Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1017 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tania Joviani GunawanKemas
"Dalam menanggapi fase kematiannya, manusia cenderung mempersiapkan makam sebagai tempat peristirahatan terakhirnya. Sebagai salah satu objek arsitektur makam, Mausoleum O. G. Khouw termasuk sebagai makam yang sangat megah pada masanya. Di dalam skripsi ini, Kami bertujuan untuk mengkaji lebih jauh faktor yang mempengaruhi karakteristik Mausoleum O. G. Khouw dari sudut pandang arsitektur makam. Mausoleum O. G. Khouw tentu telah melalui banyak perkembangan dari aspek-aspek kompleks proses perancangan, mulai dari pemilihan lokasi, konsep yang ingin dihadirkan dalam rancangan, bagaimana ruang arsitektur di dalam makam nantinya dapat berfungsi dengan baik, hingga bagaimana aliran romantisisme lebih dipilih sebagai gaya arsitektur bangunan pada masa aliran rasionalisme sedang berkembang di Batavia.
Untuk mencapai tujuan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan pendukung tersebut, Kami melakukan observasi langsung ke Mausoleum O. G. Khouw di TPU Petamburan. Sebagian besar data terkait studi kasus didapat melalui literatur koran dan arsip masa Hindia-Belanda, serta wawancara dengan perwakilan komunitas Love Our Heritage.
Hasil temuan yang didapat dalam studi kasus ialah, Mausoleum O. G. Khouw menggunakan gaya arsitektur beraliran romantisisme, dengan pengaruh neoklasik, art deco, serta renaissance. Kami menduga kebudayaan etnis Tionghoa masih terdapat dalam rancangan Mausoleum Khouw lewat penerapan teori Fengshui makam, dan elemen pembentuk ruang di lantai I mausoleum. Dugaan lain Kami terkait gaya arsitektur makam ialah preferensi klien yang lebih mendominasi, kurangnya arsitek makam di Batavia, sifat marmer sebagai material utama, dan perancang yang menggunakan pendekatan tipologis dalam merancang Mausoleum O. G. Khouw.

In response to face the phase of death, people tends to prepare a tomb as their final resting place. As one of the objects of funerary architecture, Mausoleum O. G. Khouw was considered as a very magnificent tomb of its time. In this thesis, the author aims to examine furtherly, factors that affect the characteristics of Mausoleum O. G. Khouw from the point of view of funerary architecture. Mausoleum O. G. Khouw certainly has gone through many developments from the complex aspects of the design process, ranging from location selection, the concept of design, and how the architectural space functioned well.
Furthermore, this paper will also explain how romanticism was preferred as the architectural style of the building, instead of rationalism style that was growing more in Batavia. To achieve the purpose and answer the supporting questions, We did a field observation to the Mausoleum O. G. Khouw at TPU Petamburan. Most of the data were obtained through the Dutch Indies newspapers and archives, as well as interviews with representatives of the Love Our Heritage community.
The findings are, Mausoleum Khouw uses a romantic style of architecture, with neoclassical, art deco, and renaissance influences. The author suspects that Chinese culture still exists in the design of the Mausoleum Khouw through the application of the grave Fengshui theory and the element on the first floor of mausoleum. Other allegations related to the architectural style of the tomb is a more dominant client preference, lack of funerary architect in Batavia, marble nature as the main material, and typological approach which used by the architect in designing Mausoleum O. G. Khouw.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67770
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Croes, A.L.
Alphen aan den Rijn: Samsom H.D.Tjeenk Willink, 1988
346 Cro p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bury, J.B.
New York: Modern Library, 1927
938 BUR h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan Djodji
"Bangunan Candra Naya merupakan bangunan Cina yang terletak di Jl. Gajah Mada No. 11 Jakarta Barat. Bangunan ini didirikan pada abad ke-18 dan merupakan bagian dari warisan Khouw Tian Sek kepada anaknya bernama Khouw Tjeng Tjoan, seorang Tionghoa dengan pangkat kehormatan Luitenant-titulair de Chinezen, yang kemudian diwariskan kembali oleh anak Khouw Tjeng Tjoan bernama Khouw Kim An, seorang mayor Cina terakhir di Batavia. Sejarah bangunan yang dimiliki oleh tokoh penting bagi masyarakat Cina di Batavia ini menjadi faktor penggunaan teori Michel Foucault tentang kekuasaan (power) berdasarkan konsep panoptikon dalam arsitektur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui representasi kuasa yang terwujud dari Bangunan Candra Naya melalui arti simbolis dari ragam hias, serta mengetahui cara bangunan Candra Naya sebagai wujud kuasa dalam relasi dengan lingkungan sekitarnya. Metode yang digunakan pada penelitian ini merujuk pada metode penelitian arkeologi oleh Robert H Sharer dan Wendy Ashmore (2010) meliputi: formulasi, implementasi, pengumpulan data, pengolahan data, analisis, dan interpretasi. Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka dan survei secara langsung pada bangunan Candra Naya. Hasil analisis menunjukan bahwa relasi dari bangunan Candra Naya dengan lingkungan sekitarnya merepresentasikan kekuasaan bangunan sebagai sarana pengawasan. Selain itu, ragam hias yang terdapat pada bangunan juga merepresentasikan kekuasaan berdasarkan arti simbolisnya.

