Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 98710 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anindya Alfi Septyanti
"Terdapat enam proses utama dalam proses produksi tepung terigu, salah satunya adalah proses pengemasan. Pada proses pengemasan terdapat permasalahan berupa tingkat cacat hasil pengemasan yang melebih batas maksimal perusahaan. Adanya cacat hasil pengemasan yang melebihi batas maksimal dapat mempengaruhi kualitas serta biaya. Dalam menyelesaikan permasalahan ini digunakan metode Lean-DMAIC yang bertujuan untuk mengurangi tingkat cacat hasil pengemasan. Penelitian diawali dengan mengidentifikasi proses pengemasan dengan peta proses operasi dan diagram SIPOC, serta mengidentifikasi persyaratan pelanggan dengan Critical to Quality. Permasalahan difokuskan pada subproses sealing dan filling. Penelitian dilanjutkan dengan Failure Mode and Effect Analysis untuk menganalisis potensi penyebab kegagalan pada subproses sealing dan filling serta memberikan usulan perbaikan. Hasil dari penerapan perbaikan tersebut yaitu menurunkan cacat hasil pengemasan sebesar 0,29 ; menurunkan biaya material akibat cacat sebesar 59 ; dan meningkatnya sigma level sebesar 0,25?.

Packing process is one of six main processes in flour process production. There is a problem in packing process which rate of output defect was exceed the maximum tolerance that has been set by the company. Rate of output defect can affects quality and cost of the product. This study applies Lean DMAIC method to solve the problem. The objective of this research is to decrease rate of packing output defect. The study begin by identifying packing process using Operation Process Chart and SIPOC diagram, and identifying customer rsquo s requirement using Critical to Quality tool. Problem is focused on sealing and filling subprocess. This study using Failure Mode and Effect Analysis to analyze the potential causes of failure on sealing and filling subprocess and proposed several improvement. Result shows that the implemented improvements give several benefits for company, such as reducing 0,29 of defect rate in packing process, reducing 59 waste cost of material, and increasing 0,25 of sigma level."
2017
S68633
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rike Adyartie Krisnawardhani
"[Penelitian ini dilakukan pada perusahaan farmasi di Indonesia. Masalah yang dialami oleh perusahaan tersebut adalah rendahnya yield pada lini produksi effervescent selama tahun 2014. Penyelesaian masalah ini dilakukan dengan menggunakan metode Lean-DMAIC. Berdasarkan analisis yang dilakukan, dihasilkan beberapa perbaikan yang diimplementasikan pada mesin, operator, dan material. Hasil penerapan usulan perbaikan tersebut memberikan dampak yang positif bagi perusahaan, antara lain meningkatnya yield sebesar 3,59%, menurunnya waste cost komponen material sebesar 26,79%, dan menurunnya downtime mesin sebesar 74,30%.

This study is conducted in one of the most well-known pharmaceutical company in Indonesia. Problem starts when effervescent line production yield was too low throughout 2014 so that the targeted yield could not be reached. This study applies Lean-DMAIC method to solve the problem. Lean-DMAIC analysis results in several improvements on machine, operators, and material. Result shows that the implemented improvements give several benefits for company, such as increasing 3,59% yield, reducing 26,79% material waste cost, and reducing 74,30% machine downtime.
, This study is conducted in one of the most well-known pharmaceutical company in Indonesia. Problem starts when effervescent line production yield was too low throughout 2014 so that the targeted yield could not be reached. This study applies Lean-DMAIC method to solve the problem. Lean-DMAIC analysis results in several improvements on machine, operators, and material. Result shows that the implemented improvements give several benefits for company, such as increasing 3,59% yield, reducing 26,79% material waste cost, and reducing 74,30% machine downtime.
]
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58956
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrew Christian Felix Yurosario
"Penelitian ini membahas defect yang muncul dalam proses pengemasan susu bubuk 400gr pada mesin Wolf di Departemen Powder Packing PT. Frisian Flag Indonesia. Dalam kasus ini, defect merupakan segala ketidaksuaian kualitas, bentuk, dan dimensi kemasan dengan standar yang telah ditetapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan usulan-usulan solusi untuk mengatasi defect yang muncul pada mesin Wolf 4/5 di departemen Powder Packing PT. Frisian Flag Indonesia. Analisa defect dilakukan dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control) dengan alat bantu 7 tools of quality dan metode FMEA. Metode FMEA digunakan untuk menemukan prioritas penanganan terhadap penyebab defect pada tahap Analyze DMAIC. Hasil yang dicapai adalah prioritas penanganan berdasar nilai Risk Priority Number (RPN) terbesar untuk kemudian dijadikan dasar pada tahap Improve. Tahap Control dilakukan dengan cara membuat standar pemeriksaan baru terhadap pemeliharaan dan operasional mesin.

