Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 105823 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Umi Yumiati
"Penelitian ini mendalami tentang pelaksanaan surveilans gizi dalam memenuhi berbagai kebutuhan informasi gizi terutama 18 indikator gizi, baik untuk penggunaan informasi di dalam Puskesmas maupun di tingkat Kota Cimahi. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menyarankan agar kegiatan surveilans dapat berjalan dengan baik di Puskesmas Melong Asih, pemegang program gizi hanya memegang program gizi tidak ditambah tugas lain yang lebih menyita waktu; melakukan pengkaderan dengan melibatkan karang taruna dan dibuatkannya SK oleh Lurah agar tidak ada pergantian kader setiap ada pemilihan RW baru; melakukan sosialisasi dan pelatihan kader; membuat buku petunjuk teknik/ petunjuk pelaksanaan pelaksanaan surveilans gizi; membuat standar prosedur operasional (SPO) surveilans gizi, melakukan pembinaan secara kerkesinambungan dan terjadwal terhadap posyandu, serta adanya pemantauan terhadap TPG oleh seksi Kesga dan Gizi dengan melakukan penilaian kinerja petugas gizi Puskesmas; adanya pelatihan mengenai surveilans gizi bagi petugas gizi puskesmas; agar diseminasi hasil kegiatan gizi dilakukan lebih terjadwal dan rutin, serta mengoptimalkan kegiatan surveilans gizi sehingga menghasilkan informasi yang tepat sebagai dasar perencanaan dan tindaklanjut dari hasil surveilans gizi; meningkatkan koordinasi, kerjasama, dan dukungan antar posyandu dan lintas program serta agar umpan balik yang diharapkan tercapai.

The research to obtain a deeper understanding the implementation of nutritional surveillance in fulfilling various nutritional information needs, especially 18 nutrition indicators, both for the use of information in health centers or at the Cimahi level. This research is qualitative research with descriptive design and system approach. The results suggest that surveillance activities running work well in Melong Asih Health Center, nutritional program holders only hold nutritional programs not increase other tasks that are more time-consuming; Conducting cadre involving youth groups and making SK by the Lurah so that there will be no change of cadres every new RW election; Socialize and train the cadres; To make technical manual / guidance on implementation of nutrition surveillance; Standardize operational procedures (SOP) for nutrition surveillance, conduct continuous and scheduled guidance on posyandu, as well as monitoring of TPG by the Kesga and Nutrition sections by conducting an assessment of the performance of Puskesmas nutrition officers; Training on nutrition surveillance for nutrition officers of puskesmas; In order to disseminate the results of nutrition activities performed more scheduled and routine, and optimize nutrition surveillance activities so as to produce appropriate information as the basis of planning and follow-up of the results of nutrition surveillance; Improve coordination, cooperation, and support among posyandu and cross programs so that the expected feedback is achieved."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67965
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chikih
"Latar Belakang : International Olympic Committee (IOC) menganjurkan untuk melakukan monitoring kondisi kesehatan berkesinambungan namun belum tersedia self-reported tools yang dapat digunakan untuk monitoring di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Kuesioner OSTRC tentang cedera dan sakit ke dalam versi Bahasa Indonesia dan digunakan untuk monitoring kondisi kesehatan. Metode: Adaptasi dilakukan menurut kaidah ISPOR, dengan tahap uji validitas dan reliabilitas dilakukan kepada 40 atlet remaja selama 2 minggu, dan tahap surveilans yang dilakukan kepada 46 atlet remaja selama 8 minggu. Sensitivitas dan spesifisitas di hitung berdasarkan hasil surveilans 8 minggu. Hasil : Kuesioner OSLO versi Bahasa Indonesia (Sakit dan Cedera) memiliki validitas yang baik dengan Pearson Correlation Test (p<0.001). Cronbach-α mencapai 0,905, 0,940, 0,933 dan 0,840. Interclass corelation coefficient kuesioner sakit 0,905, kuesioner cedera bahu 0,94, kuesioner cedera lutut 0,933 dan kuesioner cedera pergelangan kaki 0,840. Sensitivitas kuesioner sakit mencapai 97,6% dan spesifisitas 99,4%, sedangkan sensitivitas kuesioner cedera mencapai 100% dan spesifisitas mencapai 99,4%. Kesimpulan: OSLO Sports Trauma Research Center Injury and Health Problem versi Bahasa Indonesia valid dan reliabel serta memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi.

