Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 183531 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arief Wahyu Riansyah
"ABSTRAK
Dosis optimum penggunaan flokulan kationik pada sirkuit gold pre-leach thickening serta pengaruhnya terhadap proses carbon-in-leach CIL telah berhasil diinvestigasi. Dipelajari mengenai mekanisme penyerapan senyawa kompleks aurocyanide dan silver cyanide pada karbon aktif. Pengaruh konsentrasi kation terhadap kapasitas muatan emas karbon aktif dan laju pengendapan suspensi dibahas secara detail. Pengujian carbon-in-leach, settling test, dan aktivitas karbon dilakukan pada dosis flokulan yang berbeda.Analisis uji X-ray diffraction menunjukkan bahwa terdapat unsur alkali dan alkali tanah di dalam flokulan dengan urutan H > Na > Ca2 > Mg2 . Penambahan larutan flokulan saat proses carbon-in-leach berdampak pada meningkatnya konsentrasi kation di dalam suspensi sehingga kapasitas muatan emas pada karbon aktif meningkat. Sebaliknya, peningkatan konsentrasi kation di dalam suspensi mempunyai pengaruh yang berbanding terbalik pada pengujian settling test, dimana semakin besar konsentrasi kation maka laju pengendapan suspensi akan semakin lambat pada 40 menit pertama.Perhitungan recovery menunjukkan bahwa penggunaan flokulan dengan dosis 320 ppm memiliki recovery emas dan perak tertinggi sebesar 89,86 dan 79,70 . Aktivitas karbon yang rendah pada barren carbon hasil pengujian carbon-in-leach menggunakan flokulan dengan dosis 320 ppm menunjukkan bahwa kapasitas muatan emas sudah penuh terisi oleh senyawa kompleks aurocyanide dan silver cyanide.Hasil studi pada penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam meningkatkan laba perusahaan dan menurunkan biaya produksi.

ABSTRACT
The optimum dosage of cationic flocculant on pre leach thickening circuit and its effect on carbon in leach CIL have been investigated. Mechanism of aurocyanide and silver cyanide complex adsorption onto activated carbon was studied. The effect of cations on gold loading capacity of activated carbon and settling rate of suspension have been investigated in details. Carbon in leach process, settling test, and carbon activity test were tested in different dosages of flocculant. X ray diffraction analyses confirmed that there were alkaline and alkaline earth in flocculant in order to H Na Ca2 Mg2 . The adding of flocculant solution in carbon in leach process has an effect on increasing cations concentration in suspension so that gold loading capacity of activated carbon will be increased. On the other hand, the increase of cations concentration in suspension has an opposite effect on settling test, that the higher cations concentration the slower settling rate in first 40 minutes.Recovery percentage calculation confirmed that flocculant usage with 320 ppm of dosage has recovery of gold and silver in the amount of 89,86 and 79,70 . Low carbon activity on CIL barren carbon using 320 ppm of flocculant dosage showed that gold loading capacity has been filled of aurocyanide and silve cyanide complex compound.The achievement of this study can be used as reference on increasing company rsquo s profit and decreasing production cost. "
2017
S67115
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfi Syafira
"ABSTRAK

Peluruhan emas dengan teknik sianidasi pada tambang emas

menghasilkan by product berupa tailing yang mengandung senyawa toksik sianida. Penurunan kadar sianida pada tailing dapat dicapai melalui metode passive treatment dengan sisten lahan basah buatan.
Penelitian eksperimental berskala pilot plant dilaksanakan selama 10
hari dengan sistem aliran batch menggunakan tanaman Typha latifolia.
Rata-rata reduksi sianida oleh Typha latifolia adalah sebesar 73,61%,
75,09%, 81,17%, 75,53% dengan reduksi maksimal sebesar 94,44%.
Konsentrasi sianida telah turun memenuhi baku mutu pada hari ke-2
hingga mencapai 0,01 mg/L pada hari ke-4. Dari hasil penelitian dapat
dilihat efektivitas penyerapan sianida oleh tanaman sebesar 6,07%
sedangkan penurunan lain dipengaruhi oleh faktor luar seperti pH dan
suhu. Melalui perhitungan SPSS, diketahui faktor pH berperan lebih
signifikan (β = 0,779; p < 0,01) dibandingkan suhu (β = 0,336; p < 0,01).


