Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145333 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmatika Alfia Amiliana
"Jumlah limbah baterai Seng-Karbon Zn-C dan Alkalin yang cukup banyak di lingkungan mengharuskan adanya pengambilan kembali logam Zn dan Mn sebab kedua logam tersebut merupakan logam berharga yang dibutuhkan di banyak industri dan dapat mencemari lingkungan bila tidak diolah. Salah satu cara yang efektif untuk pengambilan kembali logam berharga dari limbah baterai adalah proses leaching. Proses leaching menggunakan leaching agent asam organik terbaik dari hasil variasi leaching agent. Karakterisasi kandungan awal logam pada limbah dan kandungan akhir logam pada leach liquor dilakukan menggunakan analisis AAS.
Hasil penelitian menunjukkan asam organik terbaik sebagai leaching agent adalah asam sitrat dengan kondisi oeprais terbaik pada konsentrasi 1,5 M, suhu 90oC, dan waktu pengadukan 90 menit yang dapat mengambil kembali lebih dari 89,62 logam Zn dan 63,26 logam Mn pada limbah baterai Zn-C dan Alkalin. Rasio solid/liquid yang digunakan adalah 1/20 dengan kecepatan pengadukan 500 rpm. Hasil analisis kinetika leaching menunjukkan bahwa model kinetika reaksi untuk leaching logam Zn adalah reaksi kimia pada permukaan dan model kinetika reaksi untuk leaching logam Mn adalah reaksi difusi melewati lapisan produk.

The considerable amount of Zinc Carbon Zn C and Alkaline spent batteries in the environment requires the recovery of Zn and Mn metals because those are the valuable metals that is needed in many industries and can pollute the environment if not well treated. One of the effective methods to recovery the valuable metals from spent batteries is leaching process. Characterization of the initial metal content in spent batteries and the final metal content in leach liquor is performed using AAS analysis.
The results show that the best organic acid as leaching agent is citric acid with the best operation condition at concentration 1.5 M, temperature 90oC, and stirring time 90 minutes which can recovery more than 89.62 Zinc and 63.26 Manganese from Zn C and Alkalin waste batteries. The solid liquid ratio is 1 20 with 500 rpm stirring speed. The results of kinetic leaching analysis show that the reaction kinetics model for leaching of Zn metal is a chemical reaction on the surface and the reaction kinetics model for leaching Mn metal is the diffusion through the product layer.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67275
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisaa Nurqomariah
"Limbah baterai sangat banyak ditemukan karena hampir seluruh peralatan elektronik menggunakan baterai untuk mengoperasikannya. Salah satu jenis baterai yang banyak digunakan adalah baterai lithium ion. Logam berat yang terkandung pada baterai lithium ion sangat berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan, untuk itu diperlukan upaya untuk meminimalisir kandungan logam berat sebelum limbah baterai dilepas ke lingkungan dan dapat dimanfaatkan kembali. Upaya yang dapat dilakukan adalah perolehan kembali logam berat.
Metode yang akan digunakan adalah leaching. Dalam penelitian ini menggunakan asam organik yaitu asam sitrat 1 M dengan 2 H2O2 pada kondisi operasi 80°C selama 60 menit dapat menghasilkan logam Co 94.27. Proses leaching pada penelitian ini dikendalikan oleh reaksi kimia pada permukaan dengan energy aktivasi sebesar 42.29 kJ/mol. Pada proses ekstraksi cair ndash; cair dengan pH 3,5 dan konsentrasi ekstraktan Cyanex 272 sebesar 0,1 M diperoleh logam Co sebesar 95.82 dari total kobalt hasil leaching.

Battery waste found anywhere in the world because most of the electronic devices need battery to operate them. Battery lithium ion is one of rechargeable batteries which consist heavy metals. Heavy metals inside lithium ion battery is dangerous for health and environment. For that main reason, recovery of heavy metals are needed in order to minimalize the composititon before its being disposed to the environment.
