Ditemukan 162675 dokumen yang sesuai dengan query
Aprilianti
"
ABSTRACTPenelitian ini mempelajari mengenai pengaruh penggunaan geotextile woven pada lapisan tanah yang tidak homogen melalui uji triaxial unconsolidated undrained. Variabel yang meliputi pada penelitian ini adalah jumlah dari lapisan geotextile woven, tekanan sel dan ukuran sampel pengujian yang berbeda. Pengujian ini menunjukkan bahwa dengan berbedanya ukuran sampel dan tekanan sel yang diberikan akan memberikan hasil yang berbeda mulai dari hasil parameter kuat gesernya seperti nilai kohesi c dan sudut geser ? , pola keruntuhan serta peak strength yang terjadi. Pola keruntuhan yang terjadi pada sampel kecil yang berdiameter 35,6 mm dengan tekanan sel yang diberikan sebesar 50, 100 dan 150 kPa menunjukkan bahwa mayoritas terjadi kegagalan pada lapisan pasirnya. Sedangkan pada tekanan sel sebesar 500, 1000 dan 1500 kPa untuk sampel besar yang berdiameter 99,1 mm mengalami kegagalan pada lapisan tanah merah. Selubung keruntuhan yang terjadi pada sampel besar dengan adanya perkuatan memiliki pola yang lebih linier jika dibandingkan dengan sampel kecil.
ABSTRACTThis research studies the influence of geotextile woven in different layers of soil with triaxial unconsolidated undrained tests. The variables include the number of geotextile layers, cell pressure and size of sample. This test indicates the difference of sample size will give different results in parameters of shear strength such as cohesion c dan friction angle , collapse pattern and peak strength. The pattern of collapse occuring in a small sample of 35.6 mm in diameter with a given cell pressure of 50, 100, and150 kPa indicates that the majority of failures occur in sand layer. Whereas in cell pressure of 500, 1000 and 1500 kPa for large sample of 99.1 mm in diameter failure occurring at red soil layer. Failure envelope in large sample with reinforcement have more linear pattern if compared with the small size sample."
2017
S68275
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rendy Eka Pratama
"Semakin berkembangnya zaman, membuat pembangunan infrastruktur harus dapat dilakukan di berbagai tempat, begitu pun pada tanah gambut. Akan tetapi, tanah gambut merupakan salah satu jenis tanah yang memiliki kekuatan yang buruk dan kurang baik sebagai dasar konstruksi sipil. Oleh karena itu, diperlukan sebuah usaha untuk stabilisasi atau meningkatkan daya dukung tanah gambut, yaitu pada penelitian ini akan dilakukan penambahan mikroorganisme selulolitik pada tanah gambut yang bertujuan untuk menguraikan atau mendekomposisi senyawa organik berupa serat dan selulosa menjadi senyawa anorganik yang lebih sederhana dan padat. Volume mikroorganisme yang ditambahkan adalah sebesar 10% dari volume tanah dalam wadah per tahap dari total 2 tahap injeksi dan masa fermentasi selama 65 hari. Pengujian kekuatan tanah yang dilakukan adalah uji triaksial Consolidated Undrained (CU) dan Unconsolidated Undrained (UU). Setelah dilakukan injeksi mikroorganisme dan fermentasi, didapatkan hasil peningkatan parameter kuat geser tanah gambut yaitu, nilai kohesi dan sudut geser.
