Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172469 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitri Kurniasari
"Emisi mesin diesel (diesel exhaust) merupakan bahan yang karsinogenik terhadap manusia (grup 1 IARC). Sektor transportasi merupakan penyumbang terbesar diesel exhaust di udara. Polisiklik Aromatik Hidrokarbon (PAH) merupakan komponen yang banyak ditemukan dalam diesel exhaust. 1-Hidroksipirena (1-OHP) merupakan metabolit pyrene yang digunakan sebagai penanda adanya pajanan PAH.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi 1-OHP dalam urin terkait dengan pajanan diesel exhaust pada pekerja uji mekanis di Pusat Pengujian Kendaraan Bermotor Cilincing. Pajanan diesel exhaust diukur melalui konsentrasi personal PM2,5, PM1, PM0,5, dan PM0,25. Penelitian dilakukan pada 19 petugas uji mekanis dan 18 orang pembanding. Pengukuran partikulat dilakukan menggunakan pompa Leland Legacy dengan Sioutas Cascade Impactor. Analisis 1-OHP dalam urin dilakukan menggunakan HPLC dengan detektor fluoresensi. Distribusi frekuensi 1-OHP dalam urin berkisar antara 11,72 - 61,88 µg/gr kreatinin urin.
Hasil analisis menunjukkan terdapat rata-rata konsentrasi 1-OHP petugas uji mekanis signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok pembanding (p=0,001). Terdapat korelasi positif dengan derajat keeratan kuat antara konsentrasi partikulat pada semua ukuran dengan konsentrasi 1-OHP dalam urin. Partikulat yang dihasilkan dari emisi mesin diesel merupakan kontributor utama terhadap peningkatan konsentrasi 1-OHP dalam urin petugas uji mekanis PKB Cilincing.

Diesel engine exhaust is categorized as carcinogenic to human (group 1) by IARC in 2012. Transportation is the biggest contributor of diesel exhaust pollutant. Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAHs) are the major compound of diesel exhaust that can be found on gas and particle phases. 1-Hydroxypyrene (1-OHP), a metabolite of pyrene, has been used extensively as a biological monitoring of exposure to PAHs.
This study aimed to analyze the concentration of urinary 1-OHP related to diesel engine exhaust among vehicle testing mechanics at vehicle testing center Cilincing, Jakarta. Diesel exhaust exposure was measured by personal concentration of PM2,5, PM1, PM0,5, dan PM0,25. The subject was 19 vehicle testing mechanics and 18 non-mechanics as a comparator. Personal concentration of particulate matter collected using Leland Legacy pump and Sioutas Cascade Impactor and analyzed using gravimetric method. Urinary 1-OHP analyzed using High Performance Liquid Chromatography with fluorescence detector. Concentration of urinary 1-OHP ranging from 11,72 to 61,88 µg/gr creatinine.
The result show that mean concentration of 1-Hydroxypyrene of mechanic group is significant higher than non-mechanic group (p=0,001). There is a positive correlation between particulate matter concentration in all size and urinary 1-hydroxypyrene concentration. In this study, particulate related to diesel engine exhaust is the main contributor of the increasing of urinary 1-hydroxypyrene concentration among vehicle testing mechanics.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48928
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Butarbutar, Dina Elisabet
"Diesel particulate matter baik fine maupun ultrafine particulate berkontribusi terhadap pajanan personal harian pekerja. Pajanan diesel particulate matter dalam jangka waktu pendek maupun dalam jangka waktu panjang dapat mengganggu kesehatan. Gangguan kesehatan tersebut antara lain menyebabkan perubahan glukosa, HbA1c dan lipid. Penelitian ini merupakan penelitian analitik yang bertujuan menganalisis pajanan diesel particulate matter yang dikaitkan dengan peningkatan HbA1c dalam darah. Sampel penelitian adalah petugas uji mekanis berjumlah 18 orang dan 13 petugas administrasi di Unit Pengelola Pengujian Kendaraan Bermotor Cilincing dan 18 kelompok pembanding. Adapun variable penelitian adalah pajanan diesel particulate matter, kadar HbA1c, usia, Indeks Masa Tubuh (IMT), lama kerja, dan kebiasaan merokok. Pengukuran pajanan particulate matter menggunakan pompa Leland legacy dan Sioutas cascade impactor dan perhitungan konsentrasi pajanan menggunakan metode gravimetric. Penimbangan filter debu hasil sampling menggunakan alat Neraca Mikro Mettler Toledo. Pengukuran kadar HbA1c dalam darah bekerja sama dengan Laboratorium Kesehatan. Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan yang kuat dan berkorelasi positif antara konsentrasi pajanan personal PM10, PM2.5, PM1, PM0.5 dan PM0.25 dengan tingkat kadar HbA1c dalam darah.