The focus of this study is about the defects that arise in milk powder packing process size 400gr on the Wolf machine at Powder Packing Departement, PT. Frisian Flag Indonesia. In this case, the defect is any out of spec of quality, shape, and dimensions of the standart pouch. This study aimed to obtain a solution proposals of the defects that appear on the machine Wolf 4/5. Analysis to the defect is done by using the DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control) with 7 tools of quality tools and FMEA method. FMEA method is used to find the priority handling to the cause of the defect that found in the Analyze of DMAIC. Then the Risk Priority Number (RPN) value is used as the basis in the Improve of DMAIC to find the solution priority. In the control phase, this study is develop some Standart Operation Procedure (SOP) for the preventif maintenance activity and operational activity, to keep the improvement implementation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53020
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
P. Heru Kristihatmoko
"Implementasi konsep lean bertujuan mengurangi pemborosan yang terjadi pada suatu proses, pemborosan tersebut berupa uang, waktu, dan sumber daya manusia yang didiskripsikan menjadi 9 pemborosan yaitu: Produksi berlebih; persediaan berlebih; Kelambatan; perpindahan produk yang tidak perlu; perpindahan pekerja yang tidak perlu; proses yang tidak diperlukan; kecacatan produk; sumber daya yang tidak dimanfaatkan; sumber daya yang salah digunakan. Sebagai obyek penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan susu bubuk, sedangkan fokus penelitian pada proses pengemasan susu bubuk (milk powder packaging), pada proses ini terjadi pemborosan akibat produk cacat karena gagal perapat.
Penelitian ini bertujuan mengetahui sumber-sumber produk cacat karena gagal perapat (sealing), kemudian menyusun usulan rencana tindakan perbaikan untuk mengurangi produk cacat tersebut. Data penelitian yang telah dikumpulkan kemudian di analisa secara kuantitatif dan kualitatif dengan menggunakan tools of quality.
Dari hasil penelitian terdapat 11 penyebab gagal perapat, dan yang menjadi penyebab utama adalah kondisi dari sealer dan pisau pemotong, serta karakteristik produk setengah jadi, sehingga diusulkan rencana tindakan perbaikan sebanyak 13 tindakan perbaikan yang lebih difokuskan pada peningkatan keterampilan dan kepedulian operator, standarisasi mesin dan ukuran kemasan, perawatan mesin, sehingga dengan tindakan perbaikan yang dilakukan tersebut akan menghasilkan pengurangan produk cacat karena gagal sealing sebesar 71.5% atau pengurangan sebesar 10.75 ton susu bubuk perbulan.

The aim of Implementation lean concept is to reduce the waste that happened at one particular process, the wastes come form of money, time, and human resource which identified to 9 wastes, that are: Overproduction; Over inventory; Waiting time; product transportation; worker motion; over processing; product defect; resource which not exploited; wrong resource used. As this research object is the company in the field of milk powder processing, while research focus at process of milk powder packaging, at this process is happened waste by product defect because of not properly sealing.
This research aim to know the root cause of defect product, then compile the proposal improvement action plan to reduce the defect product. By using tools of quality, The collected data was studied by analysis quantitatively and qualitative.
From research result, there are 11 cause of not properly sealing, and becoming the root cause is condition from sealer and cutter knife, and also semi finished product characteristic, so that proposed the improvement action plan as much 13, but action plan more focussed to upgrade of skill and operator awareness, standarization of machine and size of pouch, machine maintenance, so that with the improvement action plan conducted, the company will get cost saving because of wastes reduction, the defect product reduction is 71.5% or the company will get saving 10.75 ton of milk powder every months.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51789
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Elang Fajar Tryadi
"Penelitian ini telah berhasil melakukan modifikasi pada tepung terigu dengan metode heat moisture treatment (HMT) dan ikat silang menggunakan asam sitrat. HMTdilakukan dengan memvariasikan waktu pemanasan dan ikat silang dilakukan dengan memvariasikan konsentrasi dari asamsitrat yang digunakan. HMT menghasilkan perubahan atau penyusunan ulang struktur kristral yang diidentifikasi menggunakan mikroskop. Ikat si- lang menambahkan ikatan kovalen antar rantai pati yang dapat diidentifikasi menggunakan FTIR. Setelah modifikasi, diamati perubahan dari sifat fisikokimia dari pati. Kecenderungan yang terjadi setelah modifikasi adalah penurunan swelling power dan kelarutan, penurunan viskositas pasta,pen- ingkatan ketahanan termal. Daya cerna pati mengalami penurunan yang sig- nifikan pada pati dengan modifikasi secara tunggal maupun ganda.