Background: The International Olympic Committee (IOC) recommends continuous monitoring of health conditions, but until now, there are no self-reported tools that can be used for monitoring in Indonesia. This research aims to develop the OSTRC Questionnaire into Bahasa version and use it to monitor athlete conditions. Method: Adaptation was carried out according to ISPOR rules, with the validity and reliability testing, and the surveillance stage carried out for 8 weeks. Sensitivity and specificity were calculated based on the results of 8 weeks of surveillance. Results: The Indonesian version of the OSLO Questionnaire (Pain and Injury) has good validity with the Pearson Correlation Test (p<0.001), with cronbach-α reached 0.905, 0.940, 0.933 and 0.840. The interclass correlation coefficient for the pain questionnaire was 0.905, the shoulder injury questionnaire was 0.94, the knee injury questionnaire was 0.933 and the ankle injury questionnaire was 0.840. The sensitivity of the pain questionnaire reached 97.6% and specificity 99.4%, while the sensitivity of the injury questionnaire reached 100% and specificity reached 99.4%. Conclusion: The Indonesian version of OSLO Sports Trauma Research Center Injury and Health Problems is valid and reliable and has high sensitivity and specificity."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Septyani
"Situasi pandemi COVID-19 mengakibatkan kebutuhan data dan informasi terkait kasus COVID-19 sangat tinggi. Wilayah Kabupaten Karawang menjadi salah satu wilayah yang tidak terlepas dari pandemi COVID-19. Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang memiliki tanggung jawab untuk melakukan pencatatan dan pelaporan kasus COVID-19 setiap hari. Hal ini menjadi tantangan bagi petugas surveilans dalam melakukan pencatatan dan pelaporan kasus. Pengembangan sistem informasi surveilans dapat menjadi solusi bagi petugas surveilans. Rancangan sistem infomasi surveilans berbasis web ini diharapkan dapat dikembangkan sehingga dapat mempermudah petugas surveilans dalam melakukan tugasnya. Hasil akhir dari penelitian ini adalah rancangan Sistem Informasi Surveilans berbasis Web di Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang.

The COVID-19 pandemic situation caused the high necessity for data and information regarding of increased number COVID-19 cases. Karawang district is one of the areas in Indonesia that impacted by COVID-19 pandemic. The Karawang District Health Office has the responsibility to record and report COVID-19 cases every day. This is a challenge for surveillance officers in recording and reporting cases. The development of surveillance information system can be a solution for surveillance officers. The design of a web – based surveillance information system is expected for future development that will facilitate surveillance officers carrying out their duties. The final result of this study is the design of a web-based surveillance information system in the Karawang District Health Office."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
USA: Centers for Disease Control and Prevention, 2001
362.1 CEN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Oxford University Press, 2010
610 PRI
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"With the worldwide awareness of bioterrorism and drug-resistant infectious diseases, the need for surveillance systems to accurately detect emerging epidemicsis essential for maintaining global safety. Responding to these issues, Disease Surveillance brings together fifteen eminent researchers in the fields of medicine, epidemiology, biostatistics, and medical informatics to define the necessary elements of an effective disease surveillance program, including research, development, implementation, and operations. The surveillance systems and techniques presented in the text are designed to best utilize modern technology, manage emerging public health threats, and adapt to environmental changes"
New Jersey: Wiley-Interscience, 2007
362.1 DIS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kessa Ikhwanda
"Skripsi ini membahas tentang Evaluasi Penyelenggaraan Sistem Surveilans Migrasi Malaria di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Sabang. Jenis penelitian ini adalah kualitatif untuk mengetahui gambaran komponen input, proses, dan output dari pelaksanaan program. Data penelitian diperoleh melalui wawancara terhadap informan kunci yang merupakan tenaga kesehatan yang terlibat dalam program tersebut yaitu Kepala KKP, Kepala Seksi PRL KLW, Pelaksana JFT Entomolog Kesehatan, Dokter, Perawat, dan tenaga LAB. Hasil penelitian menunjukan bahwa masih adanya evaluasi terkait dengan komponen input dan juga proses dalam pelaksanaan. Saran untuk ke depan perlu diadakannya penyediaan tenaga yang mumpuni, pelatihan spesifik, kerjasama lintas sektor, dan juga pengembangan penelitian lebih lanjut.

