Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161090 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nenden Hikmah Laila
"Skizofrenia adalah gangguan jiwa berat yang mempengaruhi lebih dari 21 juta orang di seluruh dunia. Keluarga-keluarga di Indonesia melakukan tindakan sosial yang represif terhadap anggota keluarga dengan gangguan jiwa. Proporsi rumah tangga yang pernah memasung anggota rumah tangga ART gangguan jiwa berat sebesar 14,3 persen dan terbanyak pada rumah tangga di perdesaan. Di Jawa Barat prevalensi gangguan jiwa berat sebesar 1,6 per mil. Di Kabupaten Bogor pada tahun 2012-2016 pemasungan terlapor sebanyak 4. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor risiko perilaku memasung pada keluarga penderita skizofrenia di Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat Tahun 2017. Penelitian ini menggunakan Mixed Method dengan desain studi unmatched case control dan pendekatan Exploratory. Penelitian dilakukan di Kabupaten Bogor pada bulan Mei-Juni Tahun 2017. Definisi kasus pada penelitian ini adalah penderita Skizofrenia yang sedang/pernah pasung. Sedangkan kontrol yaitu penderita Skizofrenia yang tidak pernah pasung. Sampel kasus untuk penelitian kuantitatif adalah 114 orang, sedangkan kontrol yaitu 136 yang merupakan perbandingan kasus 1:1. Metode pemilihan sampel menggunakan multistage sampling. Penelitian kualitatif melibatkan 12 key informant. Analisis data dilakukan dengan analisis bivariate dengan uji chi-square dan analisis multivariate dengan uji regresi logistic. Ada hubungan antara perilaku agresif destruktif penderita OR 4,49; 95 CI 2,52 8,00 , keluarga yang tidak bekerja OR 2,74; 95 CI 1,09 - 6,90 dan keluarga yang bekerja di sektor informal OR 2,54; 95 CI 1,10 5,84 dan sikap negatif keluarga OR 2,52; 95 CI 1,43 4,43 dengan perilaku memasung. Persepsi pasung menurut keluarga dan masyarakat adalah sebagai jalan keluar terbaik dan merupakan alternative satu-satunya. Upaya pencegahan bisa dilakukan dengan terapi secara rutin, program pemberdayaan eks penderita dan mendorong keluarga untuk merawat penderita dengan penuh kasih sayang.

Schizophrenia is a severe mental disorder that affects more than 21 million people worldwide. Families in Indonesia take repressive social measures against the madness of their family members. The proportion of households who have had mental disorders was 14.3 percent and most were from rural households. In West Java, severe mental disorders prevalence is 1.6 per 1000 population. Pasung prevalence in Bogor District in 2012 2016 is 4 percentage. This study aims to determine risk factor of family members of schizophrenia patient for pasung in Bogor District West Java Province In 2017. This research used unmatched case control design and exploratory approach. The study was conducted in Bogor District from May to June 2017. Cases were Schizophrenia patients who are in pasung, controls were Schizophrenia patients without pasung. There were 114 cases and 136 controls for the unmatched case control study. Qualitative research involved 12 key informants. Data analysis was done by bivariate analysis using chi square and multivariate analysis with logistic regression. Aggressive destructive behavior OR 4.49, 95 CI 2.52 8.00 , Family unemployment OR 2.74, 95 CI 1.09 6.90 and family with informal employment OR 2.54, 95 CI 1.10 5.84 , and family attitude OR 2.52, 95 CI 1.43 4.43 toward schizophrenia patient were associated with pasung. Pasung perception by family and society is the best way out and there is the only alternative. Prevention efforts can be done by getting medical treatment routinely, empowerment program for ex patient to return to work, and encourage families to caring patients with affection. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47622
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evawangi
"Skizofrenia adalah gangguan mental kronis dan berat yang mempengaruhi pemikiran, perasaan, dan perilaku seseorang. Di Indonesia, prevalensi skizofrenia adalah 1,7 per 1.000 populasi. Jumlah kunjungan gangguan jiwa di puskesmas Kabupaten Bogor telah meningkat secara signifikan dari 1.648 menjadi 13.390 pada tahun 2013-14. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan skizofrenia di Kabupaten Bogor tahun 2017.Studi kasus kontrol tidak berpasangan dilakukan di 63 puskesmas Kabupaten Bogor mulai Mei-Juni 2017. Kasus adalah penderita skizofrenia yang berusia 15-50 tahun yang didiagnosis oleh dokter / spesialis dan dicatat dalam register pasien puskesmas kabupaten Bogor pada tahun 2017. Kontrol Adalah orang sehat berusia 15-50 dan berdomisili di Kabupaten Bogor. Sebanyak 229 kasus dan 229 kontrol dipilih dengan teknik multistage sampling. Probability proportional to size digunakan untuk menentukan jumlah sampel dari masing-masing puskesmas. Kuesioner semi terstruktur yang telah diuji sebelumnya digunakan untuk mengumpulkan data yang relevan dari kontrol dan salah satu anggota keluarga kasus.
