Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 207717 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Reni Oktavia
"Tesis ini membahas pengaruh pemaparan hasil survei kepuasan pasien yangditampilkan dalam bentuk analisis diagram kartesius terhadap peningkatankepuasan pasien. Penelitian dilakukan di poli umum Puskesmas I Cilongok terakreditasi madya dan Puskesmas Jatilawang terakreditasi utama. Respondenpada penelitian ini adalah pasien dewasa yang memanfaatkan fasilitas kesehatanpoli umum yang berjumlah 480 orang. Penelitian ini adalah Quasi Eksperimendengan model rancangan pre test ndash; post test design. Hasil penelitian menunjukkankarakteristik sosiodemografi responden pada survei awal dan survei akhir terdapattidak homogenitas pada umur dan jenis kelamin sedangkan hasil pemaparan hasilanalisis diagram kartesius kepuasan pasien berpengaruh secara bermakna terhadappeningkatan kepuasan pasien di poli umum Puskesmas I Cilongok dan PuskesmasJatilawang setelah dilakukan intervensi. Hasil lainnya yaitu adanya perbedaanyang bermakna antara kepuasan pasien di Puskesmas I Cilongok yangterakreditasi madya dengan kepuasan pasien di Puskesmas Jatilawang yangterakreditasi utama. Selain itu intervensi berupa pemaparan hasil analisis diagramkartesius kepuasan pasien berpengaruh terhadap pergeseran atribut kepuasanpasien di kuadran A prioritas pada Puskesmas I Cilongok dari 6 atribut menjadi4 atribut dan pada Puskesmas Jatilawang dari 1 Atribut menjadi 3 atributsedangkan pada kuadran D berlebih juga mengalami pergeseran pada PuskesmasI Cilongok dari 2 atribut menjadi 2 atribut dan pada Puskesmas Jatilawang dari 7atribut menjadi tidak ada.

This thesis discusses the effect of exposure of patient satisfaction survey resultswhich is shown in the form of Cartesian diagram analysis to increase consumersatisfaction. The research was conducted in the general public health center ofcilongok 1 middle accredited and jatilawang health center main accredited .Respondents in this study were adult patients who using public health facilitieswhich amounted to 48 people. This research is quasi experiment with pre testdesign model post test design. The result of the research showed that the resultof the analysis of cartesian diagram of patient satisfaction had a significant effecton the increase of patient satisfaction in the general polyclinic of general publichealth center 1 Cilongok and general public health center jatilawang afterintervention, with p value 0,006 for general public health center 1 Cilongok and pvalue 0.0001 for general public health center jatilawang. Other result that there isa significant difference between patient satisfaction at general public health centerI Cilongok which middle accredited with patient satisfaction at general publichealth center jatilawang which main accredited with p value 0.0001. Besides thatintervention in the form of exposure result of analysis of cartesian patient diagramhave an effect on patient attribute shift in quadrant A priority at general publichealth center 1 Cilongok from 6 attribute become 4 attribute and at general publichealth center jatilawang from 1 attribute become 3 attribute."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairati
"Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator pelayanan yang bermutu. Tingkat kepuasan pasien di puskesmas, khususnya di Poli Umum Puskesmas Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten masih rendah yakni pada pengukuran awal sebesar 67% pasien yang tidak puas terhadap pelayanan kesehatan, sehingga perlu ditingkatkan.
Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh pemaparan hasil survei awal dalam peningkatan kepuasan pasien di Poli Umum Puskesmas Tigaraksa Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan model kuasi eksperimen ulang non random yang menggunakan tempat penelitian di Poli Umum Puskesmas Tigaraksa sebagai puskesmas eksperimen dan Poli Umum Puskesmas Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten sebagai puskesmas kontrol.
Pada penelitian ini dilakukan analisis kepuasan pasien berdasarkan tingkat kesesuaian antara harapan dan pelaksanaan pelayanan yang diterima pasien berdasarkan dimensi tangibles, reliability, responsiveness, assurance dan emphaty. Pasien dikatakan puas apabila tingkat pelaksanaan pelayanan yang diterima minimal 90% dari tingkat harapan pasien. Untuk melihat unsur-unsur dimensi mutu yang menjadi prioritas dilakukan analisis diagram kartesius.
Penelitian ini berlangsung dari tangal 9 Februari sampai dengan 16 Mei 2004. Data diperoleh melalui kuesioner terstruktur dari 480 pasien yang terbagi dalam dua puskesmas, masing-masing puskesmas dilakukan dua kali survei (pre dan post-test). lnformasi dari Kepala Puskesmas sebagai penanggung jawab Poli Umum dan staf puskesmas diperoleh melalui wawancara mendalam tak terstrukur dan diskusi.
Observasi juga dilakukan terhadap fenomena kondisi dan lingkungan puskesmas. Hasil survei awal kepuasan pasien diumpanbalikkan ke Puskesmas Tigaraksa dalam forum resmi dalam bentuk pemaparan sebagai wujud intervensi dalam penelitian Sekitar dua bulan kemudian dilakukan survei ulang di kedua puskesmas untuk melihat pengaruh pemaparan tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, proporsi tingkat kepuasan pasien di Poli Umum Puskesmas Tigaraksa (eksperimen) pada survei awal sebesar 27,5% dan pada survei akhir sebesar 35,0%. Sedangkan proporsi tingkat kepuasan pasien di Poli Umum Puskesmas Cikupa (kontrol) pada survei awal sebesar 39,17% dan pada survei akhir sebesar 37,5%. Dengan demikian terlihat bahwa jumlah pasien yang merasa tidak puas lebih banyak dibanding pasien yang puas, baik di puskesmas eksperimen maupun di puskesmas kontrol. Hal ini berarti bahwa pelayanan yang dirasakan pasien di poli umum kedua puskesmas lebih rendah dari harapan pasien.
