Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 62104 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Steven Ramli
"Proses pengeluaran air pada batu bara merupakan hal yang sangat penting dalam industri batu bara disebabkan oleh dampak yang ditimbulkan pada saat penanganan dan penentuan karakteristik daripada produk batu bara dan tailing. Metode filtrasi komersil yang ada saat ini tidak cukup efektif serta berat dalam segi biaya. Dengan demikian, proses pengeluaran air dibantu oleh bahan kimia aditif dengan berbagai dosis diperkenalkan untuk melihat dampaknya pada perubahan jumlah filtrasi dan kelembaban hasil filtrasi tanpa harus meningkatkan biaya operasional secara signifikan. Eksperimen ini dilakukan dengan menggunakan tekanan vakum dan dengan sinergi oleh software komputer, data air yang dapat dikeluarkan daripada campuran air dan batu bara terhadap waktu dapat diamati. Perbedaan tekanan yang digunakan pada peralatan ini adalah 60 kPa dan diaplikasikan untuk seluruh rangkaian eksperimen dengan komposisi campuran solid dan liquid sebesar 20 . Tujuan daripada eksperimen ini adalah untuk mempelajari dan menganalisa kinetik daripada filtrasi dan sifat hasil filtrasi batu bara dan tailing dengan menggunakan surfaktan anionik dan kationik: AERODRI 104, AERODRI 105 dan CTAB, diikuti oleh penggunaan flokulan anionik: A962, dan yang terakhir dengan mencampurkan surfaktan anionik, AERODRI 105, dengan flokulan anionik. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa dengan menggunakan surfaktan anionik pada sampel batu bara, penurunan kelembaban dapat dicapai. Selanjutnya, ditemukan juga bahwa flokulan dapat meningkatkan kelembaban hasil filtrasi dan dengan menggunakan campuran flokulan dan surfaktan anionik menghasilkan produk dengan kelembaban yang lebih rendah dan jumlah pengeluaran air yang lebih tinggi.

Dewatering of ultrafine coal and refuse slurries are of major importance to the coal industry due to their impacts on the handling and utilisation characteristics of coal products and tailings disposal. Available commercial filtration methods are either ineffective or costly for ultrafine coal and tailings dewatering. Therefore, dewatering assisted by chemical is introduced at various dosages to observe the changes in filtration rate and moisture content of cake without significantly increase the operating cost. The experiment was conducted by utilising vacuum pressure and synergising with computer software, data of water removal from the coal slurry over time was observed. The pressure difference of the equipment was set at 60 kPa throughout the series of experiments with slurries composition of 20 . The experiment purpose was to study and analyse the filtration kinetics and filter cake properties of coal concentrate and tailings by utilising anionic and cationic surfactant AERODRI 104, AERODRI 105, and CTAB, followed by usage of anionic flocculant A962, and lastly by combining anionic surfactant, AERODRI 105, with an anionic flocculant. The results showed that with applying anionic surfactants in coal samples, lower final moisture content could be achieved. Furthermore, flocculant was found to be increasing moisture content of filter cake and using mixed flocculent and anionic surfactant yielded a product with lower final moisture and a higher dewatering rate."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67441
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Billy Wira Anugerah
"Partikel halus batubara dikategorikan sebagai partikel batubara dengan kadar air yang tinggi dan ukuran 25-500 μm. Dewatering adalah bagian dari proses pembersihan batubara yang digunakan untuk mengurangi kadar air batubara dan dianggap sebagai proses yang paling mahal dibandingkan dengan aspek lainnya. Oleh karena itu, penelitian ini menerapkan bahan kimia tambahan untuk meningkatkan performa filtrasi. Proses vacuum filtration digunakan dengan mengaplikasikan tekanan sebesar 40 kPa dan komposisi batubara dengan padatan sebesar 15%. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kinetika filtrasi dan karakteristik cake yang dihasilkan, sehingga efektivitas dari bahan kimia yang digunakan dapat ditentukan. AERODRI® 104, surfaktan anionik, teramati sebagai bahan kimia yang paling efektif, dengan menunjukkan kinerja yang optimal pada dosis rendah dibandingkan dengan AERODRI® 105 sebagai ester. Penemuan lebih lanjut juga menunjukkan bahwa, ketika dosis meningkat lebih dari dosis optimal, filtrasi menjadi kurang efektif.

