Ditemukan 144408 dokumen yang sesuai dengan query
Hanggoro Purwohananto
"Sebuah bangunan merepresentasikan dirinya melalui tampilan visual. Secara visual tampilan bangunan tak hanya dilihat dari bentuk saja, namun juga melalui permukaan bangunan terkait. Permukaan dipandang sebagai bagian yang memberikan ekspresi dalam memperlihatkan karakter dan identitas suatu bangunan, sehingga persepsi visual manusia terhadap bangunan akan terbentuk melalui permukaan. Kualitas permukaan suatu bangunan ditentukan oleh kualitas dari material pembangun, sehingga dapat dikatakan bahwa permukaan merupakan representasi dari material. Skripsi ini ditulis bertujuan untuk mengkaji bagaimana permukaan dapat menciptakan kualitas arsitektur, dan bagaimana material dapat menciptakan kualitas permukaan. Dari kajian teori serta studi preseden yang saya lakukan terlihat bahwa permukaan sangat berkaitan dengan sensori manusia, sensory design, dan material. Permukaan akan menstimulasi sensori manusia dalam mempersepsikan arsitektur melalui unsur-unsur sensory design. Persepsi yang diciptakan oleh permukaan, akan sangat dipengaruhi oleh material dari permukaan itu sendiri. Karena suatu material tertentu akan menciptakan kualitas permukaan yang spesifik, dan akan mempengaruhi manusia dalam mempersepsikan suatu bangunan.
A building represents itself through its visual appearance. However, appearance of a building not only represents its form, but also the surface. Surface is seen as a part which provides an expression in showing the character and identity of a building, so that the visual perception of the building will be formed through the surface. The surface quality of a building is determined by the quality of the building material, so it can be said that the surface is a representation of the material. This thesis is written to examine how surfaces can create architectural quality, and how materials can create surface quality. From the theoretical studies and the precedent studies, the surface is closely related to human sensory, sensory design, and materials. The surface will stimulate the human sensory in perceiving the architecture through the elements of sensory design. The perception created by the surface, will be greatly influenced by the material from the surface itself. Because a certain material will create a specific surface quality, and will affect humans in perceiving a building."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67031
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Belly Hardi Lawira
"Material bekas dapat menjadi bahan alternatif sebagai material membangun rumah. Namun, keterlibatannya belum tentu disetujui atau disukai semua kalangan masyarakat. Skripsi ini saya tulis untuk mengenalkan keterlibatan material bekas dalam rumah: penanganan desain dengan material bekas agar dapat menjadi indah dan optimal, menelusuri sejauh mana material bekas ini dapat terlibat dalam rumah, dan dampaknya terhadap pemilik rumah. Rumah yang dijadikan model studi kasus adalah Rumah Puzzle, rumah yang didesain oleh Arsitek Yu Sing, dengan melibatkan banyak material bekas.
Reclaimed materials can become an alternative in building a house. However, the involvement of this kind material has not been approved or preferred by all societies. I wrote this thesis to introduce the involvement of reclaimed materials at home design effort for reclaimed material to show its beauty and its best exploring how far the materials can be involved in a house and its impact on homeowners. I choose ldquo Rumah Puzzle rdquo as my case study model. The house was designed by architect Yu Sing, involving a lot of reclaimed materials."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Belly Hardi Lawira
"Material bekas dapat menjadi bahan alternatif sebagai material membangun rumah. Namun, keterlibatannya belum tentu disetujui atau disukai semua kalangan masyarakat. Skripsi ini saya tulis untuk mengenalkan keterlibatan material bekas dalam rumah: penanganan desain dengan material bekas agar dapat menjadi indah dan optimal, menelusuri sejauh mana material bekas ini dapat terlibat dalam rumah, dan dampaknya terhadap pemilik rumah. Rumah yang dijadikan model studi kasus adalah Rumah Puzzle, rumah yang didesain oleh Arsitek Yu Sing, dengan melibatkan banyak material bekas.
