Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131906 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Denanti Nur Iwani
"Penulisan ini mempelajari mengenai ruang pamer komersil dan untuk melihat bagaimana taman tematik sebagai bagian dari ruang pamer komersil. Fungsi dari ruang pamer komersil adalah untuk menjual brand, menawarkan pengalaman pada alur ceritanya, dan untuk memamerkan produk brand di dalam sebuah properti panggung. Ruang pamer komersil terdiri dari leisure, retail, dan entertainment industries yang mana dalam hal ini memiliki kesamaan dengan sebuah taman tematik, yang merupakan tempat untuk mencari kesenangan, menjual brand/tema budaya Amerika, dan sebagai industri hiburan besar. Studi literatur mengenai ruang pamer komersil di dalam penulisan ini digunakan sebagai dasar dalam mengobservasi dan menganalisis taman tematik Universal Studio Japan dan Trans Studio Bandung. Hasilnya kemudian digunakan sebagai parameter dalam menganalisis studi kasus, yaitu narasi, konsep part-to-whole, dan brand.

This paper studies about commercial exhibition to see how Theme Park works as part of commercial exhibition. The function of commercial exhibition is to sell the brand, to offer experiences in its flow, and also to show us the brand product as an object within the stage property. Commercial exhibition aims satisfactions from both customers and the owner. It consists of leisure, retail, and entertainment industries, which similar to the Theme Park a place for seeking happiness, selling brand, or themes about American culture, and also has been proved as one of big entertainment industry. Study literature about commercial exhibition in this paper is conducted as base to observe and analyzed theme park Universal Studio Japan and Trans Studio Japan. The results are used to be the parameters to analyze the study case, which is about the narration, part to whole concept, and brand.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68252
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shilla Fathi Anjadini
"Di zaman modern ini, taman hiburan tampaknya menjadi daya tarik umum yang paling banyak dikunjungi di seluruh dunia. Dibalik dekorasi dan semua wahana yang ada, mereka tidak hanya ditujukan untuk anak-anak. Pertunjukan, wahana menegangkan, dan atraksi-atraksinya juga dibuat untuk pengunjung dari segala usia. Taman adalah bagian dari ruang terbuka hijau, yang berfungsi untuk memfasilitasi masyarakat dalam segi ekologis, estetis, dan sosial. Taman terdiri dari koleksi kebun, yang diatur sedemikian rupa untuk memenuhi fungsi tersebut untuk semua pengunjung. Namun demikian, berbagai taman menunjukkan bahwa ada berbagai jenis taman berdasarkan tipologi, fungsi, atau bahkan desainnya. Taman bermain, di sisi lain, adalah ruang yang dimanipulasi dan dirancang dengan satu ide besar dengan tujuan untuk memanjakan para pengunjungnya dengan kegiatan dan tempat-tempat rekreasi. Desain taman hiburan terdiri dari gabungan beberapa sub-tema, tetapi tidak seperti taman, fungsinya berfokus pada menghibur pengunjung dan memberi mereka pengalaman daripada fungsi ekologis. Bagaimanapun, dari pelajaran yang diperoleh dari teori dan analisis, kesimpulan dapat ditarik bahwa taman hiburan masih merupakan keluarga taman berdasarkan kesamaan yang ditemukan dalam karakteristik, fungsi, dan desain mereka.

