Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116803 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Chatelia Nivianti
"Skripsi ini menganalisis upaya yang dilakukan Tutty Alawiyah untuk memajukan kondisi majelis taklim yang ada di Indonesia. Keterbelakangan kondisi perempuan di Indonesia, khususnya etnis Betawi merupakan suatu kondisi yang sudah menjadi suatu hal yang wajar. Berbeda halnya dengan kehidupan Tutty Alawiyah, seorang perempuan Betawi yang sangat kuat dengan pendidikan Agama Islam. Penelitian ini dilakukan dengan heuristik, kritik, dan interpretasi terhadap koran sejaman, tulisan dari pelaku sejarah dan arsip Pemerintah.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ditemukan fakta bahwa tekat dan juga sifat kepemimpinan yang dimiliki Tutty Alawiyah menghantarkannya menjadi seorang pendakwah yang kemudian melahirkan BKMT atau Badan Kontak Majelis Taklim. BKMT merupakan suatu wadah pengorganisasian yang dibentuk untuk meningkatkan daya dakwah para muballigh serta para anggota dalam majelis-majelis taklim yang terhimpun menjadi BKMT tersebut. Pengorganisasian dakwah tersebut, diharapkan dapat mengembangkan pemikiran kaum ibu dan meningkatkan pengetahuan yang diperoleh melalui majelis takllim tersebut.

The focus of this study is analyzes the efforts made Tutty Alawiyah to advance the condition of majelis taklim in Indonesia. Backwardness of the condition of women in Indonesia, especially ethnic Betawi is a condition that has become a natural thing. Unlike the life of Tutty Alawiyah, a very strong Betawi woman with Islamic education. This research was conducted with heuristic, criticism, and interpretation of the contemporary newspaper, writing from the perpetrators of history and government archives.
Based on the research done, the fact that the tack and also the nature of leadership owned Tutty Alawiyah deliver him become a preacher who later gave birth BKMT or Agency Contact Assembly Taklim. BKMT is an organizing forum established to enhance the preaching of the muballighs and members of the assemblies taklim gathered into the BKMT. Organizing the da 39 wah, is expected to develop the thinking of mothers and increase the knowledge gained through majelis taklim it.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S67347
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yeni Huriani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penafsiran nilai-nilai agama yang membentuk pemahaman, penghayatan, dan pengalaman perempuan tentang seksualitas. Ide-ide religius yang membentuk persepsi individual itu kemudian digali sebagai pengalaman perempuan yang bersinggungan dengan realitas dirinya, suaminya, norma sosialnya, dan religiusitasnya.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang berperspektif perempuan, dengan menggali pengalaman enam subjek penelitian. Data yang ditemukan dalam penelitian dianalisis dengan menggunakan konsep Islam tentang seksualitas, perkawinan, kesetaraan jender, dan kecenderungan budaya patriarkal, serta konsep Foucault tentang hubungan kekuasaan dengan seksualitas.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pandangan tentang seksualitas sulit diungkapkan. Perempuan menempatkan dirinya sebagai pihak yang harus menerima segala keinginan laki-laki karena memandang bahwa perintah agama mengharuskan istri untuk mematuhi suami. Ketakutan akan ketidakpatuhan terhadap ajaran agama dan dosa menyebabkan perempuan merasa berkewajiban untuk tidak menolak segala keinginan suami. Dorongan seksual, meskipun diakui sebagai hal yang manusiawi dan berhak dimiliki oleh setiap orang, pada kenyataannya sulit diperoleh perempuan karena tabu untuk dibicarakan dan perempuan tidak layak memperlihatkan keinginan itu.