The method that will be used in this research is leaching and followed with liquid ndash liquid extraction. In this study, leaching process has done using 1 M citric acid with 2 H2O2, 80°C for 60 minutes and can recover 94.27 Co. This leaching process is controlled by surface chemical reaction model with the activation energy of 42.29 kJ mole. Meanwhile, for the liquid ndash liquid extraction with pH of aqueous phase 3,5 and Cyanex 272 0,1 M produce 95.82 of cobalt from the leaching result.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silvia
"Telepon selular telah banyak digunakan sebagai alat komunikasi dewasa ini. Baterai yang umumnya banyak digunakan untuk telepon selular adalah baterai Li-ion yang dapat diisi ulang, namun penggunaan baterai secara terus-menerus akan menurunkan kemampuannya. Dengan semakin banyaknya penggantian baterai akan menimbulkan banyaknya limbah baterai yang terbuang. Baterai Li-ion mengandung logam berharga yakni: kobalt dan nikel. Sehingga diperlukan pemanfaatan kembali untuk memperoleh logam berharga tersebut.
Pada penelitian ini dilakukan perolehan kembali logam kobalt dan nikel dari limbah baterai Li-ion dengan metode leaching C6H8O7 asam sitrat dengan menvariasikan konsentrasi asam sitrat 0,5-2M, temperatur 50-80° dan dilakukan kajian kinetika reaksi leaching dengan menvariasikan temperatur, konsentrasi asam sitrat 0,5-1M dan waktu reaksi 10-120 menit.
Hasil penelitian menunjukkan persentase leaching yang optimum pada konsentrasi 1 M, temperatur 80°, waktu 120 menit menghasilkan persentase leaching mencapai 100 dan hasil kajian kinetika variasi temperatur menunjukkan bahwa model kinetika reaksi logam Co dan Ni merupakan model kinetika reaksi pada permukaan material dengan energi aktivasi sebesar 67,12 kJ/mol dan 58,22 kJ/mol. Hasil kajian kinetika berdasarkan variasi konsentrasi asam sitrat menunjukkan bahwa reaksi leaching logam Co dan Ni termasuk reaksi orde pertama.
Hasil optimum ekstraksi logam Co dan Ni menggunakan membran cair emulsi diperoleh pada pH 6 dengan logam Co dan Ni yang berhasil diekstraksi sebesar 1337 mg/L dan 445 mg/L. Sedangkan ekstraksi cair-cair menghasilkan ekstraksi yang optimum pada pH 4 dengan konsentrasi ekstraktan 0,6 M, menghasilkan logam Co yang terekstraksi sebesar 1933 mg/L dan logam Ni sebesar 328,21 mg/L. Ekstraksi cair-cair lebih menghasilkan pemisahan logam Co dan Ni yang lebih optimum dibandingkan dengan ekstraksi membran cair emulsi.

Mobile phone has been widely used as a communication tool nowadays. The most commonly batteries for mobile phones are Li ion batteries but with continuous battery usage will degrade their capabilities. Battery replacements will cause a lot of waste of batteries wasted. Li ion batteries contain valuable metals, such as cobalt and nickel, recovery of this precious metals is needed.
In this research, recovery of cobalt and nickel metals from spent Li ion batteries is using leaching C6H8O7 citric acid method by varying citric acid concentration 0,5 2M, temperature 50-80°, and study kinetics of leaching reaction by varying temperature, citric acid concentration 0,5 1M and reaction time 10 120 minutes.
The results showed that the optimum leaching percentage at 1 M citric acid concentration, temperature 80°, reaction time 120 minutes resulted 100 leaching percentage and the result of kinetics study based on reaction temperature showed that the reaction kinetics model of Co and Ni metals were reaction kinetics model on the surface of material with activation energy were 67,12 kJ mol and 58,22 kJ mol. The results of kinetics studies based on citric acid concentrations indicated that the reactions of leaching Co and Ni metals were first order reactions.
