Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 117868 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Parluhutan, Benjamin
"ABSTRAK
Skripsi ini meneliti dampak jangka pendek dan jangka panjang depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap neraca perdagangan bilateral Indonesia dengan sembilan mitra dagang utama. Menggunakan, metode Auto Regressive Distributed Lag ARDL dan data triwulanan periode 1997IV hingga 2015IV, terbukti bahwa i dalam jangka pendek, depresiasi Rupiah berpotensi membuat defisit neraca perdagangan bilateral pada empat mitra dagang utama, ii dalam jangka panjang, depresiasi Rupiah berpotensi membuat surplus neraca perdagangan bilateral pada tiga mitra dagang utama dan defisit neraca perdagangan bilateral pada dua mitra dagang utama, iii pola J-curve tidak terjadi pada satu pun mitra dagang utama, dan iv aktivitas ekonomi merupakan determinan signifikan neraca perdagangan bilateral Indonesia dengan tiga mitra dagang utama terbesarnya.

ABSTRACT
This undergraduate thesis focuses on the impact of Rupiah depreciation on Indonesia rsquo s bilateral trade balance with nine of her major trading partners. Using Auto Regressive Distributed Lag ARDL method and quarterly data from 1997IV to 2015IV, the results show that i in the short run, Rupiah depreciation tends to worsen bilateral trade balance with four major trading partners, ii in the long run, Rupiah depreciation tends to improve bilateral trade balance with three major trading partners and worsen bilateral trade balance with two major trading partners, iii J curve pattern doesn rsquo t appear in the bilateral trade with any of the major trading partners, and iv economic activity is a significant determinant of bilateral trade balance of Indonesia and three of her largest major trading partner."
2017
S67453
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herlina Budiarti
"Tesis ini menganalisis depresiasi nilai tukar terhadap neraca perdagangan bilateral dan fenomena J-curve untuk kasus Indonesia dengan 6 negara mitra dagang terbesarnya yaitu Jepang, Amerika Serikat, China, Korea Selatan, Jerman, dan Inggris. Metode pendekatan Autoregressive Distributed Lag (ARDL) terhadap ECM digunakan untuk mengestimasi data perdagangan bilateral Indonesia pada periode I998Ql-2008Ql.
Hasil empiris menunjukkan bahwa efek depresiasi nilai tukar rupiah memiliki dampak jangka pendek dan jangka panjang terhadap neraca perdagangan bilateral Indonesia. Fenomena J-curve ditemukan pada neraca perdagangan bilateral Indonesia dengan Amerika Serikat, China, Jerman, dan Korea Selatan. Sementara untuk neraca perdagangan bilateral Indonesia dengan Jepang dan lnggris, fenomena J-curve hanya terjadi pada jangka pendek saja.

The focus of this study is to analyze the effect of currency depreciation on the bilateral trade balance and the J-curve phenomenon for Indonesian trade and her 6 major trading partners-Japan, United States of America, China, South Korea, Germany and United Kingdom. The Autoregressive Distributed Lag (ARDL) approach to error correction model is deemed to be appropriate to estimate Indonesia's bilateral trade data during the period of l998Ql-2008Ql.
The empirical result reveals that depreciation of rupiah has short-run and long-run effects on the bilateral trade balance between indonesia and her 6 major trading partners. However, the J-curve phenomenon is present in 4 cases, i.e. in the trade balance between Indonesia and USA, China, Germany, and South Korea. As for Japan and U.K, the J-curve phenomenon only occurs in the short~run.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T21099
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ghea Lestarina
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari efek perubahan nilai tukar yang
mencakup efek depresiasi dan volatilitas nilai tukar terhadap ekspor Indonesia
dengan enam negara mitra dagang utama. Penulis juga akan membandingkan efek
depresiasi dan volatilitas secara relatif terhadap peningkatan ekspor. Studi ini
menggunakan data bilateral Indonesia dengan enam negara mitra dagang utama
yang terdiri dari Amerika Serikat, China, Singapura, Malaysia, Jepang, dan Korea
Selatan dari tahun 1998 sampai 2015. Data panel diestimasi dengan menggunakan
metode efek acak (random effect model). Untuk membandingkan pengaruh
depresiasi dan volatilitas secara relatif, dilakukan estimasi koefisien
terstandardisasi. Hasil estimasi menunjukkan bahwa depresiasi nilai tukar dan
volatilitas mempengaruhi ekspor secara signifikan. Kenaikan depresiasi dapat
meningkatkan ekspor, namun volatilitas nilai tukar yang berlebihan dapat
menurunkan ekspor. Depresiasi secara relatif lebih besar pengaruhnya terhadap
ekspor dibandingkan volatilitas. Pendapatan negara mitra dagang merupakan
faktor yang paling mempengaruhi ekspor. Studi ini mendukung argumen bahwa
depresiasi dapat meningkatkan ekspor