Perbedaan proporsi kepuasan pasien di Poli Umum Puskesmas Tigaraksa sebesar 7,5% (02-01) dan perbedaan proporsi kepuasan pasien di Poli Umum Puskesmas Cikupa sebesar -1,67% (O4-03). Dengan demikian pengaruh pemaparan hasil survei kepuasan awal di Poli Umum Puskesmas eksperimen dibanding puskesmas kontrol sebesar 9,17%. Berdasarkan analisis statistik untuk rata rata peningkatan tingkat kepuasan puskesmas eksperimen (0,1832) dibanding puskesmas kontrol (-0,1070) dengan p=0,072, pada α=0,05 menyatakan tidak ada perbedaan yang signifikan mengenai pengaruh pemaparan hasil survei kepuasan awal di Poli Umum Puskesmas eksperimen dibanding puskesmas kontrol. Adanya peningkatan proporsi kepuasan akibat pengaruh pemaparan hasil survei kepuasaan awal secara absolut (9,17%) perlu dijadikan masukan yang positif baik untuk puskesmas atau peneliti lain.
Unsur-unsur dimensi mutu yang tidak memuaskan pada survei awal di Poli Umum Puskesmas Tigaraksa terdapat 4 unsur dan pads survei akhir terdapat 5 unsur. Sedangkan di Poli Umum Puskesmas Cikupa terdapat 5 unsur dimensi mutu yang tidak memuaskan pasien baik pada survei awal maupun pada survei akhir.

Influence of Survey Result Exposure In Enhancing Patient Satisfaction At Public Clinic In Tigaraksa Sub-District Community Health Center (Puskesmas), Tangerang Banten, year 2004Patiens satisfaction is one of indicator of the qualified community health center (puskesmas). The patient satisfaction level in the clinic especially at public clinic is generally low. The preliminary survey at public clinic in Tigaraksa Tangerang community health center founded up to 67% patients stated dissatisfied with the services.
The aim of this research was to produce the influence of initial survey result exposure at public clinic in Tigaraksa community health center. This kind of research was non-random quasi experiment model, located at public clinic in Tigaraksa Tangerang community health center as experiment and in Cikupa Tangerang community health center as control.
This research analyzed the patient satisfaction based on appropriateness level between the expectation and the service performance among it's five quality dimensions of tangibles, reliability, responsiveness, assurance and emphaty. The satisfaction was fulfilled if the minimal gain of the service implementation level is 90% to the expected. Cartesius diagram analysis was done to see the priority elements.
The research was conducted form February 96 up to May 16th, 2004. Data were collected from the structured questionnaire given to 480 patients in two community health center with in two periods of surveys (pre and post-test). The information from the clinic head and the responsible person from public clinic through unstructure indepht interview and discussion. The observation was done to see the environment phenomena.
The first survey results was feedbacked to Tigaraksa community health center, mainly the public clinic officers in formal meeting forum as intervention. To see the influence of the exposure, the re-survey was held about two months later.
The research results show that, patients satisfaction level at public clinic in Tigaraksa community health center from intial and last survey are 27,5% and 35,0% respectively. Patient satisfaction levels at public clinic in Cikupa community health center from intial and last survey are 39,17% and 37,5% respectively. So, more patients are dissatisfacted at public clinic in both of experiment and control community health center. That means that the service performances at public clinic in both of community health center are still lower than patient expectations.
Difference of patient satisfaction proportion at public clinic in Tigaraksa community health center is 7.5% (02-01) and difference of patient satisfaction proportion at public clinic in Cikupa community health center is -1.67% (04-03). The influence of initial survey results exposure at public clinic in experiment compared to control community health center is 9.17%. Based on statistical analysis, there is no significant meaning of influence of initial results exposure for average of satisfaction level increment in experiment community health center (0.1832) compared to control community health center (-0.1070) with p=0.072 at α=0,05. That 9.17% increment of patient satisfaction proportion due to initial survey results exposure is used as positive input for the community health center and other researcher.
Four elements were dissatisfying the patients in initial survey and five elements were dissatisfying the patients in last survey at public clinic in Tigaraksa community health center. Meanwhile, five elements were dissatisfying the patients in initial and last survey at public clinic in Cikupa community health center.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13150
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyanah Abdulhaq
"Salah satu indikator puskesmas yang bermutu adalah apabila puskesmas dapat memberikan kepuasan kepada pasienya. Kepuasan pasien di puskesmas, khususnya di Poli KIA di Indonesia pada umumnya masih rendah, sehingga perlu ditingkatkan. Survei pendahuluan di Poll KIA Puskesmas Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan, diketahui sebesar 27,5% pasien menyatakan tidak puas terhadap pelayanan Poll KIA.
Tujuan penelitian ini adalah diperolehnya pengaruh pemaparan hasiI survei dalam peningkatan kepuasan pasien di Poli KIA Puskesmas Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan. Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen, dengan model kuasi eksperimen ulang non random, yang menggunakan tempat penelitian di Poli KIA Puskesmas Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan sebagai eksperimen, dan Poli KIA Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan sebagai kontrol.
Penelitian ini menganalisis kepuasan pasien berdasarkan tingkat kesesuaian antara harapan dan pelaksanaan pelayanan yang diterima pasien, berdasarkan dimensi tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty. Kepuasan pasien terwujud apabila tingkat pelaksanaan pelayanan yang diterima pasien minimal sama dengan tingkat harapan pasien. Selanjutnya dianalisis dengan menggunakan diagram kartesius atau importance and performance analysis.