Fine coal particles are categorised as coal particles with a high moisture content and a size from 25 to 500 μm. Dewatering is a part of coal cleaning process that used to reduce the moisture content of coal and considered as the most expensive process compared to other aspects of coal cleaning. Hence, it is planned to apply chemical additives to enhance filtration. Vacuum filtration was utilised with a pressure of 40 kPa and a coal composition of 15% solids. The experiment was conducted to analyse the filtration kinetics and the cake properties produced, thus, the effectiveness of the chemical can be determined. AERODRI® 104, an anionic surfactant, is observed to be the most effective chemical, showing optimum performance at low dosage compared to AERODRI® 105 as an ester. Further discovery also indicates that, when the dosage is increased over the optimal dosage, the filtration becomes less effective."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63509
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emyr Armandiego Soeharto
"Dewatering of ultra fine coal and tailings slurries using the conventional technologies are difficult. In this report, a novel Centribaric technique was applied to study the effect of surfactants, flocculant, and mixed surfactant flocculant on the dewatering of coal and tailings. The results of both coal and tailings revealed that anionic surfactants were effective at reducing moisture content, but they decreased solid recovery. On the other hand, the effect of the anionic surfactant was negligible even at high dosages. The flocculant showed an increase in moisture content with increasing its dosage. However, there was a significant increase in solid recovery. Synergistic effect of mixed anionic surfactant flocculent was observed. In the mixture of anionic surfactant and flocculant, the final moisture acquired for a 0.5 kg t, 1 kg t, and 2 kg t surfactant concentration is 17.63 , 16.79 , and 13.39 , respectively.

Proses dewatering batubara dengan menggunakan teknologi konvensional sulit dilakukan. Dalam laporan ini, Teknik centribaric baru ditetapkan untuk mempelajari pengaruh surfaktan, flokulan, dan campuran surfaktan/flokulan pada performa dewatering batubara. Hasil dari eksperimen menunjukan bahwa surfaktan anionic efektif dalam mengurangi kadar air, namun menurunkan solid recovery. Di sisi lain, efek surfaktan anionic dapat diabaikan bahkan pada dosis tinggi. Flokulan menunjukan terdapatnya peningkatan kadar air saat dosis ditambahkan. Namun, ada peningkatan yang signifikan dalam solid recovery. Dari pengamatan efek sinergis dari surfaktan anionik campuran / flokulan, dalam campuran surfaktan anionik dan flokulan, kelembaban akhir yang diperoleh untuk konsentrasi surfaktan 0,5 kg / t, 1 kg / t, dan 2 kg / t adalah 17,63 , 16,79 , dan 13,39."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67101
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deny Eva Tri Pambudi
"ABSTRAK
Salah satu potensi kekayaan alam Indonesia tersebut adalah batu bara. Berdasarkan data dari Pusat Daya Geologi pada table 1.1 kita bisa lihat kualitas sumber daya dan cadangan batu bara Indonesia pada tiap propinsinya memiliki nilai guna yang cukup rendah. Batu bara juga merupakan suatu bahan yang penting dalam pembuatan produk-produk tertentu. Karbon aktif, atau sering juga disebut sebagai arang aktif, adalah suatu jenis karbon yang memiliki luas permukaan yang sangat besar. Hal ini bisa dicapai dengan mengaktifkan karbon atau arang tersebut. Hanya dengan satu gram dari karbon aktif, akan didapatkan suatu material yang memiliki luas permukaan lebih dari 2000 m2/g (didapat dari pengukuran adsorpsi gas nitrogen), tergantung dalam proses pembuatannya. Biasanya pengaktifan hanya bertujuan untuk memperbesar luas permukaannya saja, namun beberapa usaha juga berkaitan dengan meningkatkan kemampuan adsorpsi karbon aktif itu sendiri. Selain itu karakterisasi menggunakan iodin number juga menjadi salah satu metode untuk menunjukkan kulaitas dari karbon aktif yang dihasilkan. Pada penelitian ini dilakukan aktivasi secara kimia dengan menggunakan KOH sebagai activating agent dengan memvariasikan kadar KOH sebagai campuran dari batu bara dan lama aktivasi yang dilakukan. Sementara hasil terbaik dari penelitian yang dilakukan adalah percobaan dengan kadar KOH disbanding batu bara 0.9 : 1 dengan nilai 998.36 g/kg.