ABSTRACT

"Decay gold by cyanidation techniques on a gold mining"

"process produces by-product in a form of tailings containing cyanide toxic compounds. Decreased levels of cyanide in tailings could be achieved through passive treatment methods with artificial wetland system. Pilot plant-scale experimental study was conducted over 10 days with batch flow system using plants Typha latifolia. The average reduction of cyanide by Typha latifolia amounted to 73.61%, 75.09%,"
"81.17%, 75.53% with maximum reduction 94.44%. The concentration of cyanide dropped meeting the quality standards on the second day and dropped up to 0.01 mg/L on day 4. From the results, the effectiveness of cyanide uptake also can be seen by 6.07%, whereas other persentage is influenced by external factors such as pH and temperature. Through the calculation of SPSS, pH factor is proven to be more significant in the reduction process (β = 0.779; p <0.01) than the temperature is (β =""0.336; p <0.01)."

"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60335
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feisal Rizky Dhika Hidayat
"UBPE (Unit Bisnis Pertambangan Emas) Pongkor merupakan salah satu unit bisnis milik PT Antam Tbk yang bergerak dibidang pertambangan emas dan perak yang berlokasi di desa Bantar Karet, Kec. Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. UBPE Pongkor melakukan pengolahan emas dari bijih emas hingga menjadi dore bullion dimulai dari proses crushing, milling, leaching, carbon in leach (CIL), elution, electrowinning, smelting hingga backfilling. Beberapa alat produksi yang digunakan seperti jaw crusher, cone crusher, ball mill, leaching tank, elution column, dan burner kiln. Pada leaching tank dan carbon in leach (CIL), terdapat agitator sebagai alat bantu agitasi bijih emas dan larutan reagent berbahan garam sianida agar proses leaching atau pelindian bekerja secara optimal. Bijih emas dan larutan reagent yang tidak teragitasi dalam waktu lama akibat trip pada agitator menyebabkan pengerasan pada endapan. Sehingga proses perawatan dan perbaikan tertunda akibat perlu dilakukan pengurasan tangki. Sebelumnya, kondisi trip pada agitator tidak diketahui oleh operator dan dibutuhkan sebuah sistem baru yang dapat melakukan pendeteksian dan melakukan monitoring secara langsung pada performa agitator. Dengan melakukan perancangan dan pemasangan sistem alarm dan digitalisasi agitator sebagai alat bantu pendeteksi trip dan monitoring, kondisi dan performa agitator dapat dipantau untuk mencegah terjadinya pengerasan endapat pada tangki pelindian sehingga dapat mencegah potensi kerugian yang diterima perusahaan akibat penurunan nilai recovery emas.