Penelitian ini berlangsung dari tanggal 12 Februari sampai dengan tanggal 20 Juni 2002. Data diperoleh melalui kuesioner terstruktur dari pasien sebanyak 480 orang, yang terbagi dari dua puskesmas, masing-masing puskesmas dilakukan dua kali survei (pre dan post). Informasi dari kepala puskesmas, penanggung jawab Poli KIA dan staf Poli KIA diperoleh melalui wawancara mendalam tak terstruktur dan diskusi. Untuk melihat fenomena perubahan lingkungan yang terjadi dilakukan observasi. Hasil survei kepuasan pasien awal diumpanbalikan ke Puskesmas Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan melalui forum pertemuan resmi, sebagai bentuk intervensi dalam penelitian ini. Kepada Puskesmas Kecamatan Mampang, Jakarta Selatan, umpan balik disampaikan melalui laporan tertulis. Sekitar dua bulan kemudian dilakukan survei kembali untuk melihat pengaruh pamaparan tersebut. Data yang terkumpul diolah secara statistik dengan menggunakan perangkat komputer.
Hasil penelitian pada survei kepuasan pasien awal di Poli KIA Puskesmas Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan, diperoleh tujuh unsur yang tidak memuaskan pasien, sedangkan pada survei kepuasan pasien akhir hanya satu unsur yang tidak memuaskan pasien, yaitu kebersihan WC. Pada survei kepuasan pasien awal di Poli KIA Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, terdapat 6 unsur yang tidak memuaskan pasien, dan pada survei kepuasan pasien akhir diketahui 5 unsur yang tidak memuaskan pasien.
Hasil lainnya, menunjukkan adanya perbedaan proporsi kepuasan pasien yang bermakna antara proporsi kepuasan pasien sebelum dan sesudah pemaparan hasil survei kepuasan pasien di Poli KIA Puskesmas Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan, dengan p = 0,023, OR = 2,390 (CI: 1,166 - 4,898), dan terdapat perbedaan proporsi kepuasan pasien yang bermakna antara kepuasan pasien survei akhir di Poli KIA Puskesmas Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan dengan kepuasan pasien survei akhir di Poli KIA Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, dengan p = 0,016, OR 2,505 (CI: 1,226 - 5,118).
Dari hasil penelitian ini disarankan agar dilaksanakan peningkatan kebersihan WC dengan cara optimalisasi tenaga cleaning service dalam mengontrol dan membersihkan WC, penggunaan WC terintegrasi antara petugas dan pasien, penempelan slogan kesebersihan WC, penyediaan sarana tempat sampah di sekitar WC. Pemantauan kepuasan dilanjutkan secara berkesinambungan dan diuji terapkan ke unit lain di lingkungan puskesmas, hasil pemantauan dipaparkan kepada seluruh staf puskesmas, Bagi Suku Dsinas Kesehatan Jakarta Selatan, dapat mereplikasikan survei kepuasan pasien ke puskesmas lainnya di wilayah Jakarta Selatan, dan hasil survei kepuasan pasien dipaparkan kepada pihak terkait. Daftar bacaan: 45 (1984 - 2001).

Influence of survey result exposure in enhanging patient satisfaction at mother and child health (KIA) policlinic in Cilandak sub-district community health center (puskesmas), South Jakarta, year 2002.One of the qualified community health center (puskesmas) indications is when the clinic can afford to provide patients satisfaction. As the patients satisfaction in the clinic especially at KIA policlinic, all over Indonesia is generally still low, there must be any increase in service. The preliminary survey at KIA polyclinic in community health center Cilandak, South Jakarta, found up to 27,5 % patients stated dissatisfied with the service.
The aim of this research was to produce the influence of survey result explanation for the patients satisfaction at KIA polyclinic in community health center Cilandak, South Jakarta. This kind of research was non-random quasi experiment modeld, located at KIA polyclinic in community health center Cilandak, as the experiment, and in community health center Mampang Prapatan, South Jakarta as the control.
This research analyzed the patients satisfaction based on appropriateness level between the expectation and the service performance among it's five dimentions the: tangible, reliability, responsiveness, assurance and emphaty. The satisfaction was fulfilled if the minimal gain of the service implementation level equals to the expected. Then, the cartesius depicted or importance and performance analysis.
The research was conducted from February 12th up to June 20th, 2002. Data were collected from the structured questionnaire given to 480 patients in two local government clinics with in two periods of surveys (pre and post). The information from the clinic head and the responsible person from KIA polyclinic through indepht
interview were not in structure and the observation was done- to see the" on going environment chanbe phenomena. The first survey to the patients satisfaction was the feedback for community health center Cilandak, mainly the KIA polyclinic officers and head in formal meeting forum as the intervention. To see the influence of the exposure, the re-survey was held about two months later.
From the initial research in community health center Cilandak, seven elements were dissatisfying the patients, meanwhile only one was found in the final namely the cleanliness of water closet. In community health center Mampang Prapatan, there were six elements in the beginning and five in the end. Another result indicated that there was statistically satisficated difference between patients satisfaction before and after the intervention = 0,023, OR = 2,390 (CI:1,166 - 4,898)}. Similar to the result mentioned above there was also statically satisficated difference between the final survey at KIA polyclinic in community health center Cilandak and community health center Mampang Prapatan = 0,016, OR = 2,505 (CI:1,226 -- 5,118)1.
By this research, the implementation water closet cleanliness is suggested to be improved by means of optimizing the cleaning service men in order to control and clean it, integration between officers and patients in using the water closet, attachment of water closet slogan, provision of means of trash can around it. The satisfaction controlling was continuous and implemented to other units in the clinic environment, and its result was explained to the staff for the health service in community health center Cilandak, South Jakarta. For Suku Dinas Kesehatan Masyarakat, South Jakarta, it is suggested to replicate the patients stisfaction survey and the following intervention to other community health centers in South Jakarta.
