Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181539 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Riansyah Sumajaya
"Skripsi ini berisi tentang konsep dasar, implementasi, serta hasil analisis dari messaging protocol yang dapat diterapkan pada sistem Internet of Things. Tujuan dari skripsi ini ialah untuk mengetahui kelebihan serta kekurangan protokol tersebut dalam aspek kinerja sehingga pengembang sistem IoT dapat menentukan apakah protokol tersebut sesuai untuk diimplementasikan kedalam sistem yang mereka kembangkan.
Penelitian kali ini akan menganalisis kinerja metode messaging protocol umum yang sering digunakan dalam sistem IoT. Messaging protocol tersebut berada di Application Layer. Protokol tersebut ialah Message Queuing Telemetry Transport MQTT dan Constrained Application Protocol COAP.
Untuk menganalisis metode tersebut, dilakukan implementasi kedua protokol untuk menentukan tingkat kinerja terhadap skenario lingkungan tertentu.
Hasil analisis dari studi literatur menunjukkan bahwa penggunaan MQTT lebih realibel dibandingkan COAP. Akan tetapi pada situasi lingkungan yang terbatas, CoAP lebih unggul dibandingkan MQTT.
Hasil analisis dari data pengamatan yang dilakukan pada ESP8266 menunjukkan bahwa protokol MQTT memiliki throughput, delay, dan jitter yang lebih besar dibandingkan dengan protokol CoAP, sedangkan packet loss CoAP lebih besar dibandingkan MQTT. Hal ini menunjukkan bahwa prototype MQTT pada ESP8266 lebih realibel dibanding CoAP, tetapi membutuhkan bandwidth yang besar untuk dapat memaksimalkan implementasi protokol. Sedangkan prototype CoAP pada ESP8266 cocok diimplementasikan pada kondisi bandwidth yang terbatas.

This thesis contains the basic concepts, implementation, and analysis results of messaging protocol that can be applied to the system of Internet of Things. The purpose of this thesis is to know the advantages and disadvantages of the protocol in the performance aspect so that IoT system developers can determine whether the protocol is suitable to be implemented into the system they develop.
The study will analyze the performance of common messaging protocol methods that are often used in IoT systems. The messaging protocol is in the Application Layer. The protocols are Message Queuing Telemetry Transport MQTT and Constrained Application Protocol COAP.
To analyze these methods, two protocols are implemented to determine the level of performance against certain environmental scenarios.
The results of the analysis from the literature study indicate that the use of MQTT is more reliable than COAP. However, in limited environmental situations, CoAP is superior to MQTT.
The results of the observational data analysis conducted on ESP8266 indicate that the MQTT protocol has greater throughput, delay, and jitter than the CoAP protocol while CoAP's packet loss is greater than MQTT. This indicates that the MQTT prototype on ESP8266 is more reliable than CoAP, but requires large bandwidth to maximize protocol implementation. While the prototype CoAP on ESP8266 suitable implemented in limited bandwidth conditions.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67028
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Nurviyandari
"Internet of things (IoT) bertujuan untuk membuat dunia cerdas dimana realita dan virtual bersatu untuk membuat lingkungan pintar dengan cara menyediakan kemampuan lebih pada bidang daya, kesehatan, transport, kota, industri, bangunan dan lainnya dalam kehidupan sehari - hari. IPv6 sudah menjadi standar de-facto untuk aplikasi Internet of Things (IoT) terutama pada sistem automasi perumahan dan bangunan dan LLN adalah salah satu perangkat jaringan sensor nikabel dengan daya rendah yang mendukung IoT. Pada penulisan ini dijelaskan rancang bangun pengembangan dari Routing Protocol for Low Power and Lossy Network (RPL), yang merupakan protokol routing yang menggunakan metode Destination Oriented Directed Acyclic Graph (DODAG) dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja sistem LLN. Desain sistem ini menggunakan penggabungan objective function zero dan algoritma ME trickle bertujuan untuk menurunkan penggunaan daya. Perancangan dan simulasi dilakukan dengan software Contiki OS: Cooja simulator yang merupakan simulator jaringan yang dirancang khusus untuk jaringan sensor nirkabel. Kinerja sistem dievaluasi berdasarkan parameter konsumsi daya, Packet Delivery Ratio, latensi dan Convergence time pada jaringan. Hasil simulasi menunjukan bahwa sistem dengan OF trickle modification dapat mereduksi convergence time hingga 15%, konsumsi daya 8% dan latensi 9%. Sistem ini juga tetap memberikan performa yang efisien dengan rata – rata PDR 93.8%.