In these modern days, theme parks seem to be the most visited public attraction around the world. Despite the decorations and all the rides, they are not just intended for kids. The shows, thrill rides, and attractions are also made for visitors of all ages. However, with in addition to its name, theme parks seem to relate a lot to park in general. Park is a part of green open space, which functions are to facilitate communities in an ecological, aesthetical, and social ways. Parks consist of collections of gardens, which are organized in such a way to fulfill those function for all their visitors. The variety of parks, however, show that there are different types of park based on its typology, function, or even design. Theme park, on the other hand, is a manipulated space designed with a unifying idea with a purpose to pamper its visitants with leisure activities and venues. Theme parks design consist of collections of sub themes, but unlike park, its function focuses on entertaining its visitors and giving them the experience of their lives rather than the ecological function. Nevertheless, from lessons obtained from the theories and the analysis, a conclusion was drawn that theme park is still a family of park based on the similarities found in their characteristics, functions, and designs.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Rahmah
"Taman tematik kerap memiliki lanskap dengan narasi ataupun cerita tertentu, namun narasi tersebut tidak selalu dapat diperlihatkan kepada pengunjung. Skripsi ini membahas mengenai bagaimana narasi digunakan pada taman tematik dan lanskap sebagai penyampai narasinya. Penyusunan elemen fisik lanskap penyampai narasi berupa form, path, elemen alami, dan signage sehingga membentuk suatu ruang yang dapat menyampaikan cerita. TMII menjadi studi kasus dalam mengamati elemen lanskap yang menjelaskan narasi. Dari studi kasus tersebut diketahui bahwa elemen lanskap dapat menjadi media penyampai narasi dengan memperhatikan sudut pandang dalam menyusun narasi dan menangkap narasi yang disampaikan dan sudut pandang penting untuk memahami dan merasakan kualitas ruang yang dibentuk pada ruang luar.

The landscape of a theme park is often seen with a certain narrative or story that is sometimes not explicitly shown to the visitors. This thesis discusses about how the landscape of a theme park becomes an agent of the narration used in the theme park. The physical elements of landscape that are used as the narrative agent, such as form, path, natural elements, and signage, composed to form a space that can tell the stories it holds. The case study of this thesis is TMII, observed thoroughly to see how the landscape of the said theme park became a narrative agent. From the observation, it can be concluded that the landscape can be a narrative agent, with point of view as a consideration to compose and to capture the narrative that is trying to be delivered. Point of view itself is an important factor for understanding and experiencing the spatial quality formed in an outdoor space. It is also important to consider what kind of element suits the narrative of the space, and how people experience the narrative itself.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67651
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Mauluddin
"ABSTRAK
Nama : Agus MauluddinProgram Studi : S2 Sosiologi RegulerJudul : Kontestasi Produksi Ruang Publik Taman Tematik di KotaBandungPembimbing : Prof. Dr. der Soz. Gumilar Rusliwa Somantri Tesis ini bertujuan menunjukkan produksi ruang di dalam praktik ruang taman tematik khususnya taman Jomblo di kota Bandung terdapat kontestasi ruang spasial dan kontestasi ruang pada ranah ldquo;makna rdquo; aktor yang memproduksi ruang. Penelitian ini menggunakan gabungan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif observasi dan wawancara mendalam dilakukan kepada 17 informan dan metode kuantitatif survei dengan medium kuesioner dilakukan kepada 82 responden. Temuan dalam studi ini kontestasi ruang pada ranah ldquo;makna rdquo; yang diproduksi oleh aktor pemerintah representasi ruang tidak sesuai dengan makna yang diproduksi oleh aktor masyarakat ruang representasional . Temuan ini yang membedakan dengan studi-studi sebelumnya yang belum melihat secara tegas kontestasi ruang pada ranah ldquo;makna rdquo; aktor produksi ruang, secara mutlak mesti ldquo;dimenangkan rdquo; aktor masyarakat, yang terdapat negosiasi ruang di dalamnya. Ketika kontestasi di dalam produksi ruang telah menjadi ruang representasional, maka akan terciptanya ruang publik yang adil inklusif dan nyaman untuk lsquo;dihidupi rsquo; masyarakat di perkotaan urban livable . Kata kunci: produksi ruang, kontestasi ruang, praktik ruang, representasi ruang, ruang representasional, negosiasi ruang, urban livable.

