Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120285 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yessi Nurita Labas
"Penelitian berusaha mengungkap proses komodifikasi yang terjadi di era masyarakat jejaring dengan berfokus kepada kasus kreator YouTube Indonesia. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif untuk menjelaskan kasus komodifikasi ide di YouTube Indonesia menggunakan teknik observasi dan wawancara mendalam. Perkembangan fungsi YouTube yang tidak hanya sebagai wadah ekspresi diri namun juga menjadi media pemasaran korporasi mempertegas bahwa telah terjadi proses komodifikasi pada proses kreatif kreator yang memanfaatkan kreatifitas, ruang ekspresi diri, dan interaksi antara penonton dan kreator. Penelitian menunjukkan bahwa keterbukaan di era masyarakat jejaring memberikan ruang yang lebih leluasa bagi masyarakat untuk ikut memonopoli sumber daya dalam konteks hiburan online . Sehingga, tidak hanya berpotensi untuk menghindarkan kreator dari alienasi sebagai dampak negatif dari proses komodifikasi, keterbukaan di era masyarakat jejaring juga menegaskan semakin cairnya posisi dan bentuk eksploitasi pada setiap aktor yang terlibat.

The purpose of this research is to explain the commodification process in network society by studying Indonesian YouTube creators that associated with MCN X and Y. This research was conducted using qualitative approach to explain the process of commodifying ideas on Indonesian YouTube through observing and doing in depth interview as methods of data gathering. The developing function of YouTube, which no longer serves only as a medium of self expression but also a corporate marketing strategy, shows that the YouTube creators rsquo creative process has been commodified by taking advantage of creators rsquo creativity, self expression, and the interaction between creators and viewers. The research shows that the openness in network society gives a fresh air for people to share the resources in online entertainment with each other and also big companies. Hence, the openness that comes within the network society isn rsquo t only promising to protect creators from being alienated as an inevitable effect of commodification, but also strengthen the notion that the openness also makes the position and form of exploitation become more and more fluid."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S68071
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Maulana Sarif
"ABSTRAK
Youtube merupakan salah satu platform sosial media yang sering digunakan oleh anak muda dalam mengekspresikan kreatifitasnya. Video blog salah satunya merupakan jenis konten video dalam youtube yang kerap membawa agensi tertentu. Salah satunya kanal youtube Agung Hapsah yang mengangkat isu-isu mengenai penggunaan bahasa indonesia, teknologi, pendidikan, multikulturalisme dan permasalahan sosial anak muda. Melalui isu-isu yang diangkatnya tersebut dan dengan menggunakan metode netnografi serta analisis tekstual, penelitian ini menunjukkan bahwa adanya agensi yang dilakukan Agung Hapsah dalam merepresentasikan nasionalisme di media daring atau dikenal dengan cybernationalism,. Selain itu dalam penelitian ini ditemukan bahwa nasionalisme yang diusung oleh Agung Hapsah bukanlah hot natonalism melainkan nasionalisme yang banal, karena representasi nasionalisme yang Agung usung menunjukkan sesuatu yang di ulang-ulang dan bersifat keseharian serta tidak memiliki agensi yang politis.

ABSTRACT
Youtube is a social media platform that is often used by young people in expressing their creativity. One video blog is a type of video content on YouTube that often carries certain agencies. One of them is the Agung Hapsah youtube channel that raises issues regarding the use of Indonesian, technology, education, multiculturalism and social problems of young people. Through the issues he raised and by using the method of netnography and textual analysis, this study shows that the agency carried out by Agung Hapsah in representing nationalism in online media or known as cybernationalism. In addition, in this study, it was found that the nationalism promoted by Agung Hapsah was not hot nationalism but banal nationalism, because the representation of Agung 39 s nationalism showed something that was repetitive and every day and did not have a political agency."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T49978
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ronaldy Zefanya Telling
"Tujuan utama dibuatnya film dokumenter Toni Blank Show adalah untuk hiburan. Berdasarkan hasil pengamatan secara umum, penulis melihat ada sesuatu yang unik dan menarik dari film dokumenter tersebut. Di mana unsur-unsur 'kegilaan?'Toni Blank diekspos justru dari jawaban-jawaban yang dilontarkan atas pertanyaan yang diberikan sutradara. Jika mengacu pada konstruksi kegilaan menurut Foucault, maka kegilaan dapat dikonstruksikan berdasarkan perspektif medis dan sosiokultural. Yaitu kegilaan yang dibentuk berdasarkan lingkungan sosial di mana orang gila itu berada. Yang menjadi pertanyaan penelitian adalah bagaimana media melakukan komodifikasi terhadap 'kegilaan' Toni Blank di YouTube?
Untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut, penulis menggunakan paradigma kritis dengan melakukan analisis CDA Fairclough melalui tiga level unit analisis. Khusus dari analisis teks dengan menggunakan metode semiotika Saussure, penulis menemukan bahwa jawaban-jawaban Toni Blank masuk kategori semantic errors, dan jika dirangkaikan secara tepat akan memiliki makna yang sesuai dengan konteks pertanyaan.
Dari keseluruhan hasil penelitan dengan mengkonfirmasikan hasil analisis tersebut dengan analisis pada level produksi teks dan praktik sosiokultural, dapat disimpulkan bahwa Toni Blank tidak sepenuhnya gila.

The main purpose of the making of Toni Blank Show Documentary is to entertain. Based on the result of general examination, there?s something unique and interesting from the documentary, where the elements of Toni Blank?s madness is exposed from the answers purpose based on the question given by the director. Referring to construction of madness according to Foucault, madness is seen to be constructed by medical and socio-cultural perspectives. It is the madness formed by social environment where the mad person exists. The question of the research is how media implement commodification toward Toni Blank's madness on YouTube?
To answer the research question, the writer choose to apply critical paradigm using Fairclough CDA?s through three levels analysis unit. In particular text analysis with Saussure's semiotics method, the writer found that Toni Blank's answers is categorized as semantic errors which will have the same meaning according to the context of the question if arranged correctly.
Throughout the result of the research and confirming the analysis with in production level and socio-cultural practice, it can be concluded that Toni Blank is not entirely mad.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aurellia Rahmawati
"Latar Belakang: Informasi mengenai karakteristik video berbahasa Indonesia di YouTube mengenai merapikan gigi masih kurang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik video berbahasa Indonesia tentang merapikan gigi. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian systematic review dengan jumlah sampel 300 video yang dilakukan pada bulan September 2020. Video diseleksi dengan PRISMA flow diagram dan inklusi sebanyak 100 video. Penilaian dilakukan oleh 2 orang pengamat yang meliputi penilaian kualitas, kegunaan, dan reliabilitas. Digunakan uji Mann- Whitney untuk analisis statistik. Hasil: Video dikategorikan menjadi dua, yaitu pengguna individual dan tenaga kesehatan profesional. Mayoritas video berbahasa mengenai merapikan gigi diunggah oleh pengguna individual (60%) dan memiliki kualitas, skor kegunaan, serta reliabilitas sedang. Analisis menunjukkan bahwa video profesional memiliki popularitas dan reliabilitas yang lebih tinggi (p < 0.05, Uji Mann-Whitney). Video dengan kualitas yang lebih baik memiliki popularitas yang lebih tinggi (p < 0.05, Uji Mann-Whitney). Kesimpulan: Mayoritas video tentang merapikan gigi memiliki kualitas, skor kegunaan, dan reliabilitas sedang. Hal tersebut menunjukkan bahwa video tidak menyajikan informasi yang lengkap, namun cukup bermanfaat bagi penonton.
Background: There are only a few information about characteristics of Indonesian language videos about orthodontics. The aim of the study is to analyze the characteristics of Indonesian-language videos about orthodontics. Methods: This study is a systematic review with 300 videos as the sample. Videos were selected using PRISMA flow diagram and 100 videos were included. The analysis were based on the video’s quality, usefulness, dan reliability. Mann-Whitney test was used for the statistical analysis. Results: There are two video categories: individual and health care professionals. Majority of the videos were uploaded by individuals (60%) with moderate quality, usefulness, and reliability. Statistical analysis showed that videos uploaded by professionals have higher popularity and reliability (p < 0.05, Mann-Whitney test). Conclusions: Most of the Indonesian-language videos about orthodontics on YouTube have moderate quality, usefulness, and reliability. It shows that the information in the videos are incomplete, but it is quite useful for the viewers."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri
"Penelitian ini membahas mengenai konstruksi identitas etnis dalam proses produksi video YouTube bertema etnis Indonesia-Tionghoa oleh kreator dengan latar belakang etnis yang sama. Penelitian ini menggunakan kerangka pemikiran Sirkuit Budaya dari du Gay 2013 dengan fokus pada interaksi antara momen produksidengan identitas dan konsumsi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif melalui wawancara mendalam dan analisis isi kualitatif video produksi para kreator YouTube.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konstruksi identitas etnis pada video bertema etnis Indonesia Tionghoa di YouTube mengalami negosiasi antara idealisme dan kebutuhan komersial kreator. Penelitian ini juga menemukan bahwa konstruksi identitas etnis dilatarbelakangi proses produksi yang berhubungan dengan momen identitas dan konsumsi pada tingkatan saluran dan individu kreator. Hubungan yang terjadi bersifat sangat kompleks dengan status kreator sebagai etnis Indonesia-Tionghoa sebagai topik sensitif di masyarakat.

