Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 107133 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hikmah Irfaniah
"ABSTRAK
Tesis ini membahas advokasi arsip dalam penetapan Topeng Blantek sebagai Warisan Budaya TakBenda Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Data diperoleh melalui wawancara dan analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa arsip Topeng Blantek adalah arsip dinamis dan statis milik beragam organisasi pendukung yang diciptakan, diterima, digunakan kembali selama proses penetapan Topeng Blantek, para pendukung merepresentasikan nilai-nilai mereka terhadap Topeng Blantek dan arsipnya dengan menggunakan arsip tersebut untuk melindungi dan melestarikan Topeng Blantek melalui program penetapan, dan arsip mengadvokasi Topeng Blantek dengan menyuarakan dukungan dan bukti yang mendukung Topeng Blantek untuk menjadi warisan Budaya TakBenda Indonesia.

ABSTRACT
This thesis discusses records and archives advocacy in the stipulation of Topeng Blantek as Intangible Cultural Heritage of Indonesia. This research is a qualitative research with a case study method. Data collected through interviews and documents analysis. The result shows that the records and archive of Topeng Blantek consists of records and archives that created, received, and repurposed during the stipulation process, the supporters represent their values toward Topeng Blantek and the records and archives by using them to protect and preserve Topeng Blantek. Records and archives advocate Topeng Blantek by voicing evidences supporting Topeng Blantek to become Intangible Cultural Heritage of Indonesia."
2017
T48308
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Depok : Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya, Lembaga Penelitian, Universitas Indonesia, 2003
709 WAR
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Martono
"Tulisan ini dikembangkan dari judul penelitian Pengembangan Modul Topeng Etnik Nusantara Sebagai Suplemen Pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya Kurikulum 2013, dengan tujuan untuk mendeskripsikan jenis, nama, dan karakter topeng etnik nusantara. Pendekatan penelitian kualitatif dengan metode wawancara,observasi, dokumentasi dan mendeskripsikan topeng etnik nusantara koleksi museum, koleksi perajin, dan sumber pustaka. Analisis data deskriptif dengan pengumpulan data, penyajian data, reduksi data, dan penarikan kesimpulan. Pengembangan modul menggunakan metode studi pendahuluan, pengembangan, dan pengujian Hasil penelitian dan pembaasan menunjukan bahwa topeng etnik nusantara dideskripsikan berdasarkan jenis, nama, karakter topeng, dan asal daerahnya. Fungsi topeng sebagai pemujaan, perlambangan pelengkap upacara, pelengkap busana tari, souvenir, dan berkembang sebagai elemen dekorasi. Dulu topeng memiliki peran penting dalam kebudayaan masyarakat sebagai benda sakral dan religius. Pada era modernisasi peran topeng bergeser menjadi karya seni profan yang memiliki nilai estetik untuk kebutuhan praktis dan ekonomis. Berbagai jenis topeng etnik nusantara seperti Topeng Plok, Topeng Jawa, Topeng Dayak, Topeng Papua, Topeng Madura, Topeng Cirebon, dan topeng Sumatera mengalamai perkembangan bentuk dan fungsinya."
Denpasar: Pusat Penerbitan LPPM Institut Seni Indonesia Denpasar, 2017
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Agnilasa Pratiko
"Skripsi ini mengenai pemanfaatan Gedung Arsip Nasional sebagai cagar budaya. Faktor-faktor keseimbangan antara kegiatan pemanfaatan dan pelestarian cagar budaya menjadi perhatian utama dalam skripsi ini. unit Analisis dari penilitian ini adalah berbagai macam kegiatan pemanfaatan yang dilakukan pada Gedung Arsip Nasional kemudian dibanding dengan keadaan ideal pada beberapa literatur serta peraturan dan perundangan yang berlaku. Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan evaluasi serta saran dalam hal pemanfaatan Gedung Arsip Nasional.
This thesis is discuss about utilization of the Ntional Archieves Building as a cultural heritage. The balance factors between utilization and conservation of cultural heritage is amajor concern in this thesis. The unit of analysis in this thesis is a wide range of activities conducted on the utilization of the National Archieves Building and then compared with the ideal state in some literature as well as rules and regulations. The purpose of this study is to provide evaluation and advice in the use of the National Archieves Building."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S273
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Vianney Indah N.
"ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai perlindungan hukum yang wajib dijaminkan oleh Negara Republik Indonesia dalam kaitannya dengan Ekspresi Budaya Tradisional/Folklor yang merupakan kekayaan dan jati diri bangsa. Ekspresi Budaya Tradisional/Folklor merupakan suatu kekayaan intelektual dalam bidang seni yang mengandung unsur karakteristik warisan tradisional yang merupakan sumber daya bersama, dikembangkan, dan dipelihara oleh komunitas atau masyarakat tertentu atau organisasi sosial tertentu, yang mencangkup verbal tekstual baik lisan maupun tulisan; Musik (vokal, instrumental atau kombinasinya); Gerak (tarian, beladiri, dan permainan); Teater (pertunjukan wayang dan sandiwara rakyat); Seni rupa (bentuk dua dimensi atau tiga dimensi yang terbuat dari berbagai macam bahan seperti kulit, kayu, bambu, logam, keramik, kertas, tekstil dan lain-lain atau kombinasinya); Dan Upacara adat. Ciptaan dalam pembatasanya pada Undang-undang Negara Republik Indonesia tentang Hak Cipta adalah hasil setiap karya Pencipta yang menunjukkan keasliannya dalam lapangan ilmu pengetahuan, seni, atau sastra. Folklor belum mendapat perlindungan yang efektif dari hukum positif tentang hak cipta di Indonesia, walaupun dikatakan sebagai hak cipta yang dipegang oleh Negara. Komersialisasi dan peniruan, serta pengakuan atau klaim oleh Negara lain, seperti oleh Negara Malaysia terus berlanjut tanpa adanya perlindungan. Kondisi ini merugikan bangsa Indonesia, bukan hanya pada persoalan ekonomi saja tetapi juga pada jati diri bangsa. Hal ini menjadi perhatian besar karena kekayaan Ekspresi Budaya Tradisional/Folklor yang beraneka ragam merupakan keunggulan komparatif Indonesia sendiri dibandingkan negara-negara lain.