Internet of things (IoT) aims to create a smart world where reality and virtuality unite to create smart environments by providing more capabilities in the fields of energy, health, transportation, cities, industry, buildings and more in everyday life. IPv6 has become the de-facto standard for Internet of Things (IoT) applications, especially in residential and building automation systems and LLN is one of those low power device that support IoT. This paper explains the enhancement design of Routing Protocol for Low-Power and Lossy Networks (RPL), which is a routing protocol that uses the Destination Oriented Directed Acyclic Graph (DODAG) method to improve the performance of LLN system. The system design uses a combination of objective function zero and the ME trickle algorithm aims to reduce power usage. The design and simulation is done with Contiki OS software: Cooja simulator which is a network simulator designed specifically for wireless sensor networks. System performance is evaluated based on parameters of power consumption, Packet Delivery Ratio, latency and convergence time on the network. Simulation results show that a system with OF trickle modification can reduce convergence time by 15%, power consumption by 8% and latency by 9%. This system also continues to provide efficient performance with an average PDR of 93.8%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teuku Ibnu Sina
"ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan performa protokol routing dan codec pada aplikasi Voice over Internet Protocol (VoIP) berdasarkan parameter Quality of Service (QoS). VoIP termasuk salah satu aplikasi yang paling sering digunakan saat ini. Karena berkembangnya berbagai aplikasi yang membutuhkan dukungan bandwidth yang tinggi, maka pengukuran parameter QoS seperti delay, jitter, packet loss, dan throughput pada berbagai aplikasi tersebut juga perlu untuk dilakukan. Oleh karena itu, pengujian ini berfokus pada pengecekan QoS VoIP, dimana dibangun sebuah topologi jaringan dengan berbagai protokol routing yang diimplementasikan. Protokol routing tersebut diantaranya adalah Routing Information Protocol (RIP), Open Shortest Path First (OSPF), dan Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP). Dengan protokol routing tersebut, nilai QoS dipantau dalam berbagai jenis codec, seperti G.711 dan GSM, dan dijalankan dalam keadaan trafik 0 (tanpa trafik lain), trafik 50 Mbps, dan trafik 100 Mbps, dengan teknik priority queuing diimplementasikan pada router. Hasil dari analisis digunakan untuk membandingkan pada protokol routing, codec, dan trafik seperti apa dihasilkan nilai persentase QoS yang lebih baik, serta performa dari teknik priority queuing terhadap nilai parameter QoS yang diperoleh. Pada penelitian ini, data menunjukkan bahwa EIGRP dan G.711 (u-law) adalah protokol routing dan codec yang terbaik dalam komunikasi VoIP.


ABSTRACT

This research aimed to analyze the performance comparison of routing protocols and codecs on Voice over Internet Protocol (VoIP) application based on the parameters of Quality of Service (QoS). VoIP is one of the applications which are most used nowadays. Due to the growth of applications that require high bandwidth support, then the measurement of QoS parameters, such as delay, jitter, packet loss, and throughput, also needs to be done. Therefore, this research focused on checking the performances of VoIP based on these parameters. The network topology was made with variety of routing protocols and codecs. The routing protocols used were Routing Information Protocol (RIP), Open Shortest Path First (OSPF), and Enhanced Interior Gateway Protocol (EIGRP). With the routing protocols, QoS values were monitored in various types of codec, such as G.711 and GSM, and were executed in zero traffic, 50 Mbps traffic, and 100 Mbps traffic, with priority queuing techniques were implemented on the router. The results of the analysis were used to compare the routing protocols and codecs as what percentages of the value of better QoS, also priority queuing techniques performances toward the QoS parameters values obtained. In this research, data showed that EIGRP is the best for routing protocol implementation and G.711 (u-law) is the best for codec used in VoIP communication.

