Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 196549 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rachel Sifra
"Masalah kesehatan gigi dan mulut masih merupakan masalah public healthyang besar pada negara-negara yang berpendapatan tinggi, dan merupakan bebanbagi negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Penyakit atau gangguangigi dan mulut masuk dalam urutan 10 penyakit yang banyak ditemukan dipuskesmas di Kota Tangerang.
Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran integrasi program UKGMyang dibina oleh puskesmas dan dilaksanakan di posyandu binaan, untuk selanjutnyadapat menjadi acuan di masa mendatang dalam pembentukan kebijakan terkaitmasalah kesehatan gigi dan mulut di Indonesia.
Metode penelitian merupakan studi deskriptif dengan metode analisis kualitatifdengan melakukan wawancara mendalam dan penelusuran dokumen. Hasil penelitianmenyimpulkan bahwa kegiatan UKGM belum terintegrasi dengan baik. Bidan posyandu belum diaktifkan dalam kegiatan UKGM, sehingga menyita perhatiandokter gigi dan perawat gigi di puskesmas.
Hal yang disarankan adalah pelatihan tentang kesehatan gigi dan mulut harusjuga diberikan pada bidan posyandu, bukan hanya kader masyarakat. Bebanpenyuluhan bagi kader masyarakat yang berpartisipasi dalam kegiatan UKGM diposyandu dapat dibagi-bagi, sehingga tidak menumpuk dan mengakibatkan promosikesehatan gigi dan mulut terlewatkan. Penelitian tentang faktor-faktor yangmempengaruhi pembuatan kebijakan tentang UKGM harus dilakukan di masa yangakan datang.

Analysis of Integration Between Dental and Oral Health Programme and Maternal and Child Health Programme In Neglasari Tangerang City Abstract Dental and oral health problems are still a big public health issue in high income countries, and are a burden for low and middle income countries. Dental and oral diseases become one among 10 diseases that are commonly found in puskesmas in Tangerang City.
This study aims to get an overview of the integration of the UKGM program which is managed by the puskesmas and implemented at the assisted posyandu, to further become the future reference in the formation of policies related to dental and oral health issues in Indonesia.
The research method is a descriptive study with qualitative analysis method by conducting in depth interviews and document tracking. The results concluded that the activities of UKGM have not been well integrated. Posyandu midwives have not been activated in the activities of UKGM, thus seizing the attention of dentists and dental nurses from puskesmas.
It is recommended that training on oral health should also be given to posyandu midwives, not just community cadres. The extension work for community cadres who participate in UKGM activities in posyandu can be divided, so that it does not accumulate and result in dental and oral health promotion is overlooked. Research on the factors influencing policy making on UKGM should be done in the future.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47571
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Addy Marwardiono
"Analisis Situasi Pencapaian Program Kesehatan di Kota Cimahi Tahun2012 ndash; 2017 sebagai Asupan Renstra Dinas Kesehatan Kota Cimahitahun 2017 - 2022Pembimbing : Dr. dr. Sandi Iljanto, MPHWalikota dan Wakil Walikota Cimahi di lantik pada tanggal 21 Oktober 2017dan memiliki waktu 100 hari untuk menyusun RPJMD sesuai dengan Permendagri No.54 tahun 2010. Dinas Kesehatan Kota Cimahi sebagai Organisasi Perangkat DaerahPemerintah Kota Cimahi di bidang Kesehatan memiliki tugas membantu Walikotadalam menyelenggarakan otonomi daerah di bidang Kesehatan serta melaksanakantugas pembantuan yang diberikan kepada Pemerintah Daerah. Setelah ditetapkannyaRPJMD Kota Cimahi yang baru Dinas Kesehatan harus menyusun Rencana Strategisdengan berpedoman pada peraturan