Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 68560 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Egganaufar
"Kemacetan sudah menjadi hal yang lumrah bagi kalangan masyarakat di kota-kota besar, khususnya DKI Jakarta. Berbagai solusi dari pemerintah Jakarta untuk mengurangi jumlah kemacetan, mulai dari sistem Three in One hingga sistem ganjil-genap. Untuk itu, pemerintah Jakarta harus bergerak cepat untuk menemukan solusi dari kemacetan ini. Pemerintah daerah DKI Jakarta berencana membangun sistem transportasi massal yang saling terintegrasi. Rencana ini tertuang pada Pola Transportasi Makro PTM 2015 dan RTRW Jakarta 2030. Integrasi transportasi massal sendiri merupakan suatu interkoneksi antar moda transportasi massal yang terdiri dari MRT, Monorail, Busway , waterways dan KRL dengan total panjang jalur 275-300 km. Seluruh moda tersebut akan terintegrasi dengan baik satu dengan lainnya serta terintegrasi juga dengan moda transportasi konvensional yang telah ada sebelumnya seperti metro mini, mikrolet, ojek, bajaj dan taksi pada suatu titik lokasi tertentu berupa stasiun sentral di 4 titik yang salah satu lokasinya berada di Dukuh Atas.

Traffic congestion has become commonplace for people in big cities, especially DKI Jakarta. Various solutions from the Jakarta government to reduce the number of congestion, from ldquo Three in One rdquo system to ldquo ganjil genap rdquo system. Therefore, Jakarta government should move quickly to find solutions to this bottleneck. The local government of DKI Jakarta plans to build an integrated mass transportation system. This plan is embodied in Macro Transportation Pattern 2015 and RTRW Jakarta 2030. The integration of mass transportation itself is an interconnection between mass transportation modes consisting of MRT, Monorail, Busway, waterways and KRL with a total length of 275 300 km line. All modes will be integrated well with each other and also integrated with the existing conventional transportation modes such as mini metro, mikrolet, ojek, bajaj and taxi, which one of the locations are in Dukuh Atas areas."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S67476
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khresna Putera Tama
"ABSTRAK
Pembangunan Stasiun MRT Mass Rapid Transport di kawasan blok M akan lebih memudahkan masyarakat Jakarta dan luar kota Jakarta untuk mengunjungi tempat pemberlanjaan Blok M. Selain stasiun MRT yang akan di bangun, di kawasan Blok M juga telah tersedia terminal bus, baik itu bus biasa dan terminal bus way BRT koridor 1 yang berada pada lokasi yang sama. Dengan jumlah penumpang yang keluar di Stasiun MRT blok M sebanyak 26,612 orang perhari, jika tidak di dukung dengan jalur pedestrian yang memadai tentunya mereka akan kesulitan untuk menuju terminal bus yang berada 300 meter dari stasiun MRT Blok M. Dengan keadaan situasi pedestrian yang ada di blok M sekarang, khususnya di jalan Melawai X yang menghubungkan station MRT dan terminal bus. Maka tidak memungkinkan bagi penumpang yang berjalan kaki untuk menuju arah terminal bus dengan nyaman karena disepanjang jalan tersebut jalur pedestrian belum ada atau telah di alih fungsikan sebagai tempat berdagang atau parkir kendaraan. Maka di butuhkan jalur pedestrian yang layak untuk para penumpang tersebut agar lebih mudah mengakses moda transportasi yang lain.

