Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149375 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ayu Annisa
"Film Nocturnal Animals 2016 membuka perdebatan tentang keberadaan substansi dibalik mewahnya gaya yang diimplementasikan di film itu oleh sang sutradara yang juga seorang desainer terkemuka, Tom Ford. Salah satu bagian subtansi film tersebut adalah cerita bahwa dibalik modernitas dan kemewahan, kedua karakter utamanya, Edward dan Susan, adalah dua orang yang menderita trauma dan kehilangan. Disampaikan dengan dua struktur narasi yang berbeda yakni atemporal dan linear serta dikemas dalam dua dunia atau latar yang berbeda yaitu fiksional dan nyata, trauma dan kehilangan ternyata memiliki peran dalam pembentukan subjektivitas kedua karakter tersebut.
Menggunakan pendekatan psikoanalisa serta konsep yang diperkenalkan oleh Todd McGowan tentang atemporal cinema dan kehilangan sebagai pembentuk subjektivitas, skripsi ini bertujuan mencari fungsi sesungguhnya dari peradaban kontemporer dan kehilangan dalam pembentukan subjektivitas seseorang. Pada akhirnya, studi ini menyimpulkan bahwa dalam pembentukan subjektivitas, seseorang harus mengalami kehilangan dan menemukan kepuasaan dari pengalaman tersebut terlepas dari pengaruh peradaban kontemporer.

Nocturnal Animals 2016 opens a discussion on the existence of its substance underneath all the lavish style implemented by its fashion designer director, Tom Ford. One of the most pivotal substances in the movie is the story behind all the sophistication about the lead characters, Edward and Susan, who suffer from traumatic loss. Told through two different narrative structures, namely atemporal and linear as well as set in two different settings of fictional and reality, traumatic loss, in fact, has significance in constructing someone's subjectivity.
Using psychoanalytic approach and theories initiated by Todd McGowan on atemporal cinema and loss as an element of subjectivity, this study explores the function of loss in contemporary era in the construction of subjectivity. In the end, the study finds that in constructing subjectivity, one must embrace loss and find enjoyment in it regardless of the influence of civilized contemporary era.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S67704
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shaw, Robert
London: Routledge, 2018
307.76 SHA n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lefita Gozali
"Skripsi ini membahas mengenai permasalahan reflektif yang terjadi akibat munculnya spesiesisme yang mempunyai efek berkelanjutan bagi spesies amfibi maupun bagi lingkungan. Amfibi sebagai indikator kesehatan lingkungan telah mengalami keterancaman serius dan kematian prematur di seluruh dunia dengan berbagai penyebab yang kompleks. Hal itu didasarkan pada aspek spesiesisme yang telah mengakibatkan begitu banyak kerugian bagi spesies lain, bahkan bagi manusia sendiri. Selanjutnya, amphibian campaign muncul dalam melakukan gerakan konservasi amfibi yang tetap membutuhkan berbagai pertimbangan moral. Pembenaran etis status moral hewan ini dilandasi oleh pemikiran Peter Singer dalam menjunjung tinggi nilai moral untuk semua being melalui pertimbangan yang adil atas kepentingan, dan subjects-of-a-life Tom Regan dengan anggapan bahwa semua being adalah subjek moral yang mempunyai inherent value sehingga harus menjadi prioritas dasar dalam melakukan pertimbangan etis perilaku manusia terhadap spesies lain. Dimana dari penerapan prinsip-prinsip tersebut dapat menjadi landasan bagi pelestarian lingkungan yang berefek langsung terhadap spesies manusia maupun non-manusia.

This thesis discusses about reflection problem that caused by speciesism aspect which having a sustained effect for amphibian species as well as for the environment. Amphibians as indicators of environmental health have suffered serious threatened and premature death worldwide with a variety of complex causes. It was based on the aspects speciesism that has caused so much harm to other species, even the humans themself. Furthermore, amphibian campaign appeared in amphibian conservation movement that still requires moral considerations. Philosophical justification of the moral status of animals is based on the thought of Peter Singer in upholding moral values for all being through equal consideration of interest and subjects-of-a-life Tom Regan with the assumption that all being is the subject moral that has inherent value, so that should be a priority basis in conducting ethical human behavior towards other species. And then from the application of these principles can be the foundation for the environmental conservation that effect directly for human and non-human species."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S45174
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afif Muhammad Fatchurrahman
"Sepanjang sejarah, hewan telah dipandang sebagai spesies kelas sekunder oleh manusia. Kecenderungan ini juga tercermin dalam perlakuan manusia terhadap hewan, yang sebenernya telah mengakibatkan berbagai masalah etika dan isu-isu lingkungan hidup. Oleh karena itu, revisi dalam bagaimana manusia melihat dan memperlakukan spesies yang mirip namun berbeda dengan mereka jelas dibutuhkan, karena pada kenyataan-nya manusia telah ditakdirkan untuk hidup berdampingan dengan hewan dalam ekosistem Planet Bumi. Pertanyaan tentang perlakuan terhadap hewan dan keterlibatan mereka belakangan ini muncul dalam berbagai bidang studi, seperti filsafat, etika global, keberlanjutan, dan arsitektur, yang melahirkan paradigma baru 'post-humanisme' yang merupakan pengalihan dari 'humanisme' dengan kecenderungan antroposentris-nya. Namun, hanya sedikit yang telah benar-benar menyadari masalah ini dalam dunia praktis arsitektur. Maka dari itu, pertanyaan yang menetap adalah, haruskah hewan terlibat dalam perkembangan arsitektur? Jika ya, maka apa manfaat dari keterlibatan ini dan bagaimana seharusnya arsitek merancang arsitektur untuk hewan?

