Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154265 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elfira Amalia Deborah
"Antibiotik ialah senyawa yang diproduksi oleh beberapa spesies mikroorganisme, yang memiliki kapasitas untuk menginhibisi pertumbuhan atau membunuh bakteri. Namun, dewasa ini penggunaan antibiotik sangat tidak terkendali dan menimbulkan resistensi. Resistensi antibiotik merupakan masalah yang menjadi serius. Antibiotik yang dahulunya efektif dalam mengobati berbagai penyakit, sekarang telah berkurang ataupun hilang efektifitasnya. Karena terlalu banyaknya kasus resistensi, maka diperlukan suatu senyawa baru yang bisa menghasilkan daya antibakteri. Penemuan antibakteri baru dari senyawa dalam tanaman merupakan salah satu solusi terhadap permasalahan ini. Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan adalah tanaman Garcinia. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, tanaman Garcinia memiliki aktivitas antibakteri. Pada penelitian ini diteliti potensi aktivitas antibakteri pada tanaman Garcinia latissima.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah daya antibakteri dari ekstrak-ekstrak Garcinia latissima menggunakan metode Konsentrasi Hambat Minimal KHM kemudian dilanjutkan dengan uji bioautografi pada Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak metanol buah dan ekstrak metanol kulit batang tanaman Garcinia latissima terbukti memiliki potensi daya antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus 2.000 g/mL dan 1.500 g/mL dan ekstrak metanol buah dan etil asetat buah tanaman Garcinia latissima memiliki potensi daya antibakteri terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa 3.000 g/mL . Untuk hasil bioautografi menunjukkan hasil positif dari masing-masing ekstrak dalam menghambat pertumbuhan bakteri.

Antibiotic is a compound that produced by some species of microorganisms, which have a capacity to inhibit or kill the bacteria. However, nowadays the using of antibiotic become very uncontrolled and caused resistances. Antibiotic resistance is a very serious problem. An antibiotic which is effective to cure the disease in the past, now has decreased and lost its effectivity. Therefore, the new compound is needed to help the resistance problem. The discovered of new antibiotic compound from herbal plants is one of the potential source of antibacterial compound to solve this problem. One of those plants is Garcinia plant. Based on previous research, Garcinia plant has an antibacterial activity.
This research aimed to determine and to investigate the potency of antibacterial activity from Garcinia latissima extracts with Minimal Inhibitory Concentration MIC and Bioautography assay in Pseudomonas aeruginosa and Staphylococcus aureus. Result indicated that the methanol fruit and cortex of Garcinia latissima have a potency of antibacterial in Staphylococcus aureus 2.000 g mL and 1.500 g mL , also methanol and ethyl acetate fruit extracts have a potency of antibacterial in Pseudomonas aeruginosa 3.000 g mL. For the bioautography assay, showed a positive antibacterial effectivity result in each extract.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S69753
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ma`ulfi Hanif
"Sebagian besar bakteri patogen telah mengalami resistensi terhadap antibiotik yang sudah ada. Hal ini memicu penelitian lebih lanjut mengenai penemuan antibiotik baru, termasuk dari bahan tanaman. Skrining awal telah dilakukan mengenai daya antibakteri dari tanaman Garcinia latissima dan didapatkan ekstrak metanol dan etil asetat dari tanaman tersebut dapat menghambat pertumbuhan bakteri Bacillus subtilis. Penelitian ini bertujuan untuk menguji daya antibakteri dan memperoleh konsentrasi hambat minimal dari ekstrak metanol buah, kulit batang dan daun, serta ekstrak etil asetat buah dan daun tanaman G. latissima terhadap bakteri B. subtilis. Pengujian daya antibakteri ini dilakukan dengan uji konsentrasi hambat minimal dengan metode mikrodilusi dan uji bioautografi kontak.
Hasil menunjukkan bahwa nilai konsentrasi hambat minimal KHM dari ekstrak metanol buah, kulit batang dan daun terhadap bakteri B. subtilis adalah 1.250 g/mL, 4.000 g/mL dan 10.000 g/mL. Pada ekstrak etil asetat daun dan buah menunjukkan nilai KHM sebesar 3.500 g/mL dan 2.500 g/mL terhadap B. subtilis. Hasil uji bioautografi kontak mengindikasikan keberadaan senyawa dengan daya antibakteri, yaitu senyawa yang dikategorikan bersifat polar pada semua ekstrak metanol dan etil asetat, senyawa bersifat semi polar pada semua ekstrak etil asetat dan metanol daun dan senyawa bersifat non polar pada ekstrak etil asetat daun tanaman G. latissima terhadap B. subtilis.