Temuan itu bukan hal yang mengejutkan karena masih dominannya budaya patriarkal dalam jalur transmisi agama. Hal itu menarik untuk didekonstruksi dengan perspektif yang sensitif jender sehingga melahirkan penafsiran agama yang lebih adil jender."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T2717
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ninip Hanifah Kadir
"Penafsiran tentang kepemimpinan perempuan dalam Islam masih menjadi wacana yang sering diperdebatkan karena termasuk wilayah khilafiyah dan ijtihadiyah. Penafsiran yang ada masih memperlihatkan bias gender. Pemahaman penafsiran ini berpengaruh pada etika sosial di kalangan umat Islam khususnya dan masyarakat luas umumnya sehingga berdampak pada peran dan kedudukan perempuan, Agar penafsiran tentang kepemimpinan tidak bias gender, perlu diadakan pemberdayaan perempuan melalui para mubaligah. Merekalah penyampai ajaran-ajaran Islam kepada umatnya. Oleh sebab itu, perlu diadakan penelitian tentang mubaligah untuk mengetahui pemahaman mereka tentang kepemimpinan perempuan dalam Islam Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif berperspektif perempuan. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara mendalam, kemudian dianalisis dengan perspektif gender untuk memperlihatkan pemahaman mubaligah tentang relasi perempuan dan laki-laki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman mubaligah tentang kepemimpinan perempuan bervariasi karena latar belakang pendidikan agama yang berbeda. Hanya sebagian menyetujui kepemimpinan perempuan dalam rumah tangga dan dalam negara (sebagai presiden). Namun seluruhnya menyetujui kepemimpinan perempuan dalam masyarakat pada tatanan yang lebih rendah (bukan sebagai presiden). Mereka yang mengikuti feminisme modern mengakui kesetaraan gender, sedangkan yang dipengaruhi mufasir tradisional tidak mengakuinya.

The interpretation of women's leadership in Islam often becomes a debate. It is regarded as a polemic and an exercise of judgment on the basis of the Qur'an and the sunnah. Today's interpretation tends to be gender biased. The understanding of the interpretation influences social ethics, especially for Moslems, and generally for the whole society. It gives an impact on the role and status of women. To decrease the gender bias, women empowerment via mubaligahs (women preachers) is badly needed. It is due to the fact that mubaligahs are persons in charge of transferring Islam teaching to their followers. Consequently, we need a research about the mubaligahs. The research was conducted by using qualitative approach with women's perspective. The data were collected with in-depth interview. Gender-based analysis was used to probe mubaligah's understanding into the relation of women and men. The result reveals that the understanding of mubaligahs is varied because their religious educational background is different. Only some of them acknowledged and the other disagreed with the women's leadership in the family as well as in the society (as president). On the contrary, all of them legitimized with the women's leadership in the society on the lower level (not as president). Some of them approved gender equality (following the concept of modern-Islamic feminism), and the other disapproved (being influenced by the traditional-Islamic interpreter)."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T14630
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Majelis Taklim is a social institution and non-formal education and also a container in coaching women. In it lasted activities to increase the piety of pilgrims, religious knowledge, inculcate noble character and skills other fields. As container non-formal education, the board has considered taklim role, function and great potential in improving human resources, especially women. Assembly activities not only merely taklim provide religious knowledge, but although not optimally, majelis taklim already started to touch the empowerment of women in other fields such as social and economic."
EDJPPAK
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Fitriani
"Proporsi hipertensi pada wanita selalu lebih tinggi dengan pen-
ingkatan usia populasi. Penelitian ini membahas hipertensi dan faktor
risiko pada 105 wanita dewasa anggota Majelis Taklim Al-Amin
Cilandak, Jakarta Selatan. Penelitian observasional dengan desain stu-
di potong lintang ini dilatarbelakangi oleh hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2007 dengan metode analisis uji Chi Square. Populasi tar-
get adalah seluruh anggota majelis taklim di Jakarta Selatan dengan
sampel anggota Majelis Taklim Al-Amin di Kecamatan Cilandak yang
datang pada saat pengambilan data. Hasil penelitian menunjukkan bah-
wa prevalensi hipertensi sebesar 41,7% lebih tinggi daripada provinsi
DKI Jakarta (28,6%) dan angka nasional 2007 (31,7%). Hipertensi pa-
da penelitian ini berhubungan dengan sosial ekonomi yang rendah dan
kondisi stres. Untuk itu, diharapkan promosi kesehatan dan penanggu-
langan stres diberikan di majelis-majelis taklim.