References: 45 (1984 -- 2001).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T449
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Bimo Satrio R.
"Masalah kepuasan pelanggan, menjadi isu penting pada era persaingan bisnis pelayanan yang semakin kompetitif dewasa ini. Tanpa memperhatikan kebutuhan konsumen (pasien dan keluarganya), maka pelayanan kesehatan akan ditinggalkan oleh konsumen. Dengan melihat kondisi di Kecamatan Bantar Gebang dimana kepadatan penduduk yang tinggi, heterogenitas masyarakat tinggi. Puskesmas masih menjadi alternatif pilihan berobat bagi masyarakat, meskipun semakin banyak pelayanan kesehatan swasta. Meskipun Puskesmas masih tetap menjadi pilihan berobat masyarakat, tetapi masih sering muncul keluhan dari masyarakat tentang pelayanan yang tidak menyenangkan diantaranya petugas datang siang, dokter tidak memeriksa pasien kalaupun memeriksa hanya sekedarnya, tidak ada informasi yang jelas untuk pasien Puskesmas kotor dan sebagainya yang pada intinya pasien merasa kurang puas dengan pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas. Dari hasil survei sesaat dari 10 responden yang ditanya 4 responden menyatakan tidak puas. Melihat kenyataan ini penulis ingin meneliti karakteristik kepuasan pasien di Puskesmas Bantar Gebang I Bekasi.
Desain penelitian ini menggunakan pendekatan Cross sectional. Penelitian dilakukan dengan menggunakan kuesioner terhadap pasien rawat jalan di Puskesmas Bantar Gebang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2003 sampai dengan bulan Agustus 2003. Populasi target penelitian ini adalah seluruh pasien yang berobat jalan di Poliumum Puskesmas Bantar Gebang Bekasi, sedangkan populasi studinya adalah pasien rawat jalan di poli umum, dimana pasien dibawah umur 15 tahun tidak disertakan, karena dikwatirkan belum dapat memberikan penilaian yang baik akan tetapi apabila di antar oleh orang tuanya maka dapat diwakilkan oleh orang tuanya dalam mengisi kuesioner tersebut. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah secara Systematic sampling size dan jumlah sampel yang diambil sesuai dengan rumus Lamesow sebanyak 97 orang.
Dari hasil penelitian didapatkan pasien yang puas terhadap pelayanan rawat jalan Puskesmas Bantar Gebang Bekasi sebesar 53 %. Hasil uji bivariat pada P = 0,05 dari 4 variabel yang diuji terhadap kepuasan menunjukan hasil yang bermakna, sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang bermakna secara statistik antara jenis kelamin dengan kepuasan dengan nilai P = 0,001, antara umur dengan kepuasan dengan nilai P = 0,002, antara tingkat pendidikan dengan kepuasan dengan nilai P =0,028 dan jenis pekerjaan dengan kepuasan dengan nilai P = 0,001 . Sedangkan hasil uji multivariat. Model yang dihasilkan adalah : Tingkat Kepuasan = - 0,7538 - 0,3989 (Umur) + 2,3630 (Jenis Kelamin) - 2,0858 (Umur*Jenis Kelamin).
Sebagai akhir dari penelitian ini saran yang diberikan adalah, Pasien yang tidak puas terhadap kehandalan, dimana pada poin pertanyaan nomor 8 dan 9 pasien umumnya menyatakan tidak puas sehingga diharapkan dokter dan paramedis dapat memberitahukan diagnosa penyakit dan tindakan pengobatan yang akan diberikan menurut kode etik kedoktelan. Pasien yang tidak puas terhadap tanggapan, dimana pada poin nomor 13 dan 16 pasien umumnya menyatakan tidak puas sehingga diharapkan dokter dan paramedis dalam keadaan gawat darurat dapat memberikan bantuan dengan cepat dan tepat kepada pasien. Perlunya pendidikan tambahan bagi tenaga puskesmas dalam meningkatkan pelayanan yang lebih professional."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13184
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudhaputra Tristanto
"Pada era globalisasi dan persaingan bebas dalam bidang pelayanan kesehatan saat ini pihak pengelola pelayanan kesehatan dituntut untuk meningkatkan kualitas pelayanannya. Di Kabupaten Lampung Utara pemanfaatan puskesmas sebesar 45,2%. Oleh Yudha,dkk, di Puskesmas Banjit tahun 1997 menghasilkan angka dengan kepuasan pasien sebesar 87%. Survai pendahuluan dilakukan bulan Maret 2002 di 4 puskesmas didapatkan 68% responden tidak puas terhadap layanan petugas. Sayang sekali data diatas, belum secara spesifik menggali tentang data kepuasan pasien terhadap layanan kesehatan di Kabupaten Lampung Utara.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat kepuasan dan mutu layanan balai pengobatan serta bagaimana hubungan kepuasan dan mutu layanan setelah dlcontrol dengan karakteristik pasien, yaitu : jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan pengetahuan. Penelitian ini dilakukan melalui analisis kuantitatif, dan pendekatan cross sectional untuk menganalisa korelasi antara faktor penyebab dan akibat melalui observasional-pengumpulan data sekaligus pada suatu saat pada 378 pasien balai pengobatan dari tanggal 22-25 April 2602 di 17 puskesmas Kabupaten Lampung Utara, guna mengetahui tingkat kepuasan pasien rawat jalan pada tahun 2002. Untuk memperoleh alasan ketidakpuasan yang timbul akibat proses pelayanan digunakan pendekatan kualitatif.