Test Chi Square dan regresi logistik multivariat diterapkan untuk analisis data.Faktor-faktor yang berhubungan dengan skizofrenia: jenis kelamin laki-laki AdjOR: 11.68; 95 CI: 4,96 -27.50 , riwayat keluarga skizofrenia AdjOR: 4.02; 95 CI: 1,90-8,48 , pendidikan dasar AdjOR: 30,63; 95 CI: 4.21-222.81 , pendidikan menengah AdjOR: 25,35; 95 CI: 3,51-182.90 , pengangguran AdjOR: 5,6; 95 CI 2,52-12,45 , tidak menikah AdjOR: 8,20; 95 CI 2,52-12,45 , masalah dalam keluarga AdjOR: 4,93; 95 CI 2,43-9,99 dan masalah di tempat kerja / sekolah AdjOR: 32.60; 95 CI 7.29 - 145.76 .Dalam studi ini, faktor biologis laki-laki dan riwayat keluarga skizofrenia , sosio-demografi tingkat pendidikan rendah, tidak bekerja dan tidak menikah dan faktor lingkungan masalah dalam keluarga dan tempat kerja/sekolah berhubungan dengan skizofrenia. Studi analitis prospektif diperlukan untuk mengeksplorasi lebih jauh hubungan ini.

Schizophrenia is a a chronic and severe mental disorder that affects thinking, feeling, and behavior of a person. In Indonesia, the prevalence of schizophrenia is 1.7 per 1,000 populations. The number of visits of mental disorders in puskesmas of Bogor Regency has increased significantly from 1,648 to 13,390 in 2013 14. This study aimed to determine the factors associated with schizophrenia in Bogor Regency 2017.An unmatched case control was conducted in 63 health centers of Bogor regency from May June 2017. Cases were schizophrenic patient aged 15 50 years diagnosed by physicians specialists and recorded in the register of Bogor district health centers in 2017. Controls were the healthy people aged 15 50 and domiciled in Bogor Regency. A total of 229 cases and 229 controls were selected by multistage sampling technique. Probability proportional to size was usedto determine the number of samples from each puskesmas. A pre tested semi structured questionnaires was used to collect relevant data from controls and one of the family members of cases.
Chi square test and multivariate logistic regression were applied for data analysis.Folowing factors were associated with schizophrenia male gender AdjOR 11.68 95 CI 4.96 27.50 , family history of schizophrenia AdjOR 4.02 95 CI 1,90 8,48 , basic education AdjOR 30.63 95 CI 4.21 222.81 , secondary education AdjOR 25.35 95 CI 3.51 182.90 , unemployed AdjOR 5.6 95 CI 2,52 12,45 , unmarried AdjOR 10,20 95 CI 2,52 12,45 , problems in the family AdjOR 4.93 95 CI 2.43 9.99 and problems at work school AdjOR 32.60 95 CI 7.29 145.76 .In the study setting, biological male and family history of schizophrenia ,sociodemographic low level of education, unemployment and unmarried and environmental factors problems in family, workplaceor school were associated with schizophrenia. Prospective analytical studies are needed to further explore these associations.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47646
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jacqualine Sabrina
"Skripsi ini membahas tentang Implementasi Program Keluarga Berencana di Kecamatan Gunung Putri. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif post positivis. Latar belakang masalah dalam penelitan yang penulis angkat menerangkan bahwa Indonesia termasuk Negara ke-empat dengan jumlah penduduk terbesar yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu kelahiran, kematian, migrasi masuk, dan keluar. Keberadaan jumlah penduduk yang besar dapat berdampak positif dan negatif. Dari sisi positif terderapat sumber daya manusia yang besar, namun apabila tidak dapat dikendalikan menimbulkan ledakan penduduk serta kurangnya kualitas sumber daya manusia yang kompeten untuk bersaing di pasar kerja. Adapun pokok permasalahan yang ditelusuri secara dalam terjadi di Kecamatan Gunung Putri yang memiliki penduduk terbesar pendukung angka penduduk di Indonesia dan peneliti tertarik untuk mengangkat permasalahan yang terjadi di