UBPE (Gold Mining Business Unit) Pongkor is one of business unit from PT Antam Tbk operating in gold and silver mining, located in Bantar Karet Village, Nanggung, Bogor Regency, West Java. UBPE Pongkor produces dore bullion from ore through several process such as crushing, milling, leaching, carbon in leach (CIL), elution, electrowinning, smelting, and backfilling. All the process using equipment such as jaw crusher, cone crusher, ball mills, leaching tanks, elution columns, and burner kiln. In the leaching tank and carbon in leach (CIL) process, agitator is used to stir the ore and cyanide-based reagent solution so the leaching process working optimally. Unstirred ore and cyanide in the tank due to agitator trip, can cause the mixing sediment to harden which delays maintenance and repair processes as the tank should be drained. Agitator trip condition can’t be detected by operators and there should be a system which capable detecting and directly monitoring the agitator's performance. By designing and installing an alarm system and digitalizing the agitator as a trip detection and monitoring tool, the condition and performance of the agitator can be monitored to prevent the mixing sediment hardening in the leaching tank. So, it could avoid potential losses for the company due to gold recovery value drop from the process. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tatang Hendra
"Pada proses pengolahan decopperized anode slime sebagai by product dari proses pemurnian tembaga dengan metode hydrometallurgy yaitu dengan proses leaching menggunakan oksidator sodium hipoklorit diperoleh dua jenis produk utama berupa filtrat yang kaya akan emas dan residu klorida yang memiliki kandungan perak. Pada filtrat dan residu ini dilakukan proses lanjutan yang berbeda untuk memperoleh logam-logam berharga yang memiliki nilai ekonomis.
Penelitian ini merupakan salah usaha untuk merecovery perak dari decopperized anode slime eks PT Smelting Gresik dengan metode selektif leaching dengan menggunakan ammonium hidroksida.. Pada percobaan ini divariasiakan konsentrasi ammonium hidroksida dan waktu tinggal untuk menentukan titik optimum proses pelindian terhadap recovery perak, Sedangkan temperature proses dan kecepatan putaran dibuat tetap pada 120 RPM dan temperatur proses pada 60°C.
Hasil dari penelitian ini diperoleh data bahwa untuk merecovery perak dengan metode selective leaching diperoleh titik optimum persen ekstraksi perak pada kondisi konsentrasi ammonium hidroksida sebesar 30 ml (0,375M) dan waktu proses untuk memperoleh persen ekstraksi pada waktu tinggl selama 60 menit, yaitu diperoleh persen ekstraksi sebesar 85,21%. Dari reduksi AgCl dengan menggunakan Zn Powder diperoleh perak dengan kadar kemurnian sebesar 98,11%.

In the processing of decopperized anode slime as by-product of copper refining process by the method of hydrometallurgy, the process of leaching using oxidant of sodium hypochlorite obtained two kinds of main products in the form of filtrate that is rich in gold and residues that contain silver chloride. In the filtrate and the residue was carried out follow-up of different processes to obtain precious metals that have economic value.
This study is one attempt to recover silver from PT Smelting Gresik decopperized anode slime by selective leaching method using ammonium hydroxide. In this experiment varied the concentration of ammonium hydroxide and residence time to determine the optimum leaching process to recover the silver, while the process temperature and rotation speed is made permanent at 120 RPM and at 60°C of process temperature.
The results of this study data showed that to recover the silver by selective leaching method obtained the optimum percent extraction of silver on the condition of the concentration of ammonium hydroxide at 30 ml (0.375 M) and the processing time to obtain the percent extraction at 60 minutes, the obtained percent extraction is 85.21%. From the reduction of AgCl using Zn Powder obtained metallic silver with purity 98.11% of silver.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
T29520
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lydia Hardiani
"Kegiatan pertambangan umum merupakan kegiatan yang berisiko tinggi bagi lingkungan, mulai dari proses penambangan, pengolahan, sampai pengangkutan.
Pada proses pengoiahan dampak negatif yang timbul dari aktivitas tersebut umumnya mempengaruhi perairan sekitarnya, bahkan sampai ke hilir sungai. Terlebih lagi jika pengolahan tersebut menggunakan Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) seperti halnya pengolahan bijih emas yang menggunakan cara sianidasi, maka Iimbah sianida hasil proses pengolahan tersebut sangat berbahaya bagi lingkungan dan merusak ekosistem perairan jika tidak dikelola dengan baik.
Upaya yang telah dilakukan oleh PT Aneka Tambang Tbk. UBPE Pongkor untuk mengurangi konsentrasi sianida dalam Iimbah hasil pengolahan adalah membuat tailing dan yang bertujuan untuk mendegradasi sianida secara alamiah dan mengendapken partikel padatan yang terbawa oleh air Iimbah, kemudian pengolahan dilanjutkan di unit perusak sianida (cyanide destruction plant) yang terdiri atas effluent tank dan decent pond.