As the time goes by, constructing infrastructure must be able to do in various places, even on the peat soil area. However, peat soil is a type of soil which have a low strength and not good enough as a base of civil construction. According to that condition, it takes an effort to stabilize or increase the bearing capacity of peat soil, this study will be use the addition of cellulolytic microorganisms in peat soil that aims to decompose the fiber and cellulose into solid and simpler organic compounds. Volume of microorganisms that are added is equal to 10% of the total volume of soil in the container per stage of total 2 stages and with fermentation period for 65 days. The soil strength test which was conducted in this experiment is Consolidated Undrained (CU) and Unconsolidated Undrained (UU) triaxial tests. After the injection of microorganisms and 65 days fermentation, the result showed an increasing in shear strength of peat soil parameters, the value of cohesion and friction angle."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59430
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Salsabilla Rizqika
"Geogrid merupakan salah satu material geosintetik yang memiliki fungsi utama sebagai perkuatan tanah, salah satunya konstruksi lereng. Untuk mengetahui perilaku geogrid sebagai perkuatan tanah merah, dilakukan pengujian Triaxial Tak Terkonsolidasi Tak Terdrainasi dengan diameter sampel 100 mm dan tinggi 200 mm pada kondisi tanah pada kadar air optimum. Nilai tekanan sel yang diberikan adalah 500, 1000, dan 1500 kPa. Variasi pada pengujian ini adalah nilai kuat tarik serta jumlah lapisan geogrid. Unconfined Compression Test dengan dimensi yang sama juga dilakukan untuk membandingkan nilai tegangan maksimum serta nilai kohesi. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa sampel dengan geogrid meningkatkan nilai kohesi secara signifikan sementara nilai sudut geser mengalami peningkatan yang tidak terlalu besar. Selain itu, penambahan jumlah lapisan geogrid meningkatkan nilai kohesi dan sudut geser. Penambahan jumlah lapisan geogrid cenderung berpengaruh dalam meningkatkan sudut geser, sedangkan peningkatan nilai kohesi cenderung ditingkatkan dengan nilai kuat tarik maupun penambahan jumlah lapisan dari geogrid.
Geogrid is one of geosynthetic material which can be used as a soil reinforcement, for example soil construction. To evaluate the shear behavior of geogrid reinforced red tropical clay soil, Unconsolidated Undrained Triaxial samples of 100 mm diameter and 200 mm height were conducted at maximum dry unit weight and optimum moisture content. Confining pressure of 500, 1000, and 1500 kPa were given. Tensile strength and number of geogrid layers were varied. Unconfined Compression Test also conducted to compare the maximum deviator stress and cohesion value. The experimental result shows that geogrid enhancing the cohesion value significantly while the increase of friction angle is not significant. Moreover, the cohesion and friction angle increases as the number of geogrid layer increases. The increasing number of geogrid layer indicates that geogrid is enhancing friction angle value, while increasing the tensile strength or number of geogrid layer gives a similar cohesion value."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67969
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Budi Kurniawan
"Terdapat beberapa jenis tanah di Indonesia, salah satunya merupakan tanah lempung lunak. Perbedaan tanah lempung lunak terletak pada kekuatan gesernya yang lebih rendah dan kompresibilitas yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan tanah lempung biasa. Oleh karena itu, sebelum digunakan sebagai pendukung konstruksi, perlu dilakukan penyelidikan mengenai karkteristik geser dan kompresibilitas dari tanah lunak tersebut sehingga dapat dicari tipe dan karakteristik pondasi yang tepat untuk proyek konstruksi yang akan dibangun pada tanah lunak tersebut. Untuk mengetahui nilai parameter kekuatan geser pada tanah biasa digunakan uji Triaksial (Triaxial Test). Namun uji triaksial yang selama ini dilakukan menggunakan benda uji berdimensi kecil. Dengan kondisi tersebut dikhawatirkan benda uji yang digunakan tidak dapat mencakup tanah lokasi yang diuji secara keseluruhan. Terutama jika lokasi tanah yang diuji memiliki tanah yang memiliki komposisi yang mengandung bahan organik. Oleh karena itu perlu digunakan benda uji yang lebih besar untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Tanah yang digunakan merupakan sampel tanah undisturbed yang diambil dari Rorotan (Jakarta Utara), Kaliabang (Bekasi) dan Ujung Harapan (Bekasi). Percobaan yang dilakukan yaitu dengan kondisi Unconsolidated Undrained (tak terkonsolidasi tak terdrainasi). Hasil dari uji triaksial ini nantinya akan menggambarkan hubungan antara tegangan deviator dengan regangan dan diagram Mohr-Coulomb. Dari grafikgrafik tersebut, akan diperoleh nilai-nilai dari parameter kekuatan geser tanah.