ABSTRACT
One of Indonesia's natural richness is coal. Based on data from the Center for Geological Resources in the table below we can see the quality of coal resources and reserves in each province usefulness Indonesian coal is low enough. Coal is also an important ingredient in the manufacture of certain products. Activated carbon, or often also called activated charcoal, is a type of carbon that has a very large surface area. This can be achieved by activating the carbon or charcoal. Just one gram of activated carbon, will be found a material that has a surface area of over 2000 m2 / g (obtained from nitrogen gas adsorption measurements), depending on the manufacturing process. Activation usually just aim to enlarge the surface area only, but some businesses are also associated with increased adsorption capacity of activated carbon itself. Additionally characterization using iodine number is also one method to show kulaitas of activated carbon produced. In this study conducted by the chemical activation using KOH as an activating agent with varying levels of KOH as a mixture of old coal and activation is done. While the best results of the research done is experiment with KOH concentration of coal compared to 0.9: 1 with a value of 998.36 g / kg."
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Winarno Raharjo
"Pemerintah Indonesia mengeluarkan undang-undang Pertambangan yang baru No.4 tahun 2009, Undang-undang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU Minerba) di tanggal 12 Januari 2009. Undang-undang yang baru tersebut untuk mengganti Undang-undang Pertambangan No. 11 tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertambangan yang dianggap tidak lagi sesuai dengan perkembangan praktek Pertambangan di dalam negeri dan luar negeri. Pasal 169 dari UU Minerba yang baru, menyebutkan bahwa semua Kontrak Karya Pertambangan Batubara (PKP2B) harus mengikuti perubahan regulasi pertambangan yang baru dalam waktu satu tahun semenjak UU Minerba yang baru diundangkan. Mengacu kepada pasal tersebut, Pemerintah selanjutnya meminta negosisasi ulang PKP2B sehingga ketentuan-ketentuan dalam UU Minerba yang baru diakomodasi kedalam semua PKP2B. Setelah memerlukan waktu bertahun-tahun dalam proses negoisasi ulang PKP2B, Pemerintah Indonesia berhasil menerapkan amandement tersebut terhadapa semua PKP2B yang ada mulai 1 Januari 2018. Terdapat 6 isu strategis yang timbul selama proses negosiasi ulang tersebut, yaitu pertama, lisensi operasi tambang batubara yang berkaitan dengan keberlangsungan usaha pertambanganan batubara setelah konsensi PKP2B berakhir; kedua, kewajiban untuk pemrosesan barang tambang didalam negeri; ketiga, kewajiban untuk melakukan pembelian dalam negeri untuk material dan jasa; keempat, kewajiban divestasi yang sesuai dengan jumlah tahun operasi; kelima, luasan area konsesi mengikuti UU Minerba yang baru; keenam, penerimaan Negara dimana UU Minerba yang baru menyatakan PKP2B harus mengikuti peraturan Pajak yang sedang berlaku dengan segala konsekwensinya. Studi ini melakukan pengujian untuk melihat bilamana amandemen kontrak karya memiliki pengaruh yang merugikan terhadap performa Keuangan perusahaan-perusahan tambang barubara. Studi ini membanding performa Keuangan perusahaan-perusahaan tersebut untuk periode 3 tahun sebelum dan 2 tahun setelah amendmen tersebut diberlakukan. Mengambil sampel Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di bursa effek Jakarta untuk dianalisa performa keuangannya selama 5 tahun terakhir dari 2015 hingga 2019. Kesimpulan dari studi ini menunjukkan bagaimana perusahaan-perusahaan tambang batubara merespon atas perubahan kebijakan Pemerintah tersebut dan selanjutnya memberikan saran kepada Pemerintah dalam melakukan perubahan kebijakan.

