Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148649 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratna Widiyanti Kusumaningati
"ABSTRAK
Latar Belakang: Pengukuran kualitas manajemen nyeri perlu untuk dilakukan untuk mengeksplorasi strategi pengobatan nyeri pascabedah yang efektif serta untuk meningkatkan kualitas pelayanan nyeri pascabedah. American Pain Society Patient Outcome Questionnaire Revised APS-POQ-R merupakan instrumen yang paling sering digunakan untuk menilai kualitas manajemen nyeri di berbagai Negara namun kesahihan serta keandalan kuesioner ini belum pernah dilakukan di Indonesia pada pasien pascabedah. Metode: Penelitian ini uji psikometrik menggunakan rancangan deskriptif potong lintang. Kuesioner diterjemahkan ke Bahasa Indonesia menggunakan pedoman Internasional.Hasil terjemahan akan diujikan pada 102 pasien yang menjalani bedah elektif di RSUPN Cipto Mangunkusumo. Uji kesahihan isi menggunakan koefisien Aiken v, uji kesahihan konstruksi menggunakan analisis faktor dan uji korelasi corrected item total correlation. Uji keandalan menggunakan konsitensi internal Chronbach ? .Hasil: Uji kesahihan isi formula Aiken V didapatkan bahwa APS-POQ-R versi Indonesia sahih dengan nilai 0,8-1 angka V ge; 0,5 . Analisis faktor menghasilkan 5 faktor utama dari 18 pertanyaan instrumen: aktivitas dan gangguan tidur, pengaruh nyeri terhadap emosi, efek samping, persepsi tatalaksana nyeri, dan derajat nyeri. Uji kesahihan konstruksi dengan corrected item total correlation menunjukan semua pertanyaan memiliki korelasi yang baik yakni berkisar 0,244-0,799 korelasi ge; 0,3 . Nilai korelasi antara tiap-tiap faktor dalam instrumen APS-POQ-R versi Indonesia baik yakni berkisar 0,319-0,407. Uji konsistensi internal instrumen APS-POQ-R versi Indonesia memiliki nilai yang baik yakni sebesar 0,663 ? >0,5 .Simpulan: APS-POQ-R versi Indonesia menunjukkan nilai kesahihan dan keandalan yang memuaskan. Berdasarkan hasil penelitian ini APS-POQ-R versi Indonesia dapat digunakan untuk menilai kualitas manajemen nyeri pascabedah dan sebagai alat bantu untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di RSUPN Cipto Mangunkusumo. Namun masih dibutuhkan penelitian uji kesahihan dan keandalan instrumen APS-POQ-R versi Indonesia lanjutan dengan jumlah sampel yang lebih besar dengan berbagai latar belakang pada daerah berbeda di Indonesia untuk bisa menggambarkan karakteristik masyarakat Indonesia yang beragamKata Kunci: Kualitas manajemen nyeri, pascabedah, APS-POQ-R Indonesia, kesahihan, keandalan.

ABSTRACT
Background Measurement of pain management quality need to be done to explore the effective strategies for postoperative pain management and to improve the quality of postoperative pain services. The American Pain Society Patient Outcome Questionnaire Revised APS POQ R is the most commonly used instrument to assess the quality of pain management in many countries but the validity and reliability of this instrument has not been verified in Indonesia for postoperative patients.Methods The study was a descriptive, cross sectional psychometric study. The revised questionnaire was translated into Bahasa Indonesia according to international guidelines. The translation results will be tested in 102 patients who underwent elective surgery at Cipto Mangunkusumo General Hospital. The content validity test using coefficient Aiken v formula and then construction validity test using factor analysis and corrected item total correlation. For realibility using Internal Consistency Chronbach .Results The validity test of Aiken V formula showed the Indonesian version of APS POQ R instrument was valid with score of 0.8 1 scale V was ge 0.5 . Factor analysis generated five main factors out of 18 questions activity and sleep disturbances, impact of pain to emotion, side effects, pain management perception, and pain scale. Constructed validity test with corrected item total correlation showed all questions had good correlation, which ranged between 0.244 to 0.799 correlation ge 0.3 . Correlation between each factors of the Indonesian version of APS POQ R instrument ranged 0.319 0.407. Internal consistency test of the Indonesian version of APS POQ R instrument was 0.663 0.5 .Conclusion The Indonesian version of APS POQ R instrument was valid and showed satisfying result. Based on the present study, the Indonesian version of APS POQ R instrument was able to measure the quality of postoperative pain management hence, this was able to improve the quality of health services in Cipto Mangunkusumo Hospital. However, further research with larger sample size is required to define various characteristics of Indonesian people.Keywords Pain management quality, APS POQ R Indonesian version, validity, reliability."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricky Fakhrazi