"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56650
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfian Firmansyah
"Internet of Things merupakan teknologi perangkat terkoneksi yang memiliki angka pertumbuhan terpesat di dunia. Pada tahun 2020, perangkat IoT yang telah terkoneksi mencapai 31 miliar perangkat dan masih terus meningkat, sehingga teknologi ini akan mengubah cara hidup kita setelah hadirnya internet sebagai pionir. Hal tersebut mengakibatkan semakin kompleksnya diversifikasi topik IoT baru, mekanisme protokol, dan karakteristik perangkat keras yang terhubung pada infrastruktur server IoT. Indonesia akan segera mengimplementasikan 5G sebagai teknologi jaringan nirkabel generasi ke-5, sehingga hal ini mendorong adanya adaptasi yang dilakukan terhadap infrastruktur IoT pada cloud computing. Integrasi ini akan membuka sebuah ekosistem inovasi produk smart devices baru, baik itu produk skala kecil yang dilakukan oleh perorangan dan komunitas, maupun skala besar oleh sektor usaha, industri dan pemerintahan. Maka, dibutuhkan sebuah aplikasi IoT sebagai middleware, penghimpun data, router addressing ID unik, pemvisualisasi data, dan penganalisis ribuan bahkan jutaan perangkat IoT yang terkoneksi. Penyebaran arsitektur monolithic sudah perlahan ditinggalkan, melainkan mengubah pendekatan operasinya dengan menggunakan arsitektur microservice dengan containerization yang menawarkan fleksibilitas, pengembangan yang cepat, performa yang kuat dan loosely-coupled. Supaya pendekatan bersifat kontinyu, maka Continuous Integration dan Continuous Deployment Pipeline atau CI/CD Pipeline digunakan sebagai Software Development Life Cycle. Secara garis besar, penelitian ini membahas usulan arsitektur server IoT dengan Kubernetes dan aplikasinya, proses deployment secara CI/CD, analisis performa utilisasi dan autoscaling pada kubernetes cluster saat load tests sedang dijalankan, analisis berbasis model terhadap hasil metrik yang didapatkan guna meningkatkan performa deployment dari perspektif aplikasi IoT dengan akses request skala besar.

The Internet of Things is a connected device technology that has a rapid growth rate in the world. In 2020, there are 31 billion connected IoT devices and still increasing, thus this technology will change the way we live after the presence of the internet as a pioneer. We are getting more diversification of new IoT topics, protocol mechanisms, and characteristics of the hardware connected to the IoT server infrastructure becoming increasingly complex. Indonesia will soon implement the 5G as the fifth generation of wireless network technology, thus this will encourage adaptations to be made to the Indonesian IoT infrastructure in cloud computing. This integration will open an innovative ecosystem for new smart device products, both small-scale products carried out by individuals and communities, as well as large-scale by the business sector, industries and government as well. Therefore, an IoT application is needed as a middleware, data collector, unique-ID addressing router, data visualizer, and analyzer of thousands or even millions of connected IoT devices. Deployment of monolithic architectures is slowly being abandoned, instead changing its operating approach by using a microservice architecture with containerization that offers flexibility, fast development, robust performance, and loosely-coupled. To maximize the approach to be continuous, the Continuous Integration and Continuous Deployment Pipeline or CI/CD Pipeline are used as the Software Development Life Cycle. Broadly speaking, this research discusses the architectural design of IoT over Kubernetes and its applications, CI/CD deployment processes, performance analysis of the autoscaling during incoming traffic from running load tests, model-based analysis in accordance with metric results to enhance the deployment performance of IoT applications with large-scale request accesses perspective."