Government Indonesia issued new mining law No. 4 tahun 2009, Undang-undang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU Minerba) on 12 January 2009. This new mining law is to overrule Undang-undang Pertambangan No. 11 Year 1967 about Ketentuan-ketentuan Pokok Pertambangan which was considered no longer compatible with development of mining practices both domestic and international. Article 169 of new UU Minerba, cites that any existing Coal Contract of Work (CCoW) has to follow the new mining regulation within one year after UU Minerba issuance date. By referring to the article Government then called out for CCoW renegotiation so clauses in new UU Minerba accommodated into all CCoW. After taking several years in CCoW renegotiation, Government Indonesia has managed to impose the amendment to all CCoW by 1 January 2018. There are six strategic issues called out during the renegotiation consist of 1st. mining operation license which dealing with business continuity after CCoW period expired, 2nd. Domestic processing obligation to where Coal mining company has to establish coal processing in country, 3rd. Domestic purchase obligation for material and services, 4th. Percentage divestment obligation to fulfil according years of operation, 5th. Size of area concession where coal mining company only allow much lesser area concession for mining operation, 6th. State revenue under new UU Minerba required to follow prevailing tax law and its consequences. This study is to examine whether the amendment has significant unfavourable impact toward coal mining companies’ performance. The study compares their financial performance for the period of 3 years before and 2 years after coal contract of work applied. Taking sample from coal mining companies listed in Jakarta stock exchange to analysis financial performance for the period from 2015 to 2019. The finding from this study shows how coal industry responding the change in government regulation and further provides suggestion to Government in changing regulation. "
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cika Ramadini
"Energi yang besar diperlukan untuk menghasilkan feronikel melalui proses pengolahan bijih nikel laterit. Pengolahan bijih nikel laterit kadar rendah akan menjadi tidak ekonomis. Saat ini, reduksi selektif dianggap sebagai proses yang potensial untuk menghasilkan nikel berkadar tinggi dalam pembuatan feronikel dan mulai banyak dilakukan penelitian untuk mendapatkan metode reduksi selektif yang ekonomis. Pada penelitian ini digunakan natrium sulfat, natrium karbonat, dan natrium klorida sebagai aditif dengan variasi dosis 5, 10, dan 15 berat. Batu bara antrasit dari Padang digunakan sebagai reduktor pada penelitian ini sebanyak 5 berat. Reduksi dilakukan pada variasi temperatur 950, 1050, dan 1150oC selama 60 menit. Proses separasi magnetik basah dengan kekuatan magnet 500 Gauss dilakukan pada tahapan setelah reduksi selektif untuk memisahkan konsentrat feronikel yang bersifat magnetik dan tailing pengotor yang bersifat non-magnetik. Karakterisasi bijih laterit hasil reduksi dilakukan menggunakan X-ray Diffraction XRD , mikroskop optik, dan Scanning Electron Microscope SEM yang dilengkapi Energy Dispersive X-ray Spectroscopy EDS . Konsentrat dan tailing hasil separasi magnetik diidentifikasi menggunakan X-ray Fluororescene XRF . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada penambahan 15 berat aditif dengan variasi temperatur reduksi, terlihat bahwa terjadi peningkatan yang signifikan pada kadar nikel yang dihasilkan dari proses separasi magnetik. Kadar nikel optimum didapatkan pada temperatur reduksi 1150 C dengan nilai 15,06 untuk penambahan aditif natrium sulfat; 2,18 untuk penambahan aditif natrium karbonat; dan 2,27 untuk penambahan aditif natrium klorida. Pada reduksi selektif yang dilakukan pada temperatur reduksi 1150 C selama 60 menit dengan variasi penambahan persentase berat aditif, terlihat bahwa terjadi peningkatan yang signifikan pada kandungan nikel. Dosis aditif optimum untuk masing-masing aditif diperoleh pada penambahan 15 berat.

