Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168041 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ganang Fikriawan Maztreeandi
"Skripsi ini bertopik peran soft power Jepang terhadap alasan studi pembelajar Bahasa Jepang di level internasional. Masalah penelitian yang diajukan dalam penelitian ini ialah faktor apa yang melatarbelakangi pelajar asing untuk mengikuti pendidikan Bahasa Jepang, apa saja sumber kekuatan Jepang dalam konteks soft power, sumber soft power apa saja yang berperan dalam memikat pelajar asing Bahasa Jepang, dan apa manfaat dari memikat pelajar asing Bahasa Jepang bagi Jepang. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif, sedangkan teknik penelitian yang digunakan ialah studi kepustakaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa alasan studi Bahasa Jepang yang terekam dalam Survey on Japanese Language Education Abroad yang mengindikasikan adanya peran soft power Jepang pada dimensi culture, education, dan enterprise dalam membentuk alasan studi tersebut. Dari perspektif Jepang, upaya mempromosikan pendidikan Bahasa Jepang di luar negeri merupakan salah satu strategi dalam diplomasi budaya Jepang yang bertujuan untuk menciptakan rasa saling pengertian antarnegara, mencitpakan citra negara yang positif, menyokong brand image Jepang, dan memunculkan individu dan kelompok yang pro-Jepang.

The topic of this research is the role of Japan's soft power towards the reason of study of Japanese language among students in international level. The proposed research problems are the study background of foreign students who take part in Japanese language education, the source of Japan's power in the context of soft power, Japan's soft power resources that contributed in shaping the reason of study among foreign students, and the benefit of attracting foreign students to learn Japanese language in Japan's perspective. This thesis uses qualitative research method, and uses literature study technique.
The results of this research shows that several reasons of study of Japanese Language recorded in the Survey of Japanese Language Education Abroad indicate that Japan's soft power in cultural, education, and enterprise dimensions have contributed in shaping the aforementioned reasons of study. From Japan's perspective, the effort in promoting Japanese language education abroad is one of the strategies used in Japan's cultural diplomacy that aims to create mutual understanding between nations, to produce positive image of Japan, to support Japan's brand image, and to foster pro Japanese individual and groups.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S67100
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roffe Rizqullah Daniswara
"Soft Power merupakan salah satu cara dari sebuah negara memberikan pengaruhnya melalui daya tarik kepada negara yang dituju. Jepang memberikan pengaruh di Indonesia melalui berbagai cara, namun salah satunya adalah pengajaran bahasa Jepang di Indonesia. Melalui Japan Foundation dan kerjasama dengan pemerintah Indonesia, berbagai program pengajaran bahasa Jepang seperti program JF Standard, Marugoto & Marugoto online course, NIHONGO Partners, dan Magang di Jepang dilaksanakan untuk memberikan pengaruh Jepang di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk membahas soft power di dalam pengajaran bahasa Jepang di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis, serta menggunakan konsep soft power dari Nye (2004, dan unit analisa yang dibahas adalah Bahasa Jepang. Hasil penelitian menunjukkan adanya soft power Jepang dalam pengajaran bahasa Jepang di Indonesia menghasilan dampak di masyarakat Indonesia khususnya pandangan Indonesia terhadap Jepang.

Soft power is a way for a country to exert influence through attraction to other countries. Japan exerts influence in Indonesia in various ways, but one of them is Japanese language teaching in Indonesia. Through the Japan Foundation and collaboration with the Indonesian government, Japanese influence was carried out in Indonesia. This study aims to discuss soft power in Japanese language teaching in Indonesia. This research uses the descriptive analysis method and uses Nye's (2004) concept of soft power, and the unit analysis discussed is Japanese. The results showed that Japanese soft power in Japanese language teaching in Indonesia made some effect in Indonesia especially Indonesian perspective to Japan.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Saraswati Tri Octaningrum
"Jurnal ini membahas tentang bagaimana Cosplay digunakan sebagai soft power Jepang. Makalah ini menggunakan metode analisis dekriptif dengan landasan teori soft power yang dikemukakan oleh Joseph S. Nye Jr. dan budaya populer oleh John Storey. Hasil analisis dalam jurnal ini menunjukan bahwa dengan memanfaatkan cosplay sebagai budaya populer, Jepang mampu menjalin kerjasama dengan dunia internasional termasuk Indonesia. Dengan mendukung acara cosplay berskala internasional yaitu World Cosplay Summit, pemerintahan Jepang merubah citranya dari negara yang berhaluan militer dan berekonomi kuat, menjadi negara yang juga memiliki budaya dan intelektualitas yang kuat. Selain merubah citranya di mata internasional, dengan cosplay, Jepang berusaha membuat negara lain mengerti lebih dalam tentang negri mereka sehingga nantinya tidak akan menimbulkan kesalah pahaman. Hal ini kemudian memberikan hasil yang baik dalam bidang diplomasi antara Jepang dengan Negara lain.