The optimum result of Co and Ni metals extraction using emulsion liquid membrane were obtained at pH 6 with Co and Ni metals extracted were 1337 mg L and 445 mg L. While liquid liquid extraction resulted the optimum extraction Co and Ni metals at pH 4 with extractant concentration was 0.6 and the result were 1933 mg L and 328.21 mg L. Liquid liquid extraction was more efficient method to separating Co and Ni metals than the emulsion liquid membrane extraction.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51489
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Shafira Salsabila
"Isu lingkungan tentang bahan B3 pada limbah industri menjadi konsiderasi paling penting untuk diperhatikan pada saat ini. Perkembangan industri yang pesat menjadikan katalis sebagai jawaban atas kecepatan reaksi pada suatu proses. Salah satu proses yang menggunakan katalis adalah proses Hydrotreating, dimana pada proses ini menghasilkan limbah katalis yang mengandung nikel sebesar 72438,59 mg/kg. Hal ini menyebabkan perlunya tindakan perolehan kembali logam nikel dari limbah katalis. Leaching dan Membran Cair Emulsi MCE dikenal sebagai metode yang efektif dalam me-recovery logam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses leaching mencapai nilai optimum dengan menggunakan asam sitrat 0,3 M dan suhu 75 C selama 4 jam dengan persentase leaching sebesar 59,45. Sedangkan kondisi optimum yang diperoleh dari proses ekstraksi MCE menggunakan 0,06 M Cyanex 272, 0,2 M H2SO4, surfaktan ganda 4 w/w span 80 dan 4 w/w tween 20, rasio fasa ekstraktan/fasa internal: 1/1, dan kecepatan pengadukan 1150 rpm selama 60 menit mampu menghasilkan membran emulsi yang stabil dengan persentase ekstraksi sebesar 91,70.

Environmental issue about Hazardous and Toxic waste in industrial is the most important thing to consider nowadays. The rapid development of industries makes catalyst to be the best answer to make the reaction of a process becomes more fast. Hydrotreating process is one of the example that use catalyst as its requirement. The process produces spent catalyst as its waste containing nickel within 72438,59 mg kg which led us to the need of recovery. Leaching and Emulsion Liquid Membrane ELM is known as an affective way to recover metal from a spent catalyst.
The results showed that the leaching process could be optimum using 0,3 M citric acid with a temperature 75 C for 4 hours with a percentage of 59,45 nickel leaching. While the optimum point for the ELM extraction using 0,06 M Cyanex 272, 0,2 M H2SO4, mixed surfactant 4 w w span 80 and 4 w w tween 20, extractant phase internal phase volume ratio 1 1, and stirring speed 1150 rpm for 60 minutes could produce a stabil emulsion with a percentage of 91,70 nickel extracted.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khansa Rifa Ramadhani
"Nikel merupakan logam yang banyak dimanfaatkan untuk keperluan industri, seperti pada katalis proses kimia. Kebutuhan atas nikel diperkirakan terus meningkat setiap tahunnya. Untuk dapat memenuhi kebutuhan nikel, perolehan kembali logam nikel dari sumber sekunder, seperti limbah katalis dapat menjadi alternatif yang ekonomis. Limbah katalis yang mengandung logam nikel sebesar 15% berat dapat diperoleh dari proses steam reforming. Perolehan kembali logam nikel dari limbah katalis dilakukan dengan metode leaching menggunakan asam laktat sebagai leaching agent yang minim emisi gas dan H2O2 sebagai oxidizing agent. Penambahan H2O2 bertujuan meningkatkan efisiensi leaching dengan mengoksidasi logam yang terkandung di dalam limbah katalis menjadi bentuk yang lebih larut. Penelitian ini yang menggunakan 1,5 M asam laktat dan 2% volume H2O2 pada suhu operasi 80℃ selama 240 menit berhasil mencapai efisiensi leaching logam nikel sebesar 72,25%. Studi kinetika yang dilakukan pada proses leaching tersebut menunjukkan bahwa prosesnya dikendalikan oleh mekanisme difusi dengan energi aktivasi sebesar 13,56 kJ/mol. Logam nikel yang terlarutkan ke dalam larutan leaching kemudian dipurifikasi melalui ekstraksi cair-cair dengan bantuan ekstraktan Cyanex 272 untuk memisahkannya dari logam lain yang terikut dalam larutan leaching. Dengan konsentrasi Cyanex 272 sebesar 1 M pada pH fase akuatik 8 selama 60 menit, diperoleh efisiensi ekstraksi sebesar 79,57%.

