Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 66538 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sandra Sangga Dewi
"Perinasia adalah organisasi seminat di bidang perinatologi, dimana salah satu kegiatannya menyelenggarakan pelatihan konseling menyusui dengan menggunakan modul pelatihan WHO/UNICEF metode 40 jam. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelatihan konseling menyusui modul 40 jam oleh Perinasia periode tahun 2015-2016. Penelitian ini mengacu pada model evaluasi empat level Kirkpatrick, terfokus pada evaluasi reaksi dan pembelajaran. Desain penelitian adalah kuasi eksperimen, dilanjutkan dengan survei cepat Rapid Survey Method . Evaluasi level reaksi dan pembelajaran dilakukan pada 385 data peserta yang memenuhi kriteria sampel, dilanjutkan wawancara telepon pada 60 eks peserta pelatihan untuk mengetahui pengalaman implementasi setelah pelatihan.
Hasil penelitian menunjukkan pelatihan konseling menyusui mampu memberikan kepuasan bagi sebagian besar peserta, baik pada level reaksi maupun pembelajaran. Penelitian juga membuktikan bahwa pelatihan konseling menyusui modul 40 jam sesuai untuk semua golongan karakteristik baik jenis kelamin, umur, pengalaman pelatihan dan profesi. Kepuasan dilevel reaksi dan pengetahuan berpengaruh terhadap pencapaian dilevel perilaku. Respon survei cepat mencapai 45 dari sampel, diperoleh informasi bahwa sebagian besar peserta mampu mengimplementasikan hasil pelatihannya ditempat kerja masing-masing dengan baik dan dapat memberikan dampak yang positif bagi lingkungan kerjanya. Dampak bukan dalam bentuk finansial, melainkan peningkatan pelayanan pasien. Sarannya, agar dirancang metode evaluasi untuk dapat mengevaluasi keterampilan, kompetensi, dan komitmen peserta pelatihan.

Perinasia is an organization of interest in the field of perinatology, where one of its activities conducts breastfeeding counseling training using WHO UNICEF method of training method 40 hours. This study aims to evaluate counseling training module feeding 40 hours by Perinasia period 2015 2016. This study refers to a four level Kirkpatrick evaluation model, focused on evaluation of reactions and learning. The study design was quasi experiment, followed by rapid survey Rapid Survey Method . Evaluation of reaction and learning levels was conducted on 385 participant data that met the sample criteria, followed by telephone interviews on 60 ex trainees to find out the implementation experience after the training.
The results showed that breastfeeding counseling training can provide satisfaction for most participants, both at reaction level and learning level. The study also proved that 40 hour module feeding counseling training is appropriate for all classes of characteristics of either sex, age, training experience and profession. Satisfaction at the level of reaction and knowledge affect the attainment of behavioral level. A rapid survey response of 45 of the sample obtained information that most participants were able to properly implement their training outcomes in their workplace and could have a positive impact on their work environment. The impact is not in financial form, but rather the improvement of patient care. Suggestion, to be designed evaluation method to be able to evaluate skill, competence, and commitment of trainee."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S69836
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
692.8 UNI c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ratna Sulistiarini
"Tingginya prevalensi penyakit hipertensi di Indonesia akan mempengaruhi pola penggunaan obat antihipertensi di fasilitas kesehatan. Penggunaan obat di fasilitas kesehatan harus mengacu pada Formularium Nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan obat antihipertensi di Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta Barat pada tahun 2015-2016 menggunakan metode Anatomical Therapeutic Chemical/Defined Daily Dose ATC/DDD . Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan pengambilan data secara retrospektif dari resep pasien. Antihipertensi diklasifikasikan berdasarkan kode ATC dan dihitung kuantitasnya dalam satuan DDD dan DDD/1000 pasien/hari. Sampel adalah resep pasien dengan obat antihipertensi pada tahun 2015 hingga 2016.