ABSTRACT
This study aims to analyze the effect of exchange rate changes which consist of
the effect of depreciation and exchange rate volatility on Indonesia?s export to six
of its main trading partners. The writer will also compare the relative effect of
depreciation and exchange rate volatility on the increase of export. This study will
use bilateral data between Indonesia and six of its main trading partners which
are United States of America, China, Singapore, Malaysia, Japan, and South
Korea from the year of 1998 to 2015. The panel data will be estimated using
random effect model. To compare the relative effects of depreciation and
exchange rate volatility, this study will be using estimation on standardized
coefficients. The result shows that depreciation and volatility both have
significant effect on export. The increase of depreciation will increase export, but
excessive volatility of exchange rate will harm export. Depreciation has a bigger
relative effect in comparison to volatility. The income of trading partners is the
biggest factor in determining export. This study supports the argument that
depreciation can promote export."
2016
S64543
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Khairatun Hisan
"Pada penelitian ini, akan menjelaskan pengaruh mata uang dan bobot mata uang Negara mitra dagang utama Indonesia terhadap pergerakan nilai tukar rupiah setelah krisis 1997 ndash; 1998 sebelum dan sesudah China menjadi mitra dagang utama Indonesia. Data yang digunakan adalah data mingguan dari tahun 1999 sampai maret 2016. Penelitian ini berdasarkan model Turnovsky 1982. Metode yang digunakan adalah regresi OLS Restriksi digunakan untuk mengukur bobot masing ndash; masing mata uang empat mitra dagang utama Indonesia dalam keranjang rupiah. Koefisien nilai tukar mata uang mitra dagang utama tersebut harus sama dengan satu.
Hasil dari penelitian ini adalah pada periode sebelum China menjadi mitra dagang utama Indonesia US dollar masih mendominasi dalam mempengaruhi pergerakan mata uang dalam keranjang rupiah dengan bobot yang besar. Sedangkan pada periode setelah China menjadi mitra dagang utama Indonesia, dengan menggunakan dasar mata uang Swiss franch, yuan meningkatkan perannya melebihi US dollar dalam mempengaruhi pergerakan mata uang dalam keranjang rupiah. Sedangkan dengan menggunakan dasar mata uang New Zealand dollar, US dollar masih mendominasi dalam mempengaruhi pergerakan mata uang di keranjang rupiah. Hal ini menyarankan bahwa US dollar dan yuan berpengaruh kuat dalam mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah dan keranjang rupiah.