"Anterior knee pain (AKP) sering disamakan dengan nyeri patellofemoral, merupakan keluhan yang sering dirasakan dari individu yang aktif secara fisik. Pada militer kejadian AKP sering tidak terlaporkan sehingga diperlukan instrumen evaluasi luaran klinis khususnya pada populasi militer. Anterior knee pain scale (AKPS) atau Skor Kujala, dalam Bahasa Indonesia merupakan instrumen yang sudah terbukti sahih dan andal mengevaluasi keterbatasan fungsional pada pasien umum dengan diagnosis patellofemoral pain syndrome. Tesis ini bertujuan untuk menguji kesahihan dan keandalan kuesioner AKPS versi Bahasa Indonesia pada prajurit militer khususnya Kostrad dengan nyeri lutut anterior. Metode penelitian adalah studi potong lintang dengan jumlah subjek 34 orang yang sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Subjek kemudian dilakukan inform consent, pemeriksaan fisik, pengisian kuesioner, dan dilakukan test-retest kuesioner pada hari ke tiga sejak pengisian pertama. Hasil penelitian didapatkan koefisien korelasi antara 0,423-0,779, dan Cronbach’s alpha keseluruhan adalah 0,806. Nilai ICC 0,993 dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil analisis menunjukkan nilai korelasi dan konsistensi internal diatas nilai minimal yang berarti sahih dan andal dengan tingkat signifikansi p<0.05. Kesimpulannya, AKPS versi Bahasa Indonesia terbukti sahih dan andal digunakan sebagai alat ukur keterbatasan fungsional penderita nyeri lutut anterior pada prajurit militer.

Anterior knee pain (AKP) is often referred to as patellofemoral pain and is often felt in physically active individuals. The incidence of AKP often goes unreported in the military, so clinical outcome evaluation instruments are needed, especially in the military population. Anterior knee pain scale (AKPS) or Kujala Score in the Indonesian version, is an instrument that has been proven valid and reliable to evaluate functional limitations in patients with a diagnosis of patellofemoral pain syndrome. This study aims to test the validity and reliability of the Indonesian version of the AKPS questionnaire on military soldiers, especially Kostrad with anterior knee pain. Study design is cross sectional with the total of subject are 34 that met the inclusion and exclusion criteria. Subjects were then given informed consent, physical examination, filling out the questionnaire, and a test-retest was conducted for filling out the questionnaire on the third day after the first filling. The results showed that the correlation coefficient was between 0.423-0.779, and the overall Cronbach's alpha was 0.806. The ICC value is 0.993 with a 95% confidence level. The results of the analysis show that the correlation and internal consistency values are above the minimum value, which means they are valid and reliable with a significance level of p<0.05. In conclusion, the Indonesian version of the AKPS proved valid and reliable to measure functional limitations in patients with anterior knee pain in military soldiers."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dosmaria
"Tesis ini membahas tentang  kesahihan dan keandalan dari kuesioner Shoulder Pain and Disability Index versi  bahasa Indonesia pada subjek dengan nyeri bahu. Penelitian ini didahului dengan menerjemahkan dan mengadaptasi transkultural menggunakan metode ISPOR dengan persetujuan dari penyusun kuesioner asli. SPADI bahasa Indonesia diaplikasikan pada 127 subjek yang berusia lebih dari 18 tahun dengan nyeri bahu dengan diagnosis bervariasi. Subjek mengisi SPADI bahasa Indonesia pada kunjungan pertama dan melakukan pengisian SPADI ulang dalam rentang waktu 2-7 hari setelah kunjungan pertama untuk reliabilitas test-retest. Penelitian ini menghasilkan adaptasi transkultural untuk SPADI Indonesia dengan beberapa adaptasi yang telah disetujui oleh penyusun asli. Shoulder Pain and Disability Index versi Indonesia dengan konsitensi internal yang baik (Chronbach α = 0,947), uji keandalan test-retest ( Intraclass Coefficient Correlation = 0,975) dan uji kesahihan konstruksi ( r = 0,93). Dari hasil penelitian ini disimpulkan Shoulder Pain and Disability Index versi bahasa Indonesia merupakan pengukuran yang sahih dan andal untuk subjek dengan nyeri bahu.