This research discusses about evaluation on malarian migration surveillance system implementation at sabang rsquo s port health quarantine 3rd class. The type of this research is qualitative to know the description component of input, process, and output of program implementation. The research data was obtained through interviews of key informants who are health workers involved in the program, there are Head Office, Section Head of PRL KLW, JFT of Health Entomologists, Doctor, Nurse, and laboratory staff. The results show that there is still an evaluation related to input and processes component in the implementation. Suggestions for the future that need to be held is to provide qualified personnel, specific training, cross sector cooperation, and also further research development."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosaliana Shalat
"Surveilans AI Integrasi merupakan upaya lintas sektor yang dilakukan untuk meningkatkan kewaspadaan dini sekaligus kewaspadaan terhadap pandemi Avian Influenza. Surveilans yang terintegrasi perlu dilakukan karena Avian Influenza merupakan penyakit zoonosis yang penyelesaiannya tidak hanya cukup di sektor kesehatan namun perlu penguatan upaya lintas sektor, terutama dengan sektor pertanian dan peternakan. Penelitian ini menggunakan rancangan kualitatif dengan metode wawancara mendalam, observasi partisipatif, telaah dokumen dan telaah publikasi terkait dengan pelaksanaan manajemen surveilans AI integrasi di Kota Bekasi pada tahun 2008.
Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber, metode dan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SDM surveilans AI masih belum ideal baik dalam hal kuantitas dan kualitas, terutama masih terbatasnya tenaga surveilans yang memiliki kemampuan menganalisis data. Pemakaian APD (Alat Pelindung Diri) pada petugas surveilans masih belum optimal, hal ini dikarenakan ketika investigasi, APD seringkali mendapat penolakan dari masyarakat terutama dari keluarga kasus. Pemakaian APD ketika investigasi ke tempat tinggal keluarga kasus menjadi situasional. Pedoman Surveilans AI Integrasi sudah tersedia pada Dinkes, berupa fotocopy hasil pelatihan DSO sedangkan Kesmavet (Kesehatan Masyarakat Veteriner) mengacu kepada Kepmentan. Koordinasi lintas sektor antara Dinas Kesehatan dan Kesmavet sudah cukup baik dalam melakukan investigasi di lapangan, namun belum ada pertemuan rutin dalam hal pertukaran data dan informasi antar dua instansi ini.
Proses perencanaan yang terintegrasi belum dilakukan, perencanaan surveilans AI masih direncanakan secara terpisah antara Dinas Kesehatan dan Kesmavet. Struktur organisasi khusus penanganan AI belum ada baik pada Dinas Kesehatan dan Kesmavet, struktur dan uraian kerja surveilans AI masih mengacu kepada struktur Dinas. Pelaksanaan sosialisasi sudah dilakukan baik oleh Dinas Kesehatan dan Kesmavet yaitu melalui poster, brosur, radio dan kegiatan “Minggon” sedangkan penyuluhan dilakukan secara langsung ketika investigasi namun survei atau evaluasi terhadap sosialisasi tersebut belum pernah dilakukan.
Depopulasi di Kota Bekasi sudah dilakukan 16 kali, dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2008 unggas yang dimusnahkan baik ayam, angsa, entog, dan burung berjumlah 939 ekor sedangkan vaksinasi sudah dilakukan 15 kali di 12 kelurahan. Pengawasan yang dilakukan dalam pelaksanaan surveilans AI sudah dilakukan baik pengawasan langsung maupun tidak langsung, namun hasil evaluasi menunjukkan bahwa kegiatan surveilans AI masih belum berjalan secara maksimal. Surveilans AI integrasi di Kota Bekasi masih memerlukan dukungan dari banyak pihak, tidak hanya sektor kesehatan dan peternakan namun perlu didukung komponen-komponen dalam jejaring surveilans epidemiologi dan peran aktif masyarakat. Selain itu, output surveilans AI berupa kelengkapan form hasil investigasi PE dan respon cepat 1x24 jam masih perlu ditingkatkan. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Oxford University Press, 2000
614.4 PRI
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Arindi Vindi Cahyani
"Latar belakang: Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang menyerang kekebalan tubuh pada orang yang terinfeksi. HIV masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat yang dihadapi Indonesia khususnya provinsi Jawa Barat. Pada tahun 2020 jumlah kasus baru HIV mencapai 5.666 kasus jauh dibandingkan rata-rata kasus baru Indonesia. Transmisi HIV sangat berbeda tergantung pada konteks
Tujuan: Mengetahui faktor demografi dan sosial ekonomi yang berhubungan dengan prevalensi HIV di Jawa Barat pada tahun 2020.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian epidemiologi deskriptif dengan menggunakan studi ekologi korelasi perbandingan wilayah, dengan populasi 27 Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor demografi kepadatan penduduk memiliki hubungan yang signifikan dengan prevalensi HIV  (P=0,038) kekuatan hubungan sedang dengan arah positif  (r=0,4). Faktor sosial ekonomi Indeks Pembangunana Manusia memiliki hubungan signifikan dengan prevalensi HIV (P=0,035) kekuatan hubungan sedang dengan arah positif (r=0,407). Sementara, faktor demografi jenis kelamin dan faktor sosial ekonomi PDRB per Kapita memiliki hubungan yang tidak signifikan dengan prevalensi HIV.
Kesimpulan: Pencegahan HIV dapat memperhatikan karakteristik spesifik wilayah sesuai dengan kondisi sosial ekonomi dan demografi.

Background: Human Immunodeficiency Virus (HIV) is a virus which attacks the immune system of an infected person. HIV become a serious problem being faced in Indonesia especially West Java province. In 2020 the number of new HIV infection in West Java reach 5.666 cases, higher than an average new cases in Indonesia. The spread of HIV depend on social context and region-specific characteristic.
Goal: This study aims to analyze demographic and socioeconomic factors associated with HIV prevalence in West Java Province in 2020.
Methods: Epidemiology descriptive using ecological correlation study with multiple-group study. Populations in this study are all 27 regencies and municipalities in West Java Province.
Results: The result of this study showed that population density part of demographic factor has a significant relation with HIV prevalence (P=0,038), with a moderate relationship and positive pattern (r=0,4). Human Development Index part of socioeconomic factor has a significant relation with HIV prevalence (P=0,035), with a moderate relationship and positive pattern (r=0,407). Meanwhile, for sex ratio and GRDP per Capita showed an insignificant relationship with HIV prevalence.
Conclusion: Considering characteristic specific areas based on socioeconomic and demographic can be a good way for HIV prevention.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>