The Candra Naya Building is a Chinese building located on Jl. Gajah Mada No. 11 West Jakarta. This building was built in the 18th century as part of Khouw Tian Sek's inheritance to his son Khouw Tjeng Tjoan, a Chinese with the honorary rank of Luitenant-titutulair de Chinezen, which was then inherited again by Khouw Tjeng Tjoan's son named Khouw Kim An, the last Chinese major in Batavia. The history of the building owned by an important figure for the Chinese community in Batavia led to this research applying Michel Foucault's theory of power based on the panopticon concept in architecture. The purpose of this research is to find out the representation of power that can be seen from the Candra Naya Building through the symbolic meaning of the decoration, and to find out how the Candra Naya building is a form of power in relation to its surrounding environment. The method used in this study refers to archaeological research by Robert H Sharer and Wendy Ashmore (2010) including: implementation formulas, data collection, data processing, analysis, and interpretation. Data collection was carried out by means of literature studies and direct surveys at the Candra Naya building. The results of the analysis show that the relationship between the Candra Naya building and the surrounding environment represents the power of the building as a means of supervision. In addition, the decoration on the building also represents power based on its symbolic meaning."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Pitts, Donald R.
New York: McGraw-Hill, 1977
536.2 PIT t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Noviana Tansari
"Tesis ini membahas Surat Keterangan Waris bagi golongan Tionghoa di Indonesia. Surat Keterangan Waris yang dibuat oleh Notaris merupakan akta di bawah tangan yang tidak diatur dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia, akan tetapi keterangan ini telah mendapat kepercayaan penuh dari masyarakat, instansi-instansi pemerintah maupun swasta. Notaris sebagai pejabat umum yang menjalankan profesi dalam memberikan jasa hukum kepada masyarakat dipahami sebagai pihak ketiga terpercaya yang dapat memberikan jaminan atas keautentikan informasi yang tertera dalam Surat Keterangan Waris. Hal tersebut memberi dampak bahwa Notaris tidak dapat melepaskan tanggung jawab dalam pembuatannya, karena isi dari Surat Keterangan Waris adalah opini hukum Notaris yang didasarkan pada fakta-fakta hukum yang sebenarnya. Sehingga menarik untuk diteliti mengenai Surat Keterangan Waris yang dibuat berdasarkan pada surat pernyataan yang dilegalisasi oleh Notaris bahwa pewaris telah menikah secara adat/agama dan karenanya ahli waris menurut hukum adalah isteri dan anaknya. Adapun pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah kekuatan suatu surat pernyataan yang telah dilegalisasi Notaris sebagai dasar pembuatan Surat Keterangan Waris, serta bagaimanakah pembuatan Surat Keterangan Waris serta pembagian waris bagi Pewaris yang melakukan perkawinan secara adat/agama dan tidak dicatatkan di Kantor Catatan Sipil. Melalui penelitian hukum normatif yang bersifat analitis preskriptif ini, penulis dengan menggunakan data sekunder berusaha mencari cara pembuatan Surat Keterangan Waris serta mencari solusi bagi golongan Tionghoa yang perkawinannya dilakukan secara adat dan tidak pernah dicatatkan di Kantor Catatan Sipil agar mendapatkan perlindungan hukum yang sama sebagaimana layaknya sebuah keluarga menurut hukum keluarga dan hukum waris yang berlaku. Simpulannya adalah surat pernyataan yang telah dilegalisasi oleh Notaris tidak dapat dijadikan dasar pembuatan Surat Keterangan Waris dan ketiadaan penetapan pengadilan mengakibatkan yang berhak sebagai ahli waris adalah saudara-saudara dari Pewaris.