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Widyaningrum
"Routing protocol pada Mobile Ad hoc Network (MANET) merupakan salah satu isu penting dalam melakukan komunikasi antar node. Pemilihan routing protocol yang tepat sangat diperlukan untuk menentukan rute data yang efisien. Penelitian ini menganalisis kinerja routing protocol pada MANET yakni AODV, OLSR dan TORA di lingkungan IPv6 dengan melihat dampaknya terhadap stabilitas jaringan. Simulasi dijalankan dengan menggunakan simulator OPNET Modeler versi 14.5, dimana setiap routing protocol diuji dengan variasi jumlah node, variasi kecepatan gerak node, menjalankan aplikasi HTTP dan voice serta penambahan node yang melakukan serangan blackhole. Hasil simulasi menunjukkan bahwa routing protocol AODV memiliki kinerja terbaik dibandingkan dengan kedua routing protocol lainnya pada skenario variasi jumlah node, variasi kecepatan dan penerapan aplikasi HTTP dan voice. Packet end-to-end delay AODV yang dihasilkan berkisar antara 0,00048-0,00055 s dan nilai rata-rata network load yang dihasilkan AODV merupakan yang paling rendah dengan maksimum yang didapat sebesar 26.076 bits/sec. Namun pada kondisi terdapat serangan blackhole, routing protocol yang terkena dampak paling kecil adalah routing protocol OLSR dengan perubahan throughput sebesar 5,25%, packet end-to-end delay sebesar 1,52% dan network load sebesar 5,25%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58128
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vikram
"Terjadinya perkembangan pemakaian internet secara cepat telah menyebabkan protokol IPv4 tidak dapat lagi menampung user yang ada. Untuk mengatasi masalah keterbatasan alamat pada IPv4, maka dibuatlah Internet Protocol versi baru (IPng atau IPv6). Namun untuk penerapannya masih diperlukan waktu dan metode transisi dari IPv4 ke IPv6 tanpa mengganggu jaringan IPv4. Contoh metode transisi yang dikenal adalah 6to4, 6over4, ISATAP, dan DSTM.
Dalam skripsi ini akan diuji metode tunneling ISATAP dan 6to4. Untuk menguji performansi dari kedua metode tersebut dilakukan uji coba dengan menggunakan aplikasi video streaming. Sarana pengujian menggunakan jaringan test bed yang dibangun dari lima buah PC yang mengambil tempat di Lab Digital FT-UI.
Dalam pengujian akan dianalisa beberapa parameter untuk mengetahui unjuk kerjanya, diantaranya throughput, jumlah packet loss dan latency. Pada pengujian akan dilakukan perbandingan kinerja dari konfigurasi IPv4 murni, IPv6 murni, dengan metode tunneling ISATAP dan 6to4.
Dari hasil uji coba yang dilakukan didapatkan bahwa metode tunneling 6to4 dan ISATAP tidak mengurangi kemampuan jaringan dalam aplikasi video streaming. Dibandingkan dengan IPv4, metode tunneling ini mampu meningkatkan throughput sekitar 0.013% (6to4) dan 0.007% (ISATAP), serta dapat mengurangi packet loss sekitar 47.9% (6to4) dan 6.84% (ISATAP). Perbedaan latency yang terjadi hanya berbeda sekitar 0.73% (6to4) dan 0.045% (ISATAP) terhadap jaringan IPv4.
