Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 197000 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fadhilah Rizka Utami
"Stres akibat kesulitan berkomunikasi tidak hanya dialami pasien stroke yang mengalami afasia, tetapi keluarga yang melakukan perawatan juga merasakan stres. Stres ini dapat dipengaruhi oleh pengetahuan tentang afasia dan dukungan sosial yang dimiliki keluarga. Tujuan penelitian ini untuk melihat hubungan antara tingkat pengetahuan tentang afasia dan dukungan sosial dengan tingkat stres pada keluarga pasien stroke yang mengalami afasia. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan 79 anggota keluarga pasien stroke yang mengalami afasia pada dua rumah sakit di Bukittinggi. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner tentang afasia, The Medical Outcome Study Social Support Survey dan Perceived Stress Scale. Hasil penelitian dengan menggunakan uji Spearman Rank didapatkan adanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang afasia dengan stres keluarga p=0,006. Kemudian tidak terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan sosial dengan stres keluarga p=0,883. Penelitian ini merekomendasikan pentingnya menilai stres pada keluarga pasien stroke dengan afasia dan meningkatkan pengetahuan keluarga tentang afasia sehingga stres dapat diatasi.

Stress due to communication difficulties is affecting both stroke patients with aphasia and family member who takes on caregiver role. The stress may be affected by knowledge on aphasia and social support of family. This study aimed to identify relationship between family's level of knowledge on aphasia, social support, and stress level in family of stroke patient with aphasia. The study design was cross sectional with total sample of 79 families of stroke patients with aphasia in two hospitals in Bukittinggi. Questionnaire of aphasia, The Medical Outcome Study Social Support Survey and Perceived Stress Scale were employed in this study. The result of Spearman Rank analysis indicated that there was a significant correlation between family's level of knowledge on aphasia and family stress p 0,006 and there was no significant correlation between social support and family stress p 0,883. This study suggested the significance of stress assessment on family of stroke patient with aphasia and improving family's knowledge on aphasia in order to cope with the stress perceived.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S67368
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Armalia
"Afasia motorik merupakan salah satu gangguan komunikasi yang terjadi akibat stroke dan dapat menyebabkan gangguan terhadap kepercayaan diri seseorang yaitu harga diri dan efikasi diri yang mana kedua hal ini merupakan bagian terpenting dari masing-masing individu dalam mencapai status sosialnya dalam berkomunikasi. Teknik restrukturisasi kognitif digunakan untuk efikasi diri dan harga diri dengan memiliki asumsi bahwa dasar restrukturisasi kognitif yaitu respon-respon perilaku. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh terapi restrukturisasi kognitif terhadap harga diri dan efikasi diri pasien stroke dengan afasia motorik. Metode penelitian ini menggunakan quasi experimental design dengan pendekatan desain pretest posttest nonequivalent control grup, dimana desain ini melibatkan dua kelompok yang akan diobservasi sebelum dan sesudah intervensi. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan pada harga diri setelah diberikan intervensi restrukturisasi kognitif dengan (pvalue= 0,001; α<0,05), dan pengaruh yang signifikan pada tingkat efikasi diri setelah diberikan intervensi dengan (pvalue= 0,001; α<0,05). Hasil penelitian ini merekomendasikan restruktuisasi kognitif menjadi salah satu intervensi dalam pemberian asuha keperawatan secara holistik mencakup biologis, psikologis, sosiologis dan spiritual kepada pasien pasca stroke dengan afasia motorik unutk dapat menaikkan harga diri dan efikasi pada pasien untuk membantu mengolah perasaan dan keyakinan psikologis pasien pasca stroke dalam menjalani proses rehabilitasinya

