Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 93940 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadia Aulia Nisa Yani
"Penelitian ini bertujuan untuk meneliti apakah dengan mengetahui informasi mengenai kehidupan sosial di suatu negara akan mempengaruhi perilaku konsumen terhadap produk, dengan mempertimbangkan apakah usaha pemerintah untuk meningkatkan citra negara akan mempengaruhi evaluasi konsumen. Untuk mencapai tujuan ini, telah diteliti dari 333 partisipan yang terpilih dari negara berkembang dan negara maju. Hasil penelitian menunjukkan bahwa informasi mengenai kehidupan sosial di suatu negara mempengaruhi perilaku konsumen terhadap suatu produk. Berdasarkan hal tersebut, dampak yang dihasilkan berbeda-beda pada tiap negara. Penelitian ini hanya menggunakan informasi positif untuk mempengaruhi partisipan.

The objective of this study is to investigate whether by knowing the information about social life in the country will influences consumer rsquo s attitude towards a product, whilst considering does Government effort to improve country image is affecting consumers rsquo evaluation. In order to achieve the objective, 333 selected participants from developed and developing countries were studied. The results show that information about social life in a country did influenced consumers rsquo attitude. Moreover, the impacts were different in types of countries. In addition, this study only used positive information to influenced participants.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S66612
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafiqah Balkis
"Tujuan dari studi ini adalah untuk menginvestigasi bagaimana informasi tentang mengakuisisi perusahaan superior atau inferior dapat mempengaruhi dampak dari Negara asal produk pada evaluasi konsumen. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka penelitian empiris pada 225 responden pun dilakukan. Hasilnya menunjukan bahwa mengakuisisi perusahaan inferior oleh merek dengan Negara asal yang baik berpotensi dapat merusak citra positif dari merek tersebut karena dapat secara signifikan menurunkan kesediaan konsumen untuk membayar, kepercayaan konsumen terhadap merek tersebut, persepsi kualitas secara keseluruhan dan kesediaan untuk merekomendasikan produk dari merek tersebut kepada orang lain. Akan tetapi mengakuisisi perusahaan inferior tidak terlalu mempengaruhi persepsi rasa, persepsi bahan dan pangsa pasar perusahaan untuk masa yang akan datang. Sementara itu mengakuisisi perusahaan superior oleh merek dengan Negara asal yang buruk sangat membantu mereka dalam meningkatkan persepsi kualitas konsumen terhadap produk mereka dan juga membantu meningkatkan perilaku konsumen terhadap merek mereka karena konsumen bersedia membayar lebih untuk produk mereka. Dengan kata lain, perusahaan inferior dapat merusak citra baik dari Negara asal sedangkan perusahaan superior terbukti dapat mengkompensasi citra buruk dari Negara asal.

The objective of this study is to investigate how the information of acquiring superior or inferior market collaborators influence the effect of country of origin on consumer?s product evaluation. In order to achieve the objective, empirical research on 225 respondents was performed. The results show that acquiring inferior market collaborators by favorable COO brands can potentially damage their positive image as it decreases consumer?s willingness to pay, trust to the company, overall quality perception and willingness to recommend the product to others significantly even though acquiring inferior market collaborator does not affect taste perception, ingredient perception and company future market share perception badly. On the other hand, acquiring a superior market collaborator by an unfavorable COO brand really helps them in improving the consumer's quality perception towards their product and it also behaviorally help the brand because people are willing to pay more for their product. In other words, an inferior market collaborator can also damage a favorable COO image while a superior market collaborator is proved to compensate a weak image brand of an unfavorable.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S66561
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ita Paramita Said
"Penelitian ini ingin menguji peranan kelas sosial dari konsumen lain terhadap teori consumer contamination, power distance konsumen sebagai variabel moderator dan rasa jijik terhadap produk yang telah dicoba oleh konsumen lain sebagai variabel mediator. Power distance diukur dengan skala power distance (Hofstede & Hofstede, 2005; Meirina, 2006). Partisipan diberi skenario mengenai berbelanja produk yang telah dicoba oleh konsumen lain dari kelas sosial tinggi dan rendah. Kemudian partisipan diminta untuk memberikan evaluasi terhadap produk tersebut, seberapa besar intensi membeli, serta menyatakan ada atau tidaknya rasa jijik pada produk tersebut.