This study was succesfully modifying wheat flour with heat mois- ture treatment (HMT) methode and crosslinking with citric acid. HMT is conducted by varying the heating time and crosslinking is conducted by var- ying concentration of citric acid used. HMT will generate rearrangement on starch crystal structure and could be indetified with microscope while cross- linking will generate new covalent bond on starch chain and could be iden- tified with FTIR. After modification changes in physicochemical properties are observed. The trend of alteration are decrease in swelling power and solubility, decrease paste viscosity, and increasing thermal resistance. Di- gestibility of starch also observed as significant decrease on single and dual treated starch."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mustafa Haykal
"Produk defektif adalah produk dari hasil produksi yang tidak sesuai standar, tidak dapat dijual, dan tidak dapat digunakan kembali. Risiko terjadinya produk defektif merupakan hal yang tidak dapat dihindari pada proses manufaktur. Dengan adanya risiko tersebut, pemanufaktur perlu menetapkan sasaran mutu produksi yang menjadi parameter kualitas dan performa produksi. Selain kerugian terhadap pemanufaktur, produk defektif juga bertentangan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) yang menyatakan bahwa suatu kegiatan ekonomi harus mencermati isu-isu krusial, seperti dampak terhadap lingkungan akibat limbah produksi. Penelitian ini akan mengidentifikasi dan menilai faktor-faktor penyebab produk defektif dan menawarkan rencana tindakan menggunakan metode Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control (DMAIC). Data pada penelitian ini divalidasi menggunakan matriks Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) yang disajikan menggunakan Problem Identification and Corrective Action (PICA). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa produk defektif pada proses produksi oleh perusahaan pengemas disebabkan oleh kegagalan fungsi peralatan yang dipengaruhi oleh kurangnya pemeliharaan peralatan dan proses kontrol kualitas. Hasil dari penelitian ini berupa solusi untuk penambahan fungsi alat; memastikan doctor blade dalam kondisi optimal dan sesuai dengan standar acuan proses; meningkatkan konsistensi pemeliharaan; inspeksi dan penggatian rutin alat pneumatic; dan meningkatkan ketelitian kontrol kualitas pada tiap-tiap proses produksi.

Defective products are products that are not up to standard, cannot be sold, and cannot be reused. The risk of defective products occurring is unavoidable in the manufacturing process. Given these risks, manufacturers need to set production quality targets which are parameters of production quality and performance. In addition to losses to manufacturers, defective products also conflict with the objectives of the Sustainable Development Goals (SDGs) which state that an economic activity must pay close attention to crucial issues, such as the impact on the environment due to production waste. This research will identify and assess the factors that cause defective products and offer an action plan using the Define, Measure, Analyze, Improve, and Control (DMAIC) method. The data in this study were validated using the Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) matrix presented using Problem Identification and Corrective Action (PICA). The results of this study indicate that defective products in the production process by packaging companies are caused by equipment malfunctions which are affected by a lack of equipment maintenance and quality control processes. The results of this study are solutions for adding tool functions; ensuring that the doctor blade is in optimal condition and in accordance with process reference standards; improve maintenance consistency; inspection and periodic replacement of pneumatic tools; and improve quality control accuracy in each production process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astria Dwi Putri
"Sebuah perusahaan kemasan fleksibel di Jakarta yang memproduksi kemasan sekali pakai memiliki permintaan yang tidak menentu dan kapasitas mesin yang berbeda-beda. Hal itu menjadi kendala perusahaan untuk membuat penjadwalan operasi yang baik. Kendala tersebut menyebabkan terjadinya berbagai masalah pada perusahaan seperti adanya keterlambatan dalam pengiriman pesanan kepada konsumen karena waktu penyelesaian pengemasan yang panjang dan jumlah penggunaan mesin pengemas yang tidak efisien. Oleh karena itu, diperlukan model matematika yang dapat digunakan untuk membuat penjadwalan yang tepat agar perusahaan dapat meminimumkan waktu penyelesaian pekerjaan dan jumlah penggunaan mesin agar dapat memenuhi permintaan konsumen tepat waktu dengan jumlah penggunaan mesin yang efisien.
Model matematika dibangun dengan pendekatan pemrograman linier integer campuran yang diselesaikan dengan algoritma branch and bound. Berdasarkan hasil optimasi, waktu penyelesaian menjadi lebih cepat yaitu 96 jam dan penggunaan jumlah mesin menjadi lebih sedikit yaitu 3 mesin. Dengan begitu, semua pekerjaan dapat terpenuhi tepat waktu dan jumlah penggunaan mesin menjadi lebih efisien sehingga utilisasi mesin yang bekerja meningkat menjadi sekitar 74.