Hasil yang didapat menunjukkan tingkat ketidak kepuasan pasien sebesar 48,7%. Tingkat mutu layanan dimana yang menyatakan tidak ada tanggung jawab manajemen sebanyak 80,2%, sedangkan tidak ada proses penyerahan jasa sebanyak 50,5%. Pada uji bivariat dengan chi-quare didapat terdapat hubungan signifikan antara mutu layanan dengan tingkat kepuasan pasien balai pengobatan puskesmas di Kabupaten Lampung Utara tahun 2002, dimana pada faktor tanggung jawab manajemen variabel yang merupakan konfonder adalah pendidikan dan pekerjaan, sedangkan pada faktor proses penyerahan jasa variabel konfondennya jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan. Pada penelitian ini didapat indikator kepuasan yang diprioritaskan adalah : keterampilan pemeriksa, menerangkan cara minum obat yang akan diberikan, mengajak bila pasien sakit untuk berobat kembali.
Disarankan pada pembuat kebijakan pemerintah daerah dalam hal ini pihak dinas kesehatan Kabupaten agar : Mengadakan simulasi aplikasi pemeriksaan pasien sesuai dengan protap pelayanan standar minimal balai pengobatan puskesmas yang telah dibuat oleh Dinas kesehatan Kabupaten, mengadakan penyegaran bagi petugas balai pengobatan tentang perjalanan penyakit dan penatalaksanaan pengobatan sederhana serta tata cara pemberian obat-obatan di puskesmas, mengadakan penyegaran penyusunan program kerja puskesmas yang berorientasi pada kepuasan pelanggan, dan mengadakan survei berkala untuk pengukuran kepuasan pasien dengan periode waktu tertentu (misalnya setiap akhir tahun anggaran), sehingga diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi sehingga dapat digunakan sebagai batas perencanaan peningkatan mutu layanan dimasa yang akan datang.

Relationship between Service Quality and Patient Satisfaction at Puskesmas in the District of North Lampung 2002In the recent globalization and free-trade era, the health care manager requires improving the service quality in the health care. Community Health Center (Puskesmas) utilization in the District of North Lampung is 45,2%. Yudha et.al revealed that patient satisfaction in Puskesmas Banjit in 1997 was 87%. The preliminary survey that conducted in March 2002 in 4 Puskesmas showed that 68% of respondents not satisfied with the provider's service. Unfortunately, the data that mentioned above was not specifically explained yet about the patient satisfaction on service quality at Puskesmas in the District of North Lampung.
The aims of this study were to find the level of satisfaction among patients and the service quality of health center as well as to find the relationship between patient satisfaction and service quality after being controlled by characteristics of patients such as sex, education, occupation, and knowledge. This study used the quantitative analysis and cross sectional approach to analyze relationship between causal factor and effect factor through observation. Data collecting was conducted to 378 patients of health center on April 22-25, 2002 at 17 Puskesmas in the District of North Lampung. To gain the reasons among unsatisfied patients on the service process given, this study used the qualitative approach.
The results of this study showed that the level of satisfaction among patients was 48,7%. Based on the level of service quality stating the lack of management responsibility was 80,2%, while no availability of the process of service delivery was 50,5%. A Chi-square test revealed the availability of significance between service quality and the level of patient satisfaction at Puskesmas in the District of North Lampung. As confounder variables in the management responsibility factor were education and occupation, while confounder variables in the process of service delivery factor were sex, education, and occupation. This study also found that the indicators of satisfaction having priority to be done are health provider's skill, explanation how to take the medicines, and suggest doing the examination again if the patient were sick.
The recommendations for the policy maker of district government, especially for the Health District, are to conduct simulation of examination for patient based on the minimal standard operational procedure of Puskesmas, to review Puskesmas program planning that focused on the customer satisfaction, and to conduct a periodic survey (at the end of the fiscal year) so it could determine the factors related to the patient satisfaction. And it is hoped that they could be used to improve the service quality in the future.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T 9279
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asti Sauna Mentari
"Puskesmas merupkan suatu pusat kesehatan yang terdapat pada wilayah kota maupun kabupaten yang akan bertanggungjawab untuk meningkatkan kesehatan di wilayah kerjanya.  Kota Banda Aceh menyediakan 11 puskesmas yang tersebar di 9 kecamatan yang ada di Kota Banda Aceh dengan karakteristik yang berbeda-beda. Permasalahan pada mutu pelayanan puskesmas yang ada di Provinsi Aceh maupun di Kota Banda Aceh akhirnya berdampak terhadap kurangnya kepuasan masyarakat dalam melakukan kunjungan ke puskesmas. Pemerintah Kota Banda Aceh khususnya Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh rutin melakukan survey kepuasan masyarakat tehadap puskesmas yang ada di Kota Banda Aceh. Adanya perbedaan hasil yang beragam terkait kepuasan layanan puskesmas yang dikeluarkan oleh pihak dinas kesehatan Kota Banda Aceh dengan hasil penelitian yang telah dilakukan di beberapa puskesmas  menjadi pemicu untuk melihat kesenjangan kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan di delapan puskesmas lain yang tersebar di Kota Banda Aceh. Metode penelitian ini kuantitatif dengan menggunakan rancangan cross sectional dimana akan dilakukan pengumpulan data kuantitatif. responden pada penelitian ini berjumlah 220 orang yang dikumpulkan melalui kuesioner dengan metode random sampling yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat kesenjangan pada seluruh dimensi mutu pelayanan yang perlu diperbaiki yaitu dimensi tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa Terdapat hubungan antara karakteristik pasien terhadap kepuasan pasien pengguna layanan  Puskesmas di Kota Banda Aceh, jeis kelamin (p =0,027);  usia (p <0,001); tingkat pendidikan (p-=0,002); usia (p-value <0,001); jenis pekerjaan (p <0,001). Kesimpulan dari penelitian ini adalah pelayanan di 11 puskesmas Kota Banda Aceh yan cukup memuaskan, namun masih ada beberapa atribut yang perlu diperbaiki pada keseluruhan dimensi.