This study aim to evaluate the reliability and validity of Indonesian Shoulder Pain And Disability Index questionairre among  subjects with shoulder pain. The first step was translation and transcultural adaptation using ISPOR method with permission from author of SPADI. The Indonesian version was applied to 127 patients with shoulder pain with variety of diagnosis, aged over 18 years old. Subjects completed Indonesian SPADI in the first visit and reevaluated within  2- 7 days after first visit for test-retest reliability. The result of this study is some adaptations in several items of questionnaire that has been approved by original author. The result showed that the Indonesian Shoulder Pain and Disability Index has good internal consistency ( Chronbach α = 0,947), test-retest reliability (ICC = 0,975) and construct validity (r = 0,93).  This study concluded that the Indonesian version of the Shoulder Pain and Disability Index is a reliable and valid measure when adiministered to patients with shoulder pain.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Loviana Roza
"Latar Belakang: Prevalensi nyeri pascabedah di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo tahun 2017 menunjukkan intensitas nyeri sedang (57,4%) dan nyeri berat (20,4%). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor prediktor nyeri pascabedah sedang dan berat, menganalisis hubungan, dan mengembangkan model prediksi nyeri pascabedah sedang dan berat. Metode: Penelitian ini menggunakan desain kohort prospektif pada 135 pasien yang menjalani pembedahan di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo yang memenuhi kriteria inklusi. Setiap faktor prediktor dianalisis menggunakan analisis bivariat dan dilanjutkan dengan analisis multivariat menggunakan regresi logistik. Sistem skor prediksi dirangkum dari hasil analisis multivariat.
Hasil: Risiko kejadian (RR) untuk setiap faktor prediktor yang diidentifikasi berdasarkan analisis bivariat adalah: tingkat kecemasan prabedah (RR: 3,32, 95% CI: 1,28 – 8,56), durasi pembedahan lebih dari 90 menit (RR: 7,23, 95% CI: 1,85 – 28,29), jenis pembedahan mayor (RR: 2,69, 95% CI: 1,58 – 4,57), konsumsi opioid intraoperatif (RR: 2,67, 95% CI: 1,68 – 4,25), dan jenis anestesi (RR: 2,37, 95% CI: 1,06 – 5,33). Analisis multivariat menunjukkan bahwa prediktor signifikan untuk nyeri pascabedah sedang hingga berat adalah tingkat kecemasan prabedah (p = 0,085, RR: 2,23, 95% CI: 0,87 – 5,54), durasi pembedahan (p = 0,056, RR: 3,92, 95% CI: 0,96 – 15,96), jenis pembedahan mayor (p = 0,061, RR: 1,63, 95% CI: 0,97 – 2,72), dan konsumsi opioid intraoperatif (p = 0,011, RR: 1,78, 95% CI: 1,14 – 2,78). Kesimpulan: Faktor prediktor nyeri pascabedah pada penelitian ini adalah tingkat kecemasan prabedah, jenis pembedahan, durasi pembedahan, dan konsumsi opioid intraoperatif. Persamaan regresi disusun berdasarkan empat faktor prediktor tersebut.