The extraction process of lateritic nickel ores to produce ferronickel required high energy. It will not be economical to process low grade lateritic nickel ores. Nowadays, selective reduction process is being a potential process to produce high grade nickel from low grade nickel ores and there are many reasearches to gain an economical method of this process. The recent work used sodium sulfate, sodium carbonate, and sodium chloride as additives with the variative dossage of 5, 10, and 15w.t. Antrachite coal from Padang used as reductant with the dossage of 5w.t. The reduction was done with variation reduction temperature of 950, 1050, and 1150oC for 60 minutes. Wet magnetic separation process was done afterwards to separate the magnetic particle feronickel as concentrate and the non magnetic particle gangue as tailing. It was done by 500 Gauss of magnet. The caracterization of reduced ore had been done using X ray Diffraction XRD, optical microscope, and Scanning Electron Microscope SEM completed by Energy Dispersive X ray Spectroscopy EDS. Concentrate and tailing of magnetic separation process had been observed by X ray Fluororescene XRF . The results of the recent work shows that the addition of 15w.t. of additive with the variation of reduction temperature obtained significantly increasing of nickel grade from magnetic separation process. The optimum nickel grade from the reduction temperature of 1150 C are 15,0625 for the addition of sodium sulfate, 2,1855 for the adition of sodium carbonate, and 2,2695 for the addition of sodium chloride. The result of selective reduction process at the reduction of temperature of 1150 C for 60 minutes with variation of additive dossage shows that the optimum dossage for each additive is 15w.t. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astrid Prima Oktarina
"Latar belakang: Nyeri Punggung Bawah (NPB) merupakan masalah kesehatan kerja yang dilaporkan sebagai alasan umum ketidakhadiran operator dump truck di Industri Pertambangan PT.X. Operator alat berat memiliki risiko untuk terjadi NPB karena aktivitas pekerjaan. Sementara latihan peregangan membantu mencegah NPB dengan meningkatkan fleksibilitas neuromuskuler dan mengurangi rasa nyeri. Manfaat latihan peregangan untuk operator alat berat khususnya dump truck belum banyak diteliti dan perlu dilakukan intervensi berupa latihan peregangan terhadap operator dump truck yang mengalami NPB.
Tujuan: Mengetahui efek latihan peregangan saat bertugas terhadap NPB pada operator dump truck di industri pertambangan PT.X
Metode: Penelitian quasi experiment dengan pendekatan control group pretest-posttest melibatkan 76 operator yang mengalami NPB, masing-masing 38 operator dipilih secara purposive sampling untuk kelompok kontrol dan intervensi. Kelompok kontrol hanya menerima video edukasi pencegahan NPB dan kelompok intervensi menerima intervensi standar dan Latihan Peregangan Punggung Bawah. Penelitian dilakukan selama 4 minggu. Tingkat nyeri dan fleksibilitas diukur setiap minggunya. Tingkat nyeri dan fleksibilitas punggung bawah dinilai dengan Numeric Rating Scale (NRS) dan V-Sit and Reach Test. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis univariat, bivariat, dan general linear model (GLM).
Hasil Penelitian: Selama latihan peregangan, terdapat penurunan signifikan tingkat nyeri dan peningkatan fleksibilitas setiap minggunya. Pada akhir intervensi, terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat nyeri punggung bawah dan fleksibilitas pada kelompok kontrol dan intervensi (p<0,001). Tidak ada hubungan signifikan antara penurunan nyeri dan peningkatan fleksibilitas selama latihan peregangan.
Kesimpulan: Latihan peregangan punggung bawah secara signifikan dapat mengurangi tingkat nyeri dan meningkatkan fleksibilitas pada NPB. Latihan peregangan ini dapat digunakan sebagai salah satu program latihan peregangan di tempat kerja untuk pencegahan NPB. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh latihan peregangan pada operator alat berat lainnya.

Background : Lower Back Pain (LBP) is an occupational health problem that is reported as a common reason for the absence of dump truck operators in the mining industry of PT.X. Heavy Eequipment Vehicle (HEV) operators are at risk for LPB due to work activities. Stretching exercises help prevent LBP by increasing neuromuscular flexibility and reducing pain. The benefits of stretching exercises for HEV operators, especially dump trucks, haven’t been studied yet and interventions need to be carried out regarding the effects of stretching exercises on dump truck operators who experience LBP
Purpose: Determine the effect of stretching exercises especially pain level and flexibility in lower back while on duty towards low back pain in dump truck operators at the coal mining industry PT.X.