Kecamatan Gunung Putri dimana Pasangan Usia Subur masih kurang memahami dan ikut serta dalam pemakaian KB serta manfaat pengaturan jarak lahir dan pengatur angka kelahiran. Hasil analisis dalam penelitian ini menyatakan bahwa Implementasi Program Keluarga Berencana di Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat belum mencerminkan tujuan dalam menekan angka kependudukan untuk menciptakan keluarga kecil, berkualitas, dan sejahtera. Hal ini menimbulkan angka kependudukan melalui kelahiran tetap mengalami peningkatan setiap tahunnya. terjadi karena implementasi masih terkendala dari sisi Regulasi dan Non Regulasi. Hasil penelitian menyarankan untuk memeperhatikan dan member pemahaman disposisi implementor dan target sasaran serta menggaungkan lebih luas melalui kemajuan teknologi lewat media sosial sehingga implementasi dapat berjalan baik dan tujuan untuk menekan kelahiran, mengatur jarak kelahiran, kesehatan reproduksi untuk mencapai kualitas dan kesejahteraan keluarga dapat tercapai.

.
This thesis discusses the Implementation of Family Planning Program in Gunung Putri District. This research is a qualitative post positivis research. The background of the problem in the research that the author lifted explained that Indonesia is the fourth country with the largest population that can be caused by several factors, namely birth, death, incoming migration, and exit. The existence of a large population can have a positive and negative impact. On the positive side there is great human resources, but if it can not be controlled it will cause a population explosion and lack of competent human resources to compete in the job market. The main issues that are traced deeply occur in Gunung Putri District which has the largest population supporting population in Indonesia and the researcher is interested to raise the problems that happened in Gunung Putri Subdistrict where the fertile age couple still lack understanding and participate in the use of family planning and the benefits of distance arrangement birth and birth rate regulator. The results of the analysis in this study stated that the Implementation of Family Planning Program in Gunung Putri sub-district, Bogor regency of West Java province has not yet reflected the goal of suppressing population figures to create small, qualified and prosperous families. This raises the number of population through birth still increases every year. occurs because the implementation is still constrained from the side of Regulation and Non Regulation. The results of the research suggest to memeperhatikan and member understanding of the disposition of the implementor and target targets and echo more broadly through technological advances through social media so that implementation can run well and the purpose to suppress birth, regulate the birth distance, reproductive health to achieve the quality and welfare of the family can be achieved.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Totok Sutianto
"Ibadah haji adalah ibadah dengan aktifitas fisik tinggi yang membutuhkan kebugaran fisik. Komponen penting kebugaran fisik yaitu kebugaran jantung-paru. Faktor risiko yang berpengaruh adalah usia, pendidikan, penyakit yang diderita, perilaku kesehatan, lingkungan sosial, sosial ekonomi dan psikologis. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor risiko yang mempengaruhi kebugaran jantung-paru calon jemaah haji usia ge; 40 tahun.Desain penelitian adalah cross sectional dengan sumber data sekunder rekapitulasi hasil pemeriksaan kesehatan tahap pertama calon jemaah haji usia ge; 40 tahun di Kabupaten Bogor Tahun 2017. Data diambil pada bulan Juli 2017, sebanyak 2.474 sampel terpilih dengan cara total population sample. Identifikasi variabel independen dan variabel dependen dilakukan berdasarkan data tersebut dan kemudian dilakukan analisis. Analisis yang digunakan yaitu Cox Regression.