ABSTRACT
Construction of MRT Station Mass Rapid Transport on the Block M region will be facilitated public of Jakarta and outside Jakarta to visit central trade on Block M. In addition to the bus terminal on the Block M region has available, whether it is regular bus and bus way BRT first corridor in the same location. With the number of passengers that came out at the Block M MRT station as much as 26.612 people rsquo s per day, if it is not supported by an adequate pedestrian path they would have difficulty to get to the bus terminal which is located 300 meters from the MRT station Blok M. With pedestrian situations in block M today, particularly at Melawai X street that connects the MRT station and bus terminal. Then it is not possible for passengers to walk towards the bus terminal comfortably, because along the street the pedestrian path does not exist or has been replaced it rsquo s function as a trade or parking areas of vehicles. Then it takes a decent pedestrian path for the passengers to make them easier access to other transportation modes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S66398
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Meirina Sari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik pejalan kaki, menganalisis kelayakan fasilitas pejalan kaki, dan menganalisis efektifitas pemanfaatan jembatan penyeberangan. Lokasi studi berada di ruas Jalan Raya Lenteng Agung arah Utara. Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara. Pertama, penggunaan perangkat kamera untuk menentukan jumlah pejalan kaki dan kecepatan. Kedua, dengan kuesioner untuk mengetahui alasan penggunaan fasilitas dan saran.
Hasil perhitungan menghasilkan Level Of Service (LOS) dari semua ruas di daerah studi berkisar antara LOS A sampai C, dimana LOS C adalah LOS untuk fasilitas Jembatan Penyeberangan Orang (JPO). Adapun efektifitas penggunaan JPO ditunjukkan dalam bentuk persentase jumlah pengguna JPO terhadap jumlah total penyeberang, yaitu sebesar 50.26%.
Hasil analisis alasan penggunaan JPO dengan kuesioner menunjukkan keselamatan merupakan alasan utama pejalan kaki menggunakan JPO dan alasan kelelahan bagi pejalan kaki yang tidak menggunakan JPO. Selain itu, penerangan dan perbaikan trotoar adalah hal utama yang dibutuhkan untuk fasilitas pejalan kaki.
Berdasarkan kajian ini, perlu adanya evaluasi lebih lanjut tentang spesifikasi teknis fasilitas pejalan kaki yang ada saat ini dan perlu adanya kajian tentang penyeberang bawah tanah atau tambahan fasilitas untuk penyeberang lansia atau cacat tubuh.

Pedestrians are frequently blamed as one of the sources of traffic jam.The aims of this study are to examine the characteristics of pedestrians, to analyze the feasibility of pedestrian facilities, and to analyze the effectiveness of the utilization of the pedestrian bridge at a certain congested location. It is located on Jalan Lenteng Agung - north direction. Data collections were done in two ways. First, recorded by using camera to determine the number of pedestrians and speed. Second, the questionnaire to determine the reason of using facilities and suggestions.
The analysis shows that Level of Service (LOS) of all the segments are ranged from LOS A to LOS C, where LOS C for pedestrian bridge. The effectiveness of the use of the pedestrian bridge which is represented by the ratio of pedestrian bridge users to total number of crossing people is 50.26%.
The results of the questionnaire analysis indicate that safety is the main reason for pedestrian use the pedestrian bridge and exhausting is the reason for pedestrians who do not use the pedestrian bridge.
From this study it is suggested that it is necessary to provide more lighting and to repair the sidewalk, and it is needed further evaluation on the technical specification of pedestrian facilities that was created by Dirjen Bina Marga in 1990 and further study on the underground pedestrian facility or additional facilities for elderly and disable pedestrian.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69112
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Elia Purwanto
"Pejalan kaki adalah salah satu bagian dari sistem transportasi yang keberadaan serta kepentingannya tidak dapat diabaikan, khususnya di dalam proses perencanaan sistem transportasi. Fasilitas penyeberangan pada persimpangan yang tidak dilengkapi dengan sinyal lalu lintas adalah area yang memiliki risiko tinggi bagi para pejalan kaki. Skripsi ini membahas mengenai gap yang dapat diterima oleh pejalan kaki saat mereka akan melakukan penyeberangan jalan dengan menganalisis pergerakan kendaraan di dalam arus lalu lintas. Pengambilan data dilakukan dengan perekaman video dan pengamatan langsung pada persimpangan. Penulis mempelajari dan menggunakan beberapa metode yang telah digunakan dalam penelitian-penelitian sebelumnya: metode Raff, metode Greenshield, metode Harder, dan metode Wu. Penulis menganalisis dan membandingkan hasil dari masing-masing metode tersebut untuk menentukan metode manakah yang paling sesuai dengan kondisi aktual di lapangan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan nilai dari gap kritis beserta faktor-faktor lain yang mempengaruhinya.

