Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129443 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hilman Rizaldi Ruswin
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prediksi orientasi dominansi sosial SDO dan identitas sosial terhadap intoleransi politik di Indonesia. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian korelasional. Alat ukur yang digunakan adalah Skala Orientasi Dominansi Sosial dan Skala Intoleransi Politik Putra, 2007 serta adaptasi dari Alat Ukur Identitas Sosial Kusumawardhani, 2010 . Penelitian dilakukan pada 772 mahasiswa S1/D4 yang dilakukan dengan accidental sampling dengan mengisi kuesioner daring melalui tautan http://lurus.in/niatnya. Penelitian ini menemukan bahwa SDO dapat memprediksi kemunculan intoleransi politik = 0,260, p < 0,05 , dan identitas sosial memiliki pengaruh yang kecil dalam memprediksi kemunculan intoleransi politik = 0,138, p < 0,05.

This study aims to predict social dominance orientation SDO and social identities religion and ethnicity on political intolerance. This study used correlational method, and examine SDO with Skala Orientasi Dominansi Sosial Putra, 2007 , political intolerance with Skala Intoleransi Politik Putra, 2007 , and social identity with Alat Ukur Identitas Sosial Kusumawardhani, 2010 . The researcher used online questionnaire http lurus.in niatnya with 772 undergraduate students as sample with accidental sampling. The researcher found that SDO predicts political intolerance 0,260, p 0,05 and a small contribution of social identity to predict political intolerance 0,138, p 0,05."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67821
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sona Pribady
"Melalui penelitian ini, penulis ingin melihat pengaruh identifikasi dan ancaman terhadap identitas sosial, terutama yang mengarah pada diri individu, dalam pengambilan keputusan pada kondisi dilema sosial melalui permainan prisoner`s dilemma. Berdasarkan penjelasan pada teori identitas sosial dan teori mengenai ancaman terhadap identitas sosial, penulis menduga bahwa tingkat identifikasi dan kehadiran ancaman identitas sosial yang mengarah pada diri individu akan mempengaruhi pengambilan keputusan partisipan ketika dihadapkan pada kondisi dilema sosial, yaitu apakah partisipan akan lebih kooperatif atau non-kooperatif. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental, dengan desain within-subject 2 (Identifikasi: Tinggi vs rendah) X 3 (Ancaman terhadap identitas sosial: prototypical vs kategorisasi vs kontrol). Hasil analisis dari penelitian yang dilakukan tidak menunjukan dukungan terhadap dugaan tersebut χ (1, N = 165) = 1.610, p > 0.05. Dengan demikian, tidak ada pengaruh yang signifikan dari tingkat identifikasi dan ancaman terhadap identitas sosial pada pengambilan keputusan dalam kondisi dilema sosial.

Within this research, author wanted to study about identification level and social identity threat, especially which is directed on individual self, on decision making in social dilema condition through prisoner`s dilema game. Based on social identity theory and social identity threat theory, author predicted that identification level and social identity threat which is directed on individual self will influence decision making process on participant when they were being on social dilemma condition, whether they will be more cooperative or noncooperative. This research used experimental method, within subject design 2 (Identification: High vs low) X 3 (Social identity threat: prototypical vs categorization vs control). Our results of analysis from this research showed that there were no supportive finding to our hypotheses χ (1, N = 165) = 1.610, p > 0.05. This finding concludes that there is no significant effect from identification level and social identity threat on decision making process in social dilemma condition."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
T43884
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyandra Faza Qintara
"Bersamaan dengan perang informasi dan manipulasi media di bawah kontrol pemerintah semenjak operasi militer Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, pemerintah Rusia memblokir akses masyarakat ke media sosial populer asal barat, seperti Instagram, Facebook, dan Twitter. Akibatnya, aplikasi asal Rusia, Telegram, meraih popularitas di Rusia dan dimanfaatkan oleh para millitary bloggers pro-Rusia untuk menyebarkan kesadaran akan konflik yang tengah menjadi sorotan masyarakat. Penelitian ini berusaha menjelaskan motivasi yang mendasari penyebaran informasi di kanal Telegram @maryananaumova. Dengan menggunakan metode analisis konten, penulis menemukan pola konten berulang yang didominasi oleh tuduhan dan ujaran kebencian terhadap Ukraina, serta narasi pencitraan/image branding Rusia selama bulan April-Mei 2022. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa identitas nasional dan afiliasi politik Maryana memiliki pengaruh dalam membentuk narasi di kanal Telegram yang cenderung memprioritaskan harga diri kelompok pro-Rusia.