Pada penelitian ini prevalensi kebugaran jantung-paru kurang sebesar 27,2. Prevalensi kebugaran jantung-paru kurang sebagian besar pada umur ge; 60 tahun 43,8, berjenis kelamin laki-laki 27,8, berpendidikan rendah 31,6, tidak bekerja 29,8, status gizi normal 28,4, hipertensi 46,7 dan ada penyakit jantung-paru 43,1. Kesimpulannya, faktor-faktor yang berhubungan bermakna terhadap kebugaran jantung-paru kurang adalah umur ge; 60 tahun, hipertensi, ada penyakit jantung-paru dan adanya variabel interaksi antara umur dengan tekanan darah. Calon jemaah haji, pada usia ge; 60 tahun jika hipertensi memiliki risiko 1,54 kali mempunyai kebugaran jantung paru kurang dan jika tidak hipertensi memiliki risiko 2,52 kali mempunyai kebugaran jantung paru kurang.

Hajj is worship with high physical activity that requires physical fitness. An important component of physical fitness is cardiorespiratory fitness. Influential risk factors are age, education, illness, health behavior, social environment, socioeconomic and psychological. This study was conducted to determine the risk factors that affect cardiorespiratory fitness of pilgrims candidate aged ge 40 years.The research design is cross sectional with secondary data source of recapitulation result of first stage examination of pilgrims candidate aged ge 40 years in Bogor Regency 2017. Data taken in July 2017, as many as 2,474 selected samples by total population sample. Identification of independent variables and dependent variables is done based on the data and then analyzed. The analysis used is Cox Regression.
In this study, the prevalence of cardiorespiratory fitness was less than 27,2. The prevalence of cardiorespiratory fitness was less common at age ge 60 years 43,8, male sex 27,8, low educated 31,6, non employment 29,8, normal nutritional status 28,4, hypertension 46,7 and cardiorespiratory disease 43,1. In conclusion, factors related significantly to cardiorespiratory fitness are less than age ge 60 years, hypertension, cardiorespiratory disease and the presence of variable interactions between age and blood pressure. Pilgrims candidate, at the age of ge 60 years if hypertension has a risk of 1,54 times have cardiorespiratory fitness less and if not hypertension has a risk of 2,52 times have less cardiorespiratory fitness.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47580
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratia Radiani
"Meningkatnya jumlah penderita hipertensi dan belum diketahui bagaimanapengendalian hipertensi di wilayah Puskesmas Telagasari, dapat menimbulkanpermasalahan kesehatan yang sangat serius dan berdampak besar pada kualitashidup apabila tidak mendapatkan perhatian dan penanganan yang intensif.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungandengan kepatuhan penderita hipertensi dalam pengendalian tekanan darah diwilayah Puskesmas Telagasari Kabupaten Karawang. Penelitian ini merupakanpenelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Sampel penelitiansebanyak 125 penderita hipertensi yang diambil dengan teknik consecutivesampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan kuesioner.Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 59,2 responden memiliki tingkatkepatuhan yang buruk. Ada hubungan yang bermakna antara keterpaparaninformasi p=0,001 dan pengetahuan p=0,016 dengan kepatuhan penderitahipertensi dalam pengendalian tekanan darah. Faktor yang paling dominanberhubungan dengan kepatuhan adalah keterpaparan informasi. Penderitahipertensi dengan keterpaparan informasi yang tinggi berpeluang untuk memilikitingkat kepatuhan yang baik sebesar 2,7 kali lebih besar dibandingkan penderitahipertensi dengan keterpaparan informasi rendah setelah dikontrol denganvariabel pengetahuan dan dukungan keluarga 95 CI; 1,13-6,26 . Dari hasilpenelitian ini perlu peningkatan upaya promosi kesehatan untuk meningkatkankepatuhan dalam pengendalian tekanan darah serta perlu kerjasama dengan lintassektor lainnya termasuk swasta.