Diesel particulate matter both fine and ultrafine particulate contribute to daily personal exposure of workers. Exposure to diesel particulate matter in the short term and in the long term can disrupt health. These health problems include changes in glucose, HbA1c and lipids. This study is an analytical study that aims to analyze the exposure of diesel particulate matter associated with increased HbA1c in the blood. The samples were mechanical test officer totaling 18 people and 13 administrative officers in Cilincing Motor Vehicle Testing Unit and 18 comparison groups. The research variables are diesel particulate matter exposure, HbA1c level, age, body mass index (BMI), length of service, and smoking habit. Measurement of particulate matter exposure using Leland legacy and Sioutas cascade impactor pumps and calculation of exposure concentration using gravimetric method. Weighing of sampling dust filter using Mettler Toledo Micro Balance tool. Measurements of HbA1c levels in the blood work in conjunction with the Health Laboratory. The results showed a strong and positively correlated relationship between the personal exposure concentrations of PM10, PM2.5, PM1, PM0.5 and PM0.25 with levels of HbA1c in the blood."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47998
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Anggraeni
"Polusi yang dihasilkan berbagai kegiatan masyarakat di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Jenis polutan yang dihasilkan dapat berupa gas karbon dioksida (CO2), karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (NOX). Penggunaan teknologi membran merupakan salah upaya untuk mengurangi tingkat keberadaan polutan gas NOX, SO2 dan CO yang berasal dari mesin diesel. Penelitian ini akan mempelajari mengenai proses absorpsi komponen gas NOX, SO2 dan CO pada kontraktor modul membran serat berongga polysulfone sebagai reaktor gelembung menggunakan pelarut NaClO2 dan NaOH. Gas umpan dengan kandungan gas NOX, SO2 dan CO dihasilkan dari mesin diesel, yang kemudian akan dialirkan pada bagian tube kontraktor membran. Sementara itu campuran pelarut NaClO2 dan NaOH akan dialirkan melalui bagian shell kontraktor membran yang ditutup agar menciptakan gelembung gas. Pada penelitian ini, variabel bebas yang digunakan adalah laju alir gas umpan dan konsentrasi pelarut NaClO2. Hasil penelitian menunjukkan nilai tertinggi untuk efisiensi penyisihan (%R), fluks perpindahan massa (J), serta NOX, SO2 dan CO loading berturut–turut yakni 99,56%, 99,91% dan 96,83% pada laju alir gas umpan 100 ml/menit dan konsentrasi pelarut NaClO2 0,5 M;1,88×10-8 mmol⁄(cm2.s),1,57×10-8 mmol⁄(cm2.s) dan 1,59×10-8 mmol⁄(cm2.s) pada laju alir gas umpan 200 ml/menit dan konsentrasi pelarut NaClO2 0,5 M; serta 0,227 (mmol NOX)⁄(1 mol NaClO2), 0,194 (mmol SO2)⁄(1 mol NaClO2) dan 0,092 (mmol CO)⁄(1 mol NaClO2) pada laju alir gas umpan 200 ml/menit dan konsentrasi pelarut NaClO2 0,05 M.

Pollution generated by various activities in Indonesia continues to increase every year. The types of pollutants produced can be in the form of carbon dioxide (CO2) gas, carbon monoxide (CO), sulfur dioxide (SO2), and nitrogen oxides (NOX). The use of membrane technology has been developed to reduce the presence of NOX, SO2, and CO pollutant gases in the air from a diesel engine. This research will study the absorption process in a polysulfone hollow fiber membrane module contractor as a bubble reactor using NaClO2 and NaOH solvents. The feed gas containing NOX, SO2, and CO gas is produced from the diesel engine, which will flow to the membrane contactor tube part. Meanwhile, a mixture of NaClO2 and NaOH solvents will be flowed through the closed shell contracting membrane to create gas bubbles. The results showed that the highest values for absorption efficiency (%R), mass transfer flux (J), and NOX, SO2 and CO loading respectively were 99.56%, 99.91% and 96.83% at a feed gas flow rate of 100 ml/min and a NaClO2 concentration of 0.5 M; 1.88×10-8 mmol⁄(cm2.s), 1.57×10-8 mmol⁄(cm2.s) and 1.59×10-8 mmol⁄(cm2.s) at a feed gas flow rate of 200 ml/min and a NaClO2 concentration of 0.5 M; also 0.227 (mmol NOX)⁄(1 mol NaClO2), 0.194 (mmol SO2)⁄(1 mol NaClO2) and 0.092 (mmol CO)⁄(1 mol NaClO2) at a feed gas flow rate of 200 ml/min and a NaClO2 concentration of 0.05 M."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shella Rachma Dianty
"Diesel Particulate Matter DPM adalah zat yang dianggap menjadi salah satu faktor risiko dari perkembangan penyakit degeneratif seperti kanker IARC, 2012, kardiovaskular, dan penurunan fungsi paru melalui mekanisme stress oksidatif. Stress oksidatif dianggap sebagai mekanisme perantara dari pajanan partikulat menuju dampak kesehatan.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan konsentrasi biomarker stress oksidatif yaitu malondialdehyde MDA dan penurunan fungsi paru dengan pajanan DPM 2.5 pada kelompok terpajan penguji mekanis di UP PKB dan kelompok pembanding. Pengukuran DPM 2.5 dilakukan menggunakan sioutas cascade impactordan filter berjenis quartz.