Reclaimed materials can become an alternative in building a house. However, the involvement of this kind material has not been approved or preferred by all societies. I wrote this thesis to introduce the involvement of reclaimed materials at home: design effort for reclaimed material to show its beauty and its best; exploring how far the materials can be involved in a house; and its impact on homeowners. I choose “Rumah Puzzle” as my case study model. The house was designed by architect Yu Sing, involving a lot of reclaimed materials."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S67892
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Maria Brigitta Vimala Dewi
"Seiring dengan perkembangan zaman dimana kebutuhan manusia semakin meningkat dan semakin kompleks, teknologi merambat ke semua bidang ilmu pengetahuan, termasuk arsitektur. Ironisnya, kemajuan teknologi justru seperti menarik manusia menjadi semakin jauh dari alam, seperti apa yang terjadi pada masa Revolusi Industri, dimana semua terlihat sama dan diproduksi secara massal, semata-mata hanya untuk memenuhi kebutuhan manusia. Manusia tidak lagi memikirkan cara agar dapat hidup harmonis dengan alam seperti yang dilakukan oleh para leluhur mereka dahulu. Arsitektur dapat menjadi salah satu wadah yang memfasilitasi manusia agar dapat kembali dekat dengan alam, yang seringkali dilakukan oleh para arsitek dengan cara mengambil bentuk atau material yang ada di alam. Inilah asal mula munculnya gagasan tentang arsitektur organik. Terdapat berbagai unsur yang dapat membuat arsitektur disebut sebagai arsitektur organik, dimana unsur yang dominan adalah bentuk dan material yang organik. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, terjadi pergeseran dominansi unsur dalam arsitektur organik.
Throughout the progress of time where human needs are increasing and becoming more complex, technology propagates all field of knowledge, including architecture. Ironically, technological development seems to pull humans further from nature, just like what happened during the Industrial Revolution, which all objects looked the same and were mass produced, for the sole purpose of fulfilling human needs. People have no longer thought about ways to live in harmony with nature as their ancestors did. Architecture can become the vessel that facilitates people to return to nature, by taking the form of objects that are found in nature or using materials that are also found in nature. This is how the idea of organic architecture originated. There are various elements that can make an architecture to be referred as organic architecture, where the dominant elements are organic form and organic material. However, throughtout the progress of time, there is a shift in elemental dominance in organic architecture."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67832
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Karissa Fatharani Sukma Pribadi
"Interaksi manusia dan alam dalam desain arsitektural selalu unik. Dampak dari intervensi ini ke dalam desain ruang tidak hanya memberikan fitur estetis, namun memberikan manfaat terapeutik secara bersamaan. Akibatnya, Arsitek dan Perancang disebut sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam menjadikan lingkungan tempat kita melakukan keseharian kita untuk bertindak sebagai media yang mentransfer manfaat terapeutik yang diakuisisi oleh alam. Ideasi dalam menimbulkan suasana ldquo;sense of place rdquo;-pun menjadi landasan project. Tujuannya adalah untuk memunculkan dialog antara alam dan lingkungan dimana hal tersebut menjadi dasar untuk memuat desain akomodasi yang mengoptimalkan potensi penyembuhan yang bisa ditawarkan arsitektur melalui integrasi indera manusia. Inisiasi arsitektur terapeutik yang berbasis pada people-centered dan beberapa bukti dari eksperimen desain bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendukung cara menggabungkan elemen spasial yang berinteraksi dengan orang secara fisiologis dan psikologis. Mengacu pada teori, pendekatan holistik dan teknologi, preseden, dan pengamatan langsung, tesis ini bertujuan untuk mempresentasikan pengembangan desain retreat hotel yang dapat mengembangkan kualitas hidup dan kesejahteraan yang lebih baik.
The interaction of human and nature in architectural design is always unique. The impact of these intervention into space design extents from giving an aesthetical feature to therapeutic benefits. Consequently, architect and designer are ones of the stakeholders that are responsible in envisioning the built environment to act as a medium in transferring the therapeutic benefits acquired by nature. The ideation in sense of place arise a dialogue between nature and built environment which created an attempt to conceive a design that optimize the healing potential of architecture through the integration of senses. The initiation of the therapeutic architecture that ground to people centered and evidence based discipline aims to identify and support ways of incorporating those spatial elements that interact with people physiologically and psychologically. Through theoretical discourse, holistic and technological approach, precedent, and first handed observation, this thesis aims to present the design development of retreat camp that promotes better health and well being outcome."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Blake, Peter
Sydney: Peter Blake , 1973
R 725 BLA a
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
Pelawi, Anastasia Deby Sita
"Gaya arsitektur modern telah membawa perspektif baru terhadap bahan bangunan. Bahan-bahan hasil industri adalah solusi untuk kebingungan gaya arstitektur setelah perang dunia, dengan menciptakan perspektif seni baru melalui bentuk-bentuk sederhana dan bahan konstruksi yang ditampakkan. Metode ini dipandang sebagai cara obyektif untuk merancang arsitektur, dengan kesuluruhan desain yang berdasarkan pada tujuan yang perlu diakomodasi. Dengan arsitektur modern menggunakan bahan konstruksi yang tidak ditutupi, menjadi solusi untuk era baru arsitektur dimana kita dapat mencapai fungsi dan estetika melalui elemen struktural. Di Indonesia, penggunaan bahan-bahan industri seperti beton dan batu bata dapat dilihat sebagai metode yang paling sering digunakan. Proses konstruksi pada akhirnya akan ditutup dengan plester untuk menghindari tampilan yang berantakan. Pada kasus yang jarang terjadi, bahan konstruksi dibiarkan terbuka sebagai fasad bangunan. Minat orang pada umumnya untuk memiliki fasad yang bersih dan tampak dengan baik mencegah para arsitek untuk merancang arsitektur yang jujur dengan konstruksi yang terbuka. Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis dan menguraikan aspek estetika bahan konstruksi dan proses pencapaian estetika yang tepat untuk arsitektur dengan meng-eksplorasi elemen-elemen struktural bersamaan dengan pemenuhan tujuannya.