Penelitian pada 170 partisipan membuktikan bahwa sikap terhadap produk (evaluasi dan intensi membeli) menjadi lebih negatif pada produk yang telah dicoba oleh konsumen lain dari kelas sosial rendah daripada kelas sosial tinggi. Pada power distance tinggi dan rendah, tidak terdapat perbedaan pada evaluasi produk dan intensi membeli produk yang telah dicoba oleh konsumen lain dari kelas sosial rendah maupun tinggi. Rasa jijik ternyata tidak ditimbulkan oleh perbedaan kelas sosial konsumen lain yang telah mencoba produk. Dengan demikian, rasa jijik tidak memperantarai pengaruh antara konsumen lain dari kelas sosial rendah terhadap evaluasi produk dan intensi membeli.

The objective of this study was to examine the role of others' social class toward theory of consumer contamination, power distance as moderator variable and disgust on product tried by others as mediator variable. Power distance was measured by power distance scale (Hofstede & Hofstede, 2005; Meirina, 2006). Participants were asked to read scenario about shopping on product tried by others from high social class and low social class. After that, participants were expected to give evaluation, how likely to buy, and the salience of disgust on that product.
The result from 170 participants shows that attitude toward product (product evaluation and purchase intention) become more negative if the product had tried by others from low social class than high social class. There is no difference on product evaluation and purchase intention between participants with high and low power distance. Disgust is not elicited by others' social class who had tried on that product. Hence, disgust does not mediate the influence between low social class consumers toward product evaluation and purchase intention.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
658.834 2 SAI p
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Parulian, Jeremia Tiga
"Persaingan pasar produk fashion yang semakin ketat pada platform e-commerce membuat peran promosi penjualan menjadi semakin penting untuk menarik minat konsumen, salah satunya dengan diskon. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi pembeli produk fashion terhadap diskon memengaruhi intensi perilaku mereka. Sampel penelitian ini berjumlah 249 orang yang berusia 18-35 tahun dan pernah membeli produk fashion dengan promo diskon melalui platform e-commerce. Data penelitian ini dikumpulkan melalui kuesioner yang disebarkan secara online dan dianalisis dengan metode Partial Least Square-Structural Equation Modeling (PLS-SEM). Penelitian yang dilakukan menemukan bahwaprice-quality perception dan smart shopper self-perception memberikan pengaruh langsung terhadap attitude towards discount dan behavioral intention. Kemudian, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa attitude towards discount mampu memberikan pengaruh mediasi dalam hubungan antara price-quality perception dengan behavioral intention serta smart shopper self-perception dengan behavioral intention

The market for fashion products on e-commerce platforms is becoming more competitive. Therefore, the role of sales promotion, such as discount, is even more important to attract consumers. This study aims to find out how the perceptions of fashion product buyers towards discounts influence their behavioral intentions. The sample of this study was 249 people who aged 18-35 years and had purchased fashion products with discount promotions through e-commerce platforms. The research data was collected through online questionnaires and analyzed using the Partial Least Square-Structural Equation Modeling (PLS-SEM) method. This research finds that price-quality perception and smart shopper self-perception has a direct influence on attitude towards discount and behavioral intention. The result of this study also shows that attitude towards discount has a mediating effect on the relationship between price-quality perception and behavioral intention, also on the relationship between smart shopper self-perception and behavioral intention."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faradissa
"Persaingan global semakin intensif dengan maraknya perusahaan melakukan pemasaran internasional dan terjadinya persaingan antar merek dari berbagai kategori produk. Kesadaran akan pentingnya merek sebagai aset yang paling bernilai, yang tercakup dalam apa yang disebut ekuitas merek. Ekuitas merek ini mencakup 5 kategori yaitu kesadaran nama, asosiasi-asosiasi merek, kesan kualiats, loyalitas merek dan aset-aset merek lainnya (seperti paten, cap dan lainnya).