Background: The prevalence of postoperative pain at RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo in 2017 showed moderate pain intensity (57.4%) and severe pain (20.4%). This study aims to determine predictors of moderate and severe postoperative pain, analyze relationships, and develop a prediction model for moderate and severe postoperative pain. Methods: This study used a prospective cohort design on 135 patients undergoing surgery at RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo who met the inclusion criteria. Each predictor factor was analyzed using bivariate analysis followed by multivariate analysis using logistic regression. The prediction score system was summarized from the results of the multivariate analysis. Results: The risk ratio (RR) for each predictor identified from bivariate analysis were: preoperative anxiety level (RR: 3.32, 95% CI: 1.28 – 8.56), surgery duration over 90 minutes (RR: 7.23, 95% CI: 1.85 – 28.29), major surgery (RR: 2.69, 95% CI: 1.58 – 4.57), intraoperative opioid consumption (RR: 2.67, 95% CI: 1.68 – 4.25), and type of anesthesia (RR: 2.37, 95% CI: 1.06 – 5.33). Multivariate analysis showed that significant predictors for moderate to severe postoperative pain were preoperative anxiety level (p = 0.085, RR: 2.23, 95% CI: 0.87 – 5.54), surgery duration (p = 0.056, RR: 3.92, 95% CI: 0.96 – 15.96), major surgery (p = 0.061, RR: 1.63, 95% CI: 0.97 – 2.72), and intraoperative opioid consumption (p = 0.011, RR: 1.78, 95% CI: 1.14 – 2.78). Conclusion: Predictors of postoperative pain in this study are preoperative anxiety level, type of surgery, surgery duration, and intraoperative opioid consumption. The regression equation is based on these four predictor factors."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andre Sugiyono
"Latar belakang: Nyeri leher merupakan salah satu keluhan muskuloskeletal tersering menduduki urutan ke 2 setelah nyeri punggung bawah dalam menyebabkan disabilitas, kehilangan produktivitas dalam pekerjaan dan rekurensi. Nyeri leher berhubungan dengan berbagai hendaya dan disabilitas mulai dari nyeri, kekakuan, gangguan keseimbangan, kognitif dan gangguan emosi serta mempengaruhi aktivitas sehari-hari dan berpengaruh pada kualitas hidup. Pengukuran disabilitas akibat nyeri leher menggunakan self-reported questionnaire yang sahih dan andal menjadi komponen penting dalam evaluasi dan pemantauan nyeri, disabilitas dan keadaan psikososial pada pasien nyeri leher. Tujuan studi ini adalah untuk menilai kesahihan dan keandalan Neck Disability Index (NDI) untuk mengukur disabilitas pasien nyeri leher di Indonesia. Metode: Kuesioner NDI orisinil dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan metode adaptasi transkultural dari Mapi Research Trust ke bahasa Indonesia melalui proses forward translation, backward translation, cognitive debriefing dan proofreading. Kuesioner NDI bahasa Indonesia yang telah disetujui oleh peneliti dan pengelola kuesioner dinilai kesahihan dan keandalannya dengan diuji pada 50 pasien nyeri leher di Poliklinik Rehabilitasi Medik RS Cipto Mangunkusumo. Kesahihan konstruksi dinilai dengan menggunakan korelasi antar item terhadap skor total. Keandalan dinilai dengan konsistensi internal berdasarkan Cronbach alpha dan keandalan test-retest yang dinilai dalam jangka waktu 2-3 jam dengan kuesioner kedua yang telah dirandomisasi.
Hasil: Subjek penelitian berada pada rentang usia 45.3±14.7 tahun dengan 74% merupakan perempuan. Kesahihan konstruksi dari kuesioner didapatkan korelasi sedang – kuat dengan koefisien korelasi 0.416-0.761. Konsistensi internal didapatkan baik dengan Cronbach 0.839. Keandalan test-retest didapatkan baik dengan intraclass correlation sebesar 0.92 (95% CI 0.86-0.955).
Kesimpulan: Kuesioner Neck Disability Index bahasa Indonesia merupakan kuesioner yang sahih dan andal dalam penilaian disabilitas pada pasien nyeri leher.

Background: Neck pain is one of the most common musculoskeletal complaint and ranks second after low back pain. It causes disability, loss of productivity at work and recurrence. Neck pain is associated with various disabilities ranging from pain, stiffness, balance disorders, cognitive and emotional disorders and affects daily activities and quality of life. Measurement of disability due to pain using self-reported questionnaires that is valid and reliable becomes an important component in the evaluation and monitoring of pain, disability and psychosocial conditions in neck pain patients. The aim of this study was to assess the validity and reliability of Neck Disability Index (NDI) to measure disability in neck pain patients in Indonesia.
Method: The original English NDI questionnaire was translated using the transcultural adaptation method from Mapi Research Trust into Indonesian through the process of forward translation, backward translation, cognitive debriefing and proofreading. The Indonesian NDI questionnaire which was approved by the NDI developer was assessed for validity and reliability by being tested on 50 neck pain patients at the Medical Rehabilitation Polyclinic of Cipto Mangunkusumo Hospital. The construct validity was assessed using the item-total correlation. Reliability was assessed by internal consistency based on Cronbach alpha and test-retest reliability which was assessed within a period of 2-3 hours with a second randomized questionnaire.