Motor aphasia is one of the communication disorders that occurs due to stroke and can cause interference with one's self-confidence, namely self-esteem and self-efficacy, both of which are the most important parts of each individual in achieving their social status in communicating. Cognitive restructuring technique is used for self-efficacy and self-esteem with the assumption that the basis of cognitive restructuring is behavioral responses. This study aims to examine the effect of cognitive restructuring therapy on self-esteem and self-efficacy of stroke patients with motor aphasia. This research method uses a quasi-experimental design with a non-equivalent control group pretest posttest design approach, where this design involves two groups to be observed before and after the intervention. The results showed that there was a significant effect on self-esteem after being given a cognitive restructuring intervention with (p-value = 0.001; <0.05), and a significant effect on the level of self-efficacy after being given an intervention with (p-value = 0.001; <0.05). ). The results of this study recommend cognitive restructuring to be one of the interventions in providing holistic nursing care including biological, psychological, sociological and spiritual to post-stroke patients with motor aphasia to increase self-esteem and efficacy in patients to help process the psychological feelings and beliefs of post-stroke patients. in the process of rehabilitation"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Anisa Syahriel
"Stroke merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan perubahan neurologis yang disebabkan oleh adanya gangguan suplai darah ke bagian otak. Stroke merupakan penyakit kronis yang tidak hanya berdampak pada fisik tapi juga psikososial seperti ansietas. Ansietas yang dialami oleh pasien stroke membuat pasien stroke membutuhkan sistem pendukung yang baik untuk beradaptasi dengan realitas dan keadaannya, baik secara psikososial maupun fisiologis. Sistem pendukung tersebut dapat berasal dari efikasi diri dan dukungan keluarga, sehingga proses rehabilitasi dapat efektif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan efikasi diri dan dukungan keluarga dengan ansietas pada pasien stroke di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional. Metode yang digunakan yaitu desain deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien stroke di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional dengan teknik purposive sampling yang berjumlah 69 orang. pengumpulan data menggunakan kuesioner Stroke Self-efficacy Questionnare (SSEQ), Perceived Social Support From Family (PSS-Fa), dan GAD-7. Analisis data bivariat menggunakan uji Spearman Rank. Hasil penelitian menujukkan ada hubungan antara efikasi diri dengan ansietas (p-value 0.000 < 0.05). Sementara hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan ansiets pada pasien stroke (p-value 0.206 > 0.05). Kesimpulan dari hasil penelitian adalah efikasi diri yang tinggi dapat menurunkan ansietas pada pasien stroke. Meskipun dukungan keluarga tidak menunjukkan adanya hubungan dengan ansietas, namun keluarga memiliki peran yang penting dalam merawat pasien stroke yang mengalami ansietas. Saran yang berkaitan dengan penelitian ini adalah perlu dilakukan penelitian mengenai gambaran pengetahuan keluarga dalam merawat pasien stroke yang mengalami ansietas serta mengoptimalkan sumber koping yang dimiliki oleh pasien stroke.

Stroke is a term used to describe neurological changes caused by disruptions in blood supply to the brain. It is a chronic condition that impacts not only physical but also psychosocial aspects such as anxiety. The anxiety experienced by stroke patients necessitates a strong support system for them to adapt to their reality, both psychosocially and physiologically. This support system can come from self-efficacy and family support, enabling an effective rehabilitation process. The goal of this research is to explore the relationship between self-efficacy, family support, and anxiety in stroke patients at the National Brain Center Hospital. The method employed is a correlational descriptive design with a cross-sectional approach. The sample consists of 69 stroke patients from the National Brain Center Hospital selected through purposive sampling. Data collection involves the Stroke Self-efficacy Questionnaire (SSEQ), Perceived Social Support From Family (PSS-Fa), and GAD-7 questionnaire. Bivariate data analysis is conducted using the Spearman Rank test. The research results indicate a significant relationship between self-efficacy and anxiety (p-value 0.000 < 0.05). However, there is no significant relationship between family support and anxiety in stroke patients (p-value 0.206 > 0.05). The conclusion drawn from the research is that high self-efficacy can reduce anxiety in stroke patients. Although family support does not show a direct correlation with anxiety, families play a crucial role in caring for anxious stroke patients. Suggestions related to this research include conducting studies on family knowledge regarding caring for stroke patients experiencing anxiety and optimizing coping resources available to stroke patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisah Khairiyyah
"ABSTRAK
Kemiskinan merupakan suatu kondisi yang berkaitan erat dengan stres pengasuhan yang dialami ibu. Dukungan sosial diduga terkait dengan stres pengasuhan yang dirasakan ibu di keluarga miskin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dukungan sosial dengan stres pola asuh yang dialami ibu di keluarga miskin. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 113 orang, dan merupakan ibu dari keluarga miskin dengan anak usia 3-5 tahun. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara dukungan sosial dengan stres pengasuhan yang dirasakan ibu pada keluarga miskin.