There are some type of soil in Indonesia, one of them is soft clay. The characteristic of soft clay is equal with the regular clay. The differences is the shearing resistance oft soft clay is lower and the compressibility is higher than regular clay. Because of that, before soft clay is being used in construction, need a research about the shearing characteristic of soft clay so that can be found the right type and characteristic of foundation for construction. To find the shearing resistance of soil is commonly using the Triaxial test. But the commonly triaxial test is using small dimension of sample test. By those condition is concerned that the sample test not equal with the real condition. Especially if the soil have the organic compotition. Because of that need a bigger dimension of sample test to get more accuracy data in research. The sample test is undisturbed sample from Rorotan (Jakarta Utara), Kaliabang (Bekasi) dan Ujung Harapan (Bekasi). The test will be perform in Unconsolidated Undrained (tak terkonsolidasi tak terdrainasi) condition. The result of triaxial test will be defining the relation of deviator stress and strain from the sample test and Mohr-Coulomb diagram. From the graph, can be found the parameter value of shearing resistance from the soil."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35288
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Vandemora
"Penelitian ini merupakan studi awal mengamati pengaruh siklus basah kering terhadap potensi mengembang dan kuat geser tanah lempung ekspansif Cikarang, Jawa Barat dengan dan tanpa campuran semen dan pasir. Sampel tanah uji dipadatkan pada kadar air optimum standard proctor, kemudian dilakukan uji One Dimension Swelling Method dan uji triaksial CU. Untuk satu siklus, dilakukan proses pembasahan selama 4 hari dan pengeringan 3 hari udara tanpa pengecekan kadar air optimum awal. Efek dari siklus basah kering adalah terjadi penurunan potensi mengembang dan meningkatnya kuat geser baik untuk kondisi tanah asli dan tanah campuran.
This research was a preliminary study that investigated the effect of drying-wetting cycle on the swelling potential and the shear strength of the expansive clay sample, which had been taken from Cikarang, West Java, with and without adding the mixture of cement and sand. The expansive clay sample was compacted at the standard proctor optimum moisture content and tested by using the one dimension swelling method and triaxial CU test afterwards. One cycle consists of 4 days of wetting process and 3 days of natural drying process, without the initial optimum moisture content being considered. The effect of drying-wetting showed the decreasing potential of the clay to swell and the increasing shear strength of the expansive clay on both the original expansive clay and the expansive clay with the cement and sand mixture."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S50678
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Zaki Abdulghani
"Kuat geser tanah ekspansif merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam perancangan pondasi atau subgrade pembangunan jalan sehingga penggunaan pasir dan semen sebagai bahan stabilisasi diharapkan dapat meningkatkan kekuatan geser tanah ekspansif. Dalam tugas akhir ini, metode penelitian yang digunakan adalah pengambilan sampel tanah terganggu di daerah Cikarang, Jawa Barat yang dicampur dan tidak dicampur dengan pasir dan semen yang kemudian dipadatkan kembali pada kadar air optimum sebelum pengujian triaksial consolidated undrained. Efek dari penambahan bahan stabilisasi diamati dari grafik hubungan tegangan deviator-tegangan efektif; tegangan deviatorregangan; perubahan tekanan air pori-regangan; dan volume spesifik-tegangan efektif kemudian akan dibandingkan hasilnya antara kedua kondisi. Penambahan bahan stabilisasi membuat kekuatan geser tanah ekspansif menjadi cenderung meningkat karena semen membuat ikatan antar partikel tanah semakin menguat dan pasir membuat tanah menjadi semakin padat.
The shear strength of expansive soil is one of the factor that important to know in foundation engineering and road construction subgrade, then using sand and cement as a stabilization material is hopefully can can improve the shear strength of expansive soil. In this final assignment, method of research used disturbed soil sample from Cikarang, Jawa Barat that will be mixing and not mixing with sand and cement that compacted in the optimum water content condition before triaxial CU test. Effect of stabilization matter will be shown in the graphics relation between deviatory stress-effective stress; deviatory stress-strain; excess pore water pressure-strain; and specific volume- effective stress, finally the result for each condition will be compared. Stabilization matter addition make increasing on shear strength of expansive soil because cement make the bond between soil particle become stronger and sand make the soil become denser."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50492
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Prima Teguh Prasojo
"Tanah ekspansif memiliki daya dukung yang relatif rendah serta potensi kembang susut yang besar. Untuk tugas akhir ini, proses stabilisasi dilakukan dengan mencampur kapur dan pasir pada tanah lempung ekspansif. Bahan stabilisator kapur merupakan bahan yang umum dipakai dalam stabilisasi tanah untuk memperbaiki sifat-sifat tanah dasar yang tidak menguntungkan. Kedua bahan ini juga termasuk material murah dan mudah didapat. Beberapa penelitian serupa sudah pernah dilakukan, namun tidak menggabungkan dua jenis bahan stabilisasi yaitu pasir dan kapur yang masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda. Komponen kekuatan geser tanah yaitu sudut geser dan kohesi akan diamati melalui uji triaksial CU yang akan dianalisis dengan metode Critical State Concept.