This research discusses about ethnic idenitity construction in production process of Chinese Indonesia themed video by YouTube creator from the same ethnic. This study draws from du Gay, et al. 2013 argument about circuit of culture. Using qualitative approach, this study examines the interaction between production, identity, and consumption moments. This study applies social construction strategy and collect data through contextual content analysisand in depth interviews with on three YouTube creators from three different channels.The result shows that construction of Chinese Indonesian identity in the video and production process is compromised between creators rsquo idealism to show resistance about the stereotypes and commercial need to get user views that led to advertising revenue. This research also learns that identity construction in the video is interwined between moment of production, moment of identity and consumption in both channel level and individual level of the creator. The relationship between these three moments is very complex in regard to Chinese Indonesian as a sensitive topic."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S68636
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zenobia Zettira
"Latar belakang: Bau mulut merupakan kondisi yang umum terjadi dan dapat berdampak negatif pada kualitas hidup seseorang. Melalui YouTube, banyak orang dapat mengakses informasi kesehatan gigi dan mulut.
Tujuan: Untuk menganalisis kualitas informasi, kelengkapan konten, dan reliabilitas video YouTube mengenai bau mulut berbahasa Indonesia.
Metode: Studi cross-sectional yang mengikuti petunjuk PRISMA flow diagram. Total terdapat 300 video dengan 3 kata kunci pencarian, yaitu “Bau mulut”, “Bau napas tidak sedap”, dan “Bau mulut busuk”. Semua video dicatat jumlah likes, dislikes, views, hari sejak upload, durasi, interaction index, viewing rate, dan kategori sumber (healthcare professional, pribadi, edukasi, profit companies). Video score digunakan untuk menilaii kualitas informasi, kelengkapan konten dan untuk mengkategorikan video menjadi "poor", “good", dan "excellent". DISCERN digunakan untuk menilai reliabilitas video.
Hasil: Dari 105 video yang dianalisis, sebanyak 68 video (64,8%) diunggah oleh pengguna pribadi. Secara umum, video dikategorikan “buruk” dan realibilitasnya rendah. Video yang bersumber dari healthcare professional menunjukkan kualitas, kelengkapan konten, dan reliabilitas informasi yang paling tinggi. (p<0,05, uji Kruskal Wallis). Tidak ada perbedaan signifikan dalam jumlah views pada video berdurasi kurang dari dan lebih dari 4 menit. Terdapat perbedaan yang signifikan pada jumlah views video kurang dari dan lebih dari 6 menit. (p<0,05, uji Mann Whitney). Semakin lama durasi maka semakin tinggi kualitas dan reliabilitas video, tetapi semakin sedikit ditonton.
Kesimpulan: Dalam penelitian ini, video mengenai bau mulut yang baik adalah yang diunggah oleh healthcare professional. Secara umum, video YouTube mengenai bau mulut dikategorikan “poor” menurut kualitas dan kelengkapan kontennya. Pengguna YouTube cenderung menyukai video berkualitas rendah dibandingkan berkualitas tinggi yang menggambarkan bahwa penonton tidak dapat membedakan antara konten yang reliabel dan berpotensi bias.

Background: Bad breath is a common condition and can harm the quality of life. Through YouTube, many people can access oral health information.
Objective: To analyze the quality of information, comprehensiveness of the content, and YouTube video’s reliability regarding bad breath in Indonesian.
