Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161101 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zulfa Nadia
"ABSTRAK
Deforestasi merupakan perubahan tutupan hutan menjadi non hutan. Perubahan tersebut menyebabkan berkurangnya cadangan karbon yang tersimpan pada hutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pola spasial deforestasi pada tahun 1996 ndash; 2017 serta mengestimasi stok karbon yang tersedia pada kondisi eksisting 2017 setelah hutan terdegradasi. Tutupan lahan didapatkan dari hasil analisis Citra Landsat 5 TM dan Landsat 8 OLI menggunakan metode klasifikasi supervised. Estimasi stok karbon dilakukan pada tutupan vegetasi hutan, kebun karet dan kebun sawit dengan melakukan pengukuran. Total deforestasi yang terjadi di Kabupaten Bengkulu Utara pada 1996 ndash; 2007 adalah sebesar 134.104,24 ha dan stok karbon hasil estimasi pada ketiga tutupan lahan tahun 2017 adalah sebesar 39,67 juta ton.

ABSTRAK
Deforestation is a forest landcover change into non forest. These changes lead to carbon stock decreasing. The aim of this study is not only to identify and analyze the spatial deforestation patterns from 1996 to 2017 but also to estimate the existing carbon stock 2017 . Landcover is obtained by analyzing Landsat 5 TM and 8 OLI using supervised classification method. Carbon stock estimating carried out on forest cover, rubber plantation cover and palm oil plantation cover. The total deforestation area in North Bengkulu since 1996 to 2017 is 134.104,24 hectare and carbon stock that estimated based on landcover in 2017 is 39,67 million tons."
2017
S69168
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iko Panji Rukmana
"Kabupaten Bengkulu Utara memiliki tingkat deforestasi tertinggi pada fungsi hutan lindung mencapai 6.000,7 ha/tahun, dan fungsi hutan konservasi mencapai 2.789,4 ha/tahun yang disebabkan oleh teralih fungsikannya hutan serta bertambahnya jumlah penduduk sebesar 315,5 ribu sampai tahun 2020. Citra satelit Landsat tahun 1995, 2010, dan 2016 Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu digunakan untuk analisis.
Penelitian ini mengidentifikasi pola suhu permukaan daratan dan pola kelembaban tanah pada periode yang sudah ditentukan dengan menggunakan metode analisis spasial, serta menunjukkan hubungan antar variabel seperti kerapatan vegetasi dan ketinggian terhadap suhu permukaan daratan serta ketinggian dan lereng terhadap kelembaban tanah. Hubungan antar variabel diidentifikasi menggunakan korelasi.
Hasil menunjukkan suhu permukaan daratan di Kabupaten Bengkulu memiliki pola menyebar dengan pusat panas di ibu kota kabupaten, dan area pertambangan, serta memiliki hubungan berbanding terbalik dengan kerapatan vegetasi dan ketinggian. Kemudian, kelembaban tanah di Kabupaten Bengkulu Utara cenderung mengering ke arah dataran tinggi, serta memiliki hubungan berbanding lurus dengan ketinggian dan lereng.

Bengkulu Utara District, Bengkulu Province was the area which had the highest deforestation toward protected forest up to 6000,7 ha year and conservation forest up to 2789,4 ha year cause land use change and increase of the population almost 315.5 thousands until 2020. Landsat satellite images of 1995, 2010, and 2016 of Bengkulu Utara Regency, Province Bengkulu area used for analysis.
This research identified pattern of land surface temperature between the specified time using spatial analysis methods, and showed the correlation between variables such as vegetation density and elevation against land surface temperature then elevation and slope against soil moisture. Relation between variables identified using correlation analysis.
