mengenai Iatar belakang kelompok gerakan, basis massa, strategi gerakan, dan eksistensi masing-masing kelompok dalam mengusung agenda reformasi dan salah satunya yang marak dibawakan dalam setiap aksi mahasiswa adalah pemutusan hubungan total dengan rezim lama (cleansing regime) pada masa sesudah kejatuhan Soeharto. Untuk menjawab permasalahan tersebut dipinjam teori teori hegemoni dari Antonio Gramsci, teori demokratisasi dan kebangkitan kekuatan civil society dari Samuel P Huntington dan Richard Robinson, serta teori gerakan sosial baru dari Sylvia Bashevkin dan Jeff Haynes untuk menjelaskan munculnya gerakan mahasiswa 1993, dan pemetaan kelompok- kelompok aksi gerakan mahasiswa di Indonesia yang diajukan oleh Anders Uhlin untuk menganalisa tipologi dan perbedaan dari kelompok-kelompok gerakan mahasiswa 1998.
Dengan menggunakan teknik wawancara dan Studi pustaka, dikumpulkan data-data yang kemudian di analisa dengan menggunakan analisa kualitatitf Dari analisa tersebut penulis menemukan bahwa : gerakan mahasiswa 1998 sebenarnya memiliki kesamaan visi dalam melihat suatu masalah, perbedaan justru terlihat pada alat yang digunakan, seperti metode aksi dan strategi pergerakan, yang seringkali justru menimbulkan perpecahan pada gerakan mahasiswa 1998 itu sendiri. Hal ini diperburuk dengan masuknya kooptasi elit dan problem eksistensi, sehingga gerakan-gerakan yang dilakukan hanya bersifat aktualisasi egoisme dan heroisme semata, dan cenderung masuk kedalam kooptasi elit kekuasaan sehingga hanya menjadi alat permainan para elit politik.

During the movement of the New Order regime, the rise of class of 1998 , its hard to be recognized as the monolhitic element from the part of civil society, because its covering very complicated to see that movement as a monolithic element divide of civil society, because its covering many variant and having a lot of diversites of affiliation from each of the student movement, this phenomena always make the student movement groups fall apart.
This research is Focus from the movement of class of 98 especially in Jakarta, with three group of the student action, which active to move a student campaign, after the fall of the new order regime. Set of problem from this research concerning the student movements background mass bases, movement strategy dan the existence each of student movement group, to champaign the reformation agenda. The mast interesting agenda is make severance relations with old regime (cleansing regime) after the fall of Soeharto. To answer that questions, this research borrowed the Hegemony theories from Antonio Grantsci, the democratization and civil society theories from Samuel P. Huntington and Richard Robinson, which connected with the social movement theory from Slyvia Bashevkin and Jeff Haynes to explained the emerge the student movement in 1998, and mapping of student movement in lndonesia from Anders Uhlin to analysed the difference and tipology the student movement of class of 98 groups.
Collecting the data process with reviewing the literature and in-depth interview technigne, then analysed with the qualitatif approach. From that analysis, the writer result: In fact, the movement of class of 98 has a same perspective to see the problem, but had different opinion to see how the instruments worked like movement strategy and action methods, that difference always make a friction between the movement action groups. This fact also influenced by elite interest and exsistence problem, which cause characteristic of the movement onLy base on egoism actualitzation and heroism, and inclined begin come into elite circle interest.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22489
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandrika Ayu Desiana
"ABSTRAK
Gerakan mahasiswa di Korea Selatan muncul sejak diperkenalkannya pendidikan modern yang awalnya terjadi untuk melawan penjajahan Jepang. Gerakan mahasiswa juga terjadi setelah kemerdekaan dan bertujuan untuk mengubah rezim pemerintah. Gerakan yang terjadi pada Juni 1987, yaitu pada masa pemerintahan Chun Doo-hwan, berhasil membawa transisi demokrasi di Korea Selatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang melatarbelakangi gerakan mahasiswa 1987. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitis melalui pendekatan diakronis dengan menggunakan sumber-sumber yang berkaitan dengan gerakan mahasiswa dalam demokratisasi di Korea Selatan. Hasil dari penelitian ini adalah sistem pemerintahan Chun Doo-hwan tidak sesuai dengan konstitusinya yang bersifat demokratis merupakan alasan utama mengapa gerakan mahasiswa 1987 terjadi. Sejak dikeluarkannya kebijakan otonomi kampus pada 1984, gerakan mahasiwa menjadi lebih terorganisir dalam menuntut demokratisasi. Dalam melakukan Gerakan Juni 1987, gerakan mahasiswa beraliansi dengan gerakan-gerakan anti pemerintah yang lain. Gerakan mahasiswa umumnya melakukan gerakan dengan menggunakan kekerasan untuk melawan kekuatan militer oleh rezim pemerintah. Meskipun demikian, mereka memainkan peran penting dalam demokratisasi di negaranya.