Berdasarkan hasil analisis, diperoleh kuantitas penggunaan antihipertensi yang dinyatakan dalam DDD dan DDD/1000 pasien/hari pada tahun 2015 adalah 44.158,33 dan 1,3950. Nilai DDD dan DDD/1000 pasien/hari pada tahun 2016 adalah 78.651,92 dan 2,3311. Obat antihipertensi yang menyusun 90 penggunaan obat pada tahun 2015 dan 2016 adalah amlodipin dan kaptopril. Persentase kesesuaian penggunaan obat antihipertensi dengan Formularium Nasional pada tahun 2015 dan 2016 adalah 84,62 dan 81,82 . Hasil penelitian menunjukkan obat antihipertensi yang paling banyak digunakan pada tahun 2015 dan 2016 adalah amlodipin dan kuantitas penggunaan obat antihipertensi pada tahun 2016 lebih tinggi dibandingkan tahun 2015.

The high prevalence of hypertension will affect drug utilization pattern of antihypertensive in healthcare facilities. The use of drugs in healthcare facilities should refer to the national formulary. This study was aimed to evaluate the drug utilization of antihypertensive at Puskesmas Kembangan, West Jakarta 2015 2016 with ATC DDD Anatomical Therapeutic Chemical Defined Daily Dose method. It was a descriptive study. Data was collected retrospectively from patient prescriptions. Antihypertensive classification based on ATC and the quantity was counted by DDD and DDD 1000 patients day. Samples were patient prescriptions that contain antihypertensive drug within period 2015 till 2016.
Based on the analysis, quantity of drug utilization in DDD and DDD 1000 patients day in 2015 were 44,158.33 and 1.3950. DDD and DDD 1000 patients day in 2016 were 78,651.92 and 2.3311. Antihypertensive drugs made up drug utilization 90 in 2015 and 2016 were amlodipine and captopril. The percentages of compatibility of antihypertensive usage with national formulary in 2015 and 2016 were 84.62 and 81.82 . The result of this study showed the most used antihypertensive in 2015 and 2016 was amlodipine and the quantity of antihypertensive utilization in 2016 was higher than 2015.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S69658
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fismia Hikmah Tiara
"Evaluasi Penggunaan Obat Dispepsia pada Pasien Dispepsia berdasarkan Metode ATC/DDD di Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta Barat Tahun 2015-2016Prevalensi dispepsia yang tinggi di Indonesia menyebabkan banyaknya penggunaan obat dispepsia di fasilitas kesehatan. Penggunaan obat di fasilitas kesehatan harus mengacu pada Formularium Nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pola penggunaan obat dispepsia pada pasien dispepsia di Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta Barat tahun 2015-2016. Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan metode ATC/DDD dan pengambilan data secara retrospektif dari resep pasien. Dispepsia diklasifikasikan berdasarkan kode ATC dan dihitung kuantitasnya dalam satuan DDD dan DDD/1000 pasien/hari. Sampel adalah resep pasien dengan obat dispepsia pada tahun 2015 hingga 2016. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kuantitas penggunaan obat dispepsia yang dinyatakan dalam DDD dan DDD/1000 pasien/hari pada tahun 2015 adalah 45362,24 dan 1,396 sedangkan tahun 2016 adalah 40315,20 dan 1,169. Obat dispepsia yang paling banyak digunakan pada tahun 2015 dan 2016 adalah antasida. Obat dispepsia yang menyusun 90 penggunaan obat pada tahun 2015 dan 2016 adalah antasida, ranitidin dan omeprazol. Persentase kesesuaian penggunaan obat dispepsia dengan Formularium Nasional pada tahun 2015 dan 2016 adalah 62,50 dan 83,33 . Hasil evaluasi menunjukkan kuantitas penggunaan obat dispepsia tertinggi pada tahun 2015 dengan penggunaan obat terbanyak, yaitu antasida serta sesuai dengan Formularium Nasional.