ABSTRACT
The Thesis would like to talk about the law protection of Traditional Cultural Expressions/Folklor in Indonesia which ought to be priority in government concern. Traditional Cultural Expressions/Folklor is an intelectual assets in form of arts which hold the traditional heritage in a specific community, such verbal expression in both oral and written; Music (vocal, instrumental, and/or its combination); Expressions by action (dances, plays, games and traditional sports); Theater (puppet performances, stories, epics, legends); Handicrafts (in two or three dimension, formed by any skin, woods, bamboo, ceramic, papers, textile, et cetera, and/or its combination); And Rituals. Creation in copyrights regulation concerning the results of every work of the Creator is an authenticity in the field of science, art, or literature. Folklor has not received effective protection of the positive law in Indonesia, although said to be the copyrights held by the State. Commercialization and imitation, as well as confession or claims by other countries, such as by Malaysia continued without any protection. This condition is detrimental to the nation, both in economic matters and the identity of Indonesia. This is of great concern because of the wealth of Traditional Cultural Expressions/ Folklor diverse Indonesia itself is a comparative advantage over other countries."
2013
T35668
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A.D. Agung Sulistyo
"Dengan menerapkan prinsip pelestarian in situ dan eksploitasi non-komersial UNESCO menyusun standar umum pelindungan warisan budaya bawah air yang tertuang dalam The UNESCO Convention on the Protection of Underwater Cultural Heritage/Konvensi UNESCO (2001). Indonesia belum meratifikasinya. Bahkan, kebijakan nasional terbaru membuka kembali peluang pengangkatan Benda Berharga Asal Muatan Kapal yang Tenggelam (BMKT). Selain opsi pengangkatan BMKT, diterapkan pula model pengelolaan dalam konsep Kawasan Konservasi Maritim dan wisata bahari/selam. Tesis ini bermaksud menjawab permasalahan utama tentang kebijakan pengelolaan yang dapat diterapkan oleh Indonesia terhadap kapal karam beserta muatannya di wilayah perairan Indonesia yang memenuhi kriteria sebagai warisan budaya bawah air yang dilindungi oleh hukum internasional. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis-normatif dan interdisipliner untuk melihat koeksistensi nilai-nilai dan kepentingan masyarakat dalam arena yang multi-sited, lokal maupun global. Terkait warisan budaya bawah air, meskipun telah banyak diatur dalam hukum internasional, namun menyisakan beberapa isu yang tidak diatur secara eksplisit sehingga menimbulkan persepsi dan perspektif yang saling bertentangan dan menjadi persoalan yang diperdebatkan. Terdapat koeksistensi antara hukum nasional dan internasional serta kepentingan- kepentingan yang berimplikasi pada kebijakan pengelolaan warisan budaya. Maka, konsep pelestarian berwawasan Cultural Resources Management (CRM) dapat diterapkan sebagai jalan tengah bagi para kelompok kepentingan, melalui kebijakan pengelolaan warisan budaya bawah air yang mengakomodasi beragam nilai dan kepentingan dalam pemanfaatan kapal karam beserta muatannya.