Along with the cyber war and media manipulation under government control since the Russian military operation of Ukraine in February 2022, the Russian government has blocked public access to popular western social media, such as Instagram, Facebook and Twitter. As a result, a Russia-based social media called Telegram gained popularity and is used by pro-Russian military bloggers to spread awareness of the issue that was currently in focus among society. This research seeks to explain the motivation underlying the dissemination of information on @maryananaumova Telegram channel. By utilizing content analysis methods, the author identified recurring content patterns dominated by accusations and expressions of hatred towards Ukraine, as well as Russia’s image branding narrative throughout April-May 2023. The findings of this research demonstrate that Maryana's national identity and political affiliation exert influence in shaping the narrative on the Telegram channel, which tends to prioritize the dignity of pro-Russian groups."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wiliana
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh orientasi dominansi sosial SDO dan otoritarianisme sayap kanan RWA terhadap kesadaran kelas atau derajat sejauh mana individu memahami posisi mereka dan menempatkan diri mereka dalam hubungan antarkelas. Pengukuran kesadaran kelas pada penelitian ini menggunakan alat ukur Multidimensional Class Consciousness Scale MCCS. Orientasi dominansi sosial ialah derajat sejauh mana individu menginginkan kelompok mereka untuk mendominasi dan menjadi lebih unggul dari kelompok lainnya, dan diukur dengan alat ukur Social Dominance Orientation Scale SDO6. Otoritarianisme sayap kanan ialah derajat sejauh mana seseorang percaya untuk tunduk terhadap otoritas yang ada dan norma-norma sosial yang didukung oleh otoritas ini, dan diukur dengan Short Version Right-Wing Authoritarianism Scale SV-RWA. Partisipan penelitian ini ialah 129 mahasiswa S1 Universitas Indonesia usia 17 hingga 27 tahun. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa orientasi dominansi sosial dan otoritarianisme sayap kanan memprediksi kesadaran kelas yang rendah pada mahasiswa S1.