Pedestrian is one part of transportation system that its existence and importance should not be ignored in the transportation system planning process. Crossing facility at intersection which not equipped with traffic signal are high risk area for pedestrians. This paper discuss about gap that can be received by pedestrians when they will cross the road by analyzing the movement of vehicles in the traffic flow. Data are taken by video recording and direct observation on the intersection. The authors study and use several methods that have been used in previous literatures Raff's method, Greenshield, Harder's method, and Wu's method. The authors analyze and compare the results of those method to find which one is the most appropriate to the actual condition. The results show the value of critical gap along with factors that affect it."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Budi Santoso
"Pejalan kaki merupakan salah satu cara berlalu lintas dalam sistem transportasi, dan sangat dominan di daerah perkotaan atau lokasi yang memiliki permintaan tinggi dengan periode pendek. Karakteristik Pejalan Kaki adalah salah satu factor utama dalam perancangan, perencanaan maupun pengoperasian dari fasilitasfasilitas transportasi. pola perjalanan dan tingkat pelayanan fasilitas pejalan kaki dijadikan pertimbangan penting dalam lalu lintas multimoda dan dalam penelitianpenelitian transportasi. Kecerobohan yang dilakukan tanpa mempertimbangkan aspek-aspek/kaidah-kaidah keilmuan dibidangnya akan berdampak ke ekonomi biaya tinggi dan menjadi mubazir.
Penelitian ini menggunakan analisis mikroskopik dalam mengkaji kinerja arus dan pola pergerakan pejalan kaki yang terjadi berdasarkan karakteristik pejalan kaki akibat konflik antar pejalan kaki di simpang tiga kaki pada jembatan penyeberangan Harmoni Central Busway, baik pejalan kaki sebagai penumpang Trans Jakarta ataupun pejalan kaki yang hanya melintas pada jembatan tersebut. Peninjauan secara mikroskopik ini diambil dikarenakan ingin melihat perilaku perjalanan yang terjadi pada setiap individu.
Penelitian ini dilakukan berdasarkan terjadinya konflik antar pejalan kaki, dan Peluang akan terjadinya konflik tersebut ketika kepadatan pejalan kaki cukup tinggi, oleh karena itu dalam perhitungan kecepatan dan kinerja arus akibat konflik dilakukan pada saat peak. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan terjadi perubahan kecepatan dan kinerja arus yang terjadi akibat konflik antar pejalan kaki, akibat perubahan itu menimbulkan tundaan dan ketidaknyamanan pejalan kaki yang melintas pada jembatan penyeberangan Harmoni Central Busway.

Pedestrian represent one of the way transportation mode, and very dominant in urban area or location with high demand with short period. Characteristics of Pedestrian are one of the primary factor in scheme, operation and also planning from transportation facility, journey pattern and pedestrian facility service level made by important consideration in multimoda traffic and in research of transportation.
This research applies microscopic analysis in studying current performance and movement pattern of pedestrians based on pedestrian conflicts at Busway Central Harmony junction, both Trans Jakarta passengers and passing pedestrian over the bridge.
Microscopic analisys is utilized in this study to obtainindividual behaviours of pedestrians with in conflicts. The study is carried out based on the prevailing conflicts between pedestrians and also the probality of conflict occurrence when the density is high. Therefore survey was carred out during peak haurs. Analisys shows that changes in speed and flow cause dellay and incconveniences of pedestrians crossing on the Harmoni Cental Busway.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
R.21.08.13 San k
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arie Yanty Maica
"Skripsi ini membahas faktor-faktor yang mempengaruhi intensi perilaku dalam melintasi rel kereta api di Gang Senggol FKMU-UI tahun 2009. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan disain potong lintang.
Hasil penelitian ini menyarankan bahwa petugas stasiun, pemerintah dengan media massa bekerja sama mengupayakan program untuk mendidik masyarakat agar berperilaku lebih aman dalam melintasi rel; aturan-aturan yang berlaku lebih ditegakkan oleh pemerintah; pengguna jalan lebih mawas diri untuk berperilaku aman seperti menggunakan perlintasan resmi agar mengurangi resiko kecelakaan.