Almost of the bacterial pathogens get resistance to the common antibiotics. This problem triggered further research on the discovery of new antibiotics, including from plant material. The initial screening had been conducted regarding the antibacterial activity of Garcinia latissima plant and obtained that methanol and ethyl acetate extracts of this plant can inhibit the growth of Bacillus subtilis. This research aimed to test the antibacterial activity and obtain the minimum inhibitory concentration of the methanol extracts of the fruit, stem bark and leaves, with ethyl acetate extracts of fruit and leaves of the G. latissima plant against B. subtilis. The antibacterial susceptibility test was conducted by performing microdilution and contact bioautography methods.
The result showed that the minimum inhibitory concentration MIC value of methanol extract of fruit, stem bark and leaves against B. subtilis are 1.250 g mL, 4.000 g mL and 10.000 g mL, respectively. Whereas, ethyl acetate extract of leaves and fruit showed MIC value 3.500 g mL and 2.500 g mL against B. subtilis. The result of contact bioautography test indicates the presence of antibacterial compounds, there are polar compounds in methanol and ethyl acetate extracts, while semi polar compounds in ethyl acetate extracts and methanol extract of leaves and non polar compound in ethyl acetate extract of leaves of the G. latissima plant against B. subtilis.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S68933
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rian Wiriandini
"Kapang endofit adalah salah satu mikroorganisme yang sebagian atau keseluruhan siklus hidupnya berada dalam jaringan tanaman inangnya. Telah banyak dilaporkan bahwa kapang endofit dapat menunjukkan berbagai bioaktivitas yag bermanfaat bagi bidang kesehatan. Penelitian ini dilakukan untuk menseleksi kapang endofit dari tanaman Garcinia latissima yang dapat menghasilkan senyawa antimikroba yang memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan mikroba uji Escherichia coli ATCC 25922, Staphylococcus aureus ATCC 25923, Salmonella typhosa ATCC 14028, Bacillus subtilis ATCC 6633, Pseudomonas aeroginosa ATCC 27853, Candida albicans dan Aspergillus niger. Uji aktivitas antimikroba dilakukan dengan menggunakan metode cakram. Larutan uji yang digunakan pada metode ini berasal dari isolat kapang endofit yang difermentasi dalam media cair Potato Dextrose Yeast dan hasilnya disentrifugasi.
Hasil uji diperoleh 6 isolat kapang endofit memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan mikroba uji, yaitu isolat A.22.b, isolat D.12.a, isolat A.31.b, isolat D.12.b, isolat A.32.b, dan isolat C.41.a dengan diameter hambatan dari 7 - 16 mm. Dari 30 aktivitas antimikroba positif yang dihasilkan, Diantaranya 7 isolat aktif menghambat pertumbuhan E.coli, 10 isolat aktif menghambat pertumbuhan Salmonella typhosa, 5 isolat aktif menghambat pertumbuhan Bacillus subtilis, 8 isolat aktif menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus, sedangkan terhadap Pseudomonas aeruginosa, Candida albicans dan Aspergillus niger tidak ada isolat yang memberikan aktivitas.
Endophytic fungi is one of the microorganism that during or less long period of their life, colonize in their host plant tissues. It has been reported that this organism posses bioactivity that are useful to be applied in medication. This research was done to select the endophytic fungi from Garicinia latissima plants that can produce antimicrobial compounds which have ability to inhibit the growth of microbes Escherichia coli ATCC 25922, Staphylococcus aureus ATCC 25923, Salmonella typhosa ATCC 14028, Bacillus subtilis ATCC 6633, Pseudomonas aeroginosa ATCC 27853, Candida albicans and Aspergillus niger, using disc method. The liquid extract for disc test was obtained from the fermentation using Potato Dextrose Yeast Broth and then the harvested cultures were centrifuged.