Merek itu sendiri bisa diasosiasikan dengan negara asal (country of origin), dimana negara asal itu berpengaruh dalam menilai suatu produk. Konsumen cenderung mempunyai kesan terntentu terhadap suatu produk yang dihasilkan suatu negara, seperti cina dengan obat-obatan, Perancis dengan mode pakaian dan parfum dan lain-lain.
Penelitian ini difokuskan untuk memberikan gambaran yang mendekati mengenai pengaruh negara asal (country of origin) terhadap kesan kualitas serta melihat hubungan antara persepsi harga dan kualitas khususnya untuk kategori produk makanan/minuman dan otomotif.
Bentuk penelitian yang dilakukan adalah dengan deskriptif analisis. Data primer didapat dengan teknik survei dengan face to face interview. Survei dilakukan dalam bulan Mei 1998 di wilayah DKI Jakarta dengan jumlah responden 400 orang. instrumen utama dalam survei adalah kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai persepsi terhadap kualitas dan harga produk makanan/minuman buatan negara Amenka Indonesia, Jepang, Belanda dan Cina sedangkan untuk produk otomotif buatan negara Jerman, Indonesia. Jepang, Korea dan Amerika Kuesioner ini menggunakan 5 points likert scale untuk persepsi kualitas, dimana 1 berarti kualitas sangat rendah dan 5 berarti sangat tinggi. Untuk variabel harga ditanyakan kepada responden persepsi barga kedua produk lersebut apakah Iebih tinggi, sarna saja atnu lebih rendah (kira-kira berapa persan), apabila produk Indonesia dijadikan patokan 100%.
Ada beberapa hal yang dapat disimpulkan dalam penelitian ini :
Untuk produk makanan/minuman, produk negara Amerika dipersepsikan berkualitas paling tinggi (mean 40) dibandingkan negara lainnya dengan urutan selanjutnya produk buatan Jepang (mean 3,79), Indonesia (mean 3,68), Belanda (mean 3,60) dan Cina (3,54). Dari uji statistik yang dilakukan dengan one-way anova terhadap persepsi kualitas produk Makanan/minuman buatan Amerika, tidak terdapat perbedaan yang signifikan untuk variabel usia, jenis kelamin, pendidikan yang ditamatkan dan pernah/tidak ke luar negeri kecuali untuk variabel pengeluaran per bulan. Untuk produk buatan Indonesia, variabeÍ usia, jenis kelamin, pengeluaran per bulan, dan pendidikan yang ditamatkan tidak berpengaruh nyata terhadap persepsi kualitas, kecuali variabel pernah/tidak ke luar negeri.
Harga produk makanan/minuman buatan Amerika, Belanda, Jepang dan Cina jika harga produk Indonesia dijadikan patokan 100% dipersepsikan lebih mahal oleh responden, dengan produk Amerika mempunyal rata-rata harga tertinggi yaitu 189,63% selanjutnya diikuti produk buatan Belanda, Jepang dan Cina.
Dari hasil matrik hubungan antara harga dan kualitas produk makanan/minuman terlihat bahwa produk buatan Amerika dipersepsikan mempunyai kualitas tertinggi sekaligus mempunyai harga tertinggo dibandingkan negara lainnya selanjutnya berlaku juga untuk produk Jepang Produk buatan Indonesia sendiri kualitasnya lebih tinggi dari Belanda dan Cina namun harganya dipersepsikan lebih rendah dibandingkan keempat negara lainnya.
Untuk produk otomotif, produk negara Jerman dipersepsikan berkualitas paling tinggi (mean 4,56) dibandingkan negara Iainnya dengan urutan selanjutnya produk buatan Jepang (mean 4,29), Amerika (mean 4,24), Korea (mean 3,4 1) dan Indonesia (2,48). Dari uji statistik yang dilakukan dengan One-Way anova terhadap persepsi kualitas produk otomotif buatan Jerman, tidak terdapat perbedaan yang signifikan untuk variabel jenis kelamin, pengeluaran per bulan, pendidikan yang ditamatkan dan pernah/tidak ke luar negeri kecuali variabel usia responden. Selanjutnya untuk produk buatan Indonesia, variabel usia, pengeluaran per bulan, pendidikan yang ditamatkan dan pernah/tidak ke luar negeri, tidak berpengaruh nyata terhadap persepsi kualitas, kecuali variabel jenis kelamin.