The focus of this study is factors that influence behavior intention on passing the railways at Gang Senggol FKM-UI 2009. The purpose of this study is to understand how the factors (attitude, subjective norm and perceived behavioral control) influence the behavior intention on passing the railways. This research is quantitative cross sectional interpretive. The data were collected by fill in questionnaire.
The researcher suggests that government with the mass media will work together to make programme for safety behavior social education on passing the railways; the regulations need to be disciplined; pedestrian need to be more disciplined on passing the railways to reduce the accident risk.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nadira Utarini
"Skripsi ini mengkaji tentang pengaruh aksesibilitas, biaya, dan kualitas pelayanan terhadap keputusan pengguna layanan Mass Rapid Transit (MRT) selama masa pandemi di Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian bivariat dengan menggunakan dua teori, yaitu teori kualitas pelayanan dan teori keputusan pengguna. Teori kualitas pelayanan menggunakan lima dimensi reliability, responsiveness, assurance, empathy, dan tangible. Lalu untuk teori keputusan pengguna memiliki lima dimensi, yaitu waktu, keamanan dan kenyamanan, serta mengukur variabel waktu dan aksesibilitas terhadap keputusna pengguna. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data mixed method, yaitu dengan memperoleh data kuantitatif dan kualitatif melalui survei dan wawancara. Survei dilakukan secara daring melalui platform google forms dengan menghasilkan sebanyak 130 responden. Selain itu, juga dilakukan wawancara mendalam dengan beberapa pihak yang berkaitan dengan penyelenggaraan layanan MRT Jakarta, para ahli atau pengamat transportasi publik, praktisi dan akademisi yang kompeten dalam bidang transportasi, serta beberapa pengguna layanan MRT Jakarta yang bersedia untuk diwawancarai lebih lanjut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh biaya, aksesibilitas dan kualitas layanan MRT Jakarta dalam membangun keputusan pengguna memiliki hubungan positif dengan kekuatan hubungan lemah pada setiap variabelnya. Hasil tersebut diperoleh melalui uji korelasi Somers’d (130 responden).

This study examines the effects of accessibility, cost and service quality on the decisions of users of Mass Rapid Transit (MRT) during the pandemic in Jakarta. This research is a bivariate research using two theories, namely service quality theory and user decision theory. Service quality theory uses five dimensions of reliability, responsiveness, assurance, empathy, and tangible. Then the theory of user decision has five dimensions, namely time, security, and comfort and measuring variable cost and accessibility. This study uses mixed data collection techniques, namely by obtaining quantitative and qualitative data through surveys and interviews. The survey was conducted online through the google form platform by generating as many as 130 respondents. In addition, in-depth interviews were also conducted with several parties related to the implementation of MRT Jakarta services, experts or observers of public transportation, practitioners and academics who are competent in the field of transportation, as well as several users of MRT Jakarta services who are willing to be interviewed further. The results showed that accessibility, cost and the service quality in building decision of users of MRT has a positive relationship and the strength of the relationship is weak on each variables . These results are obtained through the Somers’d (130 respondents)."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sucipto
"Studi Surabaya Integrated Transport Network Planning (SITNP) memperkirakan bahwa pertumbuhan pengguna mobil pribadi sebesar 161% untuk periode 1995 - 2010. Karena tingginya pertumbuhan pengguna kendaraan pribadi tersebut, maka diusulkan untuk melakukan restriksi kepada pengguna mobil pribadi yang salah satunya melalui road pricing. Dengan kebijakan tersebut diperkirakan akan terjadi perpindahan penumpang. Guna menampung perpindahan penumpang tersebut, maka akan dioperasikan Mass Rapid Transit (MRT) pada koridor Waru - Perak di Surabaya.
Untuk mengetahui besamya perpindahan penumpang dari kendaraan pribadi dan angkutan umum saat ini ke MRT digunakan model Logit biner, dengan pendekatan abstract mode untuk pengembangan model utilitas. Untuk mengembangkan fungsi utilitas tersebut diperiukan data preferensi yang diperoleh dari hasil survei preferensi atau stated preference.
Dengan model Logit tersebut akan dapat diperoleh nilai kemungkinan perpindahan penumpang dalam berbagai nilai beda waktu perjalanan dan berbagai nilai beda biaya perjalanan. Sedangkan dari fungsi utilitas yang dihasilkan akan didapatkan nilai waktu pengguna kendaraan pribadi (mobil pribadi dan sepeda motor) dan nilai waktu pengguna angkutan umum saat ini."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sondy Pandapotan
"