ABSTRACT
Name Agus MauluddinStudy Program Magister SociologyTitle Contesting Productions of Public Space The Case of Thematic Park inBandung City, IndonesiaCounsellor Prof. Dr. der Soz. Gumilar Rusliwa Somantri This thesis aims to show the productions of space in the practice of thematic parks especially ldquo Jomblo Park rdquo in Bandung there is contestation of space in it. Spatial contestation and contestation in the realm of meaning of actors that produce spatial space. This research uses qualitative and quantitative approach. Qualitative methods of observation and in depth interviews were conducted on 17 informants and the quantitative method of survey with medium questionnaire was conducted to 82 respondents. The findings in this study of spatial contestation in the realm of meaning produced by government actors representations of space do not match the meaning produced by public actors representational space . This finding distinguishes from previous studies that have not yet seen explicit spatial contestation in the space of meaning of space production actors, which absolutely must be won by public actors, where there is spatial negotiation. When contestation in the production of space has become a representational space, it will create urban justice and comfortable public space to be 39 lived 39 urban livable .Keywords production of space, contesting space, spatial practice, representations of space, representational space, spatial negotiation, urban livable "
2018
T51284
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Sekar Hapsari
"Penggunaan tema pada ruang komersil yang semakin marak belakangan ini sering diterjemahkan dalam elemen-elemen ruang yang simbolik dan memiliki kecenderungan untuk menjadi kitsch. Kitsch yang merupakan bentuk palsu dari karya seni pada masa lalu akan dibahas dalam taraf keruangan sebagai simbol dari pengalaman atau tema. Tulisan ini akan memfokuskan pembahasan kepada fungsi dari objek kitsch yang digunakan dalam ruang dan bagaimana kehadirannya dapat membangun pengalaman dalam ruang, khususnya ruang komersil. Sesuai dengan argumen yang dinyatakan pada awal penulisan skripsi, ternyata penggunaan objek kitsch dalam ruang dapat membentuk pengalaman jika menggunakan penyimbolan yang tepat dan memiliki interaksi dengan pengguna.

The use of themes in commercial spaces that has increased these past few years is often translated into symbolic interior elements and has a tendency to become kitsch. Kitsch which is a low form of art will be analyzed in interior space as a symbol of an experience or a theme. This writing focuses on the analysis of the function of kitsch object that is used as an element of space and how kitsch can be a part of space experience. Corresponding to the previous statements, apparently bringing kitsch elements into interior spaces can create particular experience as long as it uses the right symbol and encourages interaction with the user."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42699
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rifda Marwa Ufaira
"Tujuan dari tulisan ini adalah untuk memahami tujuan dan bagaimana taman kota berfungsi. Mengambil Taman Tematik yang sedang gencar dibangun di Bandung sebagai objek studi kasus, tulisan ini mencoba menganalisa dan mengkritisi bagaimana pemberian tema pada taman kota tidak selalu berdampak positif dalam meningkatkan kualitas sosial yang seharusnya taman kota tawarkan. Dengan memahami cara kerja dan tujuan taman, kita dapat memahami bagaimana mendesain dan merencanakan taman kota yang hidup dan mengundang orang untuk datang. Studi tentang taman ini akan dilandasi dengan teori mengenai taman kota dan membandingkannya dengn kondisi pada Taman Tematik yang berada di Bandung. Untuk mendapatkan pemahaman tentang tujuan taman kota Bandung, telah dilakukan juga wawancancara dengan Walikota Bandung.