The increased number of patients with hypertension and the lack of information tocontrol hypertension in Telagasari Public Health Center can lead to serious healthproblems and will give a big impacts on quality of life if there is no seriousconcern and intensive treatment. The purpose of this research is to analyze thefactors related to the adherence of the patience with hypertension in controlingblood pressure in Telagasari Public Health Center. Quantitative method and crosssectionaldesign were used to analyze the data. The writer using consecutivesampling methods by interviewing 125 the respondents with hypertension usingquestionaire. The results showed that 59.2 respondents were having pooradherence. There was a significant correlation between exposure of information p 0,001 and knowledge p 0,016 with adherence of hypertension patient inblood pressure control. The most dominant factor associated with adherence is theexposure of information. Hypertensive patients with high information exposurehas an opportunity to have a good adherence level of 2.7 times greater thanhypertensive patients with lower information exposure after controlling for thevariables of knowledge and family support 95 CI 1,13 6,26 . The result of thisresearch shows that it need to improve health promotion efforts in order toimprove adherence in controlling blood pressure and need good cooperation withother cross sector including private."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anance Kotouki
"Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi paru-paru yang mengakibatkan kematian. Data dari WHO tahun 2006 kasus tuberkulosis di Indonesia setiap tahun bertambah 25% dan sekitar 140.000 jiwa terjadi kematian. Prevalensi Tuberkulosis nasional adalah 725/ 100.000 penduduk/tahun. Propinsi Jawa Barat yaitu 937/100.000 penduduk/ tahun. (Riskesdas, 2010). Temuan kasus TB paru BTA positif di puskesmas Ciomas (110/ 100.000 penduduk/ tahun) di atas temuan kasus TBC paru BTA positif oleh Kabupaten Bogor 107/ 100.000 penduduk/ tahun. Sehingga peneliti ingin meneliti tentang ?Gambaran Perilaku Penderita dan Resiko Tuberkulosis BTA Positf Dengan Kepatuhan Minum Obat dan Kebiasaan Membuang Dahak di Wilayah Puskesmas Ciomas?.
Penelitian kuantitatif deskriptif, menggunakan kuesioner, analisis deskriptif univariat. Lebih dari separuh responden penderita tuberkulosis di puskesmas Ciomas kabupaten Bogor berumur ≥45 tahun 57,7%. Lebih dari separuh berjenis kelamin laki-laki 60,6%. Hampir separuh ibu rumah tangga 31,0%. Sebagian besar pada tingkat pendidikan rendah 78,9%. Sebagian besar tidak mendapat imunisasi 77,5%. Hampir separuh tidak tahu penatalaksanaan minum obat 29,6%. Setengah dari separuh tidak tahu dahak dapat menular 23,9%. Setengah dari separuh tidak patuh minum obat 25,4%. Lebih dari sepruh buang dahak sembarang 52,1%.
Pulmonary tuberculosis is a disease of the lung infection that resulted in death. Data from the 2006 WHO TB cases each year in Indonesia increased 25% and death occurred about 140,000 souls. Data Riskesdaskes the 2010 national TBC prevalence is 725 / 100,000 population / year. West Java province is 937 / 100,000 population / year. Data discovery of smear positive pulmonary TB cases in health centers is still above Ciomas (110/100 000 population / year) while the data is the discovery of smear-positive pulmonary tuberculosis cases by the Bogor District 107/100 000 population / year. Therefore, researchers wanted to explore more about " Description Behavior of Patient and the Risk of Tuberculosis With Adherence Drinking Drug and Habits Throw Phlem in the Regional Health Center Ciomas Regency Bogor of Province West Java In 2012?.
Knowledgeable illustration purposes the behavior of respondents and the risk of tuberculosis with drug compliance and dispose of sputum in patients with pulmonary tuberculosis AFB (+) at the health center Ciomas Bogor regency of West Java province in 2012. This type of research is descriptive quantitative research. Data collection using questionnaires. Data analysis using descriptive univariate Analysis. Some respondents tuberculosis clinic in the region of Bogor district Ciomas ≥ 45 years old 57.7%. Some of the male sex 60.6%. Some of the work of the housewife has 31.0%. Most of the low educational level 78.9%. Most are not immunized 77.5%. Some do not know the medication management of 29.6%. Some do not know can infection sputum 23,9%. Some do not take medication adherence 25.4%. Most of any sputum mebuang 52.1%.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lidya Latifah Novianti
"ABSTRAK
Menurut data WHO (2015) jumlah perempuan yang terinfeksi HIV adalah
sebanyak 16,0 juta jiwa dan 3,2 juta jiwa merupakan anak-anak (<15 tahun) dari
total 36,7 juta orang yang terinfeksi HIV. Pencegahan penularan HIV dari ibu ke
anak merupakan upaya pengendalian HIV/AIDS karena membantu menurunkan
jumlah orang terkena HIV. Dari tahun 2000 sampai dengan 2015 penurunan
jumlah orang yang tertular HIV sampai dengan 35 % dari program pencegahan
HIV. Salah satu pencegahannya adalah pemeriksaan tes HIV kepada Ibu hamil.