ABSTRACT
Poverty is a condition that is closely related to parenting stress experienced by mothers. Social support is thought to be related to parenting stress felt by mothers in poor families. This study aims to determine whether there is a relationship between social support and parenting stress experienced by mothers in poor families. Participants in this study amounted to 113 people, and are mothers of poor families with children aged 3-5 years. The results of statistical tests show that there is no relationship between social support and parenting stress felt by mothers in poor families."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amila
"Afasia motorik adalah kesulitan dalam mengkoordinasikan pikiran, perasaan dan kemauan menjadi simbol bermakna dan dimengerti oleh orang lain dalam bentuk ekspresi verbal dan tulisan. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya pengaruh pemberian komunikasi dengan AAC terhadap kemampuan fungsional komunikasi dan depresi pada pasien stroke dengan afasia motorik. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan pendekatan post test non equivalent control group pada 21 responden yang terbagi menjadi 11 orang kelompok kontrol dan 10 orang kelompok intervensi.
Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna rata-rata kemampuan fungsional komunikasi antara kelompok kontrol dengan intervensi dengan nilai p > 0.05 (p = 0.542 pada α = 0.05), tetapi terdapat perbedaan yang bermakna rata-rata depresi antara kelompok kontrol dan intervensi dengan nilai p< 0.05 ( p = 0.022 pada α = 0.05). Berdasarkan gambaran hasil penelitian ini, maka pemberian komunikasi dengan AAC dapat dijadikan sebagai salah satu intervensi keperawatan untuk memfasilitasi komunikasi sehingga dapat menurunkan depresi pada pasien stroke dengan afasia motorik.

Motor aphasia is difficulty in coordinating the thoughts, feelings and desires into meaningful symbols and understand in form of verbal expression and writing. The purpose of this study was to know the influence of conducting communication by AAC to the communication functional ability and depression for stroke patients with motor aphasia. The study design used is quasi experiment by approaching post test non equivalent control group for 21 respondents consist of 11 people of control group and 10 people of the intervention group.
The results showed that no significant difference in the average communication functional ability between the control group and intervention group with p values > 0.05 (p = 0.542 at α = 0.05), but there were significant differences between the average depression of control and intervention group with p values < 0.05 (p = 0.022 at α = 0.05). Based on the results of study, the giving of communication by AAC could be one of the nursing intervention for facilitating communication that will decrease depression to the stroke patient with motor aphasia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T29939
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mustafrikhatul Maftukhah
"Mahasiswa Ilmu Keperawatan tingkat akhir mengalami stres sehubungan dengan kewajiban penyusunan skripsi dan kewajiban akademik lain seperti kuliah di kelas dan praktik klinik. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan antara dukungan sosial dengan tingkat stres pada mahasiswa Ilmu Keperawatan yang sedang mengerjakan skripsi. Desain penelitian ini meggunakan pendekatan potong lintang menggunakan sampel mahasiswa Ilmu Keperawatan UI yang sedang mengerjakan skripsi dengan jumlah sampel sebanyak 105 responden yang dipilih dengan menggunakan total sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Social Support Questionnaire (Sarason et al., 1987) untuk mengukur dukungan sosial dan kuesioner tingkat stres Safaria dan Saputra (2012) yang telah dimodifikasi sesuai kebutuhan penelitian untuk mengukur tingkat stres. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan tingkat stres (p = 0,247 ; p > 0,05). Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data tambahan untuk penelitian selanjutnya terkait koping yang efektif untuk mengatasi stres