menteri dalam negeri No 54 tahun 2010 tentangtentang tahapan dan tata cara penyusunan rencana strategis satuan kerja perangkatdaerah.Penelitian ini bertujuan mendapakan informasi informasi yang mendalammengenai latar belakang dan factor-faktor yang mempengaruhi dalam penyusunanRenstra Dinas Kesehatan Kota Cimahi Tahun 2017 ndash; 2022. Untuk menyusun RenstraDinas Kesehatan, dibentuk Tim Penyusun Renstra yang terdiri dari pengelola programdi masing-masing Bidang. Masing-masing menyusun rencana selain mengacu padaRPJMD Pemerintah Kota Cimahi 2017 - 2022, juga mengakomodasi kebijakan yangtertuang di dalam RPJMN, RPJMD Propinsi, RPJMD Kota Cimahi, serta RenstraKementerian Kesehatan tahun 2015-2019 dan Renstra Dinas Kesehatan Propinsi JawaBarat.Hasil penelitian menunjukkan Analisis situasi capaian progam kesehatan renstradinas kesehatan Kota Cimahi tahun 2012-2017dan dan komitmen dinas kesehatan kotacimahi terhadap program kegiatan kesehatan dari pusat ataupun provinsi jawa barat.Telaah dokumen didapatkan bahwa tingkat capaian indikator dalam renstra dinaskesahatan yang tecapai sebanyak 91 sedangkan 9 tidak tercapai. Hasil wawancaradan FGD diketahui bahwa factor-faktor yang berpengaruh dalam penyusunan programkegiatan adalah program kegiatan pusat, anggaran, sdm dan kebijakan daaerah.Kata Kunci : Dinas Kesehatan, Program Kegiatan, Penyusunan Renstra.

Situation Analysis of Health Program Achievement in Cimahi CityYear 2012 2017 as Intake Renstra City Health Office Cimahi year2017 2022Counsellor Dr. dr. Sandi Iljanto, MPHMayor and Vice Mayor of Cimahi settled on 21 October 2017 and have 100days to compile RPJMD in accordance with permendagri no. 54 year 2010. Cimahi CityHealth Office as Organization of Regional Device Cimahi City Government in the fieldof Health has duty to assist the Mayor in carrying out regional autonomy in the field ofHealth as well as carrying out the assistance task given to Local Government. After theenactment of the new Cimahi City RPJMD the Dinas Kesehatan shall draw up aStrategic Plan based on the Minister of Home Affairs Regulation No. 54 of 2010 on thestages and procedures for the preparation of the strategic plan of the regional apparatusunit.The purpose of this research is to get deep information information aboutbackground and influencing factors in drafting of Renstra of City Health Office ofCimahi Year 2017 2022. To arrange Renstra of Health Office, formed of StrategicPlan of Renstra consisting of program manager in each Field. Each plan is made up ofthe RPJMD of the Municipal Government of Cimahi 2017 2022, also accommodatesthe policies contained in the RPJMN, RPJMD Province, RPJMD Kota Cimahi, andRenstra of the Ministry of Health 2015 2019 and Renstra West Java Provincial HealthOffice.The result of the research shows the analysis of the achievement situation ofthe strategic plan of the Health Department of Cimahi City in 2012 2017 and thecommitment of the City Health Service to the health program from Central Java or WestJava Province. Document study found that the level of achievement of indicators in thestrategic plan reached 91 , while 9 was not achieved. Results of interviews andFGDs are known that the factors that influence in the preparation of program activitiesis a program of central activities, budget, tbsp and daaerah policy.Keywords Health Department, Program of Activities, Formulation of Strategic Plan"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50196
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Yusran
"Pelaporan pelayanan KIA secara rutin setiap bulan telah dilakukan oleh puskesmas di Kota Tangerang, waiaupun masih ada yang belum tepat waktu. Laporan pelayanan KIA puskesmas berasal dari PWS KIA dan LB3 Puskesmas. Laporan texsebut merupakan alat manajemen program KIA untuk memantau calcupan pelayanan KIA diwilayah kexja puskesmas.