In this study, we will examine the effect of currency and weight Indonesia 39 s major trading partners on the rupiah movement after Asian crisis 1997 1998 before and after China became a major trading partner of Indonesia. Weekly data of exchange rate from 1999 to March 2016 are used. This study will based on model of Turnovsky 1982. The empirical method of this study is OLS regression method. Restriction are used to measure the implicit weight of each of currency from four major trading partner of Indonesia in rupiah currency basket. The coeficient of exchange rate of four Indonesia rsquo s major trading partner must sum up to one.
As a result, we find that before China became a major trading partner of Indonesia, US dollar was dominant to influence currency movement in rupiah basket with greater proportion than other currencies of Indonesia rsquo s major trading partners. On the other hand, in periode after China became a major trading partner of Indonesia, with use Swiss Franc as base currency, yuan increase its role in rupiah movement and have dominant effect to influence currencies movement in rupiah basket. But with use New Zealand dollar as base currency, US dollar still shows dominance effect to currency movemen in rupiah basket, but shortly followed by Chinese Yuan. This suggests that US dollar and Chinese yuan have the strongest effect on rupiah movement and rupiah basket."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T47467
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Agustino
"Melihat kenyataan pada periode 1985-1997 tidak dapat dipungkiri lagi bahwa otoritas moneter menggunakan nilai tukar sebagai alat untuk meningkatkan daya swing produk ekspor Indonesia. Devaluasi yang dilakukan membawa implikasi jangka panjang dan jangka pendek terhadap keseimbangan neraca perdagangan, yang mana menurut teori akan berbentuk seperti huruf J (J-Curve effect). Dalam kondisi nyata dapat dilihat bahwa hubungan yang terjadi berkesinambungan antar waktu. Penggunaan teknik ekonometrika VAR memungkinkan untuk melihat hubungan dinamis yang terjadi antara depresiasi dengan neraca perdagangan. Hasil dari penggunaan teknik ini menunjukkan bahwa terjadi fenomena J-Curve selama periode tersebut, keseimbangan neraca perdagangan yang digambarkan melalui Impulse Respon Function menunjukkan penyesuaian yang terlambat dari neraca perdagangan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S19444
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bangkit Anugerah Fadhillah
"Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis dampak volatilitas nilai tukar terhadap ekspor non migas Indonesia ke lima negara mitra dagang utamanya. Penelitian ini menggunakan periode observasi selama 13 tahun yaitu tahun 2000 - 2013 dengan menggunakan data panel. Hasil estimasi data panel menunjukkan bahwa volatilitas nilai tukar tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap ekspor non migas Indonesia.

The objective of this study is to analyze the impact of exchange rate volatility to non-oil export in Indonesia to 5 major trading partners. This study used thirty years observation period from 2000 - 2013 and used panel data. In the preliminary analysis, this study found that exchange rate volatility has no significant impact on Indonesia non-oil export."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T46293
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Respati Suta Wibawa
"Tekanan yang terus terjadi terhadap mata uang Rupiah sebagai imbas dari diberlakukannya rezim nilai tukar mengambang bebas sejak 14 Agustus 1997, memberikan dampak tersendiri bagi neraca perdagangan Indonesia dengan negara lain, khususnya Tiongkok. Mencakup sekitar 17 dari total perdagangan atau sekitar 11 dari total ekspor dan 23 total impor di tahun 2016, Tiongkok menjadi mitra dagang terbesar Indonesia saat ini. Nilai tukar riil Rupiah terhadap Renmibi yang terus mengalami tekanan dari waktu ke waktu memberikan dampak tersendiri bagi neraca perdagangan baik secara agregat maupun sektoral di antara kedua negara. Dengan menggunakan model Autoregressive Distributed Lag ARDL Bounds Testing Approach, peneliti menemukan bahwa depresiasi nilai tukar riil Rupiah terhadap Renmibi memberikan dampak yang beragam dalam jangka pendek dan cenderung negatif dalam jangka panjang terhadap neraca perdagangan sekoral Indonesia dengan Tiongkok. Dampak yang beragam dari depresiasi terhadap neraca perdagangan dibuktikan oleh ditemukannya koefisien yang signifikan dari nilai tukar riil terhadap neraca perdagangan di sejumlah sektor dan bukti keberadaan fenomena J-Curve dalam jangka pendek. Sedangkan dalam jangka panjang, depresiasi nilai tukar riil justru memberikan dampak yang cenderung negatif. Hanya sektor kayu serta batu dan kaca yang terdampak positif oleh depresiasi dalam jangka panjang atau memeuhi asumsi Marshall-Lerner Condition. Sektor kayu bahkan teridentifikasi memenuhi kriteria J-Curve berdasarkan pengertian modern, yakni koefisien negatif dalam jangka pendek diikuti oleh koefisien positif dalam jangka panjang.