Sementara itu, pada topologi IPv6 murni didapatkan hasil kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan menggunakan metode tunneling, dimana IPv6 mampu meningkatkan throughput sekitar 0.0723%, mengurangi packet loss sekitar 73.76%, dengan perbedaan latency sekitar 0.7% (dengan 6to4) dan 1.52% (dengan ISATAP)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40065
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Adi Purwanto
"Perusahaan yang memiliki unit ? unit usaha di lokasi tertentu tentunya ingin agar unit - unit usaha tersebut tersambung satu sama lain dalam satu jaringan dan dapat berbagi informasi penting untuk menunjang kelangsungan bisnis perushaan tersebut. Namun aspek privasi dari tiap unit ? unit usaha tersebut tentunya tidak boleh dikesampingkan sehingga aktifiitas penggunaan jaringan oleh suau unit usaha tidak mengganggun unit usaha lain. Salah satu solusi yang bisa digunakan adalah penggunaan VPN. Dimana sumber daya jaringan dapat dipakai bersama namun aspek privasi antar unit usaha tidak dikesampingkan.
Salah satu alternatif pengimplementasian VPN adalah dengan L3VPN. Sesuai dengan namanya, backbone untuk menunjang L3VPN ini adalah divais yang beroperasi pada layer-3 yaitu router. Sehingga untuk mempesiapkan jaringan yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan L3VPN perlu disiapkan sebuah jaringan backbone yang tersusun dari router ? router yang walaupun tidak tersambung fisik tetapi harus tersambung secara logika. Ketersambungan secara logika ini dapat diakomodasi oleh routing protocol.
Dengan studi kasus dimana PT. Indonesia Comnets Plus bermaksud untuk membuat jaringan antar unit usaha PLN di Kota Palembang. Maka akan dilakukan perancangan jaringan yang dapat mendukung pengimplementasian L3VPN dengan memakai routing protocol OSPF yang akan dikonfigurasi menggunakan IOS command pada router.

Enterprise that has several branch unit within area surely wants so that its branch units can connect to each other within one network and share important information in order to support its business operations. Under that constraint, privacy among each branch units may not be neglected so the activity of network using won?t bother other unit branch?s activity. One solutin can be used is to implement VPN, on which network resources can be shared among unit branch and privacy aspect is still considerated.
One of the alternative for implementing VPN is to implement L3VPN. Backbone network used for supporting L3VPN is using layer-3 devices, which is router. So, in order to prepare a ntework to ready for L3VPN implementation it needs a backbone network which consist of routers, which are although not physically connected but logically connected. This logical connection between routers can be achieved using routing protocol.
With a case study on which PT. Indonesia Comnets Plus want to build network among PLN unit branch at Palembang, a network planning will be carried, under constraint that the network to be designed has to be able to support L3VPN implementation using OSPF dan EIGRP routing protocol configures using IOS command.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40449
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Pramana
"ABSTRAK
IP (Internet Protocol) adalah protokol lapisan tiga OSI (network layer) yang digunakan di jaringan Internet. Salah satu hal penting dalam implementasi IP dalam jaringan adalah perancangan dan penerapan routing protocol pada jaringan tersebut.
Routing adalah suatu proses untuk menentukan kemana kita harus mengirim paket data yang ditujukan ke suatu alamat yang berada di luar segmen jaringan lokal kita. Dalam hal ini, perangkat router membuat dan memelihara (me-maintain) informasi routing agar dapat mengirimkan dan menerima paket data. Secara konseptual, informasi routing tersebut disimpan dalam sebuah routing table. Router harus dapat membuat dan memelihara routing table tersebut secara dinamik, untuk mengakomodasi perubahan pada konfigurasi jaringan. Pemeliharaan routing table tersebut diatur dengan sebuah protokol yang dinamakan routing protocol.
Saat ini, ada beberapa jenis routing protocol yang digunakan untuk suite IP. Routing protocol untuk IP secara umum dibagi atas dua kategori, yaitu interior gateway protocol (IGP) dan exterior gateway protocol (EGP). IGP biasanya digunakan untuk routing antar jaringan yang masih dalam satu pengelolaan administrasi, sementara EGP digunakan untuk routing antar jaringan yang berbeda pengelolaan administrasi. Protokol yang termasuk ke dalam interior diantaranya adalah Routing Information Protocol (RIP), Hello, Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) dan Open Shortest Path Protocol (OSPF). Sedangkan protokol yang termasuk ke dalam eksterior diantaranya adalah Exterior Gateway Protocol (EGP) dan Border Gateway Protocol (BGP).