By applying the principles of in situ conservation and non-commercial exploitation, UNESCO has developed general standards for the protection of underwater cultural heritage as set out in The UNESCO Convention on the Protection of Underwater Cultural Heritage/UNESCO Convention (2001). Indonesia has not ratified it. In fact, the latest national policy has reopened opportunities for the removal of valuable objects from sunken ships (BMKT). In addition to the option of appointing BMKT, a management model in the concept of Maritime Conservation Areas and marine/diving tourism is also applied. This thesis aims to answer the main problem regarding management policies that can be applied by Indonesia to shipwrecks and their cargo in Indonesian waters that meet the criteria as underwater cultural heritage protected by international law. This study uses a normative legal research method with interdisciplinary approach to see the coexistence of community values and interests in a multi-sited, local and global arena. Regarding underwater cultural heritage, although it has been widely regulated in international law, there are still some issues that are not explicitly regulated so that it creates conflicting perceptions and perspectives and becomes a matter of debate. There is a coexistence between national and international laws and interests that have implications for cultural heritage management policies. Thus, the concept of Cultural Resources Management (CRM)-based conservation can be applied as a middle ground for interest groups, through a policy of managing underwater cultural heritage that accommodates various values and interests in the use of shipwrecks and their cargo."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Anggraini
"Topeng telah digunakan di banyak negara sebagai suatu ornamen dalam ritual. Topeng dianggap sebagai perantara komunikasi antara manusia dan roh nenek moyang. Korea dan Indonesia merupakan salah satu negara yang menggunakan topeng dalam setiap ritual yang dilakukan. Topeng dianggap sakral dan dipuja oleh beberapa wilayah di negara tersebut. Oleh karena itu, topeng mempunyai peranan penting dalam ritual religius karena topeng dipercayai memiliki roh-roh di dalamnya. Kepercayaan ini berasal dari shamanisme yang sudah lama berakar di Korea dan budaya animisme di Indonesia. Ritual yang dilakukan di Korea akan melibatkan peranan mudang (dukun) sedangkan di Indonesia akan terlihat bagaimana budaya animistik mempengaruhi ritual-ritual yang menggunakan topeng. Hal ini dapat terlihat dalam hal pendewaan masyarakat Indonesia terhadap topeng.

Mask has been used for over centuries around the world. The word topeng in Indonesian and tal in Korea literally means mask. It is derived from the root word tup meaning cover, hence something pressed against the face. Topeng or tal as a sacred object used extensively in Korea and Indonesia as ritual devices, being a vehicle to leap into hidden dimension. This can be done by merging with the spirit of the mask, animating the mask through conscius intention, thereby transforming the moment for all involved. Numerous are its ritual uses; healing, fertility, harvest and other sacred rituals. Beside that, the influences of shamanism in Korea and animism in Indonesia makes the using of mask in rituals become important cause of believing the presence of spirit inside of the mask.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Azhar Hassanuddin
"Di era digitalisasi informasi yang berkembang pesat, universitas memainkan peran vital dalam melestarikan dan menyebarkan aset akademik dan sejarah. Universitas Indonesia telah meluncurkan platform seperti SEKAR dan OVIS, namun masih menghadapi tantangan dalam optimalisasi digitalisasi dan manajemen arsip. Penelitian ini bertujuan merancang antarmuka intuitif untuk situs arsip multimedia yang sesuai dengan kebutuhan khusus UI. Dengan pendekatan kualitatif dan metode pengembangan perangkat lunak dan desain berpusat pada pengguna, tercipta platform bernama UI-Heritage. Ini akan menjadi pusat data arsip universitas dengan antarmuka modern, empat tingkat otorisasi pengguna, fitur pencarian dan kategorisasi yang dioptimalkan, serta penyajian arsip multimedia yang terstruktur. Dibandingkan SEKAR, UI-Heritage menerapkan prinsip desain yang lebih baik. Uji efektivitas desain menggunakan SUS mendapat skor rata-rata yang baik, namun masih ada kekurangan pada arsitektur informasi yang perlu perbaikan saat implementasi. Penelitian ini berkontribusi dalam meningkatkan praktik arsip multimedia universitas dengan menyediakan kerangka kerja komprehensif untuk antarmuka yang memfasilitasi pengguna dalam mengeksplorasi dan berkontribusi pada kekayaan pengetahuan dan budaya universitas.