Analisis MDA dilakukan dengan metode Wills 1996 melalui sampel urin responden, sedangkan penurunan fungsi paru dideteksi melalui tes spirometri. Hasil menunjukkan pajanan DPM 2.5 secara signifikan berhubungan dengan peningkatan konsentrasi MDA dan penurunan fungsi paru-paru, dengan derajat keeratan sedang hingga kuat r= 0,438; r=-0,629.

Diesel Particulate Matter DPM 2.5 m is considered to be one of the risk factors for degenerative diseases such as cancer IARC, 2012 , cardiovascular, and declined lung function through oxidative stress mechanism. Oxidative stress is considered as an intermediary mechanism from particulate exposure to health effects.
This study was conducted to see the correlation of oxidative stress biomarker which is malondialdehyde MDA and decline of lung function with DPM 2.5 exposure in exposed group and non exposed group. Sampling DPM 2.5 was performed using sioutas cascade impactor and quartz type filter.
MDA analysis was done by Wills 1996 method through respondent 39s urine sample, whereas pulmonary function decline was detected through spirometry test. The results show that DPM 2.5 exposure was significantly associated with elevated MDA concentrations and declined lung function, with moderate to stronger degree r 0.438 r 0.629.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kim, Si Eun
"Emissions of NOx, SO2, and CO gas, which mainly result from human activities, pose significant health and environmental risks. While various technologies have been developed to tackle these emissions individually, there's a growing need for a solution that can address all of them at once. Membrane contactor technology offers a promising approach due to its efficiency and greener footprint compared to conventional methods. In this study, the simultaneous removal of NOx, SO2, and CO emissions from diesel engine exhaust gas using a polysulfone hollow fiber membrane contactor combined with a nanobubble treated sodium chlorate (NaClO3) and sodium hydroxide (NaOH) as absorbents is discussed. The exhaust gas flows continuously into the tube side, while the shell side contains the absorbents. The independent variables of this research are diesel engine gas feed flow rate and NaClO3, NaOH concentration. The most effective flow rate for removing the exhaust gas is 100 mL/minute, and the concentrations of NaClO3 and NaOH each are 1M and 0.01M.

Aktivitas manusia menghasilkan gas NOx, SO2, dan CO dalam jumlah besar. Emisi gas-gas tersebut memberikan resiko yang signifikan pada kesehatan dan lingkungan. Hingga kini berbagai teknologi telah di kembangkan untuk menangani masalah emisi gas-gas tersebut secara terpisah, sejalannya waktu kebutuhan untuk solusi yang dapat menangani semua masalah secara bersamaan terus meningkat. Teknologi Membran Kontaktor merupakan pendekatan yang menjanjikan dikarenakan efisiensitas dan lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan metode konvensional. Dalam studi ini, kami ingin mengkaji emisi NOx, SO2, dan CO dapat dihilangkan secara bersamaan dari gas buangan mesin diesel menggunakan "Polysulfone Hollow Fiber Membrane Contactor" dengan "Nanobubble treated Sodium Chlorate" (NaClO3) dan "Sodium Hydroxide" (NaOH) sebagai media serapan. Gas buang mengalir secara terus-menerus ke dalam tube, sementara pada sisi shell terdapat media serap. Variabel independen pada riset ini adalah jumlah laju aliran dari gas buang mesin diesel dan kejenuhan NaClO3. Efek dari variabel independen ini akan dikaji ulang dengan variabel lain diantaranya efisiensi serapan (%R), mass transfer flux (J), dan nilai loading dari gas NOx, SO2, dan CO. Laju alir gas buang terefektif untuk CO adalah 100 mL/menit dan konsentrasi NaClO3 and NaOH masing-masing adalah 1M dan 0.01M. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Evianto
"ABSTRAK
Efisiensi pemakaian bahan bakar pada kendaraan bemotor yang rendah akibat banyaknya energi yang terbuang terutama oleh gas buang kendaraan yang mencapai 34% serta efek pendinginan yang mencapai 32 % menyebabkan energy yang efektif untuk dlgunakan hanya sekitar 25%. Selain hal tersebut diatas pengaruh terhadap polutan yang ditimbulkan oleh gas buang kendaraan bermotor telah menjadi perhatian serius para ahli sejak diajulcannya Clean Air Ac! (dikenal juga dengan Mrrshe Act) yang dibawa ke Senat Amerika oleh Senator Edmund Muslde pada tahun 1970. Hal tersebut yang kemudian mendorong dibuatnya peraturan sejenis yang mengatur emisi kendaraan bermotor pada negara-negara lainnya.