Methods: A cross-sectional study that following PRISMA flow diagrams. Total of 300 videos were collected based on three search keywords, "Bad breath", "Unpleasant breath", and "Oral malodor". All videos are recorded the number of likes, dislikes, views, duration, interaction index, viewing rate, and source category (healthcare professional, personal, education, and profit companies). Video scores represent the value of information quality, comprehensiveness of content, and to categorize videos as "poor”, “good," and "excellent". DISCERN was used to assess video reliability.
Results: From the 105 videos analyzed, 68 (64.8%) were uploaded by personal users. In general, videos are categorized as "poor" and have low reliability. Videos sourced from healthcare professionals show the highest quality, comprehensiveness of the content, and reliability (p <0.05, Kruskal Wallis test). There’s no significant difference in the number of viewers for video’s duration less than and more than 4 minutes. But, there’s a considerable difference in the number of viewers for video’s duration less than and more than 6 minutes (p <0.05, Mann Whitney test). The longer the duration, the higher the video's quality and reliability, but the less watched.
Conclusion: In this study, videos were categorized as “good” uploaded most by healthcare professionals. In general, YouTube videos about bad breath were categorized as “poor” according to the quality and comprehensiveness of the content. YouTube users tend to like lower quality videos over high quality which illustrates that viewers cannot differentiate between reliable and potentially biased content.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devina Wardhani Putri
"Tujuan: Diketahuinya kualitas, kegunaan, reliabilitas, visibilitas, dan popularitas video berbahasa Indonesia mengenai karies gigi di YouTube sebagai sumber informasi bagi masyarakat. Metode: Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah systematic review yang mengikuti petunjuk PRISMA. Sebanyak 300 video di-screening, kemudian dicatat durasi total, jumlah views, likes, dislikes, pengunggah, dan tanggal mengunggah video. Kategori pengunggah yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengguna individu dan profesional kesehatan. Setelah dieksklusi, sebanyak 100 video dilakukan analisis kualitas, kegunaan, reliabilitas, visibilitas, dan popularitas dengan menggunakan penilaian GQS, nilai kegunaan, Discern, viewing rate, dan interaction index. Hasil: Berdasarkan penelitian, terdapat 78% video yang diunggah oleh pengguna individu. Namun, visibilitas dan popularitas video yang diunggah oleh profesional kesehatan memiliki nilai yang lebih tinggi daripada pengguna individu. Pada analisis mengenai kualitas, kegunaan, dan reliabilitas, video yang diunggah oleh profesional kesehatan juga memiliki nilai lebih tinggi daripada pengguna individu. Video dengan durasi lebih dari 6 menit memiliki kualitas yang lebih baik dan popularitas lebih tinggi, namun visibilitasnya lebih rendah daripada durasi hingga 6 menit. Video dengan kualitas lebih buruk memiliki visibilitas yang tinggi, namun popularitasnya rendah. Sedangkan video dengan kegunaan dan reliabilitas lebih baik memiliki visibilitas yang tinggi, namun popularitasnya lebih rendah. Kesimpulan: Dalam penelitian ini, video YouTube yang diunggah oleh profesional kesehatan memiliki kualitas, kegunaan, reliabilitas, visibilitas, dan popularitas yang lebih baik daripada video yang diunggah oleh pengguna individu. Namun, sebagian besar video YouTube mengenai karies gigi dalam penelitian ini diunggah oleh pengguna individu sehingga menyulitkan pengguna YouTube untuk mencari sumber informasi yang tepat karena sumber pengunggah dari profesional kesehatan masih terbilang sedikit

Objective: This study aims to find out how the quality, usefulness, reliability, visibility, and popularity of Indonesian videos about dental caries on YouTube as a source of information for the community. Methods: The design used in this study is systematic review that follows PRISMAs instructions. A total of 300 videos were screened, then recorded the total duration, number of views, likes, dislikes, uploaders, and upload date of the video. The categories of uploaders used in this study were individual users and health professionals. After exclusion, as many as 100 videos were analysed for quality, usefulness, reliability, visibility, and popularity using GQS, usefulness score, Discern score, viewing rate, and interaction index. Results: Based on the research, there are 78% of videos uploaded by individual users. However, the visibility and popularity of videos uploaded by health professionals has a higher value than individual users. In an analysis of quality, usefulness, and reliability, videos uploaded by health professionals also have higher value than individual users. Videos with a duration of more than 6 minutes have better quality and higher popularity, while visibility is lower than the duration of up to 6 minutes. Videos with poorer quality have high visibility, but their popularity is low. While videos with better usefulness and reliability have high visibility, their popularity is lower. Conclusion: In this study, YouTube videos uploaded by health professionals had better quality, usefulness, reliability, visibility, and popularity than videos uploaded by individual users. However, most of the YouTube videos about dental caries in this study were uploaded by individual users making it difficult for YouTube users to find the right source of information because there are still not many sources of uploaders from health professionals."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sonny Martauli Yesica