Final year nursing students experience stress because of the thesis-writing process and other academic activities such as classroom lecture and clinical practice. The aim of this research was to identify the relationship between nursing student?s social support and stress levels in writing undergraduate thesis. The design of this study was cross-sectional that used sample of UI?s nursing students who were working on theses with sample size of 105 respondents that had selected by total sampling technique. The instrument that used in this study was the Social Support Questionnaire (Sarason et al., 1987) to measure social support and Safaria and Saputra?s stress levels questionnaires (2012) to measure stress levels that had modified according to the needs of research. The results showed that there was no significant relationship between social support and stress levels (p = 0.247 ; p > 0.05). The results of this research can be used as an additional data for further research related to effective coping to deal with stress."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S56400
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Betty Sonatha
"ABSTRAK
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelatif yang bertujuan untuk mengidentifikasi
hubungan pengetahuan dengan sikap keluarga terhadap pasien pasca stroke dan pendekatan cross
sectional. Sampel pada penelitian ini berjumlah 56 orang anggota keluarga dari pasien pasca
stroke. Teknik sampling yang digunakan adalah consecutive sampling. Hasil menunjukkan faktor
yang mempengaruhi sikap keluarga dalam memberikan perawatan kepada pasien pasca stroke
adalah tingkat penghasilan keluarga ( p value 0,004; α =0,05), pengalaman keluarga sebelumnya
( p value 0,004; α = 0,05) dan tingkat pengetahuan kelurga (p value 0,027; α = 0,05 ). Oleh
sebab itu, tingkat pengetahuan keluarga tentang stroke dan perawatannya perlu ditingkatkan
untuk meningkatkan kelangsungan hidup pasien pasca stroke.

ABSTRACT
The main aim of this study was to identify the correlation between knowledge and attitude
family toward stroke survivor. This study used descriptive correlation design and developed a
cross-sectional study. The participants of this research were about 56 family members of stroke
survivor . Sampling technique that used in this research was consecutive sampling. The result
of this research shown the factor that influenced family attitude in giving care to stroke survivor
were family income (p value 0,004; α=0,05), experience of family before (p value 0,004; α=0,05)
and knowledge degree (p value 0,027; α=0,05). Therefore researcher hope that knowledge level
of familyabout stroke and caring stroke survivor should be advanced to make stroke survivor
being survive."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43198
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tasya Fitriana Semudi
"Kasus DMT2 pada anak di dunia meningkat 132,6 ribu anak. Ada 1213 kasus DMT2 pada anak di Indonesia. Manajemen perawatan harian yang dilakukan oleh anak-anak dengan DMT2 membuat stres. Stres yang dialami dapat mengganggu pengendalian penyakit dan tingkat kualitas hidup anak dengan DMT2. Salah satu aspek yang dapat meningkatkan manajemen pengasuhan dan kualitas hidup anak dengan DMT2 adalah ketahanan psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara tingkat stres, dukungan keluarga dan koping dengan resiliensi pada anak DMT1. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan sampel 36 balita di Jawa. Instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat stres adalah Area Masalah dalam Diabetes (DIBAYAR), Skala Dukungan Keluarga Diabetes Hensarling (HDFSS), Coping with a Disease (CODI) dan Child & Youth Resilience Measure-Revised Person Most Knowledgeable (PMK-CYRM) untuk mengukur ketahanan. Hasil uji chi-square menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat stres dengan resiliensi pada anak DMT1 dengan p-value 0,021, OR 5,360 dan α 0,05. Peneliti berharap penelitian ini dapat dikembangkan untuk meningkatkan pengetahuan dan pelayanan keperawatan psikologis pada anak DMT1.
T2DM cases in children in the world increased by 132.6 thousand children. There are 1213 cases of T2DM in children in Indonesia. The daily care management performed by children with T2DM is stressful. The stress experienced can interfere with disease control and the level of quality of life for children with T2DM. One aspect that can improve parenting management and quality of life for children with T2DM is psychological resilience. This study aims to see the relationship between stress levels, family support and coping with resilience in children with T2DM. This study used a cross sectional design with a sample of 36 toddlers in Java. The instruments used to measure stress levels are the Problem Area in Diabetes (PAID), the Diabetes Hensarling Family Support Scale (HDFSS), Coping with a Disease (CODI) and the Child & Youth Resilience Measure-Revised Person Most Knowledgeable (PMK-CYRM) to measure endurance. The results of the chi-square test showed that there was a relationship between stress levels and resilience in DMT1 children with p-value 0.021, OR 5.360 and α 0.05. Researchers hope that this research can be developed to improve knowledge and psychological nursing services in children with diabetes mellitus."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hesti Rahayu
"Tujuan: Penelitian bertujuan untuk menilai hubungan antara dukungan sosial, spiritualitas, dan stress terhadap beban keluarga dan kenyamanan pasien kanker. Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan teknik purposive sampling, melibatkan 106 keluarga dan 106 pasien kanker. Penelitian ini menggunakan lima instrumen yaitu: Multimodal Scale of Perceived Social Support (MSPSS), Functional Assessment of Chronic Illness Therapy Spiritual Well-Being Scale (FACIT-sp), Perceived Stress Scale (PSS-10), Caregiver Reaction Assessment Scale (CRA), dan kuesioner kenyamanan pasien kanker. Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan beban keluarga (p value 0.030), spiritualitas dengan beban keluarga (p value 0,000), dan stress dengan beban keluarga (p value 0.024). Stadium kanker tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kenyamanan pasien kanker (p value 0.080). Kesimpulan: Dukungan sosial, spiritualitas, dan stress berpengaruh terhadap beban keluarga. Diperlukan intervensi terkait dukungan sosial, spiritualitas, dan menagamen stress untuk menurunkan beban keluarga pasien kanker. 