Result showed that 6 isolates inhibit test microbes growth. They are A.22.b isolate, D.12.a isolate, A.31.b isolate, D.12.b isolate, A.32.b isolate, and C.41.a isolate, inhibition zone diameter were from 7 - 16 mm. 30 isolates showed antimicrobial activity, seven isolates were active against E.coli, ten isolates were active against Salmonella typhosa, five isolates were active against Bacillus subtilis, eight isolates were active against Staphylococcus aureus, and there are no isolates were against Pseudomonas aeruginosa, Candida albicans and Aspergillus niger.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2007
S32607
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kapang endofit merupakan kekayaan alam yang potensial untuk
pengembangan senyawa obat. Tanaman Garcinia forbesii King dan Garcinia
porrecta Wall yang diketahui mengandung xanton ternyata juga menjadi
inang bagi sejumlah kapang endofit. Sebanyak 12 isolat kapang endofit
diisolasi dari G.forbesii dan 5 isolat dari G.porrecta. Isolat kapang endofit
difermentasi dengan media cair dan diekstraksi dengan metanol, n-butanol,
dan etil asetat. Ekstrak kering diuji aktivitas antibakteri dan toksisitasnya. Uji
antibakteri dilakukan terhadap bakteri Staphylococcus aureus, Bacillus
subtilis, Escherichia coli, Salmonella typhosa, dan Pseudomonas aeruginosa.
Hasil zona hambat menunjukkan 10 isolat kapang memiliki aktivitas
antibakteri. Uji toksisitas dilakukan dengan cara Brine Shrimp Lethality Test
terhadap larva Artemia salina Leach. Nilai LC50 yang diperoleh dari 17 isolat
kapang tersebut memenuhi syarat toksik yaitu <1000 ppm."
Universitas Indonesia, 2007
S32603
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nirwana
"Permasalahan resistensi antibiotik merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang terus meningkat dan menjadi penyebab utama kegagalan pengobatan infeksi. Banyak penelitian menunjukkan bahwa berbagai senyawa yang diperoleh dari tanaman, berpotensi sebagai antimikroba baru. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk menguji aktivitas antimikroba dari fraksi-fraksi ekstrak etil asetat buah Garcinia latissima terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 . Penelitian ini dilakukan berdasarkan pada penelitian sebelumnya yang menunjukkan adanya aktivitas antimikroba pada ekstrak etil asetat buah Garcinia latissima terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa. Pengujian aktivitas antimikroba dilakukan menggunakan metode difusi cakram kertas, metode mikrodilusi dengan MTT, dan bioautografi kontak. Dari 22 fraksi, terdapat 14 fraksi yang menunjukkan adanya zona hambatan. Mikrodilusi dengan MTT digunakan untuk menentukan konsentrasi hambat minimal. Seluruh fraksi diujikan dari rentang konsentrasi 5000 ?g/mL hingga 78 ?g/mL. Terdapat 9 fraksi yang memiliki nilai KHM dalam rentang tersebut, sedangkan fraksi lainnya memiliki nilai KHM lebih dari 5000 ?g/mL. Bioautografi kontak kemudian diujikan terhadap 14 fraksi aktif. Fraksi-fraksi aktif ekstrak etil asetat buah Garcinia latissima dianggap memiliki aktivitas antimikroba yang lemah terhadap Pseudomonas aeruginosa berdasarkan nilai KHM yang dimilikinya. Adapun fraksi yang cukup kuat dari seluruh fraksi yang diujikan adalah fraksi J dan fraksi V.

Antibiotic resistance is an increasing public health problem and a major cause of infection treatment failure. Many studies showed that chemical compounds in plants, can potentially be a source of new antimicrobial. The aim of this study was to assess the antimicrobial activity of the fractions of ethyl acetate extract of Garcinia latissima fruit against Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 . This study was based on a previous research that reported antimicrobial activity of the ethyl acetate extract of Garcinia latissima fruit against Pseudomonas aeruginosa. Antimicrobial activity of fractions were tested using disc diffusion method, MTT microdilution assay, and contact bioautography. Fourteen out of 22 fractions showed zones of inhibition. MTT microdilution assay was used to determine minimum inhibitory concentrations. All fractions were tested from concentrations ranging from 5000 g mL to 78 g mL. There are 9 fractions that have MIC values in that range, while other fractions have MIC value more than 5000 g mL. Contact bioautography were then used to test 14 active fractions. The active fractions of ethyl acetate extract of Garcinia latissima fruit are considered to have weak antimicrobial activity against Pseudomonas aeruginosa based on their MIC value. The most potent fractions of all tested fractions were fraction J and fraction V."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S67593
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudiyono W.S.