Mining activity is high risk activities for the environment, at stage; mining, processing to transporting.
The negative impact from the processing activity generally influences water even through down stream especially when the processing uses toxic material such as gold ore processing that uses cyanidation methode.
Waste cyanide by product from the processing is dangerous for the environmental, and damages the biotic ecosystem, unless a good management has to be applied. Waste management anticipation, generally the mining company have prepared waste processing since started operation, such as build tailing dam, installed cyanide destruction plant include decant pond, and so on, such as implemented by PT Aneka Tambang Tbk UBPE Pongkor.
The effort was carried out by PT Aneka Tambang Tbk. UBPE Pongkor for minimizing cyanide consentration in the waste water is build tailing dam that use to degrade cyanide with natural degradation and settling solid particle of the waste water, and direct to the cyanide destruction plant after which consist of effluent tank and decant pond."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002
T2705
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Radyan Prasetyo
"Tailing yang dihasilkan industri pertambangan menjadi perdebatan hangat karena volume yang dihasilkan sangat besar dan masih mengandung beberapa logam. Hal ini mengharuskan penempatan dan pemanfaatan tailing juga harus cermat. Volume tailing ini berpotensi menurunkan fungsi lingkungan. Selain itu tailing membutuhkan area khusus yang besar dan steril untuk lokasi penampungan yang dikenal sebagai tailing dam. PT. Antam UBPE Pongkor adalah salah satu penamambangan emas dengan sistem penambangan tambang bawah. Metode penambangan yang dilakukan di UBPE Pongkor ini adalah metode cut and fill yaitu pengambilan bijih, dan pengisian kembali rongga dengan tailing yang telah didetoksifikasi sebelumnya.
Tambang emas Pongkor menghasilkan 350 ribu ton tailing per tahunnya yang berasal dari proses pengolahan dan dari pekerjaan pengembangan tambang. Pemisahan dari penggunaan kembali tailings dibagi menjadi 2 kategori, dimana 60% material tailing dimanfaatkan dan sisanya dibuang ke tailing dam. Perlunya pemanfaatan kembali tailing ini adalah untuk mengurangi volume yang terbuang.
Untuk mengetahui konsentrasi logam yang tersisa, telah diambil sampel pada beberapa titik yaitu tailing dam, batako dan material filling. Sampel slurry kemudian dipisahkan menjadi sampel padatan dan sampel larutan. Sampel padatan dilarutkan dengan Aquaregia, kemudian kedua sampel dianalisis dengan AAS. Hasil pengukuran pada sampel larutan menunjukkan konsentrasi unsur Mn 0,86 mg/L, Fe 0,366 mg/L, Pb 0,035 mg/L, Cd 0,027mg/L, Zn 0,033 mg/L dan Cu 0,22 mg/L.
Hasil pengukuran sampel padat menunjukkan nilai Mn 6,68 mg/kg, Fe 61,96 mg/kg, Pb 0,28 mg/kg, Cd 0,01mg/kg, Zn 0,42 mg/kg dan Cu 0,31 mg/kg. Semua hasil pengukuran ini menunjukkan konsentrasi beada di bawah Baku Mutu. Selain itu dari uji LD50 dan TCLP yang dilakukan berkala oleh UBPE Pongkor menunjukkan nilai berada di bawah Baku Mutu. Kesimpulannya, tailing aman untuk dimanfaatkan.
Pemanfaatan tailing di Pongkor sebagai material filling mampu mengurangi volume tailing sebanyak 42,20% dari total produksi tahun 2007. Tingkat keefektifan backfilling ini hanya 70,20% dari target sebanyak 193.356 dmt. Sementara itu, pemanfaatan untuk batako hanya mencapai 1,8% dari seluruh total taling. Batako ini sampai saat ni hanya digunakan untuk keperluan internal tetapi memiliki potensi economic benefit untuk dimanfaatkan secara masal.
Selain pemanfaatan diatas, tailing juga dapat digunakan untuk pembuatan genteng bakar karena kesamaan struktur dengan lempung. Selain it juga dapat dimanfaatkan untuk penelitian lanjutan untuk mengetahui besarnya economic benefit dan penyerapan tenaga kerja.