This thesis discuss about Inheritance Affidavit for Chinese descendant in Indonesia. The Inheritance Affidavit that made by Notary is a private deed, however this affidavit has gained public's credibility. Notary as a public official which the sole purpose is to serve the public by providing legal services, being know as a third trusted party who can provide assurance of the authenticity of the information contained in The Inheritance Affidavit. Its impact that Notary take a full responsibility in the making of affidavit, because the contents of the Inheritance Affidavit is a Notary legal opinion based on the legal facts. Therefore, it is interesting to analyze The Inheritance Affidavit being made based on the written statement made by the testator then legalized by Notary. The written statement will declare that there had been a marriage of the testator according to the religion or customary law. Legal issues of this thesis are: how a written statement that legalized by a Notary can be legal basis of making Inheritance Affidavit and how the making of Inheritance Affidavit for Chinese decendant in Indonesia that marriage by religion or customary law. Through normative legal research and analytical prescriptive type of research, the author tried to define the construction of Inheritance Affidavit in the structure of Indonesian family law, and to find solutions for the Chinese decendant in Indonesia to have the same legal protection as the native in the family law and inheritance. As a resume, the written statement that legalized by a Notary can't be legal basis of making Inheritance Affidavit and without Court's Enactment regarding customary marriages, the appropriate heir is testator's sibling.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2015
T43991
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afifa Tajriatul Muawanah
"Penelitian tinggalan arkeologi melalui memori kolektif dapat digunakan untuk melihat identitas dari suatu individu hingga kelompok baik itu berupa gender, seksualitas, sanak keluarga, politik, religi dan sistem sosial. Penelitian ini bertujuan untuk merekonstruksi identitas Kecinaan di Batavia abad ke ndash; 20 melalui data inskripsi pada nisan, patung hingga bangunan yang ada di Mausoleum Oen Giok Khouw. Atribut hingga ragam hias yang ada di Mausoleum Oen Giok Khouw memiliki simbol memori pengingat tentang kehidupan Oen Giok Khouw sebagai orang Cina yang dinaturalisasi oleh orang Belanda dan harapan serta doa untuk Oen Giok Khouw atas kehidupan yang sudah dilaluinya.

Study of archaeological remains by means of reconstructing collective memory can be used to identify of the past social structure such as gender, sexuality, inter familial roles, politics, religions and social systems. This research aims to reconstruct the identity of Chinese people in Batavia at 20th Century based on the inscription data on the Mausoleum Oen Giok Khouw. Data of this research are inscriptions, gravestone, and statues. The results of this research show the decorations and the shape of the building of Mausoleum Oen Giok Khouw indicate that its have a memorial symbolic about the social status of Oen Giok Khouw during his life. Most of the Mausoleum attributes were using western style that pointed out he wanted to be remembered as a Dutch people rather than a Chinese people because he was naturalized as a Dutch citizen."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S69078
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tifani Eliza Albertania
"Mausoleum Oen Giok Khouw merupakan sebuah bangunan arsitektur makam yang terletak di TPU Petamburan, Jakarta Pusat. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk dan gaya bangunan dari mausoleum ini serta untuk mengetahui nilai-nilai penting yang dimiliki oleh Mausoleum Oen Giok Khouw. Kajian ini menggunakan delapan tahapan metode penilaian yang dikemukakan oleh Pearson dan Sullivan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Mausoleum Oen Giok Khouw memiliki kombinasi bentuk dengan percampuran gaya barat sebagai karakteristik utama. Pada bangunan ini juga terdapat beberapa aspek kebudayaan Tionghoa. Dari hasil penelitian juga dapat diketahui nilai-nilai penting pada bangunan Mausoleum Oen Giok Khouw seperti yang tertera dalam UU Cagar Budaya, yaitu nilai sejarah, nilai ilmu pengetahuan, nilai pendidikan, nilai agama, dan nilai kebudayaan. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk mengajukan bangunan Mausoleum Oen Giok Khouw untuk ditetapkan sebagai cagar budaya.

The Mausoleum of Oen Giok Khouw is an architectural tomb building located at TPU Petamburan, Central Jakarta. The purpose of this study was to determine the shape and style of the building of this tomb and to find out the important values ​​possessed by the Oen Giok Khouw Mausoleum. This study is uses the eight assessments method proposed by Pearson and Sullivan. The results of this study indicate that the Oen Giok Khouw Mausoleum has a combination of shapes with a mixture Western styles as the main characteristics. In this building there are also several aspects of Chinese culture. From the research results, it can also be seen that the important values ​​in the Mausoleum of Oen Giok Khouw building as stated in the Cultural Heritage Law, namely historical values, scientific values, educational values, religious values, and cultural values. The results of this study can be used as a consideration for proposing the Oen Giok Khouw Mausoleum building to be designated as a cultural heritage."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>