Kawasan berbasis transit dengan pengembangan lahan guna campuran yang ditujukan untuk memberi dorongan terhadap penggunaan transportasi transit publik oleh populasinya, seringkali hanya berfokus pada pengaturan tata ruang saja. Sementara utilitas seperti jalur pejalan kaki hanya dianggap sebagai komponen pelengkap. Walaupun sebenarnya bentuk transportasi mendasar dan satu-satunya cara untuk berganti moda transportasi pada area transit adalah dengan berjalan kaki. Salah satu parameter untuk mengukur kesuksesan sebuah kawasan yang dikembangkan dengan berbasis transit adalah adanya aktivitas-aktivitas di dalam lahan guna campuran yang terhubung dengan berjalan kaki. Studi ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara komponen berjalan kaki atau aspek-aspek dari jalur pejalan kaki yang mempengaruhi tingkat penggunaan transportasi transit public. Ruang lingkup penelitian adalah jalur-jalur yang menghubungkan Stasiun Kereta Duren Kalibata dengan Apartemen Kalibata City. Berdasarkan survei yang telah dilakukan, penggunaan kereta komuter pada Stasiun Duren Kalibata memiliki persentase penggunaan 34.02% dari total moda perjalanan non kendaraan pribadi. Dan dengan salah satu analisa dengan menggunakan analisa regresi linear. Hasil analisa merupakan permodelan dengan bentuk persamaan Y=-0.575-0.021(X1)+4.825(X2)-0.164(X3)+2.154(X4) dimana variabel-variabel bebasnya merupakan X1 = jarak perjalanan, X2 = lebar jalur, X3 = hambatan dan X4 = diskontinuitas jalur. Namun dari persamaan ini masih bersifat tidak signifikan dan pada uji t ditemukan bahwa variabel yang memiliki pengaruh terhadap tingkat penggunaan transportasi transit pada kawasan Stasiun Duren Kalibata hanyalah komponen jarak tempuh (X1). Untuk memodelkan representasi yang lebih baik penggunaan komponen jarak tempuh dapat dikombinasikan dengan komponen-komponen jalur pejalan kaki lainya yang masih memerlukan identifikasi lebih lanjut.


Transit development area which supported by the development of mixed-use spatial to encourage the population using transit transportation often focused in spatial arrangement and development. While the transportation utility such as pedestrian way only considered as supporting component. Even though walking is a form of basic transportation and the only way to change mode of transportation in transit area. Multiple actitivities at mixed-use spatial connected by walking distance is one of parameters to a successful transit oriented development area. This study meant to analyze the connection between walking component or aspects of pedestrian way influence the rate of use from public transit transportation. The scope of this study is pedestrian lanes that connecting Duren Kalibata Train Station and Kalibata City Apartment. Survey counting, observation and measurement was used to collect data. Based on survey that has been done, the usage of commuter line at Duren Kalibata Train Station is 34,02% from total of non-private vehicles. Analyzing method being used is multiple linear regression formulate equation Y=-0.575-0.021(X1)+4.825(X2)-0.164(X3)+2.154(X4) as a result for public transit transportation rate of use at Duren Kalibata Train Station with components from pedestrian way from literature study used as independent variable: trip distance (X1), sidewalk width (X2), obstacles (X3) and lane absence (X4). Although this equation model has variables with low significance and from t-stat value test, it shows that only trip distance that has big influence for public transit transportation rate of use at Duren Kalibata Train Station. To formulate a better model that represent the condition on how pedestrian way influence the usage rate of transit transportation, trip distance can be used combined with other pedestrian way`s components that will need to be further identified.