Tailing produced by mining industries being an issue and debate because it has a huge volume and still remaining metals. Thats why the tailing placement and its reuse must be detail and persnickety. This huge volume of tailing is potentially caused an environmental descent function otherwise tailing need a steril spesific area for retain talling sludge that called as tailing dam. PT. Antam UBPE Pongkor is a gold mining company that use an undreground mining method. This method applyng a cut and fill system. Cut and fill is digging and supporting method that getting the gold ore, processing and filling the blank stope with tailing that detoxificate before.
The Pongkor gold mining field produce more than 350,000 tons tailing each year that derived from processing plant and mining development activity. This tailing is splitted into 2 categories in which 60% of tailing material going to reuse and the rest, placed into tailing dam. The important need to reuse tailing is to alleviating the tailing volume in tailing dam.
The goals of this research are as follow ; (1) To figure out the safety level of tailing reuse by analyzing metals concentration that remain in tailing, (2) To analyzing the combine of tailing reuse in UBPE Pongkor, (3) To find out effectivness of tailing reuse in UBPE Pongkor as brick, backfilling material and reclamation soil media in order to reduce tailing volume that dumped into tailing dam, (4) To analyzing impacts of tailing reuse in the field to environment and ecosystem sorrounding UBPE Pongkor.
This research is an expost facto method that conducted with descriptif analysis approach. Primary and secondary data were collected by taking samples in spesific place, measuring the metal concentration in samples with AAS, interview and documenting some of apropriate figure. To figure out the metal concentration in tailing, sample have been taken from tailing dam, tailing brick and also from filling material. Then all of these samples were analyzed with AAS. Another way finding out the volume that has been treated as reuse and the remains tailing, secondary data derived from Environmental Unit at UBPE Pongkor.
The measurement results are presented as follow, for example, the concentration of solutions sample are 0,86 mg/L, 0,366 mg/L, 0,035 mg/L, 0,027mg/L, 0,033mg/L and 0,22 mg/L for Mn, Fe, Pb, Cd, Zn and Cu respectively. Meanwhile the concentration of soids sample are 6,68 mg/kg, 61,96 mg/kg, 0,28 mg/kg, 0,01mg/kg, 0,42 mg/Kg and 0,31 mg/kg for Mn, Fe, Pb, Cd, Zn and Cu respectively. All of this metal concentration stated below the treshold limit. Meanwhile LD50 and TCLP test that have been done frequently by UBPE Pongkor show result all concentration below treshlod limit.
Conclusion is, tailing safe for reuse. The tailing reuse at the UBPE Pongkor for filling material has achieved only 42,20% from total tailing that produced in 2007 (193,356 dmt) or 70,22% from the target. Tailing reuse as tailing brick during 2007 only 1,8% from total tailing produced in 2007 and on for internal use only. The tailing brick hav a potentially economic benefit if only commonly in mass by people sourronded UBPE Pongkor area.
Except for reclamation media, backfilling material and tailing bricks, tailing also potentially as roof tile because having a similiarity texture and clays contents. In order to strengthened and durability longer, commonly brick klin added. Another potentially use for ceramics additive. The tailing bricks is better with deeply research especially involved with economic benefit and labour supply absorption."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T24961
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Delisa Sri Winatri
"Banyaknya industri yang memperkerjakan tenaga luar (outsourcing) atau kontraktor dalam aktifitas kerjanya dan berisiko besar dalam kecelakaan sehingg diperlukan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Kontraktor. PT Antam (Persero) Tbk. UBPE Pongkor yang menggunakan tenaga kerja kontraktor dalam melakukan sebagian besar proses kerjanya membuatnya harus menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Kontraktor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi sistem manajemen keselamatan kontraktor pada kontraktor di PT Antam (Persero) Tbk. UBPE Pongkor. Sampel penelitian merupakan salah satu kontraktor tambang UBPE Pongkor yaitu PT Karya Sakti Purnama menggunakan studi evaluasi berdasarkan standar New South Wales Mines pada checklist Contractor OHS Assessment Tools. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, telaah dokumen dan observasi lapangan jika diperlukan oleh pihak UBPE Pongkor maupun PT KSP.
Berdasarkan keseluruhan elemen (5 elemen) dalam checklist PT KSP telah memenuhi kriteria 83% (total nilai 83 dari 100 total) dari keseluruhan sistem yang telah dijalankan pada Proyek kerja UBPE Pongkor. Nilai yang dicapai pada masing-masing elemen, sistem Kebijakan K3 bernilai 17 dari 20 subtotal, sistem Perencanaan K3 bernilai 15 dari 20 subtotal, sistem Implementasi K3 19 dari 20 subotal, sistem Monitoring dan hasil 14 dari 20 subtotal, sistem Peningkatan berkelanjutan 18 dari 20 subtotal. Peneliti memberikan rekomendasi untuk mempertahankan kriteria-kriteria yang telah terpenuhi dan memperbaiki beberapa kriteria yang belum sesuai dan belum terpenuhi berdasarkan standar New South Wales pada Checklist Contractor OHS Assessment Tools.