Harga produk otomotif buatan Jerman, Amerika, Jepang dan Korea jika harga produk Indonesia dijadikan patokan 100% dipersepsikan Iebih mahal oleh responden, dengan produk Jerman mempunyai rata-rata harga tertinggi yaitu 245,71% (2,5 kali harga produk Indonesia) selanjutnya Amerika 222,78%, Jepang hampir 2 kalinya dan Korea 1,5 kali.
Terakhir hasil matrik hubungan antara harga dan kualitas produk otomotif terlihat bahwa produk buatan Jerman dipersepsikan mempunyal kualitas tertinggi sekaligus mempunyai harga tertinggi dibandingkan negara lainnya, selanjutnya berurutan berlaku juga untuk produk Amerika, Jepang dan Korea. Sedangkan produk otomotif buatan Indonesia sendiri kuaiitasnya dan harganya paling rendah dipersepsikan oleh responden yang semuanya berasal dari Indonesia. Hal ini dapat dipahami karena Indonesia memang baru beberapa tahun terakhir mengeIuarka produk otomotifnya dan terkenal dengan harganya yang murah dibandingkan lainnya yang beredar di Indonesia.
Sebagai implikasi manajerial dan penemuan diatas dianjurkan pertama untuk produk Makanan/minuman buatan negara Amerika dan Jepang dalam strategi promosinya sebaiknya memuat label ?made in? dalam produknya karena dipersepsikan berkualitas tinggi oleh responden hal ini juga dapat dilakukan untuk produk otomotif buatan Jerman, Jepang dan Amerika. Dengan tingginya persepsi kualitas untuk produk tadi, maka pemasar juga dapat mengambil keuntungan dengan menawarkan price premium bagi produknya. Kedua bagi pemasar Indonesia, sebaiknya meningkatkan kualitas aktual produk, terutama untuk produk makanan/minuman dibandingkan produk otomotifnya. Untuk itu sebaiknya memuat label "made in Indonesia" pada kemasannya, selain ¡tu perlu untuk mengadakan promosi dalam menggiatkan gerakan cinta produk makanan/minuman Indonesia seperti lewat iklan-iklan dan lain-lain. Sebaliknya untuk produk otomotif buatan Indonesia, slogan mobnas tidak akan berarti banyak karena terbukti kualitas otomotif Indonesia dipersepsikan rendah s/d blasa saja berada jauh di bawah kualitas produk otomotifbuatan Jerman, Jepang, Amerika dan Korea. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meutiara Anjani
"ABSTRAK
This research demonstrated the influence of the country of origin by extending several cues such as sponsorship and type of slogans. In order to achieve the objectives, empirical research on 403 participants was conducted, coming from both developed and developing countries. The results show that there is no significant effect between all of the three variables. Despite the non significant interaction among these variables, we found an interesting pattern of result from a different level of studies. The findings obtained in this study confirm the concept of COO have a composite form representing variety of readings.

ABSTRACT
Penelitian ini menunjukkan pengaruh negara asal dengan menambahkan beberapa isyarat seperti sponsor dan jenis slogan. Dalam rangka mencapai tujuan, penelitian empiris pada 403 peserta dilakukan, berasal dari negara maju dan berkembang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara tiga variabel. Meskipun interaksi non signifikan antara variabel-variabel ini, kami menemukan pola yang menarik dari tingkat penelitian yang berbeda. Temuan yang diperoleh dalam penelitian ini mengkonfirmasi konsep COO memiliki bentuk komposit yang mewakili berbagai bacaan."