"Tren mengcover lagu atau menyanyikan kembali dengan memodifikasi lagu di Youtube kian banyak dilakoni masyarakat dan tidak sedikit mencoba menerjemahkannya ke dalam bahasa lain seperti bahasa Prancis. Dari sekian banyak lagu yang dicover, peneliti menemukan 2 pengguna Youtube bernama Feliz Petra dan Aziza Rahma yang menerjemahkan lagu berbahasa Indonesia berjudul Dealova dan Ambilkan Bulan Bu ke dalam bahasa Prancis, mengcover dan membagikan lirik hasil terjemahan mereka. Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui jenis pergeseran bentuk, makna dan strategi penerjemahan yang dilakukan pada lagu bertema cinta Dealova dan lagu anak Ambilkan Bulan Bu dalam versi aslinya dalam bahasa Indonesia dan versi bahasa Prancis yang dibagikan dan diunggah oleh dua orang pengguna Youtube tersebut. Korpus dikupas dengan teori strategi penerjemahan Vinay dan Dalbernet, pergeseran bentuk oleh Catford dan pergeseran makna Simatupang. Hasil penelitian mendapatkan bahwa lagu Dealova memiliki total 7 pergeseran bentuk dan 5 pergeseran makna, sementara pada lagu Ambilkan Bulan Bu memiliki 1 pergeseran bentuk dan 4 pergeseran makna. Terjemahan lagu Dealova yang penuh dengan emosi terdapat banyak perubahan semantik dengan oblique translation dan pergeseran penerjemahan option yang dilakukan oleh Youtuber penutur asli Prancis. Sementara itu, lagu anak Ambilkan Bulan Bu yang diterjemahkan oleh orang Indonesia memiliki terjemahan yang setia dengan menggunakan strategi literal translation dan berpegangan pada kesederhanaan struktur, kata dan makna. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penutur asli Prancis dengan faktor lagu bertema cinta yang sarat emosi menyebabkan terjemahan menjadi tidak setia dan sangat fleksibel, sementara penutur tidak asli dan lagu anak dengan makna sangat sederhana menghasilkan terjemahan sangat setia.

The trend of covering songs or re-singing by modifying songs on Youtube is increasingly being carried out by people and many try to translate them into other languages ​​such as French. Among these covered songs, the researcher found 2 Youtube users named Feliz and Martin Petra from Switzerland and Aziza Rahma from Indonesia who translated and covered Indonesian songs entitled Dealova and Ambilkan Bulan Bu into French and shared their translated lyrics. This study aims to determine the type of form shift, meaning shift and translation strategy carried out on love-themed song Dealova and the children's song Ambilkan Bulan Bu in the original version and the French version which were shared and uploaded by these two Youtube users. This research will be analized with the theory of Vinay and Dalbernet's translation strategy, the shift of form by Catford and the shift of meaning by Simatupang. The results showed that Dealova's song had a total of 7 shifts in form and 5 shifts in meaning, while the song Ambilkan Bulan Bu has 1 shift in form and 4 shifts in meaning. The translation of Dealova's song is full of emotions as the original one, there are many semantic changes with oblique translations and shifts in translation option made by this French native-speaking Youtuber. Meanwhile, the children's song Ambilkan Bulan Bu which is translated by an Indonesian has a faithful translation by using a literal translation strategy and adhering to the simplicity of structure, words and meaning. So it can be concluded that native French speakers with love-themed songs that are full of emotion causing the translation unfaithful and very flexible, while non-native speakers and children's songs with very simple meanings produce very loyal translations."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nisrina Ariandini
"Penelitian ini membahas tentang proses komodifikasi budaya henna di Indonesia. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori komodifikasi yang dikemukakan oleh Mosco. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Wawancara dilakukan oleh peneliti kepada delapan orang narasumber yang berprofesi sebagai henna artist. Hasil dari penelitian ini, henna adalah salah satu alat kecantikan yang sudah digunakan sejak berabad-abad lalu. Sejak dahulu pula henna merupakan bagian dari budaya atau tradisi masyarakat Arab dan India namun, akibat adanya globalisasi menyebabkan henna menyebar menjadi budaya populer yang kemudian henna bisa di gunakan oleh siapapun. Tampilnya henna menjadi budaya populer di Indonesia membuat meningkatnya permintaan penggunaan henna di kalangan masyarakat. Kemudian, henna artist muncul bersamaan dengan perkembangan henna ini dan untuk memenuhi  peningkatan permintaan henna. Henna artist menjadikan henna sebagai komoditas untuk mendapatkan keuntungan sehingga komodifikasi budaya henna lahir dari kondisi ini.