To determine the relationship between social support, spirituality, and stress towards the family caregivers burden and patients comfort. Method: Cross sectional was used. Purposive sampling technique involving 106 family caregivers and 106 cancer patients. This study utilized five instruments: Multimodal Scale of Perceived Social Support (MSPSS), Functional Assessment of Chronic Illness Therapy Spiritual Well-Being Scale (FACIT-sp), Perceived Stress Scale (PSS-10), Caregiver Reaction Assessment Scale (CRA), and instrument for cancer patients comfort. Result: There was a significant relationship between social support and family caregiving burden (p value 0.030), spirituality and family caregiving burden (p value 0,000), stress and family caregiving burden (p value 0.024). There was no significant relationship  between cancer stage and patients comfort (p value 0.080). Conclusion: Social support, spirituality, and stress affect the family caregiving burden. It need intervention in social support, spirituality, and stress management to decrease the family caregiving burden."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T54156
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Koharuddin
"Kecemasan, stres berkepanjangan yang dirasakan pasien hipertensi serta dukungan keluarga yang rendah bisa mempengaruhi perilaku manajemen diri, sehingga berdampak pada peningkatan tekanan darah dan komplikasi dari hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kecemasan, stres dan dukungan keluarga dengan perilaku manajemen diri pada pasien hipertensi. Variabel independen dalam penelitian ini adalah kecemasan, stres dan dukungan keluarga, Penelitian ini menggunakan deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Jumlah sampel 198 responden. Hasil: pada analisis chi square terdapat hubungan yang signifikan kecemasan (p=0,003: α=0,05) dan stres, (p=0,019: α=0,05) dengan perilaku manajemen diri, pada analisis regresi logistik berganda didapatkan 2 variabel yang mempunyai hubungan dengan perilaku manajemen diri yaitu kecemasan dan stres. penelitian lebih lanjut didapatkan kecemasan sebagai variabel yang paling dominan dengan perilaku manajemen diri (ρ=0,011), berdasarkan hal tersebut perawat perlu melakukan pengkajian lebih awal tentang psikososial seperti kecemasan dan stres, selain pengkajian fisik, sehingga bisa memberikan edukasi dengan pasien dan mendampingi pasien dalam mengatasi kecemasannya.

Anxiety, stress, prolonged fell by hypertensive patient and low family support can affect self-management behavior, so that it has an impact on increasing blood pressure and complications from hypertension. This study aims to determine the relationship between anxiety, stress and family support with self-management behavior in hypertensive patients. This independent variables in this study were anxiety, stress and familiy support, while the confounding variables were age, gender, education, occupation, history of hypertension, history of smoking, history of drinks alkohol. The research uses descriptive analytic with cross sectional design. The number of samples 198 respondents. The results analysis chi square there is a significant relationship between anxiety (p=0,003: α=0,05) and stress (p=0,019: α=0,05) with self-management behavior, In the multiple logistic regression analysis, there were 2 variables that had a relationship with self-management behavior, namely anxiety and stress. The results of further research showed that anxiety and stress, in addition to physical assessment, so that they can provide education with patients and accompany them. Patients in dealing with anxiety."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>