Throughout history, animals have been relegated as a secondary class species by humankind. This tendency is also reflected in human treatments upon animals, which have resulted in various ethical and environmental issues. Therefore, there is a dire needs for a revision of how humans see and treat the species that is similar, yet different to them, since humans are inevitably destined to coexist with animals in the Earth's ecosystem. Questions regarding animal treatments and involvement have subsequently arise in many fields of study, such as philosophy, global ethics, sustainability, and architecture, which brings forth the novel paradigm 'post humanism' which is an anti thesis from'humanism' anthropocentric tendencies. However, few have actually realize this problems in the practical world of architectural developments. So the question remains, should animals be involved in architectural developments If yes, then what is the benefits of this involvement and how should architect design an architecture for animals."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S66844
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This article deals with nocturnal variation of surface temperature within suburban Fairfield based on field observation. The data was acquired by traversing a route consisted of 45 measurement points. The measurements were conducted at 6, 7, 9, and 9 pm respectively. The result shows that there were both spatial and temporal variations of surface temperature over the study area, particularly when the individual surface type was considered. It was observed that the variations are caused by some factors. The result also show that there was a quite good relation between the air and surface temperature. This can be a base in developing a method for observing heat islands using thermal remote sensing technique in the future. "
GEOUGM 28:72 (1996)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Frederick A. Praeger, 1972
913.031 ANI
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Begon, Michael
Sunderland, Mass.: Sinauer Associates, 1986
591.524 8 BEG p (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dessy Marliani Listianingsih
"ABSTRAK

Untuk mewujudkan pemerintahan daerah yang baik harus dimulai dari menciptakan pemimpin daerah yang memiliki kompetensi dan kualitas yang baik, hal demikian tercermin dari pembinaan atau kaderisasi. Dalam hal ini, partai politik memiliki peran penting untuk menjalankan fungsi rekrutmen politiknya, yang di dalamnya terdapat pula kontribusi dalam melakukan kaderisasi, seleksi, dan menawarkan calon pemimpin daerah kepada rakyat melalui pilkada. Calon pemimpin daerah yang ditawarkan kepada rakyat melalui pilkada harusnya merupakan produk dari kaderisasi yang berjenjang dan berkesinambungan. Oleh karenanya, materi muatan dari Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 sebagai payung hukum pemilihan kepala daerah, khususnya pasal yang mengatur mengenai persyaratan calon kepala daerah, juga harus memasukkan ketentuan-ketentuan yang menunjang partai politik untuk melakukan fungsi kaderisasi yang berjenjang dan berkesinambungan terhadap calon kepala daerah yang akan diusung.


ABSTRACT


In order to embody a good local governance must start from creating governors who have good competence and quality, this is reflected in training or caderization. In this case, political parties have an important role to carry out their political recruitment functions, in which there are also contributions in caderizationing, selecting, and offering prospective regional leaders to the people through the elections. Prospective regional leaders who are offered to the people through the elections should be a product of a gradual and continuous caderization. Therefore, the contents of the Law number 10 of 2016 as a legal platform for the election of regional heads, in particular the article governing the requirements of candidates for regional head, must also include the rules which supports political parties to carry out the gradual and continuous caderization function of the regional head candidates to be promoted.

"
2019
T55350
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferdian Astrino Pratama
"Skripsi akan membahas fenomena terbentuknya kelompok intra partai politik dan bagaimana peran dalam politik dalam negeri. Secara spesifik akan mengkaji bagaimana kelompok Euro-Skeptis dalam Partai Konservatif Inggris. Penelian ini dipandu dengan pertanyaan penelitian bagaimana kelompok EuroSkeptis pada Partai Konservatif turut serta memberi pengaruh pada proses Referendum Inggris 2016. Teori yang digunakan untuk menjelaskan kasus yang diangkat adalah konvergensi partai dan diferensiasi kebijakan oleh Budge dkk.
untuk menjelaskan penyebab antar partai politik terdapat persamaan dan perbedaan kebijakan yang diambil, teori dimensi organisasi dan motivasi faksionalisme oleh Kim Eric Bettcher untuk menjelaskan faktor dorongan terbentuknya kelompok intra partai, dan teori hubungan partai politik dengan faksionalisme oleh Frank Belloni dan Dennis Beller untuk menjelaskan pola hubungan faksi dengan partai politik tempatnya berada.
Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian kualitatif, pengumpulan data melalui studi literatur berdasarkan keterkaitan dengan teori yang pilih dan menarik kesimpulan dari data yang telah didapat berdasarkan pada panduan pertanyaan penelitian.
Temuan dari penelitian ini adalah kelompok intra partai mempunyai kemampuan untuk mengubah keadaan politik baik dalam maupun luar partainya. Kemampuan kelompok intra ini untuk mengakses sumber daya materil maupun materil dapat menarik semakin banyak pendukung ke kelompok tersebut sebagai modal untuk mempengaruhi proses pembuatan kebijakan partainya. Pada kondisi di mana pimpinan partai tidak mampu mengendali kelompok intra ini, maka posisi pimpinan partai dapat diambil alih oleh kelompok intra tersebut sebagai awal untuk melakukan perubahan yang lebih besar.