2017
S68977
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nena Salsabila
"Saat ini semakin ketatnya persaingan di industri ritel serta momentum tren produk lifestyle membuat penting bagi setiap toko untuk mempunyai konsep dan strategi untuk menarik konsumen. Variety store atau lifestyle retail merupakan toko yang menjual berabagai kategori produk dalam satu merek. Dalam melakukan evaluasi produk dan keinginan melakukan pembelian kembali, aspek country of origin dan store image dapat menjadi suatu pertimbangan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh country of origin terhadap product evaluation dan repurchase intention, serta menganalisis pengaruh store image terhadap product evaluation dan repurchase intention pada konsumen Miniso di Jabodetabek. Data primer diperoleh dari 100 konsumen Miniso yang berdomisili di Jabodetabek melalui kuesioner. Teknik pengumpulan data nonprobability sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Metode dalam menganalisis penelitian kuantitatif ini adalah Analisis Regresi Berganda. Hasil menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan apabila country of origin dan store image secara simultan dianalsis terhadap product evaluation serta menunjukkan pengaruh yang signifikan pula apabila country of origin dan store image secara simultan dianalsis terhadap repurchase intention. Namun, apabila dilihat secara parsial country of origin tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap repurchase intention.

Nowadays the increasingly intense competition in the retail industry and the momentum of lifestyle products trends makes it important for every store to have concepts and strategies to attract consumers. Variety store or lifestyle retail is a store that sells various product categories in one brand. In evaluating products and purchasing decisions, aspects of country of origin and store image can be taken into consideration. Thus, this study aims to analyze the influence of country-of-origin on product evaluation and repurchase intention, and analyze the effect of store images on product evaluation and repurchase intention on Miniso customers in Greater Jakarta. Primary data were obtained from 100 Miniso consumers who live in Jabodetabek through questionnaire. The nonprobability sampling technique used is purposive sampling. The method in analyzing this quantitative research is Multiple Regression Analysis. The results show that there is a significant effect if the country of origin and store image are simultaneously analyzed toward product evaluation and also show a significant effect if the country of origin and store image are simultaneously analyzed toward repurchase intention. However, when viewed partially, the COO does not have a significant effect on the repurchase intention."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Adhitya
"Akibat pandemi, terjadi pergeseran perilaku konsumen ke arah daring, khususnya jasa pengantaran makanan. Praktisi bisnis harus berstrategi agar menonjol dari pesaingnya, terutama cloud kitchen. Dengan memasukkan unsur seni atau art infusion, terutama seni urban ke dalam desain kemasan, konsumen berpotensi memiliki evaluasi terhadap produk dan niat membeli yang tinggi. Penelitian ini menggunakan kerangka SOR dengan stimulus tipe karya seni dan nama seniman, kemudian organisme berupa estetika produk dan persepsi kemewahan, serta evaluasi produk dan niat membeli sebagai respon. Hasil penelitian eksperimental menggunakan metode SEM membuktikan efek art infusion yang dimediasi penuh oleh persepsi kemewahan dan estetika secara bersamaan kecuali fine art. Namun penggunaan nama seniman tidak memiliki pengaruh signifikan. Studi ini membuka jalan bagi peneliti selanjutnya untuk mengkaji seni perkotaan dalam bidang komersil. Sementara pemahaman perilaku konsumen dapat memberikan praktisi bisnis keunggulan kompetitif, karena efek dari art infusion dapat menciptakan nilai finansial secara langsung.

In light of the pandemic, there has been a shift in consumer behavior towards online services, particularly food delivery. It is crucial for business professionals to develop a strategy that helps them stand out, especially in the context of cloud kitchens. By incorporating artistic elements, particularly urban art, into the design of packaging, businesses have the potential to receive favorable evaluations from consumers and increase their intention to make purchases. This research study applies the SOR framework, utilizing artwork type and the artist's name as a stimulus. It examines how consumers perceive the product's aesthetics and luxury, as well as their evaluation of the product and intention to make a purchase as responses. The results of experimental research using the SEM method prove the effect of art infusion, which is fully mediated by the perception of luxury and aesthetics simultaneously except for fine art. However, the use of the artist's name does not have a significant effect. The results of the experiment, conducted using the SEM method, confirm the impact of art infusion effect, which is fully mediated by perceptions of luxury and aesthetics. This study paves the way for future researchers to explore the role of urban art in the realm of commerce. While understanding consumer behavior can offer a competitive edge to businesses, the inclusion of art infusion can immediately generate financial value."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adwina Handari Paramita
"Tujuan dari studi ini adalah untuk mencari tahu bagaimana efek dari informasi Negara asal produk mempengaruhi perilaku konsumen terhadap sebuah produk, dengan kelangkaan sebagai moderator. Untuk memenuhi tujuan tersebut, telah dilakukan riset kuantitatif pada 123 orang responden. Hasil dari riset ini menunjukan bahwa dengan ketidak adanya kelangkaan produk, informasi Negara asal produk secara signifikan mempengaruhi perilaku konsumen. Dengan adanya kelangkaan permintaan, maka consumer lebih positif dalam mengevaluasi suatu produk. Dengan demikian, hal tersebut akan meningkatkan citra Negara asal produk.