Pemanfaatan laporan tersebut sudah dilakukau dalam memantau dan mengevaluasi program KIA di puskesmas. Analisis terhadap laporan tersebut sudah dilakukan dalam bentuk narasi, tabel atau grafik, demikian juga umpan balik ke puskesmas dilakukan melalui supervisi atap rapat rutin tiga bulanan di Seksi KIA dan KB. Namun demikian, analisis terhadap cakupan pelayanan KIA dikaitkan dengan ketersediaan layanan KIA dimasing-masing puskesmas belum optimal dilakukan. Dengan aglanya evaluasi program KIA dengan analisis spasial maka dapat diketahui keterkaitan tingkat cakupan pelayanau KIA dengan ketersediaan layanan KIA di setiap puskesmas. Hasil analisis tersebut ditampilkan dalam bentuk peta tematik sehingga lebih memudahkan bagi manajemen dalam melakukan evaluasi program KIA.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan plating posisi puskesmas dalam peta. Pengembangan sistem menggunakan pendekatan analisis sistem mulai dari mengidentitikasi masalah sampai pada menentukan data yang dibutuhkan sistem. Kemudian mendisain sisten; mulai dari pengumpulan, pengolahan dan penyajian data serta perancangan program aplikasinya. Tahap selanjutnya dilakukan analisis spasial.
Hasil dari penelitian ini adalah terbentuknya prototipe pengembangan analisis spasial PWS KIA secara komputerisasi dengan menghasilkan informagsi dalam bentuk peta cakupan pelayanan KIA dikaitkan dengan ketersediaan layanan KIA. Berdasarkan hasil tersebut puskesmas yang ada di Kota Tangerang dapat diklasiiikasikan berdasarkan tingkat cakupan indikator KIA dan ketersediaan pelayanan KIA.
Ada 8 puskesmas dengan tingkat cakupan indikator KIA masuk kategori baik dan 4 diantaranya adalah ketersediaan pelayanan KIA-nya kurang yaitu Puskesmas Cipondoh, Kunciran, Neglasari dan Jatiuwung. Sebaliknya ada 7 puskesmas dengan indikator KIA kurang dan 4 diantaranya ketersediaan pelayanan KIA cukup yaitu Puskesmas Jurumudi Baru, Gembor, Kedaung Wetan dan Pasar Baru.

Reporting of MCH services regularly each month had been undertaken by Tangerang City community health center (puskesmas), although it was not reported on time. Puskesmas MCH service taken from MCH Local Area Monitoring (Pemarztauan Wilayah Setempat) and MCH/Family Planning Monthly Report (LB3). These reports are a management tool for monitoring of MCH services coverage at puskesmas working area.
The reports had been utilized in monitoring and evaluating of MCH Program at puskesmas. Then, it analyzed in types of narration, table, and graphic. In addition, the feed back to puskesmas given by supervision or three-monthly regular meeting at MCH Section and Family Planning. However, analysis for MCH service coverage related to the availability of MCH services in each puskesmas had not been implemented optimally.
Through MCH Program evaluation with spatial analysis, the association between MCH service coverage level and its availability in each puskesmas known. The result of analysis presented in thematic map in order to facilitate evaluation of MCH Program by management.
Data collection methods are observation, interview, and plotting of puskesmas in map. The system development using system analysis approach starting from the problem identification until data determination needed by system. Then, system design starting fiom data collection, analysis, and presentation and also the design of application program. The final step is spatial analysis.
The product of research is prototype of MCH Local Area Monitoring (Pemanfauan Wilayah Serempat) spatial analysis development by computerization. The prototype of information is map of MCH service coverage related to the MCH Program availability. Hence, all puskesmas in Tangerang City classified based on the level of MCH indicator coverage and its availability.