Nickel is a metal that is utilized in several industries for catalyst. The demand of nickel is predicted to keep rising every year. To meet the demand, recovering nickel from secondary source, such as spent catalyst waste can be a solution. Spent catalysts containing 15%wt nickel can be obtained from steam reforming process. The recovery of nickel is done by leaching method using lactic acid as leaching agent with minimum gas emission and H2O2 as an oxidizing agent. Addition of H2O2 is expected to increase the leaching efficiency by oxidizing the nickel into a more soluble form. This research that used 1,5 M lactic acid and 2%v/v H2O2 at 80℃ for 240 minutes managed to attain 72,25% leaching efficiency. Kinetic study conducted in this leaching process showed diffusion as limiting mechanism with 13,56 kJ/mol energy activation. Dissolved nickel metal in the leach liquor is then purified through solvent extraction with the help of Cyanex 272 extractant to be separated from other undesirable metal. Under the operation condition 1 M Cyanex 272 and pH aquatic phase 8, 60 minutes extraction process resulted in 79,57% nickel extraction efficiency"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maretha Putri Ayu
"Seiring dengan berkembangan teknologi di bidang automotif, penggunaan katalis logam merupakan salah satu hal yang penting karena dapat mempercepat reaksi dan dapat membantu memacu reaksi siklohidrogenasi serta reaksi lainnya seperti pembentukan aromatik. Akibat dari penggunaan katalis tersebut maka limbah katalis hasil proses Catalytic Continuous Reforming sangat banyak ditemukan.
Salah satu logam yang banyak digunakan sebagai katalis dalam proses CCR adalah logam kobalt dengan penambahan logam palladium sebagai promotor. Logam kobalt sebagai bahan dasar utama yang terkandung dalam katalis CCR bila dibiarkan dibuang menjadi limbah akan sangat berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Untuk meminimalisir bahaya tersebut maka diperlukan perolehan kembali logam kobalt dari limbah katalis CCR dengan metode leaching.
Dalam penelitian ini digunakan asam sitrat 0,8 M dengan 2% H2O2 pada kondisi operasi 75oC selama 1,5 jam dapat menghasilkan logam Co 77,78%. Setelah proses leaching dilakukan, untuk mendapatkan logam kobalt dengan kemurnian yang lebih baik maka dilakukan proses ekstraksi cair-cair dengan pH 3,5 dan konsentrasi ekstraktan Cyanex 272 sebesar 0,1 M diperoleh logam Co sebesar 77,80% dari total kobalt hasil leaching.

The usage of metal catalyst is important alongside with recent technology development on automotive sector. Metal catalyst is used to fasten any reaction, such as triggering cyclohydrigenation reaction and aromatics forming. These process, which known as catalytic continous reforming (CCR), produce a lot of catalysts waste.
One of metal catalyst that used in large amount on CCR process is cobalt added by palladium as a promotor. Cobalt, which is used as the main component in CCR catalyst, will be dangerous for health and environment if directly thrown away as a waste. For reducing those danger, cobalt is reused by recovering it from CCR catalyst using leaching method.
In this research, 0.8 M citric acid with 2% H2O2 is used at temperature 75°C within 1.5 hours. This methods could recover 77.78% cobalt from CCR. Purification process is done by liquid-liquid extraction with Cyanex 272 0,1 M at pH 3,5 to gain cobalt with higher purity up to 77.80% of total cobalt from leaching.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Radifan Fajaryanto
"Perkembangan teknologi yang pesat memicu bertambahnya produksi ponsel cerdas. Diprediksi pada tahun 2017, pengguna ponsel cerdas di Indonesia mencapai 39,8 dari total penduduk atau sebesar 101,56 juta jiwa. Tentunya, peningkatan penggunaan ponsel cerdas ini diiringi dengan peningkatan jumlah limbahnya, di mana salah satu yang perlu diperhatikan adalah limbah baterai yang tergolong sebagai limbah B3. Dari analisis kandungan zat baterai ponsel cerdas, dapat terlihat bahwa terdapat sejumlah logam kobalt 5 ndash;20 sebagai komposisi logam terbesar dalam baterai ponsel cerdas yang masih dapat dimanfaatkan kembali, dilihat dari nilai ekonomi logam kobalt tergolong tinggi, yaitu sebesar Rp 825.208/kg.