Uji Unconfined dilakukan untuk melihat pengaruh lama pemeraman terhadap kuat geser tanah campuran. Penelitian dilakukan di laboratorium mekanika tanah FTUI dengan menggunakan contoh tanah yang diambil dari Cikarang, Jawa Barat. Penelitian dilakukan terhadap tanah ekspansif sebelum dan sesudah distabilisasi dengan pasir dan kapur yang meliputi pengujian terhadap sifat-sifat fisik tanah dan perilaku kuat geser. Perilaku yang ditunjukkan oleh tanah campuran yaitu penurunan indeks plastisitas, kenaikan sudut geser dan penurunan nilai kohesi.
Expansive soils have a relatively low carrying capacity and potential for developing large shrinkage. For this final report, the process of stabilization was done by mixing lime and sand on expansive clay. Lime stabilizer material is a material commonly used in soil stabilization for improving basic soil properties. Both materials also include cheap and easily obtainable materials. Several similar studies have been done, but do not combine the two types of materials are sand and lime stabilization, each of which has different characteristics. Components of shear strength of the shear angle and cohesion will be observed through the CU triaxial tests to be analyzed with Critical State Concept method. Unconfined test was conducted to observe the effect of curing time on the shear strength of soil mixture. Research conducted at the University of Indonesia soil mechanics laboratory using soil samples taken from Cikarang, West Java. Research carried out on expansive soil before and after stabilization with sand and lime that includes testing of soil physical properties and shear behavior. The behavior shown that soil plasticity index decrease, increase in friction angle and cohesion impairment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50584
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Candra Irawan
"Nilai parameter geser tanah gambut sebagai variabel dari kekuatan geser tanah gambut, dapat ditingkatkan dengan pemadatan tanah. Pemadatan yang dilakukan terhadap tanah gambut dalam skripsi ini mengunakan metode Proctor Modifikasi. Metode pemadatan ini dipilih untuk melihat pengaruhnya pada kuat geser tanah gambut melalui uji triaksial Consolidated Undrained (CU) dimana penelitian sejenis belum banyak dilakukan. Metode Pemadatan dengan Proctor Modifikasi diterapkan pada sampel tanah gambut Palangkaraya. Sampel yang telah dipadatkan pada kadar air 100% dan 140%, lalu direndam selama 4 hari sebelum dilakukan uji triaksial. Data yang diperoleh dari hasil uji Triaksial CU, diolah dan dianalisa melalui grafik tegangan deviator terhadap regangan, grafik tegangan deviator terhadap tegangan efektif, grafik tekanan pori terhadap regangan, grafik volume spesifik terhadap ln p - , lingkaran Mohr, selubung keruntuhan, nilai parameter geser sampel tanah gambut tersebut. Sebagai studi awal, parameter geser dari tanah gambut yang dipadatkan dengan Proctor Modifikasi ini menunjukkan kecenderungan nilai parameter geser yang lebih baik, bila dibandingkan dengan parameter geser tanah gambut yang dipadatkan pada kadar air optimum dengan Proctor Standar dan tanah gambut dalam kondisi tak terganggu.