There were 8 puskesmas with its MCH indicator coverage level put in good category and four of them have poor MCH availability, namely Puskesmas Cipondoh, Kunciran, Neglasari, and Jatiuwung. In contrary, there were 7 puskesmas with poor MCH indicator. Four of them have enough the availabilities of MCH service i.e. Puskesmas Jurumudi Barn, Gembor, Kedaung Wetan and Pasar Baru.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T31586
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Breninta Kharissa Ainani
"[ ABSTRAK
Cara manusia hidup sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang terbentuk
disekitarnya yang juga mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Sudah merupakan tugas arsitek untuk berkontribusi dalam menciptakan lingkungan
yang tidak hanya menarik secara estetika, namun juga meningkatkan kesehatan
psikologis. Menggambungkan aspek kesehatan ke dalam arsitektur dimulai dari
tempat di mana manusia bernanung, yaitu tempat tinggal, Ide mendirikan tempat
tinggal yang sehat diimplementasikan ke dalam skala yang lebih besar, yaitu sebuah
bangunan mixed-use, di mana komunitas masyarakat menjadi penentu besar
kesehatan itu sendiri. Kehadiran lingkungan alam di tempat tinggal sangat penting
untuk menciptakan sebuah bangunan yang bergabung dengan lingkungan
sekitarnya. Banyak produk arsitektur yang berhasil menggabungkan aspek tersebut,
tapi tidak bekerja dengan baik dengan keadaan wilayah mereka. Dengan demikian,
memperkenalkan lingkungan alam dengan kearifan lokal, termasuk iklim seperti
yang diusulkan dalam bioclimatic architecture, menjadi pendekatan dalam
membangun tempat tinggal sehat yang mengangkat kesehatan manusia. Memalui
berbagai macam penelitian, dari studi teoritis, preseden, observasi situs, dan
perkembangan desain berkelanjutan, laporan desain ini akan membahas tiga aspek
iklim, lingkungan, dan masyarakat sebagai penentu efektif dalam menciptakan
lingkungan tempat tinggal yang sehat.

ABSTRACT
Human?s way of life is highly influenced by the surrounding built environment that
also affect people?s health and wellbeing. It has been architects? job to contribute
in creating places that are not only aesthetically appealing, but also psychologically
improving health. Initiating wellbeing into architecture is started from the place
where people dwell, a housing. The idea of establishing a healthy housing is
implemented into a bigger scale of a mixed-use residential building, where
community becomes a big determinant of health itself. The presence of a natural
environment in the housing is essential to create a building that is merged with its
surrounding. Many architecture products succeeded in combining those aspects, but
do not work well with the circumstance of their locality. Thus, introducing natural
environment with local wisdom, including climate as proposed in bioclimatic
architecture, becomes the approach in establishing a healthy housing that uplift
human?s wellbeing. Throughout various kinds of research from theoretical studies,
precedents, site observation, and ongoing design developments, this design report
will discuss the three aspects of climate, environment, and community as the
effective determinant in creating a healthy housing.;Human?s way of life is highly influenced by the surrounding built environment that
also affect people?s health and wellbeing. It has been architects? job to contribute
in creating places that are not only aesthetically appealing, but also psychologically
improving health. Initiating wellbeing into architecture is started from the place
where people dwell, a housing. The idea of establishing a healthy housing is
implemented into a bigger scale of a mixed-use residential building, where
community becomes a big determinant of health itself. The presence of a natural
environment in the housing is essential to create a building that is merged with its
surrounding. Many architecture products succeeded in combining those aspects, but
do not work well with the circumstance of their locality. Thus, introducing natural
environment with local wisdom, including climate as proposed in bioclimatic
architecture, becomes the approach in establishing a healthy housing that uplift
human?s wellbeing. Throughout various kinds of research from theoretical studies,
precedents, site observation, and ongoing design developments, this design report
will discuss the three aspects of climate, environment, and community as the
effective determinant in creating a healthy housing.;Human?s way of life is highly influenced by the surrounding built environment that
also affect people?s health and wellbeing. It has been architects? job to contribute
in creating places that are not only aesthetically appealing, but also psychologically
improving health. Initiating wellbeing into architecture is started from the place
where people dwell, a housing. The idea of establishing a healthy housing is
implemented into a bigger scale of a mixed-use residential building, where
community becomes a big determinant of health itself. The presence of a natural
environment in the housing is essential to create a building that is merged with its