Proportion of hypertension is always higher among women by
increasing population age. This study focused on hypertension and it?s
risk factor in 105 adult women who are members of Majelis Taklim Al-
Amin Cilandak, South Jakarta. An observational study using a cross
sectional design was performed and stimulated based on Indonesian
Base Health Research 2007. This research result showed that the
prevalence of hypertension is 41.7%, which is higher than DKI Jakarta
(28.6%) and Indonesia (31.7%). In this research, hypertension is corre-
lated with low socioeconomic status and stress. Therefore, it is recom-
mended to run health promotion and stress management in majelis
taklim."
Universitas Indonesia, 2012
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Aynushshaalihah
"Skripsi ini membahas mengenai Tutty Alawiyah sebagai seorang ulama yang memberikan pengaruh kepada masyarakat melalui aktivitasnya dalam bidang sosial, pendidikan dan politik. Keaktifannya mulai terlihat sejak kecil saat ikut terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh kedua orangtuanya. Beranjak remaja, Tutty mengikuti beberapa sekolah keterampilan, seperti keterampilan berbahasa dan kerajinan tangan disela-sela aktivitas sekolahnya. Setelah menikah dan memiliki anak, Tutty tetap berperan dalam memimpin beberapa organisasi dan melibatkan keluarganya dalam lembaga yang dipimpinnya. Pendidikan serta dorongan dari keluarga dan lingkungannya menjadi modal untuk Tutty membangun karir serta berkontribusi dalam forum nasional dan internasional.

This thesis discusses Tutty Alawiyah as an ulama who gave influences the society through her activities in social, educational, and politic. Her activism had been seen since she was a child and was involved in many activities carried out by her parents. Growing up, Tutty participated in some vocational schools, such as language skills and handy craft skills, during her study at school. After she married and had children, Tutty still played roles in leading some organizations and involved her family in the organizations she led. Educational background and support from her family and surroundings were the main factors for Tutty to move along her career path as well as contribute in national and international forum."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S52626
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Hardiyanti Putri
"ABSTRAK
Penelitian ini menjelaskan dan mendeskripsikan tentang sejarah, ajaran dan berkembangnya Majelis Taklim Hidup Dibalik Hidup (HDH) di Desa Sigong, Kecamatan Lemahabang, Cirebon. HDH sebagai sebuah organisasi keagamaan menggunakan terjemahan Al-quran Departemen Agama dalam mengamalkan ajaran agama Islam, dan menjadikannya sebagai pedoman hidup. Riset ini bertujuan untuk menjelaskan dan mengungkapkan inti dari ajaran, tokoh pendiri, serta prinsip ajaran Hidup Dibalik Hidup. Metode yang digunakan adalah penelitian lapangan dengan observasi dan wawancara. Ajaran ini meyakini bahwa akhirat adalah akhir dari kehidupan yang sekarang, bahwa di balik hidup ini ada lagi hidup kekal yakni hidup akhirat. Penelitian ini mengajukan argumentasi bahwa ajaran Majelis Taklim HDH mengklaim bahwa kelompok pengajiannya menerapkan Tasawuf Objektif karena ingin membuktikan bahwa ajaran tasawuf bukanlah ajaran yang tidak dapat dijangkau oleh akal manusia, tetapi dapat dipahami dengan sederhana oleh masyarakat awam.