"
2019
T53333
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Ivan Farhan
"Rapid Transit System merupakan angkutan umum jenis baru yang memiliki waktu terjadwal dan lajur khusus sehingga memiliki waktu lebih efisien dibandingkan angkutan umum jenis lainnya. Ini juga berarti bahwa waktu perjalanan lebih cepat daripada yang lain. Saat ini, sebagian besar komuter dari Bekasi menggunakan transportasi pribadi, karena kepraktisan dan waktu tempuh yang lebih cepat dibandingkan dengan transportasi umum konvensional. Maka untuk melihat pengaruh waktu tempuh sistem rapid transit, waktu tempuh BRT dan LRT dibandingkan berdasarkan rute yang dipilih dari Summarecon Bekasi (Bekasi) ke Kawasan Dukuh Atas (Jakarta) dan rute yang sama untuk perjalanan yang dimulai dari Jakarta. Data tersebut kemudian dikumpulkan dengan menggunakan formulir survei dan alat pendukung. Setelah dilakukan pendataan maka dapat dihitung waktu tempuhnya sehingga diperoleh waktu tempuh BRT 71,49% lebih lama untuk rute Bekasi-Jakarta dan 56,27% lebih lama untuk rute Jakarta-Bekasi. Untuk kecepatan, Bekasi ke Jakarta lebih lambat 56,52%. Sedangkan untuk waktu tempuh LRT 32,25% lebih lama untuk rute Bekasi ke Jakarta dan 11,62% lebih lama untuk rute Bekasi ke Jakarta, kedua aspek tersebut dibandingkan dengan transportasi pribadi. Berdasarkan hipotesis statistik menggunakan analisis varians (ANOVA ), waktu tempuh sistem rapid transit tidak semuanya sama dengan nilai F perbandingan untuk BRT adalah 45,56 > 3,46 dan nilai F perbandingan untuk LRT adalah 58,807 > 5,32. Oleh karena itu, hipotesis alternatif terbukti, pengguna transportasi pribadi mana yang mungkin tidak mendukung penggunaan sistem angkutan cepat.

Rapid Transit System is a new type of public transportation where it has a scheduled time and a dedicated lane for it, making it more time efficient than other types of public transportation. This also means that the travel time is faster than others. Currently, most commuters from Bekasi are using private transportation, due to practicality and faster travel time compared to conventional public transportation. Hence to see the travel time impact by the rapid transit system, the travel time of BRT and LRT are compared based on the chosen route from Summarecon Bekasi (Bekasi) to Dukuh Atas Area (Jakarta) and the same route for the trip that started from Jakarta. The data than being collected using a survey form and supporting tools. After the data collection, the travel time can be calculated, resulting the BRT travel time is 71,49% longer for Bekasi to Jakarta route and 56,27% longer for Jakarta to Bekasi route. For the speed, it is 56,52% slower for Bekasi to Jakarta. Meanwhile, for the LRT travel time is 32,25% longer for Bekasi to Jakarta route and 11,62% longer for Bekasi to Jakarta route, both aspects is being compared with private transportation.Based on the statistical hypothesis using analysis of variance (ANOVA), the rapid transit system travel time are not all equal with the F value comparison for BRT is 45,56 > 3,46 and F value commparison for LRT is 58,807 > 5,32. Hence, the alternative hypothesis is proven, which private transportation user might not in favor of using the rapid transit system."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>