surrounding. Many architecture products succeeded in combining those aspects, but
do not work well with the circumstance of their locality. Thus, introducing natural
environment with local wisdom, including climate as proposed in bioclimatic
architecture, becomes the approach in establishing a healthy housing that uplift
human?s wellbeing. Throughout various kinds of research from theoretical studies,
precedents, site observation, and ongoing design developments, this design report
will discuss the three aspects of climate, environment, and community as the
effective determinant in creating a healthy housing., Human’s way of life is highly influenced by the surrounding built environment that
also affect people’s health and wellbeing. It has been architects’ job to contribute
in creating places that are not only aesthetically appealing, but also psychologically
improving health. Initiating wellbeing into architecture is started from the place
where people dwell, a housing. The idea of establishing a healthy housing is
implemented into a bigger scale of a mixed-use residential building, where
community becomes a big determinant of health itself. The presence of a natural
environment in the housing is essential to create a building that is merged with its
surrounding. Many architecture products succeeded in combining those aspects, but
do not work well with the circumstance of their locality. Thus, introducing natural
environment with local wisdom, including climate as proposed in bioclimatic
architecture, becomes the approach in establishing a healthy housing that uplift
human’s wellbeing. Throughout various kinds of research from theoretical studies,
precedents, site observation, and ongoing design developments, this design report
will discuss the three aspects of climate, environment, and community as the
effective determinant in creating a healthy housing.]"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S62576
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryani As`ad
Jakarta Departemen Pendidikan Nasional 2002,
613 Asa g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rafi Nugraha Febriana
"Penelitian ini membahas tentang hubungan antara karakteristik ibu dengan tingkat pengetahuan ibu melalui penyuluhan menggunakan media audiovisual yang dilakukan kepada kelompok ibu yang memiliki balita di Puskesmas Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan sebagai upaya untuk menurunkan tingkat gizi kurang pada balita. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan One Group Pretest Posttest Design dan pengumpulan data menggunakan kuesioner yang dianalisi dengan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara usia p=0,036; 0,05 tingkat pendidikan p=0,000;0,05 dan jumlah anak p=0,009;0,05 dengan tingkat pengetahuan melalui penyuluhan menggunakan media audiovisual.

The purpose of this research is to seek about the correlation between mother characteristic with mother 39 s level of knowledge by health promotion with audiovisual media to mothers of under five children group in Health Community Center of Cilandak Jakarta Selatan that attempts to reduce under five children rsquo s level of malnutrition. This research using quantitative method with One Group Pretest Posttest Design and questionnaire data collecting that is analyzed by Chi Square test. The result shows that there is correlation between age p=0,036; 0,05 level of education p=0,000; 0,05 and number of children p= 0,009; 0,05 with level of knowledge by health promotion with audiovisual media Keywords Mother characteristic health promotion with audiovisual media mother's level of knowledge."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T45467
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diksi Hera Berliana
"Kepatuhan dalam menjalankan protokol kesehatan merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk memutus rantai penyaluran Covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik individu, penggunaan media cetak dan elektronik dengan kepatuhan melaksanakan protokol kesehatan di masa Adaptasi Kebiasaan Kebiasaan Baru (AKB). Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross-sectional menggunakan sampel pada keluarga di wilayah kota Tangerang dengan jumlah 120 orang yang diambil menggunakan purposive sampling . Analisis bivariat menggunakan uji Chi-Squaremenunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan antara usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan promosi dari media cetak dan elektronik terhadap kepatuhan terhadap kesehatan protokol kesehatan dengan nilai p < 0,05. Hasil analisis multivariat menggunakan regresi logistik untuk melihat variabel yang paling berhubungan dengan kepatuhan dalam menjalankan protokol kesehatan menunjukkan bahwa variabel usia, pendidikan, dan promosi kesehatan dengan media elektronik hubungan yang paling kuat terhadap kepatuhan dalam menjalankan protokol kesehatan dengan nilai p- valueuji wald (Sig) < 0,05. Peningkatan intervensi promosi menggunakan media elektronik diharapkan menjadi salah satu alternatif dalam meningkatkan perilaku kepatuhan terhadap perilaku sehat dengan memperhatikan karakteristik, jenis kelamin dan tingkat pendidikan.