Evaluation of Dyspepsia Drug Utilization in Dyspepsia Patients with ATC DDD Methode at Puskesmas Kembangan West Jakarta 2015 2016 The high prevelance of dyspepsia in Indonesia leads to a large number of dyspepsia drug usage in healthcare facility. Drug usage in healthcare facility must obey the national formulary. This research aims to evaluate the dyspepsia drug usage pattern in dyspepsia patient at Puskesmas Kecamatan Kembangan West Jakarta in 2015 2016. This was a descriptive design research with ATC DDD method and the data was collected retrospectively from patient rsquo s prescription. Dyspepsia was classified based on ATC code and its quantity was calculated in DDD unit and DDD 1000 patient day. Sample was patient rsquo s prescription with dyspepsia drug in 2015 until 2016. The analysis rsquo results showed that the quantity of dyspepsia drug usage stated in DDD and DDD 1000 patient day in 2015 was 45362.24 and 1.396. The DDD and DDD 1000 patient day in 2016 was 40315.20 and 1.169. The most used dyspepsia drug in 2015 and 2016 was antacid. Dyspepsia drug which constructed 90 drug usage in 2015 and 2016 was antacid, ranitidine, and omeprazole. The percentage of conformity between dyspepsia drug usage with National Formularies in 2015 and 2016 was 62.50 and 83.33 . The result showed that in 2015 had a higher quantity of dyspepsia drug usage than 2016 and the most used drug was antacid and relevant with National Formularies."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S69160
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masayu Dinahya Diswanti Putri
"Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) merupakan fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang menyelenggarakan upaya kesehatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif. Pelayanan kefarmasian di puskesmas meliputi dua kegiatan, yaitu pengelolaan sediaan farmasi dan pelayanan farmasi klinik. Pengelolaan sediaan farmasi salah satunya bertujuan untuk menjamin ketersediaan dan keterjangkauan obat yang efisien, efektif, dan rasional, terutama pada 40 item obat esensial puskesmas DKI Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi ketersediaan 40 obat esensial di puskesmas wilayah Kecamatan Duren Sawit yang didasarkan pada sasaran strategis Kemenkes RI. Metode penelitian dilakukan dengan menghitung persentase ketersediaan obat esensial di seluruh puskesmas Kecamatan Duren Sawit yang diperoleh dari data LPLPO. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan obat esensial mencapai 98%. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa ketersediaan 40 obat esensial di seluruh puskesmas wilayah Kecamatan Duren Sawit pada periode Januari–April 2023 sudah sesuai dengan sasaran strategis Kemenkes RI untuk meningkatkan akses, kemandirian, dan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan.

Community Health Center (Puskesmas) is a basic health service facility that provides maintenance, health promotion (preventive), disease prevention (preventive), disease treatment (curative), and health rehabilitation services. Pharmaceutical services at Puskesmas include two activities, namely pharmaceutical supply management and clinic pharmacy services. Pharmaceutical supply management aims to ensure the availability and affordability of drugs that are efficient, effective, and rational, especially for the 40 essential drug items in Puskesmas DKI Jakarta. This study aims to evaluate the availability of the 40 essential drugs in Puskesmas in the Duren Sawit District based on the strategic targets of the Ministry of Health of Indonesia. The research method was conducted by calculating the percentage of essential drug availability in all Puskesmas in the Duren Sawit District, obtained from LPLPO data. The research findings indicate that the availability of essential drugs reached 98%. Therefore, it can be concluded that the availability of the 40 essential drugs in all Puskesmas in the Duren Sawit District during the period January-April 2023 is in accordance with the strategic targets of the Ministry of Health of Indonesia to improve access, independence, and the quality of pharmaceuticals and medical devices"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma
"ABSTRAK
Penelitian ini menganalisis petisi online Change.org Indonesia sebagai alat advokasi kebijakan periode tahun 2015-2016 dengan menggunakan konsep sifat, bentuk, fungsi, aktivitas atau taktik penyampaian pesan, dan juga konsep evaluatif. Analisis petisi online mengacu pada aktivitas advokasi kebijakan lain yang dilakukan secara online dan offline untuk mendukung petisi online. Aktivitas advokasi kebijakan tersebut mencakup upaya meningkatkan kesadaran. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan menganalisis petisi online yang dipilih berdasarkan sembilan kategori. Data pendukung diperoleh melalui wawancara. Penelitian ini menemukan bahwa petisi online yang didukung dengan aktivitas advokasi kebijakan lain seperti advokasi media, kampanye secara online dan aksi offline, pengorganisasian, lobi, dan event akan dikategorikan secara intermediate yaitu berhasil menarik perhatian pembuat kebijakan atau target petisi. Petisi online dan aktivitas advokasi kebijakan tersebut akan menghasilkan liputan media, menumbuhkan kesadaran publik, membangun dukungan publik, dan juga berpotensi menghasilkan dukungan dari pembuat kebijakan. Petisi online yang didukung dengan aktivitas advokasi kebijakan lain akan mecapai konsep ultimate yaitu berhasil mencapai perubahan kebijakan ketika disertai penerimaan positif dari pembuat kebijakan atau target petisi. Pencapaian tujuan ultimate ini juga dipengaruhi oleh kemampuan penggerak petisi dalam mengeskalasi petisi online melalui aktivitas advokasi kebijakan lain guna menekan dan mendesak pembuat kebijakan. Ketika petisi online dan aktivitas advokasi kebijakan lain menghasilkan perubahan kebijakan, maka keaktifan penggerak petisi masih diperlukan untuk mengawasi implementasi kebijakan yang dihasilkan.