Flexible packaging company in Jakarta that produces disposable packaging has an uncertain demand and different engine capacity. It becomes the company 39 s obstacle to making a good operating scheduling. These constraints lead to various problems in the company such as the delay in delivery of orders to consumers due to long packing completion time and the inefficient use of packaging machines. Therefore, we need a mathematical model that can be used to create the right scheduling so that company can minimize the completion time of the work and the number of machine usage in order to meet the demand of the consumers on time with the efficient amount of machine usage.
The mathematical model is built with a mixed integer linear programming approach that is solved with branch and bound algorithms. Based on the optimization result, the completion time becomes faster that are 96 hours and the number of machines used becomes fewer that are 3 machines. That way, all the work can be fulfilled on time and the number of machine usage becomes more efficient so that the utilization of the working machine increases to about 74.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68234
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Amalia
"Tepung terigu kini menjadi bahan makanan alternatif terbesar pengganti nasi. Konsumsi yang kian meningkat tiap tahunnya disebabkan oleh banyaknya kegunaan tepung terigu sebagai bahan baku beberapa produk makanan, salah satunya adalah mie. Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2020, Indonesia kini menjadi negara dengan konsumsi mie instan kedua terbesar di dunia setelah Cina. Pati tepung terigu yang dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan mie perlu memenuhi beberapa kriteria agar menghasilkan produk mie yang baik. Penelitian ini berhasil memodifikasi pati melalui metode ikat silang terhadap tepung terigu sebagai bahan pembuatan mie dan diamati pengaruh dari modifikasi tersebut terhadap cooking-loss dan daya cerna pati mie. Karakterisasi dengan FTIR pada tepung terigu hasil modifikasi menunjukkan terjadinya ikatan silang antara pati dengan natrium trimetafosfat (STMP) yang ditandai dengan kemunculan peak pada 1295 cm-1 . Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pada tepung terigu hasil modifikasi ikat silang terjadi perubahan pada sifat fungsional pati seperti menurunnya nilai swelling power dan meningkatnya kelarutan. Persen fosfor dan derajat substitusi dari tepung terigu hasil modifikasi ikat silang menunjukkan terjadinya kenaikan. Tepung terigu hasil modifikasi ikat silang juga mengalami penurunan daya cerna pati dibandingkan dengan tepung tanpa modifikasi, yang mana penurunan terbesar terjadi hingga 25,29% relatif terhadap tepung terigu tanpa modifikasi. Pembuatan mie dari tepung terigu hasil modifikasi ikat silang berhasil pula dilakukan dan diperoleh hasil yaitu mie yang dibuat menggunakan tepung terigu hasil modifikasi mengalami peningkatan cooking-loss, namun daya cernanya menurun dibandingkan dengan mie kontrolnya yang dibuat dari tepung terigu tanpa modifikasi ikat silang.

Wheat flour is now the largest alternative food ingredient to replace rice. Consumption of wheat flour is increasing every year due to the many uses of wheat flour as a raw material for several food products, one of which is noodles. According to the 2020 National Socio-Economic Survey, Indonesia is now the country with the second largest consumption of instant noodles in the world after China. Wheat flour starch that is used as an ingredient for making noodles needs to meet several criteria in order to produce a good noodle product. This study succeeded in modifying starch through the crosslinking method of wheat flour as an ingredient for making noodles and observing the effect of these modifications on cooking-loss and digestibility of noodle starch. Characterization by FTIR on modified wheat flour showed the occurrence of crosslinking between starch and sodium trimetaphosphate (STMP) which was indicated by the appearance of a peak at 1295 cm-1 . The results obtained showed that the modified crosslinked flour resulted in changes in the functional properties of the starch, such as a decrease in the value of swelling power and an increase in solubility. The percentage of phosphorus and the degree of substitution of crosslinked modified wheat flour showed an increase. Wheat flour resulting from crosslinked modification also experienced a decrease in starch digestibility compared to flour without modification, where the largest decrease occurred up to 25.29% relative to wheat flour without modification. Making noodles from modified crosslinked wheat flour was also successfully carried out and the results obtained were noodles made using modified wheat flour experienced an increase in cooking-loss, but their digestibility decreased compared to the control noodles made from unmodified wheat flour.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amartza Satya Raafipasya
"Penelitian ini dilakukan untuk menilai pemasok berdasarkan aspek berwawasan lingkungan pada perusahan pengemasan di Indonesia, dengan tujuan untuk merancang strategi yang dapat dipakai dalam pengembangan pemasok berdasarkan aspek berwawasan lingkungan. Penilaian pemasok didasarkan pada dimensi kemampuan dan dimensi kesediaan dalam Supplier Potential Matrix (SPM) untuk mendapatkan strategi yang tepat dalam mengembangkan pemasok. Pengembangan pemasok berdasarkan aspek berwawasan lingkungan dibutuhkan oleh perusahaan pengemasan dalam menjawab permintaan konsumen yang menginginkan produk kemasan menggunakan material ramah lingkungan dan dipasok oleh pemasok yang terstandarisasi lingkungan. Metode yang digunakan adalah Analytical Hierarchy Process AHP untuk memperoleh bobot atas kriteria dalam melakukan penilaian pemasok dan Technique for Order of Preference Similarity to Ideal Solution TOPSIS untuk memperoleh nilai akhir dalam penilaian setiap pemasok. Hasil dari penelitian ini adalah menyediakan strategi pengembangan bagi 37 pemasok perusahaan pengemasan yang dikelompokkan ke dalam empat kuadran yang berbeda. Hasil dari pengelompokkan pemasok adalah didapatkan satu pemasok pada kuadran 1, dua pemasok pada kuadran 2, lima pemasok pada kuadran 3 dan dua puluh sembilan pemasok pada kuadran 4.