In the rapidly evolving era of information digitization, universities play a vital role in preserving and disseminating academic and historical assets. Universitas Indonesia has launched platforms like SEKAR and OVIS, yet still facesĀ  challenges in optimizing digitalization and archive management. This research aims to design an intuitive interface for a multimedia archive site tailored to UI's specific needs. Through qualitative approaches and user-centered software development and design methods, a platform called UI-Heritage has been created. It will serve as the university archive's data hub with a modern interface, four levels of user authorization, optimized search and categorization features, and structured multimedia archive presentation. Compared to SEKAR, UI-Heritage applies superior design principles. Usability testing using SUS yielded a good average score, although there are still deficiencies in the information architecture requiring improvement during implementation. This research contributes to enhancing university multimedia archive practices by providing a comprehensive framework for a user-friendly interface facilitating exploration and contribution to the university's wealth of knowledge and culture."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayuni Yustika Sari
"Pemaknaan terhadap warisan budaya memantik sebuah pembahasan dan perdebatan terkait diskusi warisan budaya secara global. Pembahasan seputar warisan budaya memiliki asal ontologis yang cukup kompleks, mengingat kehadiran wacananya yang bersifat lintas disiplin. Terlepas dari berkembangnya minat akademis dalam politik warisan budaya, belum terdapat pemahaman secara menyeluruh terhadap literatur warisan budaya dalam bingkai Ilmu Hubungan Internasional. Untuk mengisi ceruk tersebut, penulis melakukan tinjauan pustaka sistematis untuk menelaah badan literatur politik warisan budaya dalam Ilmu Hubungan Internasional. Penulis terlebih dulu memetakan perdebatan, konstruksi makna, serta tata kelola warisan budaya di tingkat global. Melalui pemetaan tersebut, penulis kemudian melakukan analisis tematis terhadap globalisasi wacana warisan budaya. Tema-tema tersebut di antaranya mencakup identitas, pascakolonialisme, diplomasi, keamanan, dan arus pariwisata. Berdasarkan kajian literatur, penulis berargumen bahwa: 1) terdapat jangkauan mengenai bagaimana warisan budaya dapat diidentifikasi atas dasar pengakuan oleh aktor-aktor internasional; 2) terdapat keterikatan warisan budaya dengan identitas simbolis suatu negara; serta 3) terdapat unsur wewenang dan tata kelola khusus atas rezim warisan budaya di tingkat internasional.

The meaning-making of cultural heritage sparks sequences of discussions and debates circumscribing the globalised past. A discussion surrounding cultural heritage embodies a complex ontological source, given the multidisciplinary nature of the globalised heritage discourse. Notwithstanding the growing level of scholarly interest towards heritage politics, a comprehensive understanding of cultural heritage literature within the International Relations framework is noticeably absent. To address this gap, I conveyed a systematic literature review to identify the state of knowledge on how cultural heritage politics is being scrutinised globally. The first half of the research maps the debate, construction, and the global governance of cultural heritage. Through the aforementioned mapping, the second half contains a thematic analysis towards the globalised discourse of cultural heritage. This research pinpoints five major themes, among others, including: identity, postcolonialism, diplomacy, security, and tourism. Based on a thorough literature review, I argue that: 1) there is a notion of how certain heritage is acknowledged by international actors; 2) there is a nexus between cultural heritage and a symbolic identity of a state; and 3) there is a particular authority and governance within the international heritage regime.

"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>