PT RMI bergerak di bidang jasa pelayanan internet (ISP - internet service provider), dimana hampir seluruh jaringannya menggunakan IP di lapisan tiga OSI-nya. Dengan arsitektur jaringan yang cukup luas di tiga kota besar di Indonesia, banyak masalah routing yang dialami oleh PT RMI, yang membutuhkan perancangan dan perencanaan routing protocol yang baik. Hal ini disebabkan arsitektur jaringan PT RMI yang cukup kompleks, dimana selain mempunyai kantor cabang di Surabaya dan Bandung, PT RMI juga mempunyai banyak POP {point of presence) di beberapa titik lokasi di Jakarta.
Tesis ini melakukan tinjauan terhadap arsitektur jaringan internet PT RMI, serta menganalisa masalah-masalah yang terjadi pada jaringan tersebut. Berdasarkan analisa masalah, dilakukan analisa kebutuhan dari jaringan tersebut, yang akan lebih dikhususkan kepada kebutuhan akan routing protocol di jaringan PT RMI. Tesis ini akan melakukan perancangan dan penerapan routing protocol yang paling tepat untuk diimplementasikan di jaringan PT RMI, berdasarkan macammacam jenis routing protocol yang tersedia, untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi.

ABSTRACT
IP (Internet Protocol) is an OSI third layer (network layer) protocol, which is widely used on the internet. One of the most important things in implementing the IP on a network is the design and implementation of routing protocol on the network.
Routing is a process of determining where to send data packets destined for addresses outside the local network segment. In this case, routers gather and maintain the routing information to enable the transmission and receipt of such data packets. Conceptually, the routing information takes the form of entries in a routing table. Routers should be able to create and maintain the routing table dynamically, to accommodate any network changes. The maintaining of the routing table is handled by a protocol called routing protocol.
Right now, there are many routing protocols used for IP suite. IP routing protocols are broadly divided into two classes: interior gateway protocol (IGPs) and exterior gateway protocol (EGPs). IGP is usually used for routing networks that are under a common network administration, while EGP is usually used to exchange routing information between networks that do not share a common administration. Some of the IGPs include Routing Information Protocol (RIP), Hello, Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) and Open Shortest Path First (OSPF), while some of the EGPs include Exterior Gateway Protocol (EGP) and Border Gateway Protocol (BGP).
PT RMI is an internet service provider, which almost all of its network are using IP on the OSI third layer. With a big network architecture covering three big cities in Indonesia, there are many routing problems on PT RMI's network, which will need a good design and implementation of routing protocol. This is due to PT RMI's quite complex network architecture, which instead of having branch offices in Surabaya and Bandung, PT RMI also have many POPs (point of presences) in some location point in Jakarta.
This thesis reviews the PT RMI's internet network architecture, and analyzes the problems on the network. Based on the problem analyzes, the thesis also does a need analyzes of the network, which will be concentrated on the needs of routing protocols in PT RMI's network. This thesis will design and implement the best routing protocol to be implemented in PT RMI's network, based on the list of the routing protocols available, to solve all the routing problems."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2000
T40238
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Indra Lesmana
"Saat ini banyak digunakan sebuah jaringan yang dapat mendukung layanan suara, data dan video tanpa adanya downtime, sehingga dibutuhkan back up jaringan serta protokol redundansi (active-standby) untuk menunjang terciptanya jaringan komunikasi yang stabil dan efisien. VRRP dan CARP merupakan salah satu protokol yang sering digunakan untuk mendapatkan level layanan yang tinggi. Rancangan pada skripsi ini akan dibuat dalam beberapa skenario yaitu ping tes, flooding, download dokumen serta streaming dengan parameter RTD (delay time), packet loss, throughput dan waktu failover.