Provinsi Jawa barat termasuk dalam 3 provinsi terbanyak kasus HIV, Puskesmas
Cicalengka dan Puskesmas Rancaekek merupakan Puskesmas yang tersedia
layanan pemeriksaan tes HIV. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktorfaktor
yang berhubungan dengan perilaku test HIV pada ibu hamil. Design cross
sectional dengan menggunakan instrument kuesioner. Hasil regresi logistic dalam
penelitian didapatkan persepsi manfaat (P value = 0,021; OR = 0,299), informasi
(P value = 0,004; OR = 6,67) dan dukungan petugas kesehatan (P value = 0,011;
OR = 3,704) merupakan faktor yang berhubungan dengan perilaku tes HIV pada
ibu hamil, dengan faktor yang paling mempengaruhi adalah faktor informasi.
Disarankan untuk Dinas Kesehatan dan Puskesmas untuk meningkatkan upaya
promosi tentang pencegahan HIV melalui media elektronik untuk memudahkan
akses informasi oleh masyarakat.

ABSTRACT
The number of women who is infected by HIV is 16.0 million. Moreover, 3.2
million from 36.7 million number who infected by HIV are children (<15 years
old) (WHO, 2015). Prevention of mother-child transmission is one of HIVinfected.
From 2000 until 2015 the decreased number of people who are infected
by HIV down to 35% resulting from HIV prevention. One of the gold standards in
prevention programs is HIV examination for pregnant women. West Java
Province included in three largest provinces of HIV cases, primary health care
center in Cicalengka and Rancaekek are providing HIV test service. The aims of
this study are related to HIV test behavior in pregnant women. A cross-sectional
design with questionnaire measurement was used in this study. The result of
regretion logistic shows that benefit perception (P = 0.021, OR = 0.299),
information (P = 0.021, OR = 0.299), and health care provider support (P =
0.021, OR = 0.299) are factors determinant in this study. Information factor
resulting as most influencing factors in this study. Recommended to the
department of health and public health center is to improve the promotion of HIV
using electronic media to help the community."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T51231
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lidya Latifah Novianti
"Menurut data WHO (2015) jumlah perempuan yang terinfeksi HIV adalah sebanyak 16,0 juta jiwa dan 3,2 juta jiwa merupakan anak-anak (<15 tahun) dari total 36,7 juta orang yang terinfeksi HIV. Pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak merupakan upaya pengendalian HIV/AIDS karena membantu menurunkan jumlah orang terkena HIV. Dari tahun 2000 sampai dengan 2015 penurunan jumlah orang yang tertular HIV sampai dengan 35 % dari program pencegahan HIV. Salah satu pencegahannya adalah pemeriksaan tes HIV kepada Ibu hamil. Provinsi Jawa barat termasuk dalam 3 provinsi terbanyak kasus HIV, Puskesmas Cicalengka dan Puskesmas Rancaekek merupakan Puskesmas yang tersedia layanan pemeriksaan tes HIV. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor- faktor yang berhubungan dengan perilaku test HIV pada ibu hamil. Design cross sectional dengan menggunakan instrument kuesioner. Hasil regresi logistic dalam penelitian didapatkan persepsi manfaat (P value = 0,021; OR = 0,299), informasi (P value = 0,004; OR = 6,67) dan dukungan petugas kesehatan (P value = 0,011; OR = 3,704) merupakan faktor yang berhubungan dengan perilaku tes HIV pada ibu hamil, dengan faktor yang paling mempengaruhi adalah faktor informasi. Disarankan untuk Dinas Kesehatan dan Puskesmas untuk meningkatkan upaya promosi tentang pencegahan HIV melalui media elektronik untuk memudahkan akses informasi oleh masyarakat.