Mematuhi protokol kesehatan merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk memutus mata rantai penularan Covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik individu, promosi kesehatan menggunakan media cetak dan elektronik dengan kepatuhan terhadap protokol kesehatan selama Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional dengan menggunakan sampel 120 keluarga di wilayah kota Tangerang, diambil dengan menggunakan purposive sampling. Analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square menunjukkan bahwa ada hubungan antara umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan promosi kesehatan menggunakan media cetak dan elektronik terhadap kepatuhan menjalankan protokol kesehatan dengan p value < 0,05. Hasil analisis multivariat menggunakan regresi logistik untuk melihat variabel yang paling berhubungan dengan kepatuhan protokol kesehatan menunjukkan bahwa variabel usia, pendidikan, dan promosi kesehatan dengan media elektronik memiliki hubungan paling kuat dengan kepatuhan protokol kesehatan dengan p-value uji Wald . (Sig) < 0,05. Peningkatan intervensi promosi kesehatan dengan menggunakan media elektronik diharapkan dapat menjadi alternatif dalam meningkatkan kepatuhan berperilaku sehat dengan memperhatikan karakteristik usia, jenis kelamin dan tingkat pendidikan"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erwin Santosa
"Program Promosi Kesehatan adalah suatu usaha untuk melindungi dan meningkatkan tingkat kesehatan pekerja yang bergantung pada komitmen management perusahaan dan peran sorta pekerja untuk peduli terhadap kesehatan mereka. Model program promosi kesehatan yang dikembangkan oleh Netherland Institute for Health Promotion and Disease Prevention (NIGZ) terdiri dari 8 elemen dengan sub elemen didaiamnya, yaitu Kondisi Kontekstuai dan Kelayakan, Anaiisis Perrnasalahan, Analisis Psikologis, Perilaku dan Lingkungan, Kelompok Target, Penentuan Tujuan, Perencanaan Program, lmpiementasi Program dan Evaluasi. Setiap pegawai PT X setiap tahun wajib mengikuti Pemeriksaan Medis Tahunan (AMCU »- Annual Medical Check Up) yang dilakukan oleh klinik di Kantor Balikpapan maupun di Rumah Sakit. Pekerja yang masuk dalam kategori lit (berisiko rendah) wajib mengikuti program promosi kesehatan olah raga rehabilitasi. Apabila kondisinya tidak membaik sehingga membahayakan keselamatannya maka pegawai tersebut akan diminta untuk pindah ke Kantor Balikpapan sehingga memudahkan akses ke fasilitas medis yang lebih lengkap. Dari data keikutsertaan rata-rata di perusahaan PT X pada tahun 2006, diketahui terdapat perbedaan tingkat partisipasi dalam kegiatan Promosi Kesehatan Rehabilitasi yang dilakukan secara rutin setiap minggu antara pekerja Kantor(11%) dan di Iapangan (CPU : 25%, NPU : 42 % , CPA : 56%). Penelitian diiakukan untuk mengetahui hubungan antara pelaksanaan elemen pengeiolaan program promosi kesehatan dan tingkat partisipasi peserta oiah raga rehabiiitasi pada pekerja Kantor dan Pekerja Lapangan (CPU. NPU dan CPA) di Perusahaan PT X pada Tahun 2006. Penelitian secara kualitatif dengan metode Grounded Theory diketahui bahwa elemen program yang memberikan hubungan kontekstual dengan tingkat partisipasi adalah elemen Kondisi Kontekstual clan Kelayakan dan elemen Analisa Permasa|ahan_ Elemen program yang memberikan hubungan pengaruh dengan tingkat partisipasi adalah elemen Anaiisa Psikologis, Perilaku dan Lingkungan dan elemen Kelompok Target. Elemen program yang merupakan hubungan strategi aksi/reaksi adalah elemen Penentuan Tujuan, elemen Perencanaan program dan elemen lmlementasi Program. E|Temen Program Promosi Kesehatan yang berhubungan Iangsung dengan tingkat partisipasi pekerja adalah interaksi antara Penentuan Tujuan, Perencanaan Program dan lmplementasi Program, sedangkan Kondisi Konstekstual dan Kelayakan, Analisis Masalah, Kelompok Target dan Analisis Psikoiogis, Perilaku dan Lingkungan berhubungan secara tidak langsung. Elemen Kondisi Kontekstual dan Kelayakan dan Elemen Perencanaan Program diduga memberikan pengaruh kepada tingkat partisipasi peserta program promosi kesehatan olah raga rehabilitasi di PT X pada tahun 2006. Disarankan agar perusahaan menerapkan waktu pelaksanaan program olah raga rehabilitasi yang fleksibel disesuaikan dengan kondisi di masing - masing lokasi, melibatkan kelompok penghubung dalam tahap-tahap pemilihan strategi program, menentukan target tingkat partisipasi yang diharapkan dari kelompok penghubung dalam proses penyusunan program, memasukan keberhasilan program promosi kesehatan olah raga rehabilitasi sebagai salah satu indikator ketercapaian program manajemen lini pemsahaan (KPI - key performance indicator).