This research was conducted to assess the suppliers of packaging company in Indonesia, for the purpose of developing a proper strategy designed specifically to further advance its suppliers in becoming green. The assessment of suppliers value is based on the capability and willingness dimension using Supplier Potential Matrix SPM. The development strategy for green suppliers is established in respond to the high demand of consumers desiring green packaged products with materials supplied by environmentally standardized suppliers. The result of weighting criteria in assessing suppliers is reached through Analytical Hierarchy Process AHP and the Technique for Order of Preference Similarity to Ideal Solution TOPSI is used to obtain the final value in the assessment of each supplier. The result of this research is providing a set of development strategies for 37 suppliers of packaging company based on four quadrants distributed to one supplier in quadrant 1, two suppliers in quadrant 2, five suppliers in quadrant 3 and twenty nine suppliers in quadrant 4."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Salma
"Manajemen persediaan yang efektif menjadi hal yang penting bagi perusahaan Fast Moving Consumer Goods (FMCG) dalam memenuhi permintaan dinamis pelanggan. Penelitian ini bertujuan untuk mengimplementasikan metode peramalan ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) guna meningkatkan manajemen persediaan produk kategori Home care pada perusahaan FMCG. Data historis permintaan produk Home care digunakan untuk mengembangkan model ARIMA dalam meramalkan permintaan. Hasil peramalan digunakan untuk menentukan tingkat persediaan yang optimal, termasuk tingkat safety stock dan reorder point. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model peramalan ARIMA, khususnya ARIMA (2,1,1), memberikan prediksi permintaan yang akurat. Dengan menggunakan tingkat service rate yang berbeda (80%, 85%, 90%, dan 95%), perusahaan dapat menyesuaikan strategi persediaan untuk memenuhi permintaan pelanggan dengan tingkat layanan yang diinginkan. Oleh karena itu, disarankan agar perusahaan FMCG mempertimbangkan implementasi metode peramalan ARIMA guna meningkatkan manajemen persediaan produk Home care. Penelitian ini memberikan wawasan berharga dalam meningkatkan praktik manajemen persediaan di industri FMCG dan membantu perusahaan mengoptimalkan tingkat persediaan, mengurangi risiko kehabisan stok, serta memenuhi ekspektasi pelanggan.

Effective inventory management is crucial for Fast Moving Consumer Goods (FMCG) companies to meet dynamic customer demands. This study aims to implement the ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) forecasting method to improve inventory management of Home care products in an FMCG company. Historical demand data for Home care products are utilized to develop ARIMA models for demand forecasting. The forecasted demand is then utilized to determine optimal inventory levels, including safety stock and reorder points. The results demonstrate that the ARIMA forecasting model, specifically ARIMA (2,1,1), provides accurate demand predictions. By adopting different service rate levels (80%, 85%, 90%, and 95%), the company can customize inventory strategies to meet varying customer demand and achieve desired service levels. Consequently, it is recommended that FMCG companies consider the implementation of the ARIMA forecasting method to enhance inventory management for Home care products. This research provides valuable insights into improving inventory management practices in the FMCG industry and ultimately helps companies optimize inventory levels, minimize stockouts, and meet customer expectations."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>