ABSTRACT
This study analyzed the online petition Change.org Indonesia as a tool of policy advocacy in 2015 2016 period using the concept of nature, form, function, activity, and also an evaluative concept. The online petition analysis in this study refers to other policy advocacy activities conducted online and offline to support online petitions. Policy advocacy activities include efforts to raise awareness through media media advocacy , campaigns, organizing building coalitions , lobbying, and events. This study uses case study methods by analyzing selected online petitions based on nine categories of issues democracy, corruption, criminal justice, animal welfare, environment, human rights disability, tolerance, consumer rights, sports, health. Petitions also scrutinized by those gaining media coverage, engaging the community, and mobilizing other policy advocacy activities that support the success of online petitions. Supporting data is also obtained through interviews with online petition platform Change.org Indonesia, representatives of petitioners, communities involved as well as individuals who cast their votes signed the petition . The study founds that online petitions supported by other policy advocacy activities such as media advocacy, online campaigns and offline actions, organizing, lobbying, and events will be categorized intermediately by successfully attracting decision makers or petition targets. The online petitions and policy advocacy activities will generate media coverage, foster public awareness, build public support, and also potentially make support from policymakers. Online petitions backed up with other policy advocacy activities will achieve the ultimate concept of achieving policy changes when accompanied by positive earnings from policy makers or petition targets. This ultimate goal achievement also influenced by the ability to drive the petition in escalating online petitions through other policy advocacy activities to press and urge policy makers. When online petitions and other policy advocacy activities result in policy changes, the activeness of the petition drivers is still needed to oversee the implementation of the resulting policy."
2017
T48024
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Mulyani
"ABSTRAK
Menyusui merupakan hal yang penting bagi ibu melahirkan. Konseling menyusui adalah salah satu upaya untuk keberhasilan menyusui. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh konseling menyusui terhadap sikap menyusui ibu melahirkan yang dirawat. Desain penelitian berupa quasi experimental design dengan pendekatan post test-only non equivalent control group. Jumlah sampel penelitian 60 orang yang diambil menggunakan teknik nonprobability sampling (sampel non random) dengan metode consecutive sampling. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh konseling menyusui terhadap sikap menyusui ibu melahirkan (p value=0,02). Faktor umur, pendidikan, paritas, suku, pengalaman menyusui, pengalaman mendapat informasi dan dukungan keluarga tidak berhubungan dengan sikap menyusui. Peran petugas kesehatan sebagai konselor menyusui perlu dioptimalkan untuk keberhasilan menyusui ibu melahirkan yang dirawat.