Healt Promotion Program is an effort to protect and improve workers health status which builds upon company and management commitment and workers involvement in their health. Netherland institute for Health Promotion and Disease Prevention (NIGZ) has developed a Health Promotion Program models which consists of 8 elemens and sub elements : Contextual Condition and Feasibility, Problem Analysis, Detemiinant of psychological / behavior problem and environment, Target Group, Objective, Intervention Development, Implementation, and Evaluation. All employee of PT X must undergo an Annual Medical Check Up at companys medical fasility or at the appointed hospital. Any employee whose health status categorized at any risk must follow rehabilitation sport program untill the condition is suitable with his/her workload, otherwise he/she shall be transferred to other site or to Balikpapan Base where medical fasilities are more complete. Data on average participation rate of rehabilitation sport program for the year of 2006 vary between Baiikpapan Base (11%) and operational sites. (CPU : 25%, NPU : 42 %, CPA : 56 %). Research was performed to find relation between implementation of health promotion elemen and participation rate of rehabilitattion sport program on employee working at Balikpapan Base and Operational sites (CPU, CPA, NPU) in year of 2006. Using Grounded Theory qualitative research method, it is found those elements which give a contextual relation to participation rate are Contextual Condition and Feasibility and Problem Analysis. Elements which give contribution relation to participation rate are Psychological/behavior Analysis and Environment and Target Group. Elements which give interaction relation to participation rate are Objective, Intervention Development and Implementation. Health Promotion Program elements which are directly connected to participation rate are Objective, intervention Development, and Implementation. While Contextual Condition and Feasibility, Problem Analysis, Psychological/behavior Analysis and Environment and Target Group are connected to participation rate ind irectly. Based on similar trend between participation rate and semi quantitative result of element assessment (NIGZ questionnaire, 2003) it is suspected that Contextual Condition and Feasibility and intervention Development as dominant contributing factor to participation rate of rehabilitation sport program at TOTAL E&P Indonesia in year 2006. It is suggested to management of PT X to be more flexible in setting the timing of sport activity that suitable with each location, to involve and set up target for intennediaries in Intervention Development, to include achievement of health promotion program as Key Performance Indicator of line hierarchy. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34458
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ubruangge, Elimus Muel
"Permasalahan Penyebaran Virus HIV/AIDS telah berkembang menjadi permasalahan yang krusial dan mengkhawatirkan baik secara prevalensi pengidap HIV/AIDS maupun penyebarannya. Upaya penanganannya antara lain dilakukan melalui pencegahan. Selama ini Pemerintah dan LSM dalam hal ini instansi terkait maupun organisasi pelayanan masyarakat banyak melakukan penyuluhan sebagai kegiatan pencegahan tentang HNIAIDS dan penyakit menular seksual (PMS) di masyarakat. Padahal, pencegahan HIV/AIDS tidak auk-up hanya dengan penyuluhan kesehatan. Diperlukan upaya lain yang relatif komprehensif yang memfokuskan pada perubahart perilaku sehat. Upaya ini dilakukan melalui pendekatan promosi kesehatan. Salah satu yang mempraktekan penanganan sosial tersebut adalah (PHMC PT FI).
Rumusan masalah penelitian diajukan dalam bentuk pertanyaan yaitu : 1. "Bagaimanakah penerapan promosi kesehatan dan upaya-upaya apa sajakah yang dilakukan oleh PHMC PT Fl dalam rangka pelaksanaan program promosi kesehatan tentang HIV/AIDS?" 2. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi dalam Pelaksanaan Promosi Kesehatan tentang HIV/AIDS oleh PHMC PTFI?