Proses daur ulang yang sering digunakan adalah proses hidrometalurgi leaching. Pelarut yang digunakan biasanya berupa asam kuat, seperti asam nitrat HNO3. Untuk meningkatkan kemurnian perolehan kembali logam berharga, dapat diteruskan dengan proses ekstraksi. Ekstraksi yang banyak digunakan adalah membran cair emulsi MCE. Optimisasi proses dilakukan dengan memvariasikan konsentrasi asam nitrat dan suhu operasi.
Hasil menunjukkan bahwa kondisi optimum leaching diperoleh pada waktu 30 menit leaching menggunakan HNO3 3,0 M pada suhu 90°C, diperoleh efisiensi leaching kobalt sebesar 98,01. Studi kinetika reaksi juga dilakukan dan dihasilkan bahwa perolehan kembali logam kobalt dari limbah baterai lithium-ion menggunakan asam nitrat dikendalikan oleh reaksi permukaan dengan nilai energi aktivasi sebesar 44,67 kJ/mol. Kobalt kemudian diekstraksi dari larutan hasil leaching pada pH 3 menggunakan Cyanex 272 0,1 M dengan 2 w/v Span 80 sebagai ekstraktan dan surfaktan secara berurutan di dalam fasa membran dengan H2SO4 0,1 M sebagai larutan stripping, menghasilkan efisiensi sebesar 46,96.

Relentless development of technology triggers the smartphone production. In 2017, it is predicted that the smartphone users in Indonesia reach about 39.8 of the total population or equals about 101.56 millons of people. The increasing number of smartphone use is followed by escalation of its waste, where its battery is classified as a toxic and hazardous waste. The analysis of the battery content shows that it is consist of cobalt metal about 5 ndash 20 as the major component that can be utilised, based on its relatively high economic value, which valued Rp 825,208 kg.
The recycle process that is usually used to recover cobalt metal is called hydrometallurgy, specifically leaching hydrometallurgy. To execute leaching, it is common to use strong acids as a solvent, e.g. HNO3. To elevate the purity of the recovery process of valuable metals, the process could be continued to extraction process. Most extraction process in the industry uses emulsion liquid membrane ELM. Process optimization is done by varying concentration of nitric acid and reaction temperature.
The result shows that the optimum leaching condition is earned in 30 minutes of leaching reaction using 3,0 M HNO3 at the reaction temperature of 90°C, resulting 98.01 of cobalt leaching efficiency. Reaction kinetics study is also done in this research and the result demonstrates that recovery of cobalt from spent lithium ion batteries by nitric acid leaching is controlled by surface reaction with activation energy value of 44.67 kJ mol. Cobalt is then extracted from leach liquor on pH 3 using Cyanex 272 0.1 M with 2 w v Span 80 as extractant and surfactant respectively in membrane phase with H2SO4 0.1 M as stripping acid, resulting 46.96 efficiency.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Risma Iwana
"

Industri pupuk dapat menjadi salah satu sektor strategis yang dapat memacu perekonomian Indonesia dikarenakan industri pupuk memegang peranan penting dalam mendorong peningkatan produksi pada sektor pertanian yang meningkat seiring dengan bertambahnya populasi di Indonesia. Oleh karena itu untuk memenuhi kapasitas produksi yang terus meningkat, PT. Pupuk Kujang menggunakan katalis nikel oksida dengan alumina yang berfungsi sebagai penyangga pada proses steam reforming. Namun dengan harga logam berharga yang terus meningkat, perlu adanya proses perolehan kembali logam berharga,  yaitu nikel, yang efektif sebagai upaya menurunkan biaya produksi dan mencegah pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah spent catalyst. Dalam penelitian ini, dilakukan upaya perolehan logam nikel pada limbah spent catalyst NiO/Al2O3 menggunakan asam asetat sebagai 3 M + 1% H2O2, rasio S/L 20 g/L, dengan temperatur 80 oC dalam waktu 120 menit, dan kecepatan agitasi sebesar 500 rpm berhasil mendapatkan efisiensi recovery logam nikel sebesar 74,63%. Studi kinetika yang dilakukan menggunakan Shrinking Core Model (SCM) menunjukan bahwa prosesnya dikendalikan oleh mekanisme reaksi kimia permukaan dengan energi aktivasi sebesar 23,28 kcal/mol. Kemudian dilanjutkan dengan ekstraksi pada Pregnant Leached Solution (PLS) menggunakan LIX 84-ICNS dengan konsentrasi 40% v/v selama 120 menit pada pH fase akutik 6 dengan kecepatan 500 rpm diperoleh efisiensi ekstraksi nikel sebesar 99,56%.