ABSTRACT
Breastfeeding is important for mothers giving birth. Breastfeeding counseling is one of the efforts for the success of breastfeeding. The purpose of this study was to determine the effect of breastfeeding counseling on maternal breastfeeding attitudes treated. Design research is a quasi-experimental design with post-test-only approach to non equivalent control group. Total sample of 60 people were taken using a technique nonprobability sampling (non-random sample) with consecutive sampling method. Results showed no effect of breastfeeding counseling on breastfeeding maternal attitude (p value = 0.02). Age, education, parity, ethnicity, breastfeeding experience, the experience gets the information and family support is not related to breastfeeding attitudes. The role of health workers as breastfeeding counselors need to be optimized for successful breastfeeding maternal treated."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42819
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhia Safira
""ABSTRAK
"
Latar Belakang: Impaksi makanan merupakan salah satu faktor lokal penyebab penyakit periodontal. Belum ada penelitian mengenai evaluasi impaksi makanan di Indonesia. Tujuan: Memperoleh evaluasi klinis dan radiografis impaksi makanan gigi posterior serta hubungannya dengan jaringan periodontal. Metode: Studi retrospektif menggunakan data sekunder dengan pendekatan potong lintang dari rekam medik RSKGM FKG UI periode 2015-2016. Hasil: Didapatkan 53 subjek yang mengalami impaksi makanan di regio posterior dengan jumlah 124 kasus. Impaksi makanan lebih sering terjadi pada laki-laki, kelompok usia yang lebih tua, di ruang interdental antara molar-1 dan molar-2 maksila maupun mandibula. Kesimpulan: Impaksi makanan paling sering terjadi akibat hilangnya kontak proksimal pada gigi 47, dengan kedalaman poket absolut dan kehilangan perlekatan sebesar 4-6 mm. Kerusakan tulang paling sering mencapai 1/3 servikal akar dengan pola vertikal, disertai dengan pelebaran ruang periodontal dan kerusakan lamina dura.
"
"
"ABSTRACT
"
Background Food impaction is one of the local factors contributing in periodontal diseases. There has been no research on the evaluation of food impaction in Indonesia. Objective Get the clinical and radiograph evaluation of food impaction in posterior teeth and its relationship with periodontal tissues. Method A cross sectional study using medical records in RSKGM FKG UI 2015 2016. Result There were 53 subjects that had food impaction in posterior teeth with total 124 cases. Food impaction is found more frequently in male subjects, elderly, and in interdental spaces between first and second molars in both maxilla and mandible. Conclusion The most common etiology is the loss of proximal contact in 47, with 4 6 mm periodontal pocket depth and attachment loss. Bone destruction vertically reaches 1 3 of tooth cervix."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wenni Sriastuti
"Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kelja (K3) di Rumah Sakit adalah salah satu benluk upaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat dan sejahtera, bebas dad penyakit akibat kerja dan penyakit akibat hubungan keja serta bebas pencemaran Iingkungan menuju peningkatan produktifitas. Keberhasilan program K3 di Rumah Sakit tergantung pada kemampuan atau kompetensi sumber daya manusia (SDM) dalam melakukannya. SDM yang kompeten merupakan kunci dan pemicu (enabler) untuk keberhasilan praktek manajemen K3 Rumah Sakit. Kompetensi SDM dapat diperoleh melalui pelatihan. Salah satu faktor yang membérikan konhibusi dalam tercapainya efektifitas pelatihan adalah materi pelatihan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis isi materi pelatihan K3 Rumah Sakit yang diselenggarakan oleh PT X Tahun 2008. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dengan Studi deskriptif analilik. Sedangkan sampel penelitian adalah materi (teori) pelatihan K3 RS yang diselenggaxakan pada tanggal 26-29 Mei 2008 di Jakarta. Pengukuran data menggunakan instrumen penelitian yang telah disusun kedalarn kategori kognitifl afektif, dan psikomotor yang sudah reliabel. Pengukuran dilakukan dengan metode analisa isi (content analysis) untuk mengobservasi dan mengukur isi dari mated pelatihan berdasarkan kategori yang telah ditetapkan. Kemudian dilakukan validitas dan reliabilitas data dengan menggunakan bantuan key injbrman untuk menguji keabsahan data. Selanjutnya dilakukan analisa data dengan menggunakan statistik deskriptif yaitu mendeskripsikan valiabel penelitian kedalam bentuk tabel distribusi frekuensi, agar mudah dibaca dengan pengelompokan temuan penelitian sesuai dengan kategori-kategori.