The result that land surface temperature of Bengkulu Utara District has a spread pattern with a center in the capital city of the district, and mining areas, then has inverse relationship with vegetation density and elevation. The distribution pattern of dry soil moisture tends to expand to high ground, and has directly proportional with elevation and slope.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S67332
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heppi Yana Syateri
"Pada uinumnya di negara agraris, tanah adalah suatu pusat aktifitas yang utaina bagi penduduk dalani memenuhi kebutuhan hidupnya. Sejalan dengan perubahan waktu dan pertambahan jumlah penduduk akan meningkatkan aktifitas penduduk. terhadap tanah. Dan apabila suatu daerah penduduknya sudah mengusahakan tanah-tanah marginal, oleh karena pertambahan penduduk yang terus meningkat, sedangkan persediaan tanah Yang bisa dimanfaatkan semakin berkurang, maka akan terjadi pengrusakan terhadap tanah itu sendiri (Sandy,1973). serta penyebarannya, sangat menentukan perkemban gan corak Bertambahnya jumlah penduduk, tingkat kehidupan penggunaan tanah (Sandy, 1977). Dengan berubahnya faktor-faktor tersebut maka perkembangan penggunaan tanah di setiap wilayah akan mencapai suatu tahapan perkembangan tertentu yang sesuai dengan skeina evolusi penggunaan tanah.
Kabupaten Bengkulu IJtara yang terdiri dari 10 kecainatan dengan luas 969.010 Ha dan berpénduduk 193.246 jiwa pada tahun 1980. Pada tahun 1990 jumlah penduduk ineningkat menjadi 352.588 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 5,15% per tahun. Kabupaten Bengkulu Utara mempunyai fisiografi dari wilayah dataran rendah sampai wilayah pegunungan dengan ketinggian antara 0 in sampai lebih dari 1000 m di atas permukaan laut. Diantara ketinggian tersebut terdapat lereng 0% sampai dengan lereng lebih dan 40%.
Masalah yang dikemukakan disini adalah
1. Bagaiinana pola penggunaan tanah di Kabupaten Bengkulu Utara tahun 1980 dan tahun 1990 ?,
2. Sampai dimanakah tahap perkembangan penggunaan tanah di Kabupaten Bengkulu Utara berdasarkan skema yang dikemukakan oleh -Sandy. (1977) ?,
3. Bagaiinanakah perubahan kaitannya dengan faktor yang meinpengaruhi penggunaan tanah ?
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif yang ditunjang dengan penarikan penainpang dan teknik penampalan peta."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S33541
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yodi Mardian
"Indonesia telah melaksanakan pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat dan Manajemen Terpadu Balita Sakit untuk menurunkan beban penyakit dan kematian balita akibat pneumonia. Data temuan kasus dan tatalaksana pneumonia yang bersumber dari pelaksanaan Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat dan Manajemen Terpadu Balita Sakit merupakan sumber penting laporan rutin Program Pencegahan dan Pengendalian ISPA.
Penelitian ini bertujuan untuk merancang Sistem Informasi Program Pencegahan dan Pengendalian ISPA yang dapat meningkatkan kelengkapan laporan dan mempercepat pengiriman laporan Program Pencegahan dan Pengendalian ISPA. Penelitian ini menggunakan metode Rapid Application Development (RAD) dengan teknik prototyping.
Hasil dari penelitian ini adalah prototipe Sistem Informasi Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan Akut berbasis web dan android. Prototipe Sistem Informasi Program Pencegahan dan Pengedalian ISPA berbasis web dan android dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk proses pengumpulan, pengolahan, pengiriman dan penyajian data Program Pencegahan dan Pengendalian ISPA.

Indonesia has implemented the Community-Based Integrated Management of Childhood Illness approach and Integrated Management of Childhood Illnesses to reduce the burden of illness and death of children under five from pneumonia. Data on case finding and management of pneumonia originating from the implementation of Integrated Management of Childhood Illnesses and Community-Based Integrated Management of Childhood Illness are important sources of routine reports of Acute Respiratory Infection Prevention and Control Programs.
This study aims to design an Acute Respiratory Infection Prevention and Control Program Information System that can improve report completeness and accelerate the delivery of Acute Respiratory Infection Prevention and Control Program reports. This study uses the Rapid Application Development (RAD) method with prototyping techniques.