The present study aims to investigate the effects of social dominance orientation SDO and right wing authoritarianism RWA on class consciousness or the extent to which individuals acknowledge and situate themselves within class relations. Class consciousness is measured with the Multidimensional Class Consciousness Scale MCCS. Social dominance orientation is the extent to which one desires that one 39 s ingroup dominate and be superior to outgroups and it is measured with the Social Dominance Orientation Scale SDO6. Right wing authoritarianism is the extent to which an individual believe strongly in submission to established authorities and the social norms these authorities endorse and it is measured with the Short Version Right Wing Authoritarianism Scale SV RWA. The study participants are 129 undergraduate students aged 17 to 27 enrolled in Universitas Indonesia. The result of this research shows that social dominance orientation and right wing authoritarianism predict lower class consciousness in college students."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Damai Hati
"Tesis ini memuat penelitian tentang proses representasi sosial dalam mengkonstruksi identitas tempat tinggal, Identitas tempat tinggal selama ini dikenal sebagai hasil dari kognisi manusia terhadap tempat tinggal yang dilihatnya (Prohansky, 1983). Hal ini bisa dilihat dari aktivitas, fasilitas, status sosial penghuni, dan suasana tempat tinggal. Dalam psikologi sosial, identitas tempat tinggal sebenarnya bukan merupakan bentuk yang sudah jadi dan dicerminkan dalam tempat tinggal, melainkan identitas tempat tinggal dikonstruksi sedemikian rupa sehingga tempat tinggal tersebut mampunyai identitas yang dapat diterima oleh masyarakat. Dalam mengkonstruksi identitas tempat tinggal ini terdapat proses representasi sosial sehingga terlihat bahwa identitas tempat tinggal merupakan hasil dari proses sosial yang direpresentasikan oleh agen sosial, yaitu kelompok produsen.
Dalam tesis ini, representasi sosial yang digunakan adalah tipe hegemonic, di mana kelompok produsen (pengembang, arsitek, media, dan marketer) aktif mengkonstruksi identitas tempat tinggal sedangkan kelompok konsumen (calon penghuni) hanya penerima representasi dari kelompok produsen.
Penelitian menunjukkan bahwa identitas tempat tinggal memang dikonstruksi dan awal pembangunan tempat tinggal. Konstruksi identitas tempat tinggal merupakan bagian dari tahap perencanaan dari kelompok produsen. Di dalam prosesnya, terdapat penambahan unsur-unsur bernilai guna menarik kelompok konsumen. Penerimaan identitas tempat tinggal disesuaikan kelompok konsumen sehingga identitas tempat tinggal mampu memberikan identitas kelompok konsumen."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T18603
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitrah Munir
"Tesis ini membahas proses pembentukan orang kuat lokal di Jakarta Pasca Orde Baru. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan jaringan sosial dan identitas sosial berperan besar dalam proses pembentukan orang kuat lokal di Jakarta. Dalam lanskap sosial politik Indonesia pasca orde baru dimana sumber-sumber daya (sosial, politik, dan ekonomi) tidak lagi terpusat, jaringan sosial mampu menciptakan ruang bagi seorang agen/aktor untuk memperoleh atau meminjam berbagai sumber daya tersebut dari berbagai sumber untuk tujuan-tujuan instrumental dirinya. Sementara identitas sosial sebagai sumber pemaknaan yang sangat penting bagi manusia berperan dalam menciptakan solidaritas kelompok berbasis identitas. Kelompok elit dapat menggunakan solidaritas kelompok ini dengan menawarkan tujuan-tujuan yang dianggap sebagai tujuan bersama meskipun secara samar, tujuan-tujuan tersebut sangat menguntungkan elit tersebut.

This thesis describes the process in the making of local strongmen in the Jakarta Post New Order. This study is a qualitative research with case study design. The results showed social networks and social identity plays a major role in the formation of local strong men in Jakarta. In the social landscape of Indonesian politics after the new order in which the resources (social, political, and economic) is no longer centralized, the social networks is able to create space for an agent / actor to obtain or borrow these resources from various sources for his instrumental purposes. While social identity as a source of meaning that is very important for the human, has a role in creating a group solidarity based on identity. The elite group can use this group solidarity by offering some goals which is considered as a common goal though vaguely, these goals are very profitable for elite."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwiditya Pamungkas
"Skripsi ini membahas gejala perwujudan kelompok hobi dalam kehidupan sosial masyarakat Jakarta, yaitu kelompok hobi Harley-Davidson. Kelompok hobi ini dalam kenyataanya memiliki identitas tertentu sebagai identifikasi perbedaan dengan kelompok-kelompok hobi lainnya serta persamaan bagi sesama anggota kelompok. Identitas kelompok hobi ini dapat diidentifikasi melalui bentuk atribut-atribut yang digunakan oleh para anggota yaitu motor Harley-Davidson, pakaian khusus, helm dan berbagai aksesoris. Para anggota kelompok motor Harley-Davidson memang umumnya berasal dari kelas sosial atas seperti tercermin dari latar belakang profesi mereka yaitu pejabat pemerintah dan pengusaha papan atas. Melalui kegiatan interaksi sosial antar anggota berbagai peluang bisnis pun dapat dinegosiasikan dan disepakati diantara mereka. Oleh karena itu, penelitian ini memfokuskan pada signifikansi identitas sosial dalam memanfaatkan peluang bisnis dan menunjukan status sosial. Kegiatan penelitian ini menerapkan metode dan pendekatan kualitatif dengan teknik wawancara mendalam dan pengamatan terlibat.