Hasil penelitian diperoleh gambaran materi pelatihan K3 RS terdiri dari 11 materi teori dan 73 tema. Uraian materi yang belum rinci adalah materi audit internal, tanggap darurat, dokumentasi sistem manajemen K3, dan Kegawatdaruratan di RS. Materi yang memiliki unsur kognitif paling tinggi adalah materi bahaya potensial di RS (l00%) dan PAK/KAK di RS (83%), sedangkan unsur kognitif paling rendah adalah materi kebijakan manajemen K3 di RS (35,29%). Materi yang memiliki unsur afektif pa!ing tinggi adalah materi peraturan pemndangan (50%), yang paling rendah adalah PAK/KAK di RS, Bahaya Potensial di RS, dan Manajemen Risiko K3 RS sebesar 0%. Materi yang memiliki unsur psikomotor paling tinggi adalah materi kebijakan manajemen K3 di RS (35,29%). Sedangkan yang paling rendah adalah materi peraturan perundangan (0%). Secara keseluruhan unsur kompetensi yang paling tinggi didalam materi pelatihan K3 RS adalah unsur kognitif (51%), sedangkan unsur afeklif dan psikomotor relatif sama. Materi yang belurn tercakup dalam persyaratan OHSAS 18001: 2007 adalah Evaluasi Pemenuhan dan Pengadaan.
Saran penelitian ini berupa usulan kepada PT. X (Bagian Diklat) sebagai penyusun modul pelatihan untuk memberikan stmktur program pelatihan kepada instmktur/nara sumber pelatihan dengan menyertakan Evaluasi Pemenuhan dan Pengadaan menjadi bagian dari materl pelatihan K3 RS, sedangkan mated Audit internal, tanggap darurat, dokumentasi sistem manajemen K3 agar dapat disempumakan Iagi, sehingga tujuan pelatihan K3 RS dapat dicapai.

Hospital occupational health and safety (OHS) program is one of etforts to create a safe workplace, health, human being, free from occupational diseases and work related disesases, free fiom environmental pollution to get increase productivity. A successful of OHS programs depend on the ability or competence of human resources in doing it. The competent human resources are a key or enabler to gain a success of Ol-IS practiced. One of contributing factors to gain training effectivity is a training material.
The goals of this research are to analyze a content material of hospital OHS training that organized by PT. X 2008. The approach of this research is a qualitative with descriptive analytic study. The sample of this study is a teoritic training materials of hospital OHS on 26-29 May 2008 in Jakarta. Data measurement is using an instrument research that was constructing to cognitif, affective and psychomotor category that have been reliabeled. The measurement was done with content analysis methods to observe and measure about content of training materials based on categorization. Data validity and reliability was used with using some helping fiom key informan to data validity testing. Data analysis with using descritive statistics to describe research variables into frequency distribution tables is supposed to easy while reading with grouping results based on categorization.
Result of the research that gained about review of hospital OHS training material emphasis of ll teoritical material and 73 themes. The description of material that was not cleared is intemal audits, emergency responses, OHS management system documentation, and emergency in hospital. Material with high cognitive unsure is a potcnsial hazard in hospital (l00%), and occupational diseases/work related diseases (PAK/PAHK) in hospital (83%), Material with low cognitive unsure is a OHS management in hospital (3S,29%). Material with high affective unsure is a legal role (50%), material with low affective unsure is PAK/PAHK in hospital, potensial hazard in hospital, and risk management of OHS in hospital (0%). Material with high psychomotor unsure is a managemen policy of OHS in Hospital (35,29%). Material with low psychomotor unsure is a legal role (0%). Mostly of whole material, cognitive unsure is a high competence unsure in training material of OHS in hospital. The material that was not scouped in OHSAS 1800122007 requirements is a compliance of evaluation.
The researcher suggest to PT. X, especially to training divison as a arranger of training modul to give some programme structur to instmctur/trainer about compliance of evaluation being part of material of hospital OHS training. About intemal audit, emergency responses, OHS management system documentation have to be described; it is suppose to get hospital OHS training goals.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34284
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>