Puskesmas is a health center located in a city or district area which is responsible for improving health in its working area.  Banda Aceh City provides 11 health centers spread across 9 sub-districts in Banda Aceh City with different characteristics. Problems with the quality of community health center services in Aceh Province and Banda Aceh City ultimately have an impact on the lack of public satisfaction in visiting community health centers. The Banda Aceh City Government, especially the Banda Aceh City Health Service, routinely conducts community satisfaction surveys with community health centers in Banda Aceh City. The existence of various differences in results regarding satisfaction with community health center services issued by the Banda Aceh City health service and the results of research conducted in several community health centers has become a trigger to see the gap in patient satisfaction with health services in eight other community health centers spread across Banda Aceh City. This research method is quantitative using a cross sectional design where quantitative data will be collected. There were 220 respondents in this study who were collected through questionnaires using a random sampling method who met the inclusion criteria. The research results showed that there were gaps in all dimensions of service quality that needed to be improved, namely the tangible, reliability, responsiveness, assurance and empathy dimensions. The results of this research showed that there was a relationship between patient characteristics and patient satisfaction using Puskesmas services in Banda Aceh City, gender (p = 0.027);  age (p < 0.001); education level (p-=0.002); age (p-value<0.001); type of work (p <0.001). The conclusion of this research is that the service at 11 community health centers in Banda Aceh City is quite good, but there are still several attributes that need to be improved in all dimensions.some attributes that need to be improved on the overall dimensions."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eny Setyowati
"Puskesmas dalam pembangunan kesehatan khususnya pada upaya kesehatan adalah sebagai pelaksana pelayanan kesehatan dasar. Dalam rangka untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal maka Puskesmas harus dapat memantapkan mempertahankan jangkauan dan pemerataan serta meningkatkan mutu pelayanan.
Puskesmas Pal V merupakan salah satu Puskesmas di Kota Pontianak yang mempunyai jumlah kunjungan yang cenderung mengalami penurunan pada tiga tahun terakhir. Wilayah kerja Puskesmas Pal V terletak dipinggiran Kota Pontianak dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Pontianak, merupakan daerah perkebunan dan pertanian, sebagian besar penduduknya berpendidikan SD. Wilayah kerja Puskesmas ini belum terjangkau sumber air bersih PDAM, sehingga memanfaatkan air hujan, air pant, sumur (kolam). Pola penyakit berpotensi wabah seperti diare dan demam berdarah sering ditemui, begitu juga dengan malaria dan TBC. Hasil pemantauan status gizi tahun 1999 menunjukkan bahwa KEP total adalah 32,6 %.
Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya gambaran pemanfaatan pelayanan pengobatan Puskesmas dan faktor faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan pengobatan serta mendapatkan gambaran kepuasan pasien pelayanar pengobatan Puskesmas Pal V. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan jeni; penelitiannya adalah potong lintang (crosectional ).
Hasil analisa univariat menunjukkan bahwa tingkat pemanfaatan pelayanan pengobatan Puskesmas Pal V Kota Pontianak tahun 2000 adalah 54 %. Proporsi kepuasan terendah terletak pada kebersihan wc/toilet, waktu pelayanan sesuai jadwal dan waktu tunggu yang terlalu lama. Proporsi terbanyak alasan tidak memanfaatkan pelayanan pengobatan Puskesmas Pal V adalah jaraknya yang jauh. Hasil uji statistik Chi Square menunjukkan bahwa variabel jarak, tarif dan kebutuhan berhubungan bermakna dengan pemanfaatan pelayanan pengobatan. Pada Analisa Multivariat menunjukkan bahwa variabel jarak, tarsi, pendidikan dan kebutuhan berperanan dalam pemanfaatan pelayanan pengobatan. Di samping itu variabel independent yang dominan berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan pengobatan adalah variabel kebutuhan.
Saran sehubungan hasii penelitian ini, bahwa Pemda pada masa yang akan datang dalam rangka reformasi Puskesmas maka evaluasi terhadap pelayanan Puskesmas agar dilakukan dengan Community Based dan bukan Facility Based. Di samping itu Puskesmas perlu melakukan pengukuran kepuasan pasien secara berkala dan terus menerus sebagai sarana evaluasi terhadap pelayanan yang telah diberikan.

Factors that Correlate with the Utilization of Puskesmas Medical Treatment and Description of Patients Perceptions of Satisfaction at Puskesmas Pal V Pontianak City Year 2000In health development and health promotion in particular, Puskesmas plays an important role as a basic health service provider. To improve the people health maximally, Puskesmas needs to maintain and extend its service coverage as well as to improve its service quality.
Puskesmas Pal V is one of Puskemas in Pontianak City whose level of patient visits tends to decline in the last three years. The service area of Puskesmas Pal V extends within the outskirts of the cit and next to Pontianak district. The area consists of plantations and farms. Its people are mostly primary school graduates. The area has not been accessed by clean water supply of the local government water company so that it relies on rains, rivers and wells. Epidemic diseases like diarrhea and dengue fever as well as malaria and TBC are commonly found in this area. Result from the 1999 nutrition status survey shows that total KEP is 32.6%.