The results of this study are a prototype of a web-based and android based Prevention and Control Program for Acute Respiratory Infection Program. Web-based and android-based Prevention and Control Program for Acute Respiratory Infection Program prototype can reduce the time needed for the process of collecting, processing, sending and presenting Acute Respiratory Infection Prevention and Control programs.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52810
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firman Fahroni
"Hutan mangrove merupakan salah satu penyimpan cadangan karbon terbesar. Kabupaten Kebumen memiliki hutan mangrove yang terdistribusi di beberapa wilayahnya namun beberapa masih belum terpetakan dengan baik. Kabupaten Kebumen memiliki hutan mangrove yang memiliki status Kawasan Ekosistem Esensial. Kondisi pemanasan global meningkatkan pentingnya perhitungan karbon untuk mengetahui efektifitas hutan mangrove. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan sebaran hutan mangrove di Kabupaten Kebumen, menghubungkan estimasi stok karbon pada Kawasan Ekosistem Esensial dan non-Ekosistem Esensial, dan menghubungkan secara asosisatif stok karbon terhadap kondisi wilayah di Kabupaten Kebumen. Identifikasi sebaran mangrove dilakukan menggunakan false color yang diuji akurasi dengan confusion matrix dan koefisien Kappa. Dalam pembuatan model, data dibagi berdasarkan spesies dominan berupa Nypa Fruticans dan Rhizophora Mucronata. Pembuatan model stok karbon didapatkan dari Uji Regresi Eksponensial stok karbon lapangan dengan di nilai EVI yang kemudian diuji RMSE. Estimasi stok karbon pada Kawasan Ekosistem Esensial sebesar 3302760.90 kg, sedangkan pada non-Kawasan Ekosistem Esensial sebesar 3114224.74 kg. Perbedaan status Kawasan Ekosistem Esensial dan non-Ekosistem Esensial tidak memiliki keeratan hubungan, yang dibuktikan dengan Uji Pearson. Penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi fisik yang meliputi kerapatan vegetasi, jenis spesies dan luas hutan mangrove memiliki hubungan yang linier terhadap stok karbon yang dihasilkan. Pada kondisi manusia yang terdiri atas pemanfaatan tidak memiliki hubungan terhadap stok karbon, sedangkan pada pengelolaan memiliki hubungan yang linier.

Mangrove forests are one of the largest carbon reserves. Kebumen Regency has mangrove forests distributed in several areas, although some are still poorly mapped. Kebumen's mangrove forests have the status of Essential Ecosystem Areas. The condition of global warming increases the importance of carbon calculation to assess the effectiveness of mangrove forests. This study aims to map the distribution of mangrove forests in Kebumen Regency, link carbon stock estimates in Essential and non-Essential Ecosystem Areas, and associate carbon stocks with regional conditions in Kebumen. Mangrove distribution identification was conducted using false color, tested for accuracy with a confusion matrix and Kappa coefficient. In modeling, data were divided based on dominant species, namely Nypa Fruticans and Rhizophora Mucronata. Carbon stock modeling was obtained from Exponential Regression Test of field carbon stock values with EVI, then tested with RMSE. The estimated carbon stock in Essential Ecosystem Areas is 3,302,760.90 kg, while in non-Essential Ecosystem Areas it is 3,114,224.74 kg. The difference in the status of Essential and non-Essential Ecosystem Areas has no significant correlation, as evidenced by the Pearson Test. This study shows that physical conditions, including vegetation density, species type, and mangrove forest area, have a linear relationship with the generated carbon stock. In contrast, human activities such as utilization do not correlate with carbon stock, whereas management practices do have a linear relationship."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Anggoro
"Penggunaan input luar pada usaha tani padi sawah antara lain berupa pupuk kimia saat ini masih relatif tinggi. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa penggunaan pupuk kimia, pestisida dan pengolahan lahan yang sangat intensif pada usaha tani padi telah menimbulkan kerusakan lingkungan sehingga menurunkan kapasitas produksi dan kualitas lingkungan. Di lain pihak petani mempunyai potensi input berupa bahan organik dari limbah pertanian yang dapat diproses menjadi pupuk organik. Penggunaan pupuk organik akan mengurangi jumlah pupuk kimia, sehingga produktivitas lahan dapat meningkat dan kerusakan lingkungan dapat berkurang.
Permasalahan yang dikemukakan pada penelitian ini adalah penerapan penggunaan pupuk organik pada usaha tani padi sawah kurang optimal. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui faktor-faktor apa yang menyebabkan penerapan penggunaan pupuk organik pada usaha tani padi sawah kurang optimal di Kecamatan Arga Makmur, Kabupaten Bengkulu Utara, Propinsi Bengkulu; (2) Untuk mengetahui pengaruh dari faktor-faktor penyebab terhadap penerapan pupuk organik.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Penelitian dilakukan selama tiga bulan dari Pebruari 2003 sampai dengan April 2003 di Kecamatan Arga Makmur, Kabupaten Bengkulu Utara, Propinsi Bengkulu. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive yaitu dipilih tiga desa yang mempunyai potensi pertanian dan peternakan paling dominan. Penentuan jumlah sampel dengan cara sampling acak sederhana dari 905 KK petani diambil 96 KK petani sampel.