Thesis will discuss the phenomenon of the formation of intra groups political parties and how it role in domestic politics. Specifically it will examine how the Euro Skeptics group in the British Conservative Party. This study is guided by research questions on how the Euro Skepticism of the Conservative Party contributes to the process of the British Referendum 2016. The theories used to explain the case are party convergence and policy differentiation by Budge et al.
To explain the causes of inter political parties there are similarities and differences in policy taken, the theory of organizational and motivation dimensions of factionalism by Kim Eric Bettcher to explain the factors of encouragement of intra party groups, and the political party and factionalism by Frank Belloni and Dennis Beller to explain the pattern of relationships Factions with the political parties in which they are formed.
This research will use qualitative research methods, data collection through literature study based on the relevance of selected theories and drawing conclusions from the data that have been obtained based on the research question guides.
The findings of this study are that intra party groups have the ability to change the political situation both within and outside their party. The ability of these intra groups to access material and non material resources can attract more supporters to the group as part of power to influence their party 39 s policy making process. In conditions where party leaders are unable to control this intra group, party leadership positions can be taken over by the intra group as a beginning to make larger changes.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S68877
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maudy Rahma Pranadia
"Permasalahan dalam skripsi ini ialah bagaimana permasalahan terkait barang bawaan penumpang baik itu bagasi kabin dan bagasi tercatat yang dialami oleh konsumen pengguna jasa angkutan udara di Indonesia, apakah maskapai penerbangan Qatar Airways dapat memberikan tanggung jawab atas hilangnya bagasi kabin milik Leo Mualdy Christoffel, serta bagaimana pelaksanaan tanggung jawab dari pihak maskapai penerbangan Qatar Airways dalam kasus Qatar Airways v Leo Mualdy Christoffel. Bentuk penulisan yang dilakukan dalam penelitian ini ialah penelitian yuridis normatif dengan cara menganalisis bahan pustaka atau dokumen siap pakai. Hasil penelitian menjelaskan bahwa permasalahan yang kerap terjadi terkait dengan barang bawaan penumpang maskapai penerbangan ialah terjadinya kehilangan terhadap barang bawaan penumpang baik bagasi tercatat maupun bagasi kabin. Maskapai penerbangan Qatar Airways dapat memberikan tanggung jawab terhadap kerugian yang dialami oleh konsumen karena tindakan yang dilakukan oleh Qatar Airways yang telah lalai dalam menerapkan pelayanan jasa serta standar mutu yang sangat merugikan konsumen. Qatar Airways sebagai pelaku usaha penerbangan harus bertanggung jawab untuk melakukan ganti rugi atas kerugian yang dialami oleh konsumen menurut Undang-Undang Perlindungan Konsumen dan Undang-Undang Penerbangan. Penulis memiliki beberapa saran terkait permasalahan dalam skripsi ini yaitu Kementerian Perhubungan harus menindak tegas segala bentuk pelanggaran karena hal tersebut merugikan konsumen penerbangan di Indonesia, perlunya perlindungan hukum terhadap penumpang pesawat udara sebagai konsumen yang merasa hak-hak nya dirugikan, serta maskapai Qatar Airways harus meningkatkan sistem keamanan dalam kabin pesawat dengan penyediaan alat pengamanan dalam kabin serta pihak maskapai harus menindak secara tegas oknum-oknum yang melakukan pencurian.
The problem explained within this thesis is about the carriages carried by passengers of airline companies whether it 39 s listed baggage or cabin baggage experienced by indonesian users of international airline service, whether Qatar Airways capable of the liability caused by the loss of baggage belonging to Leo Mualdy Christoffel that was stored on the cabin, and how the liability is enforced. The Writing form for this thesis is normative juridical, by analyzing Literatures and ready documents. The research points out the problem that is often experienced with passenger 39 s baggage is the loss of carriages whether it 39 s listed or not cabin. Qatar Airways airline service may give responsibility for losses suffered by consumers due to the action taken by Qatar Airways which has been negligent in applying the standard of service and quality that is very detrimental to consumers. Qatar Airways as flight business operators should be responsible for conducting compensation for losses suffered by consumers under the Consumer Protection Law and the Law on Aviation. The author has suggestions related to problems in this thesis which is for the Ministry of Transportation must take stern action against any violation because it is detrimental to consumers low in Indonesia, the need for legal protection against air passengers as consumers feel the rights of its impaired, Qatar Airways must improve security systems within the aircraft cabin with the provision of security equipment in the cabin and the airline should minimize those who commit theft."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2017
S66374
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>