This study was aimed at examining the utilization of medical treatment at Puskesmas and factors that correlate with the utilization as well as obtaining description of patients of satisfaction toward the medical treatment provided by Puskesmas Pal V. This study was quantitative and employed cross sectional type of study.
Result from univariate analysis shows that level of utilization of medical treatment at Puskesmas Pal V in Pontianak City year 2000 is 54%. The lowest proportion of satisfaction includes toilet/water closet sanitation, on-schedule treatment time and extended waiting time. The largest proportion of reasons not to take medical treatment at the Puskesmas is related to Puskesmas long distance. Result from Chi Square statistical test shows that certain variables consisting of distance, fee and needs are significantly correlated with the utilization of medical treatment. The multivariate analysis indicates that variables including distance, fee, education and needs play important roles in the utilization of medical treatment. In addition, independent variable that dominantly correlates with the utilization of medical treatment is needs.
The recommendations offered are as follows: in the future, the local government, to reform the Puskesmas, should consider the evaluation of the Puskemas service by employing Community Based approach rather than Facility Based approach. In addition, Puskemas needs to conduct regular and continuous assessment of patients' satisfaction as an evaluation on the service provided.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T7738
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enny Nuryanti
"ABSTRAK
Akreditasi Puskesmas dan ISO Pemeriksaan Kesehatan Haji adalah alat
untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan haji di puskesmas. Kenyataannya
belum diketahui tingkat kepuasan pasien jemaah haji berdasarkan status akreditasi
dan ISO Pemeriksaan Kesehatan Haji puskesmas di Provinsi DKI Jakarta.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan
rancangan cross sectional. Sampel diambil dengan Estimasi Proporsi Sampel
Acak Stratifikasi 154 pasien jemaah haji pada 4 kategori puskesmas.
Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Data dianalisis dengan uji
anova dan dilengkapi dengan analisis diagram kartesius.
Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan rata-rata kepuasan pasien
jemaah haji diantara keempat kategori puskesmas (p=0.0005) dimana rata-rata
kepuasan tertinggi adalah puskesmas terakreditasi, selanjutnya puskesmas
tersertifikasi ISO Pemeriksaan Kesehatan Haji, puskesmas terakreditasi dan
tersertifikasi ISO Pemeriksaan Kesehatan Haji dan puskesmas belum terakreditasi
dan belum tersertifikasi ISO Pemeriksaaan Kesehatan Haji. Perlu adanya
akreditasi pada semua puskesmas dan bagi puskesmas yang telah terakreditasi
terus meningkatkan perbaikan pada aspek pelayanan di kuadran A.

ABSTRACT
Accreditation of Primary Health Center and ISO Hajj Health Examination
are tools to improve Hajj health service quality. The reality is not yet known the
level of patient satisfaction of pilgrims based on accreditation and ISO Hajj
Health Examination primary health center in DKI Jakarta Province.
This research used quantitative research method with cross sectional
design. Samples were taken by Random Sample Stratification Proportion
Estimated of 154 hajj pilgrims in four categories of primary health center. Data
collection used questionnaire. Data was analyzed by ANOVA test and completed
with Cartesian diagram analysis.
The result of the research showed that there was a difference of average of
satisfaction in patient pilgrims among the four categories of health centers (p =
0.0005) in which the highest average of satisfaction was the health center
accredited, then health center certified ISO Hajj Medical Examination , health
center accredited and certified ISO Medical Examination Hajj and health centers
have not been accredited and has not been certified ISO Hajj Health Examination.
The need for accreditation at all primary health centers and accredited primary
health centers keep continous improvement the service aspect in quadrant A."
2017
T48672
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juharma Zanira
"ABSTRAK
Penelitian yang dilakukan di poliklinik RS Kartika Husada Setu ini membahas hubungan
persepsi tentang bauran pemasaran dengan kepuasan dan word of mouth pada pasien umum ,
yang dinilai penulis penting dilakukan untuk acuan rumah sakit dalam menetapkan strategi
pemasaran. Penelitian dilakukan dengan disain kuantitatif, metode survei dan pendekatan
crossectional. Berdasarkan hasil penelitian diketahui mayoritas persepsi pasien tentang
product baik sebesar (64,2%) ,persepsi pasien tentang price kurang baik sebesar (58,8%) ,
persepsi pasien tentang place baik sebesar (60,1%), persepsi pasien tentang promotion baik
sebesar (54,7%), persepsi pasien tentang people baik sebesar (56,8%), persepsi pasien tentang
physical evidence baik sebesar (62,2%), persepsi pasien tentang process baik sebesar
(55,4%), pasien yang puas sebesar (58,8%) dan pasien melakukan word of mouth sebesar
(56,1%). Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara persepsi pasien tentang product
(p=0,604), place (p=0,016), people (p=0,019), physical evidence (p=0,042) dengan kepuasan
pasien dan tidak ada hubungan antara price (p=0,528), promotion (p=0,225), dan process
(p=0,202) dengan kepuasan pasien. Hasil penelitian juga menunjukkan ada hubungan antara
kepuasan pasien dan word of mouth (p=0,044). Hasil penelitan menunjukkan physical
evidence memiliki hubungan paling kuat dengan kepuasan pasien (p=0,048). RS Kartika
Husada Setu perlu memperhatikan aspek bauran pemasaran product, place, people, dan
terutama physical evidence.

ABSTRACT
Research conducted in polyclinic RS Kartika Husada Setu discusses the relationship of
perception about the marketing mix with satisfaction and word of mouth in general patients,
which assessed the author is important for hospital reference in setting marketing strategy.