The fertilizer industry can be one of the strategic sectors that can spur the Indonesian economy because the fertilizer industry plays an important role in encouraging increased production in the agricultural sector which increases along with the increasing population in Indonesia. Therefore, to meet the ever-increasing production capacity, PT. Pupuk Kujang uses a nickel oxide catalyst with alumina which functions as a buffer in the steam reforming process. However, with the price of precious metals continuing to increase, it is necessary to have an effective process for recovering precious metals, namely nickel, as an effort to reduce production costs and prevent environmental pollution caused by spent catalyst waste. In this research, efforts were made to recover nickel metal from spent catalyst NiO/Al2O3 waste using acetic acid as 3 M + 1% H2O2, S/L ratio of 20 g/L, with a temperature of 80 oC in 120 minutes, and an agitation speed of 500 rpm managed to get a nickel metal recovery efficiency of 74.63%. Kinetic studies conducted using the Shrinking Core Model (SCM) showed that the process was controlled by a surface chemical reaction mechanism with an activation energy of 23.28 kcal/mol. Then proceed with extraction in Pregnant Leached Solution (PLS) using LIX 84-ICNS with a concentration of 40% v/v for 120 minutes at pH aqueous phase 6 at a speed of 500 rpm to obtain a nickel extraction efficiency of 99.56%.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bilqis Nur Fadhilah
"Seiring meningkatnya penggunaan elektronik dalam kehidupan sehari-hari, penggunaan baterai juga meningkat, terutama penggunaan baterai li-ion. Baterai li-ion sering dipakai pada peralatan yang bersifat re-chargeable, salah satunya adalah telepon genggam. Limbah baterai li-ion tergolong limbah B3 karena mengandung logam berat. Logam berat yang terkandung dalam limbah baterai tersebut dapat dilakukan perolehan kembali (recovery) untuk mengurangi efek bahayanya terhadap lingkungan. Kandungan logam berat tersebut merupakan logam berharga diantaranya logam nikel dan kobalt. Metode yang dapat dilakukan untuk recovery logam tersebut yaitu dengan proses leaching. Penelitian ini menggunakan H2SO4 sebagai leaching agent dan H2O2 sebagai reducing agent. Penambahan H2O2 bertujuan untuk mengurangi penggunaan H2SO4 saat proses leaching. Dalam penelitian ini, digunakan 2 M H2SO4, 4% v/v H2O2 pada kondisi operasi 75OC selama 2 jam, menghasilkan logam Ni dan Co ter-leaching sebesar 96,46% dan 94,95%. Larutan hasil leaching yang didapat akan dilakukan proses ekstraksi cair-cair menggunakan LIX 84-ICNS sebagai ekstraktan. Hasil dari proses ekstraksi cair-cair dengan konsentrasi ekstraktan sebesar 40% v/v, pH fasa akuatik sebesar 6,85 selama 45 menit ekstraksi, menghasilkan logam Ni dan Co terekstraksi sebesar 92,05% dan 86,67%.