ABSTRACT
Student movements in South Korea have emerged since the introduction of modern education which initially took place against Japanese occupation. Student movements also took place after independence and aimed at changing the government regime. The movement that took place in June 1987, which happened during the reign of Chun Doo-hwan, succeeded in bringing the democratic transition in South Korea. The problem statement of this research is to know the factors behind the 1987 student movement. This research uses descriptive-analytical methods through a diachronic approach using resources related to the student movement in democratization in South Korea. The result of this study is that Chun Doo-hwan s government system which was not in accordance with its democratic constitution is the main reason why the 1987 student movement took place. Since the issuance of the campus autonomy policy in 1984, student movement has become more organized in demanding democratization. In carrying out the June 1987 movement, the student movement allied with other anti-government movements. Student movements generally carried out movements by using violence to fight the military power by the government regime. Nevertheless, they played an important role in democratization in their country."
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Weltri Febrian Bakara
"Studi ini bertujuan untuk melihat strategi pembingkaian dan diskursus publik pada gerakan mahasiswa Universitas Indonesia (UI) terkait menolak RUU Cipta Kerja. Gerakan tersebut dibangun oleh aliansi mahasiswa atas sebagian kontribusi buruh dan jaringan masyarakat sipil. Meskipun dipandang memiliki kompetensi akademik sebagai sumber kekuatannya, gerakan tidak serta merta muncul dari kesadaran subjektif individu mahasiswa, melainkan mobilisasi yang diorganisir oleh aktivis mahasiswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yang berfokus pada pembingkaian diagnostik, prognostik, dan motivasional serta diskursus dengan pengumpulan data melalui wawancara mendalam, studi literatur, dan observasi daring. Hasil penelitian menunjukkan gerakan mahasiswa UI menggunakan tiga jenis strategi pembingkaian, yaitu diagnostik yang menggambarkan sasaran lawan dan memacu kesadaran masyarakat terhadap ketidakadilan, prognostik yang membantu akses edukasi dan komunikasi terkait isu RUU Cipta Kerja, dan motivasional yang mendorong partisipasi individu dalam upaya perubahan sosial. Meskipun demikian, pergerakan mahasiswa UI masih bergantung pada kekuatan yang terinstitusionalisasi, yakni Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), sehingga animo pengawalan isu meredup ketika BEM tidak aktif mengingat pengaruh ideologi gerakan moral yang mengakar. Selain itu, penelitian ini menunjukkan bahwa perhatian terhadap masalah formil dalam RUU Cipta Kerja tampak menghasilkan diskursus-diskursus baru, seperti persoalan material RUU Cipta Kerja, represi aparat dalam aksi-aksi protes, serta praktik lain dengan efek kuasa didalamnya.

This study aims to see framing strategies and public discourse on the University of Indonesia student movement related to rejecting the Job Creation Bill. The movement was built by a student alliance on part of the contributions of workers and civil society networks. Although seen as having academic competence as a source of strength, the University of Indonesia student movement does not necessarily arise from individual subjective awareness but rather formed by organized mobilization initiated by student activists. This research utilized a descriptive qualitative approach, focusing on diagnostic, prognostic, and motivational framing, as well as discourse analysis, with data collected through in-depth interviews, literature study, and online observations. The results of the study show that the UI student movement uses three types of framing strategies, namely diagnostics which describes opposing targets and spurs public awareness of injustice, prognostic which helps access education and communication related to the Job Creation Bill issue and motivational that encourages individual participation in social change efforts. Nonetheless, the UI student movement still depends on institutionalized forces, namely the Student Executive Body (BEM), so the interest in overseeing the issue dimmed when BEM was inactive referred to the influence of the deep-rooted moral movement ideology. In addition, this research shows that attention to formal issues in the Job Creation Bill generates new discourses, such as material issues in the Job Creation Bill, apparatus repression in protest actions, and other practices with the effect of power in it."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>