Dari hasil simulasi bahwa protokol CARP membutuhkan rata – rata waktu lebih cepat dalam melakukan failover yaitu 5 detik daripada protokol VRRP dengan rata-rata waktu 7 detik. Untuk trafik yang besar protokol VRRP dan CARP mampu melewatkan throughput besar saat dilakukan failover, nilai throughputnya hampir mendekati throughput maksimalnya 6 Mbps, untuk rata-rata packet loss yang didapat sebesar 5-6%.

Today, there are many network could support voice service, data, video conference without any downtime occurred on network. Backup method is required to support all that services and also protocol redundancy (active- standby) which could make a stable and efficient network communications. VRRP and CARP are the frequently used protocols to create a high level of network service. The scheme of this thesis will be made in several scenarios, they are ping test, flooding, download document also streaming by RTD (delay time) parameters, packet loss, throughput and failover time.
The result from simulation showing that CARP protocol need the faster average time that is 5 seconds, but VRRP protocol need 7 seconds of the average time. CARP and VRRP protocol is able to pass up wide throughput while doing failover on the large traffic, its throughput value almost approaches the maximal value of 6 Mbps and average of packet loss are 5-6%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S43972
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Valya Sandria Akiela
"

Internet of Things (IoT) tidak hanya mengubah cara perangkat berinteraksi dan terhubung, tetapi juga membawa risiko keamanan serius, seperti kebocoran data. Penelitian ini mengatasi masalah tersebut dengan menggabungkan Advanced Encryption Standard (AES) dan shift left security. AES digunakan untuk mengenkripsi data yang ditransmisikan melalui perangkat IoT dengan mempertimbangkan keterbatasan sumber daya komputasi, khususnya pada perangkat Smart Fan System, yang bekerja dengan mengaktifkan mini fan berdasarkan threshold suhu tertentu yang dapat dimonitor melalui web app. Pada penelitian ini, shift left security diterapkan untuk mengidentifikasi dan mengatasi kerentanan sejak tahap awal pengembangan. Efektivitas integrasi AES dan shift left security diuji dengan membandingkan waktu eksekusi dan kerentanan keamanan. Penetration testing dilakukan terhadap SQL injection, Man in the Middle (MITM) attack, dan Distributed Denial of Service (DDoS) attack. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan keamanan sebesar 66.67% dengan waktu eksekusi 485.51 ms pada sistem IoT yang mengintegrasikan AES dan shift left security, tanpa penurunan performa signifikan. Meskipun efektif terhadap SQL injection dan MITM attack, sistem masih rentan terhadap DDoS attack, sehingga diperlukan strategi tambahan yang lebih komprehensif. Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi penting dalam desain perangkat IoT yang lebih aman dan andal di masa depan.


The Internet of Things (IoT) not only transforms how devices interact and connect but also brings serious security risks, such as data breaches. This study addresses these issues by combining Advanced Encryption Standard (AES) and shift left security. AES is used to encrypt data transmitted through IoT devices, considering computational resource limitations, particularly in the Smart Fan System, which operates by activating a mini fan based on specific temperature threshold that can be monitored via a web app. In this research, shift left security is applied to identify and address vulnerabilities from the early stages of development. The effectiveness of integrating AES and shift left security is tested by comparing execution time and security vulnerabilities. Penetration testing is conducted against SQL injection, Man in the Middle (MITM) attack, and Distributed Denial of Service (DDoS) attack. The results show a 66.67% increase in security with an execution time of 485.51 ms in the IoT system integrating AES and shift left security, without significant performance degradation. Although effective against SQL injection and MITM attacks, the system remains vulnerable to DDoS attacks, indicating the need for more comprehensive strategies. This research is expected to make a significant contribution to the design of more secure and reliable IoT devices in the future.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>