Data Primer dikumpulkan dengan teknik wawancara dengan instrumen penelitian yang sudah dipersiapkan. Sebelum pelaksanaan survei instrumen diujicobakan pada 20 orang petani di lokasi penelitian untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen. Data yang diperoleh dianalisis dengan metode regresi berganda, korelasi berganda, dan korelasi parsial. Variabel-variabel penelitian adalah: Variabel tidak bebas Y = Penerapan Pupuk Organik; Variabel bebas (X) terdiri dari X1 = Pengetahuan Petani, X2 = Proses Pembuatan Pupuk Organik, dan X3 = Motivasi Petani. Koefisien regresi dilakukan uji F dan uji.t.
Hubungan fungsional antara variabel Y dan Variabel X ditunjukkan dengan model persamaan regresi berganda Y = 38,8 + 1,082 XI - 0,213 X2 + 0,247 X3. Hasil uji F menunjukkan bahwa persamaan regresi sangat signifikan (p < 0,01). Hasil uji t menunjukkan bahwa koefisien X1 dan X3 sangat signifikan (p < 0,01), sedangkan koefisien X2 signifikan (p < 0,05). Dari persamaan regresi tersebut dapat diartikan bahwa semakin tinggi pengetahuan petani, semakin rendah kesulitan proses pembuatan pupuk organik dan semakin tinggi motivasi petani secara bersama-sama berpengaruh terhadap semakin tingginya penerapan pupuk organik petani padi sawah di Kecamatan Arga Makmur, Kabupaten Bengkulu Utara.
Koefisien korelasi berganda R adalah sebesar 0,862. Berdasarkan koefisien korelasi berganda didapat koefisien determinasi R2 sebesar 0,742, angka ini menjelaskan bahwa variasi penerapan pupuk organik sebesar 74,2 % ditentukan oleh pengetahuan petani, proses pembuatan pupuk organik dan motivasi petani secara bersama-sama. Sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar variabel uji.
Koefisien korelasi parsial dapat dilihat bahwa variabel motivasi petani (X3) merupakan variabel yang paling kuat terhadap penerapan pupuk organik (Y) dengan koefisien korelasi parsial r3,12 = 0,280. Selanjutnya diikuti berturut-turut oleh variabel pengetahuan petani (X1) terhadap penerapan pupuk organik (Y) dengan koefisien korelasi parsial ry1.23 = 0,269, dan terakhir adalah variabel proses pembuatan pupuk organik (X2) terhadap penerapan pupuk organik (Y) dengan koefisien korelasi parsial ry2.13 = - 0,233. Dengan demikian dalam penelitian ini variabel motivasi petani memberikan kontribusi terbesar, diikuti oleh variabel pengetahuan petani dan selanjutnya proses pembuatan pupuk organik dalam mencapai penerapan pupuk organik.
Kesimpulan penelitian ini adalah (1) Faktor-faktor penyebab penerapan pupuk organik pada usaha tani padi sawah antara lain adalah: (a) Pengetahuan petani. (b) Proses pembuatan pupuk organik. (c) Motivasi petani; (2) Pengetahuan petani, proses pembuatan pupuk organik, dan motivasi petani secara bersama-sama mempengaruhi penerapan penggunaan pupuk organik.

Usage of external input at rice field paddy farming in the form of chemical fertilizer in this time still high relative. Various research have indicated that usage of chemical fertilizer, pesticide and very intensive land processing at paddy farming have generated damage of environment so that degrade capacities produce and quality of environment. On the other hand farmer has internal input potency from organic materials of waste agriculture of which can processed to become organic fertilizer. Usage or organic fertilizer will lessen the amount of chemical fertilizer, so that farm productivity can increase and damage of environment can decrease.