Results: The research subjects were in the age range of 45.3±14.7 years with 74% being women. The validity of the construction of the questionnaire obtained a moderate - strong correlation with a correlation coefficient of 0.416-0.761. Internal consistency was good with Cronbach 0.839. Test-retest reliability was good with an intraclass correlation of 0.92 (95% CI 0.86-0.955).
Conclusion: The Indonesian Neck Disability Index questionnaire is a valid and reliable questionnaire in assessing disability in neck pain patients.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aminah Ahmad Alaydrus
"Nyeri kronik seringkali menyebabkan penderitaan dan gangguan fungsi pada penderitanya dan menjadi faktor biopsikososial yang memengaruhi persepsi seseorang terhadap nyeri yang dialaminya. Keyakinan dan persepsi seseorang terhadap nyeri seringkali ditemukan dalam bentuk yang tidak adaptif seperti pemikiran katastrofik (pain catastrophizing). Pengalaman nyeri yang dialami oleh pasien dengan Artritis Reumatoid dihubungkan dengan adanya pemikiran katastrofik. Pain Catastrophizing Scale (PCS) adalah instrumen baku emas dalam mengidentifikasi pemikiran katastrofik pada pasien dengan nyeri hingga saat ini. Penelitian ini bertujuan menguji kesahihan dan keandalan instrumen PCS versi Bahasa Indonesia. Penelitian ini dilakukan secara potong lintang di Poli Reumatologi RSCM pada bulan Juni hingga Agustus 2022 dengan metode consecutive sampling (N=286). Proses penerjemahan instrumen melewati tahapan forward translation, penyesuaian dengan pemahaman masyarakat Indonesia dan back translation kemudian dilakukan uji kesahihan isi, kesahihan konstruk dan keandalan internal pada instrumen PCS versi Bahasa Indonesia. Uji kesahihan isi dari PCS didapatkan hasil rata-rata I-CVI=1, S-CVI=0.93 dan CVR=1. Hasil dari Confirmatory Factor Analysis pada model akhir didapatkan CMIN/df 3.011, CFI 0.962, GFI 0.932, RMSEA 0.084 dan AIC 204.517 yaitu hasil yang baik. Nilai keandalan interna sebesar 0.94. PCS dapat digunakan sebagai alat yang baik untuk mendeteksi adanya pemikiran katastrofik terhadap nyeri pada pasien yang berpotensi meningkatkan kejadian nyeri kronik.

Chronic pain has caused suffering and disability and known as a biopychosocial factor affecting one’s pain perception. One’s beliefs and perception about pain mainly found in non-adaptive form such as pain catastrophizing and associated with Pain experience in arthritis Rheumatoid patients. Pain Catastrophizing Scale (PCS) is a gold standard to identify catastrophizing in patient experiencing pain. This study aims to test validity and reliability of PCS Indonesian Version. This is a cross-sectional study conducted in Rheumatology Clinic of Cipto Mangunkusumo Hospital from June to August 2022 through consecutive sampling (N= 286). The instrumen was translated, adapted to Indonesian’s culture and back translated. The content validity, construct validity and reliabity test were done. Content validity of PCS shows I-CVI score 1, S-CVI score 0.93 and CVR score 1. CFA initial model was not fit and needed few modificiation. The final result shows CMIN/df, CFI, GFO, RMSEA and AIC score as follows, respectively, 3.011, 0.962, 0.932, 0.084 dan AIC 204.517 which concludes as great result. Internal reliability score is 0.94. Pain Catastrophizing Scale (PCS) instrument can be used as a valid and reliable intrument to detect catastrophizing in patient with pain which potentially increasing the risk of chronic pain."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nismara Datyani
"Latar Belakang Nyeri merupakan salah satu gejala yang paling banyak dirasakan pasien sesudah menjalani operasi. Sebanyak lebih dari 80% pasien melaporkan nyeri akut pascabedah. Nyeri akut pascabedah dipengaruhi oleh banyak faktor preoperatif seperti usia, jenis kelamin, komorbiditas, tingkat pendidikan, jenis analgesia, nyeri prabedah, dan jenis pembedahan. Maka dari itu, peneliti ingin menginvestigasi faktor-faktor yang memengaruhi derajat nyeri akut pascabedah elektif pada pasien dewasa di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Metode Penelitian kohort retrospektif dilakukan dengan mengambil rekam medis pada bulan 15 Juni—14 Juli 2022. Didapatkan sejumlah 137 sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data rekam medis dianalisis dengan uji Chi-square untuk melihat hubungannya. Hasil Faktor preoperatif yaitu jenis analgesia dan nyeri prabedah bermakna signifikan secara statistik terhadap derajat nyeri akut 24 jam pascabedah (p<0,05). Faktor lain seperti usia, jenis kelamin, komorbiditas, dan tingkat pendidikan tidak memiliki hubungan bermakna yang signifikan terhadap derajat nyeri akut 24 jam pasacabedah (p>0,05). Kesimpulan Faktor preoperatif seperti jenis analgesia dan nyeri prabedah mampu memengaruhi derajat nyeri akut 24 jam pascabedah elektif pada pasien dewasa di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.