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian aktivitas antibakteri dan lendir bekicot (achatina fulica fer.) terhadap kuman StaphyLococcus aureus ATCC 2592.3 dan Pseudorrzon.as aertlei.n.osa ATCC 27853 dengan menggunakan metode difusi cara silinder. Dalam penelitian ini digunakan lendir bekicot yang segar, dengan ukuran cangkang antara 5-6 cm dan dengan berat badan antara 19-27 gram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lendir bekicot (achatina fulica fer.) menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap kuman Pseudorronas czerugnosa ATCC 27853 tetapi tidak terhadap kuman Staphylococcus aureus ATCC 25923."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fauzia
"Intensitas penggunaan antibiotik yang relatif tinggi menimbulkan berbagai permasalahan yang merupakan ancaman bagi masyarakat, terutama masalah resistensi bakteri terhadap antibiotik. Hal tersebut mendorong dilakukannya penelitian mengenai tanaman penghasil antibakteri alternatif. Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl) merupakan tanaman asli Indonesia yang berasal dari Papua yang sudah dikenal sejak lama sebagai obat tradisional. Tanaman ini diketahui berpotensi mengobati berbagai penyakit seperti eksim, jerawat, dan luka gigitan serangga. Kandungan zat aktif yang terdapat pada tanaman mahkota dewa antara lain alkaloid, flavonoid, saponin, terpenoid, tanin, dan lignan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya antibakteri serta konsentrasi terbaik ekstrak etanol daging buah mahkota dewa dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, dan Klebsiella pneumoniae yang telah resisten terhadap beberapa antibiotik. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode uji difusi agar menurut Kirby- Baurer dengan mengamati zona hambat pertumbuhan bakteri uji sebagai parameter. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan dua faktor, yaitu jenis bakteri dan konsentrasi ekstrak.
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh perlakuan terhadap pertumbuhan koloni bakteri uji dengan nilai konsentrasi terbaik 50%. Uji statistik dengan sidik ragam menunjukkan bahwa perbedaan jenis bakteri dan konsentrasi ekstrak masing-masing berpengaruh nyata (P<0,05). Interaksi antar kedua faktor tersebut pun memberikan makna yang nyata (P<0,05).

Relatively high intensity in using antibiotics caused variation problem that are a treat to society, especially bacterial resistance to antibiotic problems. This problems need to be solved with doing research about plant that could be used as alternative for producing antibacteri. Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl) is a native plant, i.e from Papua that have been known as a traditional medicine. This plant is known had potential ability to cure many diseases, such as eczema, acne, and wound caused by insect bits. Active substance in this plant, e.g. alkaloid, flavonoid, saponin, terpenoid, tanin, and lignans.
The aims of this study to determine the best concentration of extract ethanol of the crown fruit of Mahkota dewa that showed the highest antibacterial activity in inhibiting the growth of Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, and Klebsiella pneumoniae that was resistant to many antibiotics. Antibacterial activity assays was conducted with Kirby-Baurer agar diffusion method by observing bacterial growth inhibition zone as parameter. This study was completely randomized factorial design with two factors, the type of bacteria and extract concentration.
This study showed that the best concentration that inhibit the growth of bacterial colonial tested was 50%. Statistical test for variance analysis showed that difference type of bacteria and each of concentration extract was significantly (P<0,05). Interaction between the two factors also significant (P<0,05).