Pada dasarnya emisi kendaraan bermotor timbul diantaranya akibat adanya sebagian bahan bakar yang disuplai kedalam silinder yang tidak terbakar secara sempurna sehingga menimbulkan senyawa baru yang bersifat polutan dan beracun pada konsentrasi tertentu.
Pada kendaraan berbahan bakar bensin banyak peralatan ya.ng telah dikembangkan untuk mengatur emisi kendaraan bensin karena mekanisme serta konstruksi mesin yang memungkinkan Alcan tetapi untuk lcendaraan berbahan bakar solar baru sebagian kecil peralatan yang dapat dipergunakan untuk mengatur emisi diantaranya teknologi terbaru ya.ng dikembang oleh Isuzu yaitu dengan memodifikasi ruang bakar dan waktu pengapian pada Zexel A-zype in line pump yang dilengkapi dengan Governor RSV.
Terdapat Salah satu peralatan yang dikembang pada kendaraan berbahan bakar bensin yang pada prinsipnya bisa diterapkan pada kendaraan diesel, yaitu fire cut-off Fuel cut-off adalah salah satu peralatan yang telah dikembangkan untuk mengatur jumlah emisi yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor. Alat ini bekerja dengan prinsip rnenghentikan suplai bahan bakar yang masuk kedalam silinder. Alat ini dapat bekerja sebagai pembatas kecepatan (speed Iimiter) atau bekerja pada saat disakselerasi perlambatan.

ABSTRACT
The low efficiency of tiiel consumption for automobiles due to lot of energy wasted mostly from exhaust emission for 34 % and also the cooling effects for 32 %, make the effective energy can be used only 25 % [10]. Beside those things the effect of pollutants produced by exhaust emission of automobiles has became serious attention for experts since Clean Air Act proposed (also known with Muskfe Act) which brought to the United State Senate by Senator Edmund Muskie in 1970. Since then, many similar regulations controlled emission made in many countries.
Basicaly, emission of automobiles caused by some of the fuel injected into the cylinders is not burnt properly and as a result some new compunds that are toxic for certain concentration are produced.
For vehicles with gasoline as the fuel, many equipments have been developed to control emission because of the possibility due to mechanism and engine construction. In the other hand, for vehicles with diesel engine the equipment developed for that purposed is still limited, as an example the latest technologies developed by Isuzu Motor Company are modification of combustion chamber and tiring timing on Zexel A-type in-line pump equiped with RSV Governor.
There is some equipment developed in gasoline engines which principally can be applied in diesel engines, it?s fuel cut-off Fuel cut- offs an equipment developed to control emission produced by the automobiles. This equipment works principally with cut the supply of the fuel injected into the cylinder. Also, this equipment works as speed limiter or active while deceleration phase.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S41609
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Wulansari
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S35064
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Julius Antoni
"Permasalahan kenaikan bahan bakar minyak dan mulai menipisnya cadangan minyak dibumi merupakan masalah utama yang sedang hangat dibicarakan sekarang ini, begitu juga masalah emisi gas buang yang menyebabkan polusi udara dan global warming. Penelitian ini bertujuan untuk membuat mekanisme perubah derajat bukaan katup intake dan katup exhaust yang dapat di kontrol dan diubah sesuai kebutuhan. Mekanisme ini dibuat dengan membuat suatu rel diporos yang berfungsi sebagai penggerak. Camshaft standar di bagi menjadi dua antara cam intake dan cam exhaust. Mekanisme ini berjalan dengan mendorong atau menarik poros dari camshaft sehingga terjadilah perubahan derajat bukaan katup. Mekanisme ini diuji dengan pengambilan data emisi dan melakukan dial cam agar diketahui bahwa mekanisme ini bisa berjalan.
Hasil dari penelitian ini didapatkan penurunan emisi gas buang CO sebesar 20,8% pada posisi 1 dan 43,5% pada posisi 2, CO semakin kecil menandakan bahan bakar yang digunakan semakin irit. Emisi gas buang CO2 mengalami kenaikan sebesar 19,4% pada posisi 1 dan 5,6% pada posisi 2, CO2 semakin tinggi menandakan pembakaran yang terjadi semakin sempurna. Emisi gas buang HC mengalami penurunan sebesar 45,4% pada posisi 1 dan 43,4% pada posisi 2, HC semakin kecil maka pembakaran yang terjadi makin sempurna. Emisi gas buang