Many of industries employ external source (outsourcing) or contractor in his activities have major risk of accidents that required Implementation of Contractor Safety Management System. PT Antam (Persero) Tbk. UBPE Pongkor use external labor/contractors in performing most of their work. That?s why,UBPE Pongkor should implement Safety Management Systems Contractor. This study aims to analyze the implementation of Safety management systems contractor at the contractor PT Antam (Persero) Tbk. UBPE Pongkor. This study is an evaluation research in one of UBPE?s mining contractor PT Karya Sakti Purnama using New South Wales Mines standard in Contractor OHS Assessment Tools checklist. Data was collected through interviews, document review and field observations.
Based on all the elements (5 elements) in the checklist PT KSP has complies 83% (83 from 100total) of the whole system that has been run on Project work UBPE Pongkor. Compliance requirement in each element, Policies system is worth to 17 from 20 subtotal, Planning system is worth to 15 from 20 subtotal, implementation system is worth to 19 from 20 subtotal, monitoring and results system is worth to 14 from 20 subtotal, Continuous Improvement system is worth to 18 from 20 subtotal. Researchers give some recommendations to sustain the criteria (requirements) that have been met and improve that haven?t based on the New South Wales Standards on OHS Contractor Checklist Assessment Tools."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S55259
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Diaz Amartha
"UBPE Pongkor menjadi sumber produksi utama komoditas emas bagi PT Antam Tbk. Metode penambangan yang digunakan di UBPE Pongkor merupakan tambang bawah tanah. Dalam penambangan bawah tanah, analisis geoteknik menjadi hal yang penting untuk mencegah terjadinya keruntuhan dengan memberikan rekomendasi penyangga yang tepat. Penelitian ini berusaha untuk membahas hal tersebut. Penelitian ini dilakukan di dua terowongan aktif UBPE Pongkor PT Antam Tbk., yaitu Tambang Gudang Handak, tepatnya di lokasi GH FB 490 dan Tambang Ciurug, tepatnya di lokasi CG 461.
Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk menentukan nilai klasifikasi Rock Mass Rating (RMR) dan Sistem-Q. Nilai RMR dan Sistem-Q tersebut digunakan untuk penentuan rekomendasi penyangga. Hasil pengamatan lapanga menunjukkan, litologi penyusun GH FB 490 dan CG 461 merupakan tuff dan urat kuarsa. Klasifikasi RMR menunjukkan kategori massa batuan kelas IV (buruk) pada GH FB 490 dan kelas III-IV (cukup – buruk) pada CG 461. Klasifikasi Sistem-Q menunjukkan kategori massa batuan sangat buruk pada lokasi GH FB 490 dan buruk pada CG 461. Parameter-parameter massa batuan dan karakteristik diskontinuitas pada kedua lokasi penelitian menunjukkan adanya potensi runtuhan bertipe baji. Berdasarkan kelas massa batuan pada klasifikasi RMR diperoleh saran penyanggaan berupa Rock Bolt, dan MAF Bolt. Sedangkan klasifikasi Sistem-Q menghasilkan saran penyanggaan berupa shotcrete dan baut batuan. Hasil analisis dan evaluasi penerapan peyangaan berdasarkan nilai RMR telah menunjukkan nilai FK melebihi 1,5. Sementara itu, untuk penerapan penyangaan berdasarkan nilai Sistem-Q, terdapat kasus yang menunjukkan niali FK kurang dari 1,5, ada juga yang terlalu berlebihan diatas 1,5 sehingga dapat menimbulkan overbudget. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut dapat disimpulkan bahwa klasifikasi RMR lebih cocok untuk diterapkan pada lokasi penelitian dibandingkan dengan klasifikasi Sistem-Q.