The electronic devices used is increasing in daily basis, especially the used of li-ion batteries. Li-ion batteries is used for re-chargeable electronic devices such as smartphones. The spent of li-ion batteries is being classified as toxic and hazardous waste because it contains heavy metals. The heavy metals from spent li-ion batteries can be recovered to reduce the hazardous effect on the environment. Moreover, the heavy metals are also classified as the valuable metals, for example nickel and cobalt. One of the methods for metal recovery from li-ion battery is leaching process with H2SO4 as the leaching agent and H2O2 as the reducing agent. The addition of H2O2 is for reducing the used of H2SO4 in the leaching process. This research is using 2 M of H2SO4 and 4% v/v of H2O2, with the operating condition 75OC in 2 hours leaching process resulting 96,46% Ni and 94,95% Co extracted. The leachate liquor after leaching process is going for the next process, solvent extraction. The solvent extraction is using LIX 84-ICNS as the extractant. The result from solvent extraction with 40% v/v extractant concentration, pH aquatic phase 6,85 in 45 minutes extraction process is 92,05% Ni and 86,67% Co being extracted."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Annisa Wardhani
"Nikel merupakan logam berharga dengan nilai jual dan pemanfaatan yang tinggi dalam berbagai bidang industri. Kebutuhan nikel diperkirakan terus meningkat setiap tahunnya sehingga berdampak pada ketersediaannya. Limbah katalis steam reforming (NiO/Al2O3) mengandung logam nikel sebesar 6% berat dapat menjadi sumber alternatif nikel yang ekonomis melalui metode leaching menggunakan asam DL-malat sebagai leaching agent dan H2O2 sebagai oxidizing agent. Proses decoking pada suhu 600 °C selama 5 jam dengan laju pemanasan 10 °C/menit dilakukan sebagai pre-treatment limbah katalis untuk menghilangkan kokas dan kotoran lainnya yang mengganggu proses leaching serta oksidasi sulfida logam yang membantu meningkatkan kemudahan pelarutan logam nikel. Senyawa H2O2 ditambahkan untuk mengoksidasi logam nikel menjadi bentuk mudah terlarut sehingga dapat meningkatkan efisiensi leaching. Proses leaching menggunakan asam DL-malat 2,5 M, H2O2 2% v/v, ukuran partikel limbah 150 mesh, rasio S/L 20 g/L pada suhu operasi 90 ? selama 120 menit dengan kecepatan pengadukan 500 rpm memperoleh efisiensi leaching logam nikel sebesar 88,42%. Studi kinetika leaching menunjukkan proses leaching dikendalikan oleh mekanisme reaksi kimia pada permukaan dengan energi aktivasi sebesar 106,24 kJ/mol. Logam nikel yang terlarut dalam larutan leaching akan dipurifikasi melalui ekstraksi cair-cair. Ekstraksi cair-cair menggunakan LIX 84-ICNS 40% v/v, pH fasa akuatik 7, rasio O/A 1/1 pada suhu operasi 28 ? selama 60 menit dengan kecepatan pengadukan 500 rpm mampu mengekstraksi nikel sebesar 88,74%.

Nickel is a valuable metal with high selling value and utilization in various industrial fields. Nickel demand is expected to keep rising every year, which impacts its availability. Steam reforming spent catalyst (NiO/Al2O3) containing 6 wt.% nickel can be an economical alternative source of nickel through leaching method using DL-malic acid as a leaching agent and H2O2 as an oxidizing agent. Decoking process at 600°C for 5 hours with a heating rate of 10°C/min was carried out as a pre-treatment of spent catalyst to remove coke and other impurities that interfere with the leaching process and oxidize metal sulfides that help increase the ease of nickel dissolution. H2O2 is added to oxidize nickel into a soluble form that can increase the leaching efficiency. Leaching process using 2.5 M DL-malic acid, 2% v/v H2O2, 150 mesh waste particle size, solid/liquid ratio 20 g/L at an operating temperature of 90 ? for 120 minutes with a stirring speed of 500 rpm obtained 88.42% nickel leaching efficiency. The leaching kinetics study showed that the leaching process was controlled by a chemical reaction mechanism on the surface with an activation energy of 106.24 kJ/mol. The nickel dissolved in the leaching solution will be purified through liquid-liquid extraction. Liquid-liquid extraction using LIX 84-ICNS 40% v/v, aquatic phase pH 7, organic/aquatic ratio 1/1 at an operating temperature of 28 ? for 60 minutes with a stirring speed of 500 rpm was able to extract 88.74% nickel."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>