The number of women who is infected by HIV is 16.0 million. Moreover, 3.2 million from 36.7 million number who infected by HIV are children (<15 years old) (WHO, 2015). Prevention of mother-child transmission is one of HIV-infected. From 2000 until 2015 the decreased number of people who are infected by HIV down to 35% resulting from HIV prevention. One of the gold standards in prevention programs is HIV examination for pregnant women. West Java Province included in three largest provinces of HIV cases, primary health care center in Cicalengka and Rancaekek are providing HIV test service. The aims of this study are related to HIV test behavior in pregnant women. A cross-sectional design with questionnaire measurement was used in this study. The result of regretion logistic shows that benefit perception (P = 0.021, OR = 0.299), information (P = 0.021, OR = 0.299), and health care provider support (P = 0.021, OR = 0.299) are factors determinant in this study. Information factor resulting as most influencing factors in this study. Recommended to the department of health and public health center is to improve the promotion of HIV using electronic media to help the community."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuraeni
"Angka kesakitan dan kematian akibat diare di Indonesia masih tinggi, prevalensi tertinggi pada balita (1-4 tahun). Kejadian diare pada balita (1-4 tahun) di wilayah Kecamatan Ciawi persentasenya selalu lebih tinggi dan setiap tahun mengalami kenaikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor lingkungan, faktor ibu, dan faktor balita dengan kejadian diare di Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Metode penelitian kuantitatif dengan desain case control. Populasi penelitian adalah balita usia 12-59 bulan yang berada di Wilayah Kecamatan Ciawi.
Hasil penelitian menunjukkan: ada hubungan antara sumber air bersih (2,405; 1,23-4,69), sarana jamban keluarga (1,994; 1,07-3,73), pengelolaan sampah rumah tangga (5,920; 3,05-11,5), saluran pembuangan air limbah (4,195; 2,32-7,60), dan perilaku ibu (5,44; 2,97-9,97), dan tidak ada hubungan antara pendidikan ibu (1,67; 0,78-3,58), pengetahuan ibu (1,64; 0,93-2,89), dan status gizi (4,85; 1,02-4,69) dengan kejadian diare balita di Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Variabel yang diprediksi paling berpengaruh adalah pengelolaan sampah rumah tangga (5,399; 2,58-11,29).

Morbidity and mortality from diarrhea in Indonesia is still high, the highest prevalence in young children (1-4 years). Incidence of diarrhea in young children (1-4 years) in the percentage is always higher in Sub Ciawi and each year has increased. This study aims to know the associated of environmental factors, maternal factors, and toddler factor with the incidence of diarrhea in children under five years in Sub Ciawi, Bogor Regency, West Java Province 2012. The studied was a quantitative study with case control design. The population in this study are all of the childrens aged 12 month until 59 month are lived in Sub Ciawi, Bogor Regency, West Java Proviance.
The results of this study indicate that there was a significant correlation between source of clean water (2,405; 1,23-4,69), water closet medium (1,994; 1,07-3,73), household waste treatment (5,920; 3,05-11,5), waste water sewer (4,195; 2,32-7,60), and maternal behaviour (5,44; 2,97-9,97), and not correlation between maternal study (1,67; 0,78-3,58), maternal knowledge (1,64; 0,93-2,89), and nutrient status (4,85; 1,02-4,69) with the incidence of diarrhea among toddler in Sub Ciawi, Bogor Regency, West Java Proviance. The variable that predicted the most dominant cause of diarrhea among children under five (toddler) in Sub Ciawi is household waste treatment (5,399; 2,58-11,29).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakaria
"ABSTRAK
Tingginya angka TB di Puskesmas Dramaga menyebabkan di perlukannya penelitian kualitatif mengenai hal-hal dalam kepatuhan minum obat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan dan ketidak berhasilan pengobatan TB Paru. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang mengacu pada teori Health Belief Model (HBM). Pengambilan data dilakukan pada 11 orang dari pasien TB Paru, keluarga, dan petugas kesehatan dengan metode wawancara mendalam. Keberhasilan pengobatan TB dalam kepatuhan minum obat dipengaruhi oleh persepsi informan terhadap kerentanan, keparahan, manfaat dan hambatan yang dialami selama menjalani pengobataan TB. Selain itu juga pengaruh dari besarnya dukungan keluarga dan pemberian informasi TB yang lengkap kepada pasien dan keluarga.

ABSTRACT
The high rate of TB in Puskesmas Dramaga led to the need for qualitative research on matters in medication adherence. This study aims to see what factors influence the success and failure of pulmonary tuberculosis treatment. This research is a qualitative research that refers to the theory of Health Belief Model (HBM). Data were collected on 11 people from TB patients, family, and health care workers with in-depth interview method. The success of TB treatment in medication adherence is influenced by informants' perceptions of the susceptibility, severity, benefits and constraints experienced during TB treatment. It also influences the extent of family support and the provision of complete TB information to patients and families.
"
2017
S69545
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>