Told problems in this research is application of usage of organic fertilizer at rice field paddy farming less optimal. As for intention of this research is: (1) to know factors what causing application of usage of organic fertilizer at rice field paddy farming less optimal in Arga Makmur District, North Bengkulu Regency, Bengkulu Province; (2) to know influence factors that causing application or organic fertilizer.
This research use quantitative approach with survey method. Research conducted during three months of February 2003 until April 2003 in Arga Makmur District, North Bengkulu Regency, Bengkulu Province. Determination of research location conducted by purposive that is selected three countryside having agriculture potency and livestock potency most dominant. Determination of amount of sample by simple random sampling from 905 farmer family head taken 96 family head farmer of sample.
Primary data collected with technique interview with research instrument which have been drawn up. Before execution of instrument survey in test-drived at 20 farmers research location to know validity and reliability instrument. Data to be analysis with method of multiple regressions, multiple correlation, and partial correlation. Research variables are: Dependent Variable Y = Application of Organic Fertilizer; Independent Variable (X) consist of X1 = Knowledge of Farmer, X2 = Process of Organic Fertilizer and X3 = Farmer Motivation.
Functional link between variable of Y and Variable of X shown with model equation of multiple regression Y = 38,8 + 1,082 X, - 0,213 X2 + 0,247 X3. Result of test of F indicated that equation of regression is very significant (p < 0,01). Result of test of t indicated that coefficient X1 and X3 very significant (p < 0,01), coefficient X2 significant (p < 0,05). From equation of regression can be interpreted that excelsior knowledge of farmer, progressively lower difficulty process of organic fertilizer and excelsior motivate farmer by together have an effect on to its excelsior of application of organic fertilizer of rice field paddy in Arga Makmur District, North Bengkulu Regency, Bengkulu Province.
Multiple correlation coefficient of R is equal to 0,862. Coefficient of determination R2 is equal to 0,742, this number explain that variation application of organic fertilizer equal to 74,2 % determined by knowledge of farmer, process of organic fertilizer and farmer motivation by together. While the rest influenced by other factors outside test variable.
Partial correlation coefficient earn seeing that variable motivate farmer (X3) represent strongest variable to application of organic fertilizer (Y) with partial correlation coefficient ryaI2 = 0,280. Here in after followed successively by variable knowledge of farmer (X1) to application of organic fertilizer (Y) with partial correlation coefficient ry123 = 0,269, and last is variable process of organic fertilizer (X2) to application of organic fertilizer (Y) with partial correlation coefficient ry2.13 = - 0,233. Thereby in this research variable motivate farmer give biggest contribution, followed by variable knowledge of farmer and hereinafter the process of organic fertilizer in reaching application of organic fertilizer.
Conclusion of this research is (1) Factors cause of application of organic fertilizer at farming rice field for example .is: Knowledge of farmer; (b) Process of organic fertilizer. (c) Motivate farmer; (2) Knowledge of farmer, process of organic fertilizer, and farmer motivation by together influence application of usage of organic fertilizer.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11044
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simatupang, Minerva Theodora P.
"Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat baik di dunia maupun di Indonesia. Kabupaten Bengkulu Utara merupakan kabupaten yang endemis tinggi di Provinsi Bengkulu. Puskesmas Lais merupakan wilayah dengan endemisitas yang tinggi dimana API 37,8‰. Tujuan penelitian menganalisa pengaruh keberadaan tempat perindukan nyamuk sebagai faktor risiko kejadian malaria di Puskesmas Lais. Desain penelitian kasus kontrol dengan data primer, jumlah sampel 184, dilakukan uji chi-square dan dilanjutkan dengan uji regresi logistik ganda. Data tentang tempat perindukan nyamuk dikumpulkan dengan wawancara dan observasi melalui pengisian kuisioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan bermakna dengan kejadian malaria adalah keberadaan tempat perindukan nyamuk (OR=3,484; 95%CI: 1,880-6,458), penggunaan kelambu (OR=4,514: 95%CI: 2,426-8,398) dan penggunaan anti nyamuk (OR=2,224; 95%CI: 1,230-4,020). Disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara keberadaan tempat perindukan nyamuk dengan kejadian malaria. Adanya tempat perindukan nyamuk di sekitar pemukiman penduduk memberikan risiko sebesar 3,484 kali terjadinya malaria dibandingkan tanpa tempat perindukan nyamuk setelah dikontrol oleh penggunaan kelambu dan anti nyamuk.