This research describes about the  process of the commodification of henna culture in Indonesia.  The theory used in this research is theory of the commodification which stated by Mosco. This is a qualitative research in which the methods are interviews, observations, and documentations. Interview were conducted by the researchers on eight  interviewees who work as a henna artist. The result of this research is, henna is one of  the beauty tools which has been used for centuries. Back then, henna also was a culture or a tradition of Arab and Indian society but, the existence of globalization caused henna spread out become popular culture so that henna may be used by everyone. In Indonesia, the popularity of henna generates the increasing demand for henna among Indonesia society. Then,  the henna artist comes together in line with the development of henna, and to supply that increasing demand for henna. The henna artist utilizes henna as a commodity for obtaining profit subsequently, the commodification in henna culture born by this condition."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Josephine Johanna
"Partisipasi pengguna internet lewat user-generated-content di media sosial bisa memberikan andil dalam penyebaran informasi. Kemampuan tersebut kemudian dipakai dalam digital marketing. Pada aplikasinya, konsep digital marketing bisa disesuaikan dengan kebutuhan dari strategi nation branding. Hal ini memperlihatkan hubungan antara nation branding dengan pemanfaatan media sosial. YouTube sebagai media sosial yang banyak dipakai di Indonesia pun dipilih sebagai fokus pembahasan kali ini. Jurnal makalah ini menggunakan pendekatan narrative literature review untuk mengeksplorasi dan memahami konsep nation branding serta kaitannya dengan content creator yang mempromosikan produk budaya Indonesia di media sosial YouTube. Kajian ini juga menggunakan qualitative content analysis untuk memperkaya analisis konten para YouTuber sebagai influencer yang mampu memengaruhi khalayak eksternal maupun internal dalam memaknai produk budaya Indonesia. Nation brand sendiri sebagai produk bisa dipromosikan untuk membangun citra positif Indonesia. Nation brand berupa produk budaya Indonesia seperti makanan khas kedaerahan kemudian dibahas dalam gastronomi yang menghubungkan makanan dengan kebudayaan yang melekat. Dalam memperkuat identitas nation brand, peran khalayak internal yang merupakan masyarakat Indonesia menjadi penting karena memosisikan nation brand sebagai elemen krusial untuk membangun reputasi Indonesia. Adanya orientasi terhadap khalayak internal tersebut dijelaskan sebagai internal nation branding.

Internet user participation through user-generated-content on social media can contribute to the dissemination of information. This ability is used in digital marketing. In its application, digital marketing can be adapted to the needs of the nation branding strategy. This shows the relation between nation branding and the use of social media platforms. YouTube, as one of the commonly used social media in Indonesia, was chosen as the focus of this discussion. This journal paper conducts studies using a narrative literature review approach to explore and understand the concept of nation branding and its relation to content creators who promote Indonesian cultural products on YouTube. In addition, this study is also analyzed using qualitative content analysis to enrich the research regarding YouTuber as influencers who are able to influence external and internal audiences in interpreting Indonesian cultural products. Nation brand as product can be promoted to build a positive image of Indonesia. Nation brand in the form of Indonesian cultural products, such as regional cuisine, are then discussed in gastronomy which links food with inherent culture. In strengthening the identity of the nation brand, the role of internal audiences who are Indonesian citizens is also essential because it determines the position of the nation brand as a crucial element in building Indonesia's reputation. This orientation towards the internal audience is explained as internal nation branding."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>