Modern style of architecture has brought a new perspective of construction material. Industrial-made materials were the solution to the confusion of style after the world war, creating a new sense of art through simple forms and exposed construction material. This method is seen to be an objective way to design an architecture, solemnly based on the purpose it needs to accommodate. The appliance of modern architecture with exposed construction material become the settlement of a new era of architecture where we can achieve both function and aesthetic through structural elements. In Indonesia, the use of industrial-made materials such as concrete and bricks can be claimed as the most frequently used method. The construction process will later be covered with plaster to avoid the messy look. On a rare case, construction material is left exposed as façade of a building. People’s eager to have a clean and well-finish façade prevented architects to design an honest architecture with exposed construction. This thesis aims to analyse and elaborate the aesthetical aspect of construction material and the process of achieving the right aesthetic for an architecture by embracing its structural elements and fulfilling its purpose."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Anggoro Ajiputra
"Material bangunan yang berkelanjutan adalah material yang dapat digunakan untuk membangun bangunan serta memenuhi kriteria keberlanjutan dalam konsep green architecture. Keberlanjutan dari suatu material bangunan dapat diukur dari green features pada siklus hidup material bangunan. Sejalan dengan perkembangan arsitektur interior, material bangunan dituntut untuk dapat memenuhi kriteria keberlanjutan. Saat ini, metal berupa baja karbon banyak digunakan dalam industri konstruksi sebagai material bangunan yang berkelanjutan. Sebab, metal berupa baja karbon sebagai material bangunan memiliki sifat yang kuat, rendah perawatan dan mudah didaur ulang atau digunakan kembali. Pada skripsi ini, penulis akan mengkaji lebih dalam mengenai metal berupa baja karbon sebagai material bangunan yang berkelanjutan terhadap aplikasinya pada arsitektur interior dalam bingkai konsep green architecture.
Sustainable building material is any material which is used for constructing structure for the building and meet the criterias of sustainable in green architecture concept. Sustainability in building material can be measured from green features in life cycle building material. Along with the development of interior architecture, building materials expected to have sustainable criterias. Todays, metals in the form of carbon steels are common to be used in constrruction industry as sustainable building material. Because, metal in the form of carbon steel as building materials have characteristic of durable, low mintenance, and easy to be recycled or reused. In this undergraduate thesis, writer will be reviewing metal in the form of carbon steel as sustainable building material and its application in interior architecture in the frame of green architecture concept."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S68535
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dinda Nadira
"
ABSTRAKArsitektur dan Tari menggunakan ruang sebagai medium untuk menghadirkan tempat bermakna bagi tubuh bereksplorasi secara bebas atau terpola. Ruang dapat bertransformasi dalam mengakomodir gerak yang terwujud akibat pemahaman dan pemaknaan seorang individu terhadap ruang itu sendiri. Seorang koreografer membutuhkan ruang untuk melakukan koreografi, sedangkan seorang arsitek menciptakan ruang dalam rancangannya. Setiap individu akan memaknai setiap ruang nyata dan ruang imajiner yang hadir di sekitarnya. Pemaknaan ini akan memberikan inspirasi penciptaan gerak tubuh dalam ruang. Seorang penari dapat merasakan ruang dengan caranya sendiri. Mereka memahami tubuhnya dan berinteraksi pada ruang melalui gerakan tari.
ABSTRACTArchitecture and Dance are using the space as a medium to present the meaningful space in which the body explores freely in a random or regular fashion. The space can be transformed to accommodate bodily movements as a result of an individual's understanding and meaning towards the space itself. A choreographer requires the space to perform a choreography, while an architect creates the space in his or her design. Every person will give meaning to any real as well as imaginary space present around him / her. The meaning inspires the creation of body movements in the space. A dancer can sense the space with his/her own way. They understand their bodies and interact with space through the dance movements.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59872
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Erwine, Barbara
New York: NY Routledge, 2017
720.1 ERW c
Buku Teks Universitas Indonesia Library