Malaria one of communicable disease still remains public health problem in Indonesia even in the world. North Bengkulu District is one high malaria endemic district in Bengkulu Province. Lais Health Centre is a high malaria endemic area which its API 37,8‰. This study aims to analyze the influence of the presence of mosquito breeding places related to malaria risk in Lais Health Centre. The design study is case control study, using primary data, the overall samples are 184, chisquare test was done continued with logistic regresion test. Data of mosquito breeding places were collected through interview and observation using questionaires.
The results showed that there were three variables significantly associated with malaria incidence; the mosquito breeding place (OR=3,484; 95%CI: 1,880-6,458), using bednets (OR=4,514: 95%CI: 2,426-8,398) and using mosquito destroyer (OR=2,224; 95%CI: 1,230-4,020). Concluded that significantly assosiated between mosquito breeding places with malaria risk, the occurance of malaria of people living with mosquito breeding place have 3,484 times at risk to malaria compares to people living without mosquito breeding place after being contolled by using bednets and mosquito destroyer.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41933
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syauhari
"Penyakit ISPA merupakan salah satu penyebab angka kesakitan dan kematian balita diseluruh dunia dan sepertiga dari jumlah angka kematian balita disebabkan oleh ISPA. Hasil Riskesdas tahun 2018 ISPA dengan Pneumonia merupakan penyakit kedua terbesar setelah diare sebagai penyebab angka kematian balita. Prevalensi ISPA nasional menurut diagnosis tenaga kesehatan sebanyak 4,4% pada semua kelompok umur dan prevalensi ISPA pada balita 7,8 %. Tujuan penelitian adalah diketahuinya Determinan Perilaku Pencegahan Infekti Saluran pernapasan Akut (ISPA) pada Balita di Wilayah Puskesmas Bukit Harapan Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu Tahun 2019. Desain studi cross sectional,ukuran sampel ditentukan dengan uji hipotesis dua proporsi, sampel 182 responden, metode pengambilan sampel dengan simple random sampling, metode pengumpulan data wawancara menggunakan kuesioner, uji yang digunakan chi square dan analisis regresi logistik ganda. Hasil penelitian sebanyak 64,3% ibu berperilaku baik dalam pencegahan ISPA, gambaran faktor Predisposisi pengetahuan ibu yang tinggi sebanyak 58,8%, sikap positif sebanyak 62,1%, pendidikan tinggi sebanyak 44%, proporsi ibu yang bekerja sebanyak 56%,umuribudiketahui 69,2% dewasa dan responden berpenghasilan tinggi 39,6%. Gambaran faktor pemungkin (akses fasilitas kesehatan)mudah sebanyak 56% dan gambaran faktor Penguat (dukungan keluarga)sebanyak 62,6% ibu yang mendapatkan dukungan keluarga cukup. Penelitian ini membuktikan bahwan umur ibu (p value=0,001 OR= 0,671, 95% CI 2,647-42,593),dukungan keluarga(p value=0,027 OR=5,171,95% CI 1,206-22,175) dan akses fasilitas kesehatan ibu (p value=0,027 OR=4,808, 95% CI 1,194-19,366) berhubungan dengan perilaku pencegahan ISPA, sedangkan pengetahuan, sikap dan pekerjaan sebagai variabel konfounding.Faktor yang paling dominan berhubungan dengan perilaku pencegahan ISPA pada balita adalah umur ibu (p value=0,001, OR = 10,617 95%CI = 2,647-42,593).