ABSTRACT
This research explain and describe about history, development and teachings of Hidup dibalik Hidup (HDH) Majelis Taklim in Sigong Village, Lemahabang District, Cirebon. HDH is an religious organization uses the interpretation of Quran in applying Islamic teachings, and uses them as life guide. The objective of this research is to explain and explore the principle teachings of HDH, and its founder. The method uses field research through observation and interviews. The teachings of HDH believes that akhirat (the hereafter) is the end of life, which is eternal. This research argues that Majelis Taklim HDH applies Objective Tasawuf to prove that tasawuf teachings are not beyond human s rational, but can be understood simply by common people.
"
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dhirgo Kusumo Adi
"ABSTRAK
Indonesia merupakan Negara dengan populasi umat Islam terbesar di dunia. Para ulama pastinya memiliki gaya tersendiri dalam berdakwah. Berbagai media digunakan sebagai alat untuk mendukung kelancaran proses penyebaran ajaran Nabi Muhammad SAW tersebut. Makalah ini membahas fenomena dakwah melalui budaya popular dalam studi kasus terhadap Majelis Taklim Nurul Musthofa pimpinan Habib Hasan bin Ja’far Assegaf di Jakarta Selatan. Habib Hasan adalah keturunan Alawiyin, pengemban tugas suci, mengajarkan agama pada setiap umat muslim. Gaya pengajarannya yang fenomenal yaitu berdakwah dengan cara-cara budaya popular sangatlah disenangi jama’ahnya yang kebanyakan kaum muda.

ABSTRACT
Indonesia is the largest muslim population country in the world. The Priest has their own way in preaching. Many media used during the process of distribute Muhammad’s taught about Islam. This paper discuss about the preaching phenomenon through popular culture in case of Taklim Nurul Musthofa, lead by Habib Hasan bin Ja’far Assegaf in South Jakarta. Habib Hasan descendant of Alawiyin, Spread and teaching islam to every muslim. His teaching style is very different from the other priest because he using popular culture and many young muslim fascinated with his style and attend his study."
Jakarta: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfah Fajarini
"Disertasi ini menelaah mengenai ketaatan dan Coping Mechanism terhadap pembatasan gerak perempuan di rumah tangga. Para perempuan tersebut tergabung dalam Majelis Taklim Jam?iyyat al Nisa (MTJN). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif berupa pengamatan terlibat dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan para perempuan ke MTJN untuk menghindar dari kehidupan rumah tangga yang menekan, bertemu dengan banyak teman yang senasib, dapat sharing, serta melakukan aktivitas yang ?menyenangkan? seperti ikut kampanye-kampanye parpol atau pilkada, mendapat baju muslim, piknik gratis serta bergosip yang terkadang menjatuhkan nama baik suami. Pergi ke MTJN tidak menyelesaikan masalah rumah tangga mereka, dan merekapun tidak ingin menggugat cerai, karena kondisi menjadi ?janda? mendapat stigma buruk atau cemoohan sosial di masyarakat Tangerang yang berbudaya patriarki. Sebagian besar jemaah menggunakan majelis taklim secara absah sebagai coping mechanism, pelepas penat dan stres yang diakibatkan oleh kehidupan rumah tangga budaya patriarki - khususnya dalam hal hubungan suami-istri yang menekan.

This dissertation analyzes the obedience and coping mechanism under the restriction of women?s role in domestic sphere. These women are members of Jam?iyyat al-Nisa Assembly of Muslim (Majelis Taklim Jam?iyyat al-Nisa ? MTJN). This research is conducted using qualitative method, namely direct observation and in-depth interview. The result of the research shows that these women join MTJN to get away from their repressing domestic life, to meet friends with the same experience, to share their stories, and to do ?fun? activities like joining the campaign of political parties or local elections, getting Islamic clothing and free picnic, as well as gossiping which some times could lead to the embarrassment of their husband. Going to MTJN does not solve their problems, but they are not going to file for a divorce for afraid of the negative "stigma" of becoming a widow or the social mockery which is common in the Tangerang patriarchal society. Most of Jam?iyyat al-Nisa members use the assembly of Muslim as their legitimate coping mechanism and stress release particularly in the subordinate husband-wife relationship.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
D1342
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>