UBPE Pongkor is the main source of gold production for PT Antam Tbk. The mining method used at UBPE Pongkor is underground mining. In underground mining, geotechnical analysis is important to prevent collapse by providing appropriate support recommendations. This research seeks to discuss this. This research was carried out in two active UBPE Pongkor PT Antam Tbk. tunnels, namely the Gudang Handak Mine, precisely at location GH FB 490 and the Ciurug Mine, precisely at location CG 461.
The research was carried out with the aim of determining the Rock Mass Rating (RMR) and Q-System classification values. The RMR and Q-System values are used to determine buffer recommendations. The results of field observations show that the lithology that makes up GH FB 490 and CG 461 is tuff and quartz veins. The RMR classification shows the rock mass category as class IV (bad) at GH FB 490 and class III-IV (fair – bad) at CG 461. The Q-System classification shows the poor rock mass category at the GH FB 490 and CG 461 locations. Rock mass parameters and the discontinuity characteristics at both research locations indicate the potential for wedge-type collapses. Based on the rock mass class in the RMR classification, support recommendations are obtained in the form of Rock Bolt and MAF Bolt. Meanwhile, the Q-System classification produces support recommendations in the form of shotcrete and rock bolts. The results of the analysis and evaluation of the application of care based on the RMR value have shown that the FK value exceeds 1.5. Meanwhile, for the application of assessment based on Q-System values, there are cases that show the FK value is less than 1.5, there are also those that are too over 1.5, which can lead to an overbudget. Based on the results of this evaluation, it can be concluded that the RMR classification is more suitable to be applied to the research location compared to the Q-System classification.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panji Agdiwijaya
"Penelitian ini membahas implementasi corporate social responsibility yang dilakukan oleh PT. Antam Tbk. UBPE Pongkor di Desa Bantar Karet, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat periode tahun 2015 dan faktor-faktor yang memengaruhi implementasinya. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori good governance dan corporate social responsibility. Penelitian dilakukan dengan menggunakan paradigma kualitatif, melalui wawancara mendalam dan studi dokumen. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, peneliti memperoleh hasil bahwa implementasi corporate social responsibility yang dilakukan oleh PT. Antam Tbk. UBPE Pongkor di Desa Bantar Karet dibagi menjadi tiga jenis program, yaitu Program Pengembangan Masyarakat, Program Kemitraan, dan Program Bina Lingkungan. Hasil penelitian menyarankan bahwa perusahaan seharusnya meningkatkan pelaksanaan monitoring dan evaluasi, menjalin koordinasi lebih dalam dengan stakeholder terkait, dan meningkatkan kerjasama dan koordinasi dengan aparat keamanan yang berwenang, untuk masalah penambangan emas tanpa ijin PETI.

This research discusses about Corporate Social Responsibility Implementation by PT. Antam Tbk UBPE Pongkor at Desa Bantar Karet, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat 2015 and the factors that affect its impelementation. Researcher uses good governance and corporate social responsibility theory as relevant concepts. By using qualitative paradigm and in depth interview as well as literature study, researcher find that the implementation of Corporate Social Responsibility Implementation by PT. Antam Tbk UBPE Pongkor at Desa Bantar Karet consists of three programs, Citizen Development Program, Partnership Program, and Environmental Development Program. The researcher suggests that the corporation should increase evaluation and monitoring on its program, increase partnership with stakeholders about program, and increase cooperation and coordination with authorities, to handle illegal miners problem.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S66555
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>