This paper explains about how Japan use cosplay as its soft power. This paper use descriptive analysis as a method and using the concept of soft power by Joseph S. Nye Jr. and the concept of Pop culture by John Storey. The result of the analysis on this paper shows that by utilizing pop culture, in this case cosplay, Japan able to work together with international world, including Indonesia. By supporting international cosplay event that called as World Cosplay Summit, the Japanese government change its image from country that known as military country and has powerful economy, to a country that also has a strong culture and intellect. In addition to changing its image in the international community, with cosplay, the Japanese tried to make other countries understand more about their country so that they would not inflict misunderstanding. It will gives good results in the field of diplomacy between Japan and other countries."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Stella Edwaina Mangowal
"Tesis ini membahas soft power Jepang yang disebarkan melalui tiga soft power currencies dalam program pertukaran pelajar JENESYS (Japan-East Asia Network of Exchange for Students and Youths). Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa ketiga soft power currencies tersebut berhasil meningkatkan citra Jepang di Indonesia. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif, dan data dikumpulkan dengan cara in-depth interview. Responden adalah peserta JENESYS yang mengikuti program setelah lulus seleksi. Responden sebanyak 7 orang. Hasil dari penelitian adalah ketiga soft power currencies berhasil meningkatkan citra Jepang di Indonesia melalui program JENESYS, dan adanya kepentingan ekonomi Jepang dibalik meningkatnya citra positif tersebut.

This dissertation discusses Japan's soft power that is spread through three soft power currencies in a student exchange programme named JENESYS (Japan-East Asia Network of Exchange for Students and Youths). The aim of this research is to prove that the three soft power currencies can elevate Japan's image in Indonesia. The research uses quantitative method, and data are collected by using in-depth interview. Respondents are JENESYS's participants that took part in the programme through a selection. There are 7 respondents. The result of the research is that all three soft power currencies has elevated Japan's image in Indonesia through the JENESYS Programme, and that there are Japan?s economic interest behind the elevated image."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
T28001
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Silvya Priesca Nurhidayati
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh anime sebagai soft power Jepang melalui strategi diplomasi kebudayaan terhadap para fans anime dikalangan remaja khususnya siswa SMA dalam mengkonsumsi produk Jepang. Teknik pengumpulan penelitian ini dengan metode kuantitatif dari hasil survey kepada fans anime siswa SMA/sederajat yang terdiri dari 8 SMA/sederajat di wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Berdasarkan hasil data, bahwa anime memberikan pengaruh kepada penggemarnya dalam mengkonsumsi produk Jepang seperti merchandise, makanan dan minuman Jepang. Selain itu, anime dapat membantu pemerintah Jepang dalam menumbuhkan minat para penggemarnya untuk bekerja di Jepang dalam menghadapi permasalahan nasionalnya yaitu krisis tenaga kerja.

This study aims to analyze the influence of soft power; anime on anime fans among senior high school students to consume Japanese products, and work in Japan through cultural diplomacy strategy. This study uses a quantitative method with a survey conducted to anime fans who are members of Japanese community at school, which consists of 8 senior high schools in the South and East Jakarta. The results of this study found that anime as Japanese soft power influenced anime fans to consume Japanese products such as merchandise, Japanese food, and drinks. Other than that, anime can attract anime fans to working in Japan, which is helping the Japanese government in dealing with a lack of labor in Japan."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tazkia Amalia
"Penelitian ini membahas bagaimana pengaruh yang diberikan virtual Youtuber Jepang kepada virtual Youtuber di Indonesia. Penulis menggunakan metode deskriptif analisis, dan konsep Soft Power milik Nye dan teori Soft Power Currencies oleh Vuving. Setelah virtual Youtuber Kizuna AI mencetuskan istilah “Virtual Youtuber”, keberadaan virtual Youtuber semakin mendapatkan perhatian dan diminati oleh banyak orang. Hal ini membuat Pemerintah Jepang memanfaatkan virtual Youtuber Jepang sebagai salah satu sumber soft power mereka. Tiga Soft Power Currencies digunakan untuk mengukur bagaimana virtual Youtuber Jepang dapat berkerja sebagai soft power Jepang terhadap virtual Youtuber Indonesia. Pertama, benignity, munculnya rasa suka dari kelompok creator virtual Youtuber Indonesia terhadap virtual Youtuber Jepang, serta rasa terima kasih kepada virtual Youtuber Jepang yang memberikan kesempatan kepada beberapa virtual Youtuber Indonesia untuk mengikuti acara virtual Youtuber yang ada. Kedua, brilliance, banyak kelompok creator virtual Youtuber di Indonesia yang mulai membuat virtual Youtuber karena tertarik dan terinspirasi dengan virtual Youtuber Jepang. Ketiga, beauty, karena memiliki tujuan yang sama yaitu untuk menghibur para penontonnya, membuat virtual Youtuber Indonesia mencontoh cara-cara yang telah dilakukan oleh virtual Youtuber Jepan.