Methods: A nonrandomized controlled trial with a pretest-posttest control group approach involved 76 dump truck operators who experienced LBP, each of which 38 operators were selected by purposive sampling for the control and intervention groups. The control group only received LBP prevention education videos and the intervention group received standard intervention and Lower Back Stretching Exercises. This study were performed for 4 weeks. Pain and flexibility levels were measured at the start of the program, weekly, until the end of the program. Low back pain and flexibility were assessed using the Numeric Rating Scale (NRS) and the V-Sit and Reach (VSR) test. The data obtained were analyzed using univariate, bivariate, and general linear models (GLM).
Results: During stretching exercises, there was a significant reduction in pain levels and a significant increase in flexibility each week. At the end of the intervention, there was a significant difference between the level of pain and flexibility on LBP in the control and intervention groups (p<0.001). There is no significant relationship between reduced pain and increased flexibility during stretching exercises.
Conclusion: Lower back stretching exercises can significantly reduce pain levels and increase flexibility in LBP. This stretching exercise can be used as one of the stretching programs at work for the prevention of LBP. Further research is needed on the effect of stretching exercises on other heavy equipment operators.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Hashi Wiyantirta
"Penggunaan batu bara di Indonesia masih menjadi bahan bakar utama pada proses pembakaran. Hal ini dikarenakan kelangkaan dan mahalnya bahan bakar minyak. Penggunaan batu bara sebagai bahan bakar juga digunakan pada Siklon Burner di P3TKEBTKE. Namun, batu bara pada Siklon Burner dihancurkan dan dihaluskan terlebih dahulu sebelum digunakan untuk proses pembakaran hingga mecapai ukuran -30 mesh. Seiring perkembangannya Siklon Burner tersebut masih menimbulkan banyak masalah yaitu pembakaran yang tidak sempurna. Pengembangan dan Modifikasi telah dilakukan namun hanya untuk menambah kapasitas feeding rate sehingga power output yang dihasilkan lebih besar. Peningkatan feeding rate yaitu mencapai 4 - 2500 kg/jam. Maka dari itu, pada penelitian ini dilakukan kajian karakteristik Sistem Siklon Burner dengan laju udara atau flow rate konstan yaitu 313.2 kg/jam dan 280.8 kg/jam. Pada penelitian ini pembakaran sempurna terjadi di nilai AFR 6.93. Pada flow rate 313.2 kg/jam pembakaran sempurna terdapat di nilai AFR 7.25 serta 6.69 dan flow rate 280.8 kg/jam di nilai AFR 6.5 dimana temperature tertinggi terjadi di nilai AFR tersebut.

The use of coal in Indonesia still a major fuel in the combustion process. It because fuel oil are high cost and rare. The use of coal as a fuel is also used in the Cyclone Burner at P3TKEBTKE. However, coal is crushed and pulverized before being used for the combustion process to size of -30 mesh. Nowadays, Cyclone Burner have many problems because incomplete combustion. The development and modifications have been carried out but only to increase the capacity of feeding rate so that the power output generated is greater. Increased feeding rate reaching 4 - 2500 kg / hour. Therefore, in this research study characteristics Cyclone Burner with constant flow rate is 313.2 kg / h and 280.8 kg / h. In this study the complete combustion occurs in the value AFR 6.93. At the flow rate of 313.2 kg / h, complete combustion occurs in the value AFR 7.25 and 6.69 and a flow rate of 280.8 kg / h in the value AFR 6.5 which the highest temperature occurs in that AFR.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58911
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Pricilia Duma Laura
"ABSTRAK
Inovasi dan perkembangan industri farmasi dapat memberikan dampak buruk bila tidak diiringi dengan pengolahan air limbah yang baik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penyisihan COD limbah industri farmasi melalui adsorpsi karbon aktif batu bara dan tempurung kelapa. Percobaan skala laboratorium dilakukan dengan batch adsorpsi untuk menentukan dosis adsorben (10-50 g/L) dan waktu kontak (30-150 menit) optimum. Dari hasil percobaan dan perhitungan isoterm, penyisihan COD optimum dicapai karbon aktif batu bara dan tempurung kelapa dengan dosis 150 dan 600 g/L pada waktu kontak 90 dan 120 menit. Regenerasi dengan NaOH 4% dilakukan 3 kali, di mana efisiensi regenerasi karbon aktif batu bara mencapai 84,6%; 96,0%; dan 97,8% sedangkan tempurung kelapa mencapai 60,5%; 46,0%; dan 46,6%.