The aim of this writing is to understand the purpose and how a city park works. By taking the emerging Taman Tematik in Bandung as a case study, this writing criticize how giving theme to the parks may harm the park rather than promoting the social quality of the parks. By understanding the purpose and how parks works, we can understand how to design and plan a lively parks in the city that invites the people in rather than blocking them out with their visible or invisible fences. The study will based on theories about parks and compared it to the condition in Taman Tematik of Bandung. An interview is also conducted to get an insight on how parks in Bandung are planned and designed.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S61716
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Bintang
"Penelitian ini mengkaji pengembangan ekshibisi di Museum Satriamandala untuk meningkatkan kualitas pameran melalui pendekatan "New Museology" yang menekankan inklusivitas, dinamisme, dan interaktivitas. Tujuan utama museum ini adalah mengabadikan perjuangan dan kontribusi para Jenderal TNI dalam sejarah Indonesia, serta menanamkan semangat jiwa korsa. Pada penelitian kali ini berfokus pada ruang yang didedikasikan untuk Jenderal Sudirman, Jenderal Oerip Soemohardjo, Jenderal A.H. Nasution, dan Jenderal H.M. Soeharto, dirancang ulang dengan integrasi konsep-konsep museologi untuk meningkatkan kesadaran dan kebanggaan nasional melalui edukasi sejarah. Usulan pengembangan ekshibisi meliputi fase konseptual dan fase pengembangan yang fokus pada penulisan alur cerita dan desain pameran yang interaktif. Evaluasi berkelanjutan dan penyesuaian berdasarkan umpan balik pengunjung juga ditekankan untuk meningkatkan efektivitas pameran. Dengan mengintegrasikan konsep "New Museology" dan menekankan narasi yang kuat serta koleksi yang relevan, penelitian ini bertujuan untuk memperkuat fungsi Museum Satriamandala sebagai pusat edukasi sejarah dan kebanggaan nasional, sekaligus menanamkan dan memperkuat semangat jiwa korsa.

This research examines the development of exhibitions at the Satriamandala Museum to enhance the quality of displays through the "New Museology" approach, which emphasizes inclusivity, dynamism, and interactivity. The primary goal of the museum is to commemorate the struggles and contributions of the TNI Generals in Indonesia's history, while instilling the Esprit de Corps. This study focuses on the spaces dedicated to General Sudirman, General Oerip Soemohardjo, General A.H. Nasution, and General H.M. Soeharto, redesigned with integrated museology concepts to enhance national awareness and pride through historical education. The proposed exhibition development includes conceptual and developmental phases, focusing on narrative writing and interactive exhibition design. Continuous evaluation and adjustments based on visitor feedback are also emphasized to improve exhibition effectiveness. By integrating the "New Museology" concept and emphasizing strong narratives and relevant collections, this research aims to strengthen the Satriamandala Museum's role as a center for historical education and national pride, while also instilling and reinforcing the Esprit de Corps."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Neysha Adzhani
"Pada era costumer-focused dalam dunia bisnis saat ini, penciptaan pengalaman konsumen yang positif dan berkesan menjadi bagian dari strategi pemasaran yang utama, termasuk pada ruang interior komersil yang mewadahi interaksi antara konsumen dengan perusahaan. Dalam mengalami ruang, manusia memiliki beragam indra sebagai penangkap informasi dari lingkungan fisik di sekitarnya. Namun, adanya paradigma okularsentris membuat visual dianggap sebagai pembentuk utama pengalaman manusia.
Tulisan ini memfokuskan pembahasan pada pengalaman multiindra yang menyeluruh dalam ruang interior komersil dan perannya terhadap pembentukan pengalaman konsumen yang positif dan berkesan sebagai nilai tambah bagi perusahaan.