The objective of this study is to examine how the country of origin cue influence consumer rsquo s attitude towards a product, with scarcity cue as a moderator. In order to achieve the objective, a quantitative research on 123 participants was performed. The results show that in the absence of scarcity, country of origin cue will significantly influence consumer rsquo s attitudes. In the presence of demand scarcity, consumers have a more positive evaluation towards the product. Thus, it leverages the product country image.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S68131
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Malik Ibrahim
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat perilaku konsumen belanja daring berdasarkan tingkat kepercayaan interpersonal dan tingkat pengaruh jaringan sosial pada konsumen e-marketplace di Jabodetabek. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah pengguna internet terbesar di dunia. Bahkan jumlahnya merupakan yang terbesar di Asia Tenggara. Walaupun penetrasi pengguna internet tinggi, namun ternyata tingkat perilaku konsumen masyarakat Indonesia dalam berbelanja daring masih dikategorikan rendah jika dibandingkan dengan negara lain yang memiliki penetrasi pengguna internet lebih sedikit. Sejumlah penelitian terdahulu melihat bahwa persepsi kegunaan dan orientasi berbelanja sebagai faktor internal individu yang memengaruhi perilaku konsumen individu dalam bertransaksi di internet. Berbeda dengan studi-studi yang telah dilakukan sebelumnya, penelitian ini mencoba untuk menguji hubungan antara tingkat kepercayaan interpersonal dan tingkat pengaruh jaringan sosial terhadap tingkat perilaku konsumen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat kepercayaan interpersonal dan tingkat pengaruh jaringan sosial dengan tingkat perilaku konsumen. Kepercayaan merefleksikan seberapa besar tingkat keyakinan konsumen untuk melakukan hubungan transaksional dengan berbagai pemangku kepentingan yang ada. Selain itu terdapat berbagai aktor yang mentransfer, menstimulasi dan mengkontruksi kepercayaan tersebut, sehingga jaringan sosial berperan penting. Lebih lanjut ditemukan bahwa kelompok usia memengaruhi hubungan antara tingkat pengaruh jaringan sosial dan tingkat perilaku konsumen dengan model elaborasi spesifikasi. Sedangkan kelompok usia tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap hubungan antara tingkat kepercayaan interpersonal dan tingkat perilaku konsumen. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner kepada 1011 responden.

This study aims to analyze consumer behavior level of e-marketplace consumers based on interpersonal trust and social networks level. Indonesia is one of the countries with the largest number of internet users in the world. Even its number is the largest in Southeast Asia. Although internet user penetration is high, consumer behavior level of Indonesian in online shopping is still categorized as low when compared to other countries that have less internet user penetration. A number of previous studies have seen perceived usefulness and shopping orientation as an internal factor that affects individual consumer behavior in online shopping. Different from previous studies, this research tries to examine the relationship between interpersonal trust and social networks influence level on consumer behavior level of e-marketplace consumers. The results of this study indicate that there is a relationship between interpersonal trust and social networks influence level with consumer behavior level. Interpersonal trust reflects the level of consumer confidence to make a transactional relationship with various existing stakeholders. In addition there are various actors who transfer, stimulate and construct the trust, so that social networks play an important role. Furthermore, this study found that age groups influence the relationship between social networks influence level and consumer behavior level with the specification elaboration model. While the age group did not show a significant effect on the relationship between interpersonal trust level and consumer behavior level. This research uses quantitative methods by distributing questionnaires to 1011 respondents."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>