This undergraduate thesis examines urban social phenomenon of a hoby group whose members are fond to ride big bike motor particularly Harley-Davidson. This group as a matter of fact has and reflect an identity to distinct itself from other similiar groups and to identify their social and economic characteristics among the members. It can be identified by the use of attributes such as leather jacket, boots, and other Harley-Davidson’s accessories. All of these attributes are symbol which belong to members upper class social status. Most of the members have professions such as high level government official and rich enterpreneurs. Therefore, membership, in this matter, function as means to show their social status. Besides that, thiis hobby group functions as well providing arenas too deal business matters among members. This research was carried out based on qualitative methods, in paricular applying depth interview and observation."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S53524
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Idhamsyah Eka Putra
"Penelitian ini merupakan upaya untuk menemukan pengaruh orientasi keberagamaan, ideologi politik konservatif agama, fundamentalisme agama, dan orientasi dominasi sosial terhadap intoleransi politik. Satu set kuesioner telah dibagikan dan diisi oleh 300 orang partisipan beragama Islam. Rentang umur partisipan adalah antara 15 sampai 65. Temuan dari penelitian lni menunjukkan bahwa ideologi politik konservatif agama memiliki. pengaruh langsung teihadap intoleransi politik. Orientasi keberagamaan ekstrinsik, orientasi keberagamaan intrinsik, dan ideologi politik konservatif agama terbukti memiliki pengamh tidak langsung terhadap lntoleransi politik. Fundamentalisme agama dan orientasi dominasi sosial terbukti sebagai mediator pada pengaruh orientasi keberagamaan ekstrinsik, orientasi keberagamaan intrinsik, dan ideologi politik konservatif agama terhadap intoleransi politik. Fundamentalisme agama terbukti menjadi moderator pengaruh orientasi keberagamaan terhadap intoleransi politik. Sedangkan orientasi dominasi social terbukti merupakan moderator antara pengaruh ideology politik konservatif agama terhadap intoleransi politik. Hasil penelitian menunjukkan kalau orientasi keberagaman intrinsic terbukti dapat menjadi intoleransi politik jika dimediasikan oleh fundamentalisme agama dan orientasi dominasi social. Saran bagi penelitian selanjutnya adlah mencoba melakukan penelitian pengaruh fundamentlisme agama terhadap intoleransi politik yang dipengaruhi oleh identitas kelompok.

The study examine the effects of religious orientation, religious conservative politiC3l ideology, religious fundamentalism, and social dominance orientation on political intolerance. A set of questionnaire were administrated to 300 participants with Islamic background aged between 15 to 65 years. This study showed that religious conservative political ideology has direct effect on political intolerance. Religious fundamentalism and social dominance orientation significantly mediated the effects of extrinsic religious orientation, intrinsic religious orientation, and religious conservative political ideology on political intolerance. Religious fundamentalism was proved to moderating the effect of religious orientation on political intolerance. Social dominance orientation had significantly moderated the effect of religious consetvative political ideology on political intolerance. The result showed that intrinsic religious orientation would result on political intolerance if mediated by religious fundamentalism and social dominance orientation. Further research is needed to examine the effect of religious fundamentalism and group identity on political intolerance."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T33685
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The language we use forms an important part of our sense of who we are, of our identity. This book outlines the relationship between our identity as members of groups, ethnic, national, religious and gender, and the language varieties important to each group. What is a language? What is a dialect? Are there such things as language ‘rights’? Must every national group have its own unique language? How have languages, large and small, been used to spread religious ideas? Why have particular religious and linguistic ‘markers’ been so central, singly or in combination, to the ways in which we think about ourselves and others? Using a rich variety of examples, the book highlights the linkages among languages, dialects and identities, with special attention given to religious, ethnic and national allegiances."
Cambridge, UK: Cambridge University Press, 2009
e20394924
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
""We live in an ever-changing social world, which constantly demands adjustment to our identities and actions. Advances in science, technology and medicine, political upheaval, and economic development are just some examples of social change that can impact upon how we live our lives, how we view ourselves and each other, and how we communicate. Three decades after its first appearance, identity process theory remains a vibrant and useful integrative framework in which identity, social action and social change can be collectively examined. This book presents some of the key developments in this area. In eighteen chapters by world-renowned social psychologists, the reader is introduced to the major social psychological debates about the construction and protection of identity in face of social change. Contributors address a wide range of contemporary topics - national identity, risk, prejudice, intractable conflict and ageing - which are examined from the perspective of identity process theory"--"
Cambridge: Cambridge University Press, 2016
305 IDE
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>