This study discusses the influence of Japanese virtual Youtubers virtual towards Indonesian virtual Youtubers. The author of the study employs descriptive analytical methods, Nye’s Soft Power concept and Vuving’s Soft Power Currencies theory. After virtual Youtuber Kizuna AI coined the term "Virtual Youtuber," the existence of virtual Youtuber gained significant recognition and attention among many people. This makes the Japanese Government utilizes Japanese virtual Youtubers as one of their soft power resources. Three Soft Power Currencies were used to measure how Japanese virtual Youtubers works as one among Japanese soft powers on Indonesian virtual Youtubers. Firstly, Benignity, the emergence of the positive attitudes within Indonesian virtual Youtuber creator community towards Japanese virtual Youtubers, as well as the gratitude to the Japanese virtual Youtubers for giving opportunities to several Indonesian virtual Youtubers to take part in the existing virtual Youtuber event(s). Secondly, Brilliance, the appearance of Indonesian virtual Youtuber creators who started producing virtual Youtuber contents due to their interests to and inspirations from the Japanese virtual Youtubers. Thirdly, Beauty, the existence of similar objectives of both Japanese and Indonesian virtual Youtubers which is to entertain their respective audience, causing Indonesian virtual Youtubers to imitate the methods conducted by Japanese virtual Youtubers."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Andriany Prasari
"Currencies Nye mengungkapkan bahwa setiap negara memiliki dua jenis kekuasaan yaitu hard power yang mencakup ekonomi dan militer, serta soft power yang mencakup budaya, kebijakan pemerintah, dan kebijakan luar negeri. Jepang memiliki banyak sumber soft power salah satunya adalah kawaii culture. Mengikuti bangkitnya budaya populer Jepang melalui globalisasi, kawaii culture ikut tersebar ke berbagai penjuru dunia. Tujuan penulisan ini adalah menjelaskan kekuatan kawaii culture sebagai soft power Jepang dengan menggunakan teori Soft Power Currences oleh Vuving (2009). Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini adalah metode kualitatif dengan metode deskriptif analisis. Penulis menggunakan metode kepustakaan dalam teknik pengumpulan data. Pembahasan menunjukkan bahwa kawaii culture memberikan pengaruh terhadap gaya hidup serta preferensi pelakunya.

According to Nye, every country possesses two kind of power; hard power which includes economic and military, and soft power which includes culture, government policy and foreign policy. Japan possesses multiple soft power sources; one of them is kawaii culture. Following Japanese popular culture's revival through globalization, kawaii made its way around the world. This thesis is meant to explain kawaii's prowess as Japan's soft power based on Soft Power Currencies Theory developed by Vuving (2009). This thesis is using qualitative method with analytical description. Literature method is also used in gathering necessary datas. This research concludes that kawaii culture is affecting its consumer's life style and preference."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57917
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angeline Christiani C.
"Tulisan ini mengkaji tentang bagaimana karakter Doraemon yang terus berkembang dan dapat diterima tidak hanya oleh masyarakat Jepang, tetapi masyarakat dunia pun mengenal dan menyukai Doaremon. Seiring dengan perkembangan Doraemon yang terus mendunia, karakter ini pun menjadi budaya populer yang merupakan soft power Jepang untuk membawa pengaruhnya kepada dunia. Ide dan gagasan yang terkandung di dalam karakter Doraemon inilah yang membuatnya begitu disukai oleh banyak orang. Dengan adanya karakter Doraemon, Jepang memperkenalkan budaya, bahasa serta adat istiadatnya kepada dunia, dan dunia pun mulai mengenal dan tertarik dengan Jepang.