ARI is one the causes of under five morbidity and mortality throughout the world and one third of the number of under five mortality is a caused by ARI. The results of the Riskesdas in 2018 ARI with Pneumonia were the second largest disease after diarrhea was the cause of various under five mortality. The national prevalence of ARI according to the diagnosis of health personnel 4,4% in all age groups and the prevalence of ARI for infants is 7,8%. The aim of te study was to determine the determinans of ARI preventive behavior in Bukit Harapan Health center area of the North Bengkulu Regency years 2019. Cross sectional study design, the sample size is determined by two proportion test, sampel of 182 respondent, the method of sampling is simple random sampling, methods of collecting interview data using questionnaire, the test used chi square and multiple logistic regression analysis. The resulth of the study were 63,4% of mother behaving well in the prevention of ARI, a description of the predisposing factor in hight obuosity knowladge as much as 44%, the proportion of working mothers as much as 56%, age of the mothers known 69,2%, adults and high income respondents 39,6%. The description of enebling factors (accses to healt facilities) is easy as much as 56% and the description of reinforcement factor (family support) 62,6% of mother who have enough family support. This study proves that age of the mother (p value=0,001 OR= 0,671, 95% CI 2,647-42,593), family support (p value=0,027 OR=5,171, 95% CI 1,206-22,175) and access to health facilities (p value=0,027 OR=4,808, 95% CI 1,194-19,366) are related to behavioral prevention of ARI, while knowledge, attitudes and work are counfounding variables. The most dominant factor associated whit ARI prevention behavior in infants is the age of the mother (p value 0,001,OR 10,95% CI= 2,647-42,593)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53053
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Wayan Gede Mandyasa
"Deforestasi merupakan isu yang sangat serius bagi kawasan hutan yang berada di negara tropis, khususnya Indonesia. Untuk merespon hal tersebut, beberapa upaya telah dilakukan untuk mengurangi laju deforestasi. Upaya yang terakhir adalah dengan menetapkan Kebijakan Moratorium Hutan pada tahun 2011 sebagai bagian dari skema REDD. Studi ini mengamati beberapa faktor penyebab deforestasi dan selanjutnya menguji apakah Kebijakan Moratorium Hutan berdampak pada deforestasi di level nasional dan regional. Studi ini menggunakan beberapa faktor yang diduga sebagai penyebab tidak langsung (underlying causes) dari deforestasi. Data merupakan data panel yang berasal dari 33 Provinsi di Indonesia mulai tahun 2003 - 2016, yang dibagi lebih lanjut ke dalam delapan periode. Data di analisa dengan menggunakan metode estimasi Ordinary Least Square (OLS). Hasil estimasi menunjukkan bahwa faktor - faktor yang mempengaruhi deforestasi, termasuk konsesi hutan, FDI sektor primer, pertumbuhan populasi, dan kebakaran hutan, secara statistik signifikan mempengaruhi laju deforestasi di level nasional dan regional. Selanjutnya, hasil estimasi tersebut secara parsial menunjukkan bahwa kebijakan moratorium hutan tidak menurunkan deforestasi secara signifikan. Selain itu, studi - studi sebelumnya juga menunjukkan bahwa koordinasi diantara para pihak baik di pusat dan daerah harus diperbaiki untuk meningkatkan implementasi kebijakan tersebut, khususnya di tingkat regional. Lebih lanjut, para pemangku kebijakan yang bertanggung jawab dalam implementasi kebijakan ini harus dapat memberikan alternatif kebijakan yang dapat memberikan manfaat bagi komunitas yang tinggal di sekitar Kawasan hutan.

Deforestation is a very serious issue for forest areas in tropical countries. In response to this, efforts have been made to reduce the deforestation rates. The latest effort was the establishment of the Forest Moratorium Policy in 2011, as a part of the Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation (REDD) scheme. This study examines several determinants of deforestation in Indonesia and tests whether the forest moratorium policy has had an effect on the deforestation rate at national and regional levels. Several possible underlying causes of deforestation are considered. The study uses panel provincial data covering the period 2003-2016. To standardize the data, it has been divided into eight periods. The cross-section consists of 33 provinces in Indonesia. Estimation was conducted using ordinary least squares (OLS) multiple regression methods. The estimated results show that deforestation drivers, including forest concessions, primary sector foreign direct investment, population growth, and forest fire incidents, are statistically significant at the national and regional levels, as predicted. Furthermore, the results partly suggest that implementing the forest moratorium policy did not produce any statistically significant effect in reducing deforestation, either at the national or regional levels. Coordination between central and regional stakeholders should be improved to further empower the policy implementation, especially at the regional level. Furthermore, actors responsible for implementing the Forest Moratorium Policy propose a policy that provides economic benefits to communities surrounding the primary natural forests, in order to prevent primary forest encroachment."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T52005
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The community health care isurance program (JPKM) at Bengkulu Utara district has been implemented at 6 subdistricts by pre insurance carier(pra Bapel ), 5 of which have been legally registered. ...."
610 SKJ 19:1 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>