The ongoing pressure on Rupiah currency as a result of the establishment of floating exchange rate regime since August 14, 1997, had impacted Indonesia rsquo s trade balance with other countries, particularly China. Covering about 17 of total trade or about 11 of total exports and 23 of total imports in 2016, China is Indonesia rsquo s largest trading partner today. The real exchange rate of the Rupiah against Renmibi, which continues to experience pressure over time, has its own impact on the trade balance, both aggregate and sectoral, between two countries. Using Autoregressive Distributed Lag ARDL Bounds Testing Approach model, the study found that the depreciation of the real exchange rate of Rupiah against Renmibi gives diversed short run impact and long run negative impact on most of Indonesia rsquo s sectoral trade balance with China. The diversed impact of depreciation on the trade balance is proven by the discovery of significant coefficient of the real exchange rate on the trade balance in several sectors and the evidence of the existence of the J Curve phenomenon in the short run. While in the long run, the depreciation of the real exchange rate has a negative impact. Only wood stone and glass sectors are positively affected by depreciation in the long run, which fulfill the Marshall Lerner Condition assumption. Wood sector is even identified to meet the J Curve criteria based on modern definition, which proven by the negative coefficient in the short run followed by the long run positive coefficient. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kamal Hamidi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak penerapan ACFTA terhadap neraca perdagangan bilateral Indonesia-China dalam jangka panjang dan jangka pendek. Penelitian ini menggunakan data time series dari triwulan 1 tahun 2000 sampai dengan triwulan 4 tahun 2011 dengan menggunakan metode estimasi Error Correction Model (ECM). Perjanjian ACFTA disahkan pada 1 tahun 2005, sedangkan dampak penerapannya pada neraca perdagangan bilateral Indonesia-China secara efektif adalah sejak 1 Januari tahun 2008. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dibuat dua model regresi untuk dua periode ACFTA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel ACFTA mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap neraca perdagangan bilateral Indonesia-China hanya dalam jangka panjang dan untuk periode ACFTA yang dimulai 1 Januari 2008.

The aim of this study is to know the impact of ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) on Indonesia?s-China Balance of Trade in the long term and in the short term. This study uses time series data from 2000 to 2011 (quarterly basis) and the estimation method used is Error Correction Model (ECM). ACFTA agreement was legally implemented starting from January 1, 2005, whereas the impact of the implementation on Indonesia?s-China Balance of Trade was effectively on January 1, 2008. Therefore, there are two regression models for two periods of ACFTA agreement. The result of this study is variable ACFTA has significant effect to Indonesia?s-China Balance of Trade only in the long term and for period of ACFTA agreement starting from January 1, 2008."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T39043
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Nurunnisa
"Penelitian ini mengangkat isu terkini di Indonesia yang mengaitkan permasalahan ketidakstabilan nilai tukar dan fenomena deindustrialisasi. Keterkaitan ini belum pernah diteliti secara langsung dalam penelitian - penelitian terdahulu. Menggunakan metode 2SLS, penelitian ini menemukan bahwa kedua permasalahan tersebut saling terkait dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Permasalahan deindustrialisasi di Indonesia, yang dijelaskan dengan penurunan ekspor manufaktur, penurunan produktivitas tenaga kerja manufaktur, defisit neraca perdagangan dan perpindahan investasi keluar dari sektor tradabel (manufaktur), secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi nilai tukar. Implikasi dari penelitian ini adalah pemerintah juga sebaiknya memperhatikan sektor manufaktur Indonesia dalam menyelesaikan permasalahan nilai tukar.

This study raised the current issues in Indonesia that linked the instability of exchange rates and deindustrialization phenomenon. This association has not been studied directly in previous researches. Using 2SLS method, the study found that these problems are interrelated and cannot be separated each other. Deindustrialization problems in Indonesia, which are explained by the decline of manufacturing exports, decline in manufacturing labor productivity, trade balance deficit and investment displacement from the tradable sector (manufacturing), are directly and indirectly affect exchange rate. The implication of this study is government should pay attention to Indonesian manufacturing sector in solving exchange rate problem."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S60769
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Reza Kurniawan
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari volatilitas nilai tukar rupiah terhadap kinerja ekspor nonmigas Indonesia ke sepuluh negara mitra dagang utama. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai ekspor nonmigas Indonesia selama periode 2004q1 sampai dengan 2011q4, sedangkan ukuran volatilitas yang digunakan adalah moving average standard deviation. Dengan menggunakan metode regresi GLS, hasil penelitian menunjukkan adanya dampak negatif yang signifikan dari kenaikan volatilitas nilai tukar rupiah terhadap kinerja eskpor nonmigas Indonesia.

This study aims to determine the impact of exchange rate volatility on Indonesia`s non-oil export performance to ten main trading partners. The sampel used in this study is the value of Indonesia`s non-oil export during 2004q1 until 2011q4, while the measurement of volatility is constructed using moving average standard deviation. Applying GLS regression method, the study found the existence of significance negative impact of increasing exchange rate volatility to Indonesia`s non-oil export performance."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S54564
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>