This paper making of how the character Doraemon growing and accepted by the global Community. Doraemon keep growing and became into popular culture that is Japan’s soft power, and now Japan use soft power for influencing the world. The concept and idea in the story that made doraemon favored by many people. Pass through Doraemon Japan Introduce their culture, language and custom to the world’s, and world’s become know and interest with Japan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Kamil Ghiffary A.
"ABSTRAK
Konsep dari gastrodiplomacy atau yang biasa disebut sebagai culinary diplomacy adalah sebuah teori yang memanfaatkan kuliner sebagai instrumen penting dalam komunikasi antar negara. Komunikasi menggunakan kuliner tersebut berusaha untuk menghilangkan perbedaan yang pada umumnya dibatasi oleh keragaman budaya, ideologi maupun politik dengan menyamakan selera pada satu hidangan yang tersedia. Penyamaan selera dalam makanan diharapkan berujung pada peningkatan interaksi serta kerjasama antar bangsa, yang diawali dengan masuknya informasi, pesan dan ideologi yang terkandung dalam makanan tersebut. Penerimaan pesan tersebut menjadi sebuah kunci awal yang krusial bagaimana sebuah ideologi asing dari negara lain bisa diterima pada sebuah bangsa. Pemilihan sushi sebagai instrumen utama Jepang dalam praktik gastrodiplomacy Jepang terhadap masyarakat global merupakan gerakan yang sangat berpotensial. Selain sebagai salah satu makanan yang paling dikenali dan digemari di seluruh dunia, sushi juga memiliki catatan historis dan memiliki ikatan yang kuat dengan sistem kebudayaan masyarakat Jepang. Terdapat beberapa hal yang harus dianalisis terlebih dahulu, namun bentuk gastrodiplomacy adalah gerakan yang sangat menjanjikan bagi negara yang modern.

ABSTRACT
The concept of culinary diplomacy or gastrodiplomacy is primaly about utilizing food or culinary as the main instrument of communication between nations. Food or culinary based communication as the media of gastrodiplomacy tries to obliterate the differences between nations divided by cultures, political agendas and ideologies. The main purpose is to provide a similarity of the taste within the culinary itself with expectation of increased interaction between nations in the future as well as coorporation, started by an acceptance of information inside the food such as cultural messages and ideologies from its origin nation. An acceptance of the food as well as the messages within the food is the main key of how foreign ideologies to be successfully rooted into a society. Subsequently, the choosing of sushi for the prime instrument for Japan as their main Soft Power media is a potentially positive action. Aside of how sushi is a well known culinary dish in all over the world, sushi also has a very long historical stories as well as strong connection with Japanese Traditional Society. Thereupon there are several data need to be analyzed for further identification. However gastrodiplomacy is a promising motion for a modern nation."
2017
S68198
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Muh. Zulkaramy Temmu P. Amiruddin
"ABSTRAK
Soft Power adalah kemampuan untuk mengubah atau memengaruhi kelompok lainnya melalui aset-aset yang sifatnya takbenda. Soft power tersebar melalui arus globalisasi, sehingga memungkinkan orang-orang di berbagai belahan dunia dapat menerima dampak dari soft power. Salah satu bentuk dari soft power adalah diplomasi kebudayaan melalui kuliner atau dikenal dengan teori gastrodiplomacy. Gastrodiplomacy adalah proses diplomasi yang menjadikan kuliner sebagai alat utama untuk meningkatkan kualitas hubungan antar negara, melalui diplomasi jenis ini, diharapkan nilai-nilai implisit dari kuliner seperti nilai budaya, sejarah, dan norma-norma yang terkandung dapat tersampaikan dan diterima dengan baik di negara lain. Ramen merupakan salah satu kuliner populer Jepang yang telah tersebar secara global, ramen memiliki catatan historis yang panjang dan dalam, serta kaya akan nilai-nilai budaya yang berkaitan dengan masyarakat Jepang. Dengan demikian ramen dapat menjadi aset gastrodiplomacy yang potensial bagi Jepang, dan menggunakan ideologi-ideologi yang terkandung dalam ramen sebagai bentuk soft power mereka.

ABSTRACT
Soft power is an ability to change or influence other communities through intangible assets . Soft power spread through globalization, therefore it is possible for everyone in the world to receive the impact of the soft power. One of the forms of soft power is cultural diplomacy through culinary or commonly known as gastrodiplomacy theory. Gastrodiplomacy is a diplomacy process which uses culinary as a major tool to increase relationship quality among nations, through this kind of diplomacy, it is expected that the implicit values of culinary such as cultural values, history, and norms can be conveyed and well received in other nations. Ramen has become one of the most popular food in Japan which has been widespreaded globally. Historically, ramen has a huge progress development and has a plenty of Japanese cultures related to its society, therefore it can be a potential gastodiplomacy asset of Japan itself, by utilizing ideologies contained in ramen as their own soft power."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>