Introduction Pain is one of most common symptoms experienced by patients after undergoing surgery. More than 80% of patients report acute postoperative pain. Acute postoperative pain if influenced by many preoperative factors, such as age, gender, comorbidities, education level, type of analgesia, preoperative pain, and types of surgery. Therefore in this study, researcher wants to investigate the factors that influence the degree of acute postoperative pain after elective surgery in adult patients at RSUPN Dr. Cipto Mangunkosomo. Methods A retrospective cohort study was conducted by taking medical records from 15 June to 14 July 2022. A total of 137 samples that met the inclusion and exclusion criterias were obtained. Medical records data was analyzed using the Chi-square test to see the relationship between factors and acute postoperative pain. Results Preopetaive factors, such as the type of analgesia and preoperative pain, were statistically significant on the degree of acute pain 24 hourse after surgery (p<0,05). Other factors such as age, gender, comorbidities, and education level do not have a significant relationship to the degree of acute pain 24 hours after surgery (p>0,05). Conclusion Preoperative factors such as the type of analgesia and preoperative pain can influence the degree of acute pain 24 hours after elective surgery in adult patients at RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukma Wijaya
"[Latar Belakang: Pelayanan Acute Pain Service (APS) di RSUPN Cipto
Mangunkusumo berkembang pesat sejak tahun 2003 yang melayani sekitar 44 pasien, meningkat menjadi 590 pasien pada tahun 2006, dan meningkat lagi tahun 2010 menjadi 1185 pasien. Perkembangan pesat pelayanan APS harus diikuti dengan peningkatan mutu pelayanan yang dapat diukur dengan menilai tingkat kepuasan pasien pelayanan APS. Tingkat kepuasan APS dipengaruhi beberapa faktor antara lain: ketersediaan informasi saat pra-anestesia, tata laksana efek
samping, cara pemberian anestesia dan interaksi antara professional kesehatan dan pasien. Pemberian informasi pra-anestesia dapat menggunakan leaflet. RSUPN Cipto Mangunkusumo memiliki leaflet APS dengan tujuan meningkatkan pemahaman pasien APS. Pemahaman ini dapat memengaruhi kepuasan pasien APS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan leaflet saat pemberian informasi pra-anestesia pada pasien pascabedah elektif yang
mendapatkan pelayanan APS di RSUPN Cipto Mangunkusumo.
Metode: Penelitian ini merupakan uji klinis acak pada pasien pascabedah elektif berusia 18-65 tahun yang mendapatkan pelayanan APS di RSUPN Cipto Mangunkusumo pada Agustus-September 2014. Subjek dibagi menjadi kelompok kontrol yang diberikan informasi pra-anestesia saja dan kelompok intervensi yang diberikan informasi pra-anestesia ditambahkan leaflet APS secara randomisasi. Pemberian leaflet pada kelompok intervensi dilakukan satu hari saat kunjungan
pra-anestesia pasien. Tiap-tiap kelompok dinilai dengan menggunakan sepuluh pertanyaan kuesioner yang dikembangkan sendiri oleh peneliti. Tingkat kepuasan dinilai setelah 24 jam pascabedah di ruang rawat.
Hasil: Sebanyak 52 subjek diikutsertakan dalam penelitian, 26 subjek di
kelompok kontrol dan 26 subjek di kelompok intervensi leaflet. Tidak didapatkan perbedaan bermakna pada distribusi kedua kelompok penelitian. Didapatkan skor kepuasan pada kedua kelompok yang tidak bermakna secara signifikan, terhadap
sepuluh pertanyaan kuesioner kepuasan APS (p >0,05, uji Fisher). Pada
kelompok kontrol didapatkan proporsi kepuasan sebesar 77 – 96,2 % dan kelompok leaflet sebesar 88,4 – 96,1 % merasa puas terhadap pelayanan APS.