Values of shear parameters of peat as a variable shear strength, can be increased with soil compaction. The compaction which performed on peat soil in this paper uses the Modified Proctor. This kind of compaction is chosen to see the effects on the shear strength of peat soil through the Triaxial Consolidated Undrained (CU) test, where the typical research has not been widely applied. Modified Proctor is applied to the sample of peat from Palangkaraya at water content of 100% and 140%. Then, the sample is soaked for four days. After four days, the sample is shaped to be triaxial specimens. Data that obtained from CU triaxial test results, processed and analyzed through graphics such as: deviator streess-strain, deviator stress-effective stress, pore pressure-strain, specific volume-ln p', critical line, Mohr diagram, value of the shear parameters of the soil sample. As an initial study, the shear parameters from peat soil that compacted with Modified Proctor, showed a tendency to the better value of shear parameters, when compared with the shear parameters of peat soil that compacted on optimum water content with standard Proctor and peat soil in undisturbed condition."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50669
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Restu Dwiyantama
"Pertumbuhan jumlah volume sampah pada TPA Bantar Gebang cukup pesat, sehingga lambat laun beberapa lahan akan di non-aktifkan akibat kapasitas yang sudah maksimal. Berdasarakan hal tersebut, lahan tersebut akan ditutup dan masih menjadi lahan kosong yang seharusnya dapat dijadikan tempat yang mendukung infrasturktur. Namun, untuk melakukan pembangunan pada lahan tersebut diperlukan data-data mengenai material yang mendukung. Di indonesia, data mengenai timbunan sampah, khususnya data geoteknik, masih sangat kurang. Oleh sebab itu diperlukan pengujian yang berdasarkan pada pengujian dibidang geoteknik. Pengujian geoteknik yang akan dilakukan adalah pengujian dengan menggunakan sampel artifisial dengan menggunakan alat uji triaxial.
Pengujian triaxial dilakukan dengan memadatkan sampel terlebih dahulu dengan menggunakan tiga variasi energi pemadatan modified proctor untuk mendapatkan kuat geser dari sampah. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa semakin besar energi pemadatan yang diberikan, maka akan semakin besar nilai parameter yang diperoleh. Dari hasil parameter yang diperoleh dilakukan pemodelan menggunakan slope/w untuk melakukan validasi terhadap parameter yang diperoleh. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai parameter masih belum sesuai dengan kondisi eksisting.
Increasing number of waste volumes in Bantar Gebang landfill nowdays increase rapidly, because of that some of the field will be disabled/deactivated as a result of the field have reach a maximum capacity. Based on that situation, the land will be closed and become an empty land that can be used as a productive land that could support the infrastructure development. However, to develop something on that land required data about the material that could supports the construction. In Indonesia, we still have not much data about the landfill waste, especially for geotechnical data. Therefore, the tests based on geotechnical field is required to collect the support data. Geotechnical test that will be done by using artificial samples with the triaxial test equipment. Triaxial testing conducted by compressing the sample by using three variations of modified proctor compaction energy to get the number of the shear strength of waste. The results obtained showed that the greater the compaction efforts is given, greater the parameter values obtained. From the results of the parameter we obtained, we make a model by using software slope/w to validate the parameters obtained. The results showed that the value of the parameter is still not in accordance with the existing condition."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59746
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ucik Nurhayati
"Penggunaan cerucuk merupakan salah satu metode perbaikan tanah yang banyak diaplikasikan terutama pada lapisan tanah lunak untuk membantu meningkatkan kekuatan geser serta mengurangi penurunan tanah yang terjadi. Untuk mengetahui pengaruh dari penggunaan cerucuk terhadap kekuatan geser tanah, dilakukan pengujian dalam skala laboratorium pada tanah kaolin dengan uji triaksial terkonsolidasi takterdrainasi. Untuk pemodelan tanah lunaknya, digunakan slurry kaolin yang di-preloading dengan tekanan 100 kPa. Sedangkan untuk cerucuknya, dimodelkan dengan batang kayu berdiameter 2 mm dan variasi panjang 25 mm dan 50 mm. Hasil pengujian menunjukkan bahwa penggunaan cerucuk di satu sisi meningkatkan kohesi tanah, namun di sisi lain menurunkan sudut gesernya. Peningkatan kohesi tersebut sebanding dengan panjang dan jumlah cerucuk yang digunakan. Demikian pula dengan penurunan sudut gesernya.
Installation of the timber pile is one of reinforcement method applied mainly in the soft soil layer to help improve the shear strength and reduce the settlement. The laboratorium test was performed to investigate the effect of timber pile installation to shear strength of kaolin clay under consolidated undrained triaxial test. Kaolinite clay using to modelled soft soil layer. For modeling soft soil, kaolin slurry used in-preloading with 100 kPa pressure. As for timber pile modelled with the wooden stick with 2 mm of diameter and 25 mm of length for the first variation and 50 mm of length for the second variation. The test result show that timber pile reinforcement contribute to increase the cohesion parameter but in the other hand it decrease the friction angle. Increased cohesion is comparable to the length and number of timber pile used. Similarly, the decrease in friction angle."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50622
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library