The research was conducted by quantitative design, survey method and cross-sectional
approach. Based on the result of the research, it is known that the majority of patient
perception about good product is (64,2%), patient perception about price less good (58,8%),
patient perception about good place (60,1%), patient perception about promotion good
(54,7%), patient perception about good people (56,8%), patient perception about physical
evidence either (62,2%), patient perception about good process (55,4%), patient Satisfied
(58,8%) and patient do word of mouth (56,1%). The result showed that there was correlation
between patient perception about product (p = 0,604), place (p = 0,016), people (p = 0,019),
physical evidence (p = 0,042) with patient satisfaction and no relation between price (p =
0,528 ), Promotion (p = 0,225), and process (p = 0,202) with patient satisfaction. The results
also showed there was a relationship between patient satisfaction and word of mouth (p =
0.044). The results showed physical evidence had the strongest relationship with patient
satisfaction (p = 0.048). RS Kartika Husada Setu needs to pay attention to the marketing mix
of product, place, people, and especially physical evidence"
2016
T47753
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lenawaty Husin
"Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pelayanan kesehatan, dimana saat ini dunia telah memasuki era globalisasi dan perdagangan bebas, maka persaingan menjadi sesuatu yang tak bisa dihindari. Pelayanan kesehatan termasuk Puskesmas dituntut untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Salah satu indikator mengukur kualitas pelayanan kesehatan adalah kepuasan pasien.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat kepuasan pasien dan melihat bagaimana hubungan persepsi jarak ke Puskesmas dengan tingkat kepuasan pasien dan hubungan kaiakteristik pasien terhadap tingkat kepuasan. Penelitian ini menggunakan responden berupa pasien yang berkunjung di 36 Puskesmas di Kota Palembang, selama 4 hari berturut-turut dan jumlah sampel sebanyak 384 orang. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan Cross Sectional. Pengambilan sampel secara proporsional random sampling. Data primer didapat melalui pengisian kuesioner, penilaian kepuasan pasien dengan menggunakan kuesioner adalah salah satu Sara untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan pelayanan yang telah diberikan oleh Puskesmas, sehingga puskesmas dapat segera melakukan perbaikan yang diperlukan sesuai dengan harapan pasien.
Analisa statistik yang digunakan adalah analisa univariat untuk melihat gambaran deskriptif dari karakteristik Pasien BP umum Puskesmas di Kota Palembang, dan mengetahui hubungan persepsi jarak ke Puskesmas terhadap tingkat kepuasan pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengunjung BP Umum Puskesmas di Kota Palembang lebih banyak perempuan dari pada pengunjung laki-laki, tingkat pendidikan pasien yang berkunjung lebih banyak yang berpendidikan tinggi, pasien yang bekerja lebih banyak dari pasien yang tidak bekerja. Secara keseluruhan tingkat kepuasan pasien masih rendah, sehingga perlu langkah-langkah perbaikan, guna memenuhi harapan pelanggan atau pasien. Dari 384 responden yang bertempat tinggal jauh dari Puskesmas cenderung untuk tidak puas (66,7 %) dibandingkan pasien yang bertempat tinggal dekat, terutama dalam hal persepsi jarak ke Puskesmas. Pemerintah diharapkan mendapat masukan agar membuat kebijakan yang berorientasi pada kepuasan pelanggan; juga mendekatkan persepsi jarak ke Puskesmas dengan menggunakan sarana Puskesmas keliling dan membuka hotline 24 jam, pager. Dan untuk jangka panjang merubah sistem pelayanan Puskesmas, dengan merubah Puskesmas pembantu menjadi Puskesmas kelurahan sehingga setiap kelurahan ada Puskesmas; serta mengadakan survei mengenai tingkat kepuasan pasien secara berkala .Sehingga persepsi jarak ke Puskesmas menjadi mudah. Disamping itu, mengadakan penyegaran kepada petugas Puskesmas mengenai komunikasi interpersonal terhadap kepuasan pelanggan.

Along with science and technology development especially in health service field, which the world entering to globalization and free trade, so the competition become a matter that cannot be avoid. Health service including Puskesmas (health center of sub-district region) is striving for increasing service quality. One of indicators to measure health service is patient (customer) satisfaction.
This research purpose to gain an illustration about patient satisfaction level and to see how distance relation perception to Puskesmas with its satisfaction and patient characteristic relation to satisfaction level. This research use respondent as patient who pay a visit to 36 Puskesmas in Palembang City, during 4 days in succession. This research has done by cross sectional approach. Take samples by proportional random sampling. Primary data get by questioners fulfilling as one way to know weakness and lack service has done by Puskesmas, so Puskesmas can improve it as same as patient' expectation immediately.
Statistical analysis used is univariat to see description of general BP patient characteristic at Palembang City, and to know distance perception effect to Puskesmas against patient satisfaction level. Research result shown that patient who pay a visit general BP Puskesmas at Palembang City amount of woman greater than men, most of educational background level patient is high, employment greater than unemployment.
As overall, patient satisfaction level is low, so that need to take improves it, to fulfill customer expectation (patient satisfaction)_ There 384 participant (respondent) who lived far from Puskesmas tend not satisfaction (66,7%) than patient who lived near Puskesmas. The government is expected to gain input critically to make customer satisfaction-oriented policies; also bring Puskesmas to close (distance perception) to Puskesmas, as by facilitate to Puskesmas-mobile that go around, customer care hotline 24 hours, and id caller. In the long term to make a change Puskesmas system, to turn assist-Puskesmas become Puskesmas (health center of lower sub-district area) so in future, each lower sub-district had a Puskesmas; to survey about patient satisfaction level gradually, finally, distance perception to Puskesmas is ease. Therefore, to make re-education and training program to Puskesmas' official, especially is interpersonal communication toward customer satisfaction.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12797
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>