Simpulan: Penambahan leaflet pada saat pemberian informasi pra-anestesia tidak
memengaruhi tingkat kepuasan pasien pascabedah elektif terhadap pelayanan APS di RSUPN Cipto Mangunkusumo.
, Background : Acute Pain Service (APS) in Cipto Mangunkusumo growing rapidly since 2003, which serves about 44 patients, increased to 590 patients in 2006, and 1185 patients in 2010. The rapid development of APS service should be followed in quality controlled of service. It could be measured by assessing patient satisfaction level. APS satisfaction level is influenced by several factors.
including: the availability of information during preanesthetic, administration of side effects, technique of anesthesia and the interaction between health professionals and patients. Provision of preanesthetic information with leaflet could be added to the patient. Cipto Mangunkusumo hospital provides APS leaflets for improving understanding in APS patients. This understanding may influence patient satisfaction to APS. The Aim of this study is to determine the
effect of providing information leaflets during preanesthetic in postoperative elective surgery patients who received APS care at Cipto Mangunkusumo hospital.
Methods : This study is a randomized clinical trial in patients 18-65 years old with postoperative elective surgery patients in Cipto Mangunkusumo hospital who received APS service in August- September 2014. The subjects were randomly divided into two groups: subjects in control group were given a preanesthetic information only and subjects in intervention group were provided with information preanesthetic and APS leaflets as addition. Provision of leaflets in the
intervention group performed one day before preanesthetic visit. Each group was assessed using the ten questions questionnaire developed by the researcher. The level of satisfaction was assessed after 24 hours postoperative in the ward.
Results : A total of 52 subjects were included in the study, 26 subjects in the control group and 26 subjects in the intervention leaflets group. There were no significant differences in the data distribution of both study groups. Satisfaction scores in the two groups were not statistically significant, to the ten questions questionnaire APS satisfaction ( p > 0.05, Fisher's exact test ). In the control group
obtained proportion of satisfaction from 77 - 96.2 % and leaflets group from 88.4 - 96.1 % were satisfied with the APS service.
Conclusion : Additional information leaflet during preanesthetic did not influence patient satisfaction level in postoperative elective surgery against APS service in Cipto Mangunkusumo hospital.]"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Cluny Martina Mangkuayu
"Atresia Ani merupakan salah satu kelainan bawaan terbanyak di Indonesia yang membutuhkan penanganan berkelanjutan tergantung pada jenis kelainan anatomisnya. Banyaknya tahapan operasi yang dijalani pada kasus atresia ani ini memberikan pengalaman nyeri pada bayi termasuk salah satunya adalah operasi pembuatan anus atau PSARP.
Tujuan karya ilmiah ini untuk menganalisis efektivitas manajemen nyeri nonfarmakologi pemberian ASI langsung untuk mengurangi nyeri pada bayi.
Metode yang digunakan dalam karya ilmiah ini yaitu studi kasus dengan satu pasien kelolaan yang diberikan intervensi manajemen nyeri nonfarmakologi pemberian ASI langsung saat dilakukan perawatan luka PSARP.
Hasil intervensi ini berupa penurunan skala nyeri FLACC pada pasien dan kondisi pasien lebih tenang. Terkait hal ini petugas kesehatan di ruang bedah perlu mendukung orang tua untuk secara efektif memberikan ASI langsung kepada bayi untuk mengurangi nyeri.

Atresia Ani is one of the most common congenital abnormalities in Indonesia requiring continuous treatment depending on the type of anatomical abnormality. The many stages of surgery performed in this case of atresia ani provide experience of pain in infants including the operation of the anal PSARP.
The study aimed to analyze the effectiveness of non-pharmacological pain management of direct breast feeding to reduce pain in infants.
This paper used case study approach on one patients which being intervented by direct breastfeeding when PSARP wound care was performed for 4 days long.
The result of the intervention was the reduction of pain evaluated by FLACC score and the patients looks more comfortable. The intervention is recommended to be applied by health care workers in surgery ward in supporting parents to effectively breastfeed directly to reduce pain.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>