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S44533
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Firstya Novani
"Infeksi adalah proses invasi dan pembiakan mikroorganisme yang terjadi di jaringan tubuh manusia yang secara klinis mungkin tidak terlihat atau dapat menimbulkan cidera seluler lokal akibat kompetisi metabolisme, toksin, replikasi intrasel atau respon antigen-antibodi. Agen penyebab infeksi antara lain adalah bakteri. Timbulnya resistensi bahkan multiresistensi yang menimbulkan banyak masalah dalam pengobatan penyakit infeksi. Sehingga diperlukan usaha untuk mengembangkan obat tradisional berasal dari tanaman yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri yang resisten terhadap antibiotik. Salah satu tanaman yang secara empiris digunakan sebagai obat antibakteri adalah binahong. Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steen) adalah tanaman dari suku Anredera. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antibakterinya dan zat-zat kimia yang terkandung di dalam tanaman tersebut sebagai zat antibakteri. Ekstraksi tanaman dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut polar yaitu etanol 70 %. Kemudian dibuat 3 konsentarsi ekstrak yaitu 20%, 40%, dan 80%. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan menggunakan metode difusi cakram kertas dengan mengamati diameter zona hambat. Hasil uji antibakteri ekstrak daun binahong memperlihatkan adanya aktivitas terhadap bakteri Staphylococcus aureus, Klebsiella pneumonia, dan Pseudomonas aeruginosa yang resisten terhadap beberapa antibiotik. Dan ekstrak daun binahong dengan konsentrasi 80% yang paling besar zona hambatnya. Digunakan kontrol positif yaitu antibiotik amoksisilin + asam klavulanat dan antibiotik siprofloksasin. Sedangkan kontrol negatif yang digunakan adalah etanol 70%.

Infection is the invasion and breeding of microorganisms that occurs in human body tissue which may not be apparent clinically or may cause local cellular injury due to competitive metabolism, toxins, intracellular replication or antigen-antibody response. Infectious agents include bacteria. The emergence of resistance or even multi-resistance can cause a lot of problems in the treatment for infectious diseases. Therefore, multi-resistance towards antibiotics becomes a severe problem. Thus, it is necessary to develop traditional medicines derived from plants that can kill the bacteria which resistant towards antibiotics. One of the plants empirically used as antibacterial drugs is binahong. Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steen) is a plant from Anredera species. The research has been conducted to determine the antibacterial activity and chemical substances contained within the plant as an antibacterial agent. The extraction plant has been done by maceration method using a polar solvent that is 70% ethanol. Then made 3 extract concentrations of 20%, 40%, and 80%. Antibacterial activity has tested by using paper disc diffusion method in order to observing the inhibition zone. Antibacterial test results of binahong leaf extraction showed the activity against Staphylococcus aureus, Klebsiella pneumoniae, and Pseudomonas aeruginosa which were resistant to multiple antibiotics. And the leaf extract with a concentration of 80% binahong greatest inhibition zone. The positive control that was used are amoxicillin antibiotic + clavulanic acid and ciprofloxacin antibiotic, while the negative control that was used is 70% of ethanol."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S45065
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intsia Wasiatu Kesumawardani
"Mikroba endofit didefinisikan sebagai mikroba yang sebagian atau seluruh hidupnya berada dalam jaringan hidup tanaman inang. Salah satu mikroba endofit yang dapat dimanfaatkan adalah kapang endofit. Kapang endofit mempunyai kemampuan untuk memproduksi bahan aktif seperti antimikroba dan antibiotik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi antimikroba kapang endofit yang diisolasi dari tanaman Garcinia cowa terhadap bakteri Escherichia coli ATCC 25922, Salmonella typhosa ATCC 14028, Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853, Bacillus subtilis ATCC 6633, Staphylococcus aureus ATCC 25923, khamir Candida albicans dan kapang Aspergillus niger.
Uji aktivitas dilakukan dengan metode cakram menunjukkan bahwa beberapa kapang dapat memproduksi bahan aktif yang mampu menghambat pertumbuhan mikroba. Empat isolat menghambat Pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli, Salmonella typhosa dan Bacillus subtilis.
The definition of endophytics microbes is given to all microorganisms that during a more or less long period of their life, colonize in the living tissues of their hosts. One of the endophytic microorganisms which can be used is endophytic fungi. Endophytic fungi have ability produce some useful subtances such as antimicrobial or antibiotic.
Intention of this research is knowing the potency of antimicrobial from endophytic fungi to Escherichia coli ATCC 25922, Salmonella typhosa ATCC 14028, Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853, Bacillus subtilis ATCC 6633, Staphylococcus aureus ATCC 25923, Candida albicans and Aspergillus niger.
Bioassay test was done by Paper disc technique demonstrated that some strain could produce active subtance inhibit growth of microorganisms. Four endophytic fungi isolates inhibit Pseudomonas aeuginosa, Escherichia coli, Salmonella typhosa and Bacillus subtilis.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2007
S32894
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>