ABSTRACT
Innovation and development of pharmaceutical industries may cause bad impact when they are not coupled with a good wastewater treatment. This research was conducted to investigate reduction of COD in pharmaceutical wastewater by coconut shell and coal-based activated carbon adsorption. Laboratory scale experiments were performed using batch adsorption method to determine the optimum dose of adsorbent (10-50 g/L) as well as contact time (30-150 min). Results and isotherms showed that optimum COD reduction was achieved by 150 g/L coal-based AC for 90 min and 600 g/L coconut shell-based AC for 120 min. Regeneration using NaOH 4% was performed 3 times, where the regeneration efficiency were 84,6%-96,0%-97,8% for coal-based AC and 60,5%-46,0%-46,6% for coconut shell-based AC."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54614
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surya Ayuati Ning Asih
"ABSTRAK
Pada penelitian ini dilakukan analisis teknis, lingkungan, dan ekonomi pada sistem pembangkit listrik batu bara dengan teknologi chemical looping dan metanol. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan efisiensi carbon capture, efisiensi sistem, faktor emisi, dan biaya produksi hidrogen dan metanol dari teknologi hidrogen yang berbeda. Simulasi dilakukan dengan perangkat Aspen Plus®. Divariasikan steam-to-carbon (S/C) dan Fe2O3-to-coal (OC/fuel) pada Coal Direct Chemical Looping (CDCL) untuk mendapatkan efisiensi carbon capture. CO2 dimanfaatkan menjadi metanol dengan ko-reaktan hidrogen dari Steam Methane Reforming (SMR) atau Solid Oxide Electrolysis Cell (SOEC). SOEC mendapat suplai listrik dari PV yang dilengkapi baterai. Hasil analisis memperlihatkan bahwa efisiensi carbon capture sebesar 93-99% didapat dengan peningkatan S/C. Faktor emisi pembangkit menurun dengan kenaikan S/C. Nilai optimum didapatkan pada S/C=0,93. Efisiensi energi sistem keseluruhan lebih tinggi dengan SOEC dibandingkan SMR, dengan nilai efisiensi 66,95% berbanding 50,30%. Emisi gas rumah kaca (GRK) sistem Coal to Power & Methanol dengan SOEC didapatkan lebih rendah dari SMR dengan nilai 0,45 terhadap 2,53 kgCO2eq/kgMeOH. Investasi PV dan elektroliser pada tahun 2019 masih sangat tinggi sehingga biaya produksi hidrogen SOEC lebih tinggi dibanding SMR. Biaya produksi hidrogen SOEC 5,7 $/kg dibanding SMR 1,7 $/kg menyebabkan biaya produksi metanol SMR 393 $/ton dan SOEC 1226 $/ton.

ABSTRACT
In this study, a technical, environmental, and economic analysis were carried on coal power generation system with chemical looping and methanol. The purpose of this study is to obtain carbon capture efficiency, system efficiency, emission factors, and cost of producing hydrogen and methanol from different hydrogen technologies. Simulations were carried with Aspen Plus®. Varying steam-to-carbon (S/C) and Fe2O3-to-coal (OC/fuel) in Coal Direct Chemical Looping (CDCL) to obtain carbon capture efficiency. CO2 is fed to methanol synthesis with hydrogen as co-reactants from Steam Methane Reforming (SMR) or Solid Oxide Electrolysis Cell (SOEC). SOEC electricity supplied from PV that is equipped with batteries. The result shows that carbon capture efficiency of 93-99% is obtained by increasing S/C. Power Plant emission factors decrease with increase in S/C. The optimum value is obtained at S/C = 0,93. The overall system energy efficiency is higher with SOEC than SMR, with a value of 66,95% compared to 50,30%. Greenhouse gas (GHG) emissions from Coal to Power & Methanol system with SOEC are lower than with SMR with a value of 0,45 to 2,53 kgCO2eq/kg MeOH. PV and electrolyzer investment in 2019 is still very high resulting cost of producing hydrogen with SOEC is higher than SMR. The value for hydrogen with SOEC is 5,7 $/kg compared to SMR 1,7 $/kg causing the cost of producing methanol with SMR 393 $/tonne and SOEC 1226 $/tonne."
Depok: Fakultas Teknik. Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>