Adapun tujuan penelitian ini adalah mengetahui secara lebih rind dan mendalam tentang pelaksanaan program promosi kesehatan tentang HIV/AIDS yang dilakukan oleh PHMC PT FI.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik penjabaran laporan penelitian secara deskriptif. Milani kaitan itulah data dikumpulkan melalui teknik pengumpulan data studi dokumentasi, wawancara mendalam dan pengamatan (observasi) tidak berstruktur. Lokasi penelitian ini di PHMC PT FI. Inform= dalam penelitian ini sebanyak 7 orang terdiri dari 4 orang informan berasal dari PHIVIC PT FI, 2 orang informan berasal dari tokoh adat dan tokoh agama dan 1 orang informan berasal dari unsur pemerintah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan promosi kesehatan yang dilaksanakan oleh PHMC PTFI mengalami perubahan perilaku sosial masyarakat meningkat, masyarakat dibina dari dididik melalui program Klinik Reproduksi, Pos Informasi AIDS(PIAR/PIA) dan program pelajaran anak sekolah.(PPAS), untuk menjadi peer educator, dan tenaga promosi, Dalam penelitian ini juga ditemukan penerapan 9 tahap strategi promosi kesehatan serta berbagai kegiatan promosi yang dilakukan secara terus menerus merupakan kegiatan promosi yang berkesinambungan dan komprehensif. Hambatan yang ada dalam pelaksanaan promosi kesehatan tentang HIV/AIDS tersebut, selain keterbatasan sumber daya manusia (SDM), yang dalam hal ini adalah sebagai tenaga promosi dilapangan, juga hambatan dari luar yaitu kendala bahasa, konflik antar masyarakat clan suku, serta hambatan tempat pelaksanaan promosi kesehatan tentang HIV/AIDS yang jauh.
Pada akhir penelitian ini menyimpulkan bahwa PHMC PTFI merupakan organisasi pelayanan masyarakat yang bergerak dalam pencegaban primer prevalensi HIV/AIDS, yaitu merupakan agent perubah, yang telah menerapkan praktek-praktek promosi kesehatan Hal ini setidaknya tercermin dengan adanya jumlah pesienlpengunjung di beberapa pos informasi AIDS meningkat dan Program Pelajaran Anak Sekolah (PPAS) menjadi salah sate kurikulum untuk mempersiapkan anak menjadi penyuluh dan peer educator dari sejak dini. Sementara itu, kurang jumlah penyuluh clan perlengkapan togas tenaga promosi maim saran yang diberikan adalah promosi tenaga pelaksana, dan pembagian tugas dart fungsi yang lebih dan tidak sating tumpah tindih. Schingga spesialisasi dan profesionalisasi tenaga terwujud."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13766
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azizah Hanif
"Tesis ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kompetensi dengan kinerja petugas promosi kesehatan di Puskesmas se-Kota Tangerang. Penelitian ini menggunakan survey analitik cross sectional dengan metode peneltian kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel semua variabel yaitukompetensi intelektual, kompetensi emosional dan kompetensi sosial berhubungan dengan kinerja petugas promosi kesehatan. Untuk pengaruh dari variabel kompetensi dengan kinerja, variabel yang sangat berpengaruh adalah kompetensi emosional. Hasil penelitian diharapkan Dinas Kesehatan Kota Tangerang membuat kebijakan untuk meningkatkan kompetensi dari petugas promosi kesehatan dengan memberikan pelatihan, pembinaan petugas promkesenam bulan sekali atau setahun sekali dan petugas dan pimpinan puskesmas maudan mampu berkoordinasi dengan dinas kesehatan untuk mengajukan usulan diadakannya pendidikan dan latihan sehingga petugas promosi kesehatan terampil.

This thesis aims to analyze the relationship of competence with the performance of health promotion officers at the Health Center of Tangerang City. This research use cross sectional analytic survey with quantitative research method. The results showed that the variables of all variables, namely intellectual competence, emotional competence and social competence related to the performance of health promotion officers. For the influence of competence variable with performance, highly influential variable is emotional competence. The result of the research is expected by Tangerang City Health Office to make policy to increase the competence of Health Promotion Officer by giving training, guidance of six monthly or once a year promotion officer and officer and leader of puskesmas willing and able to coordinate with health department to propose education and training skilled promotion. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48257
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>