In the era of customer-focused in today's business world, the creation of a positive and memorable customer experience is part of a major marketing strategy, including in the commercial interior spaces that facilitate interaction between the consumer and the company. In the context of experiencing spaces, we acquire information of the surrounding physical environment through various senses. However, the ocularcentric paradigm has regarded visual as the centre point of human experience.
This writing focuses on the analysis of the multi-sensory experience as a whole in commercial interior spaces and its role in generating a positive and memorable consumer experience as an added value for the company.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47764
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asiah Syahidah
"Untuk mempelajari dan memahami bagaimana gedung parkir dapat berfungsi dengan baik faktor manusia dan faktor lingkungan termasuk dalam studi ini mereka akanakhirnya mempengaruhi hasil akhir apakah gedung parkir akan diakuisebagai sukses atau tidak. Para pengguna bangunan akan harus datang dengan nyaman danmenggunakan bangunan sesuai dengan rencana semula itulah mengapa itu diperlukanpenemuan pola tersembunyi manusia kendaraan dan lingkungan untuk bekerjaNah dalam hal ini lingkungan yang kecil. Jadi ketika telah ada gedung parkir disediakan masih ada sebuah mobil yang diparkir di sisi jalan atau di jalan pejalan kaki diUntuk merampingkan parkir mobil yang kadang kadang dapat menyebabkan lanjut masalah gedung parkir terkait. Namun ketika sudah disediakandan masih tidak digunakan harus ada faktor tersembunyi yang perlu diperbaiki secepatmungkin.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa posisi lokasi mengakses dan bahkan tanda dapat membantu untuk menemukan fasilitas dalam rangka untuk memikat orang untukmenggunakannya Namun orang juga menjadi faktor penting untuk keberhasilandari rencana karena mereka adalah orang yang akan menggunakan seluruh desain dantermasuk pemahaman tentang perilaku dan kebutuhan orang orang yang harus dipenuhi.

In order to study and to understand the way of a parking building to perform well, the human factor and environment factor are included in the study. They will eventually affect the final result whether the parking building will be recognized as a success or not. The users of the building will have to comfortably come and use the building according to the original plan, that is why it is needed the discovery of the hidden pattern of human, vehicle, and the environment, to work well in this small surroundings. So when there has been a parking building provided, there still is a car parked on the street side, or on the pedestrian path. In order to streamline the parking cars which sometimes might cause further problems, the parking building is related. However, when it is provided already and it is still not used, there must be a hidden factor that needs to be fixed as soon as possible.
The result of the research indicates that the position, the location, access, and even sign can help to discover the facility in order to allure people to use it. However, the people are also becoming the important factor to the success of the plan, as they are the one who are going to use the whole design. And it includes the understanding of the behavior and the needs of people to be fulfilled.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53311
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Drasthya Ayhodha Nareshwari
"Museum masa kini harus mampu menarik perhatian masyarakat untuk datang berkunjung, sayangnya museum di Indonesia diidentikan dengan kesan tua dan tidak menarik. Maka untuk mengatasinya diperlukan desain display yang diharapkan dapat mengundang pengunjung. Namun bagaimana jika bangunan yang digunakan sebagai museum bukanlah bangunan yang didesain untuk museum, melainkan bangunan lama cagar budaya. Memasukan fungsi museum seni sebagai identitas baru sebuah bangunan lama merupakan proses yang tidak mudah. Perlu adanya kesesuaian antara fungsi baru museum dan elemen bangunan lama yang dijaga. Melalui kajian teori dan studi kasus terhadap Museum Seni Rupa dan Keramik ditemukan bahwa display dalam ruang pamer dapat menghubungkan kedua kebutuhan lama dan baru, sehingga aspek dalam merancang alat bantu display tidak lagi terbatas pada segi informatif dan persepsi manusia, tetapi keadaan objek yang dipamerkan dan bangunannya.

Museum nowadays, must be able to attract visitors to come to visit. Sadly, museums in Indonesia are identified with old and unattractive impressions. Hence, to overcome it, it is necessary for displays are designed so they can draw in visitors. However, instead of using building that originally designed as a museum, what if it is an old building of cultural heritage re-functioned to become a museum. To incorporate art museum as the new identity of an old building is not an easy process. Adjustment between the new function and the elements of the preserved heritage building are needed. Through relevant theories and case studies on Museum Seni Rupa dan Keramik, the researcher found that the display in the exhibition space could act as a tool to connect both the needs of old and new. This makes designing exhibition displays are no longer limited in terms of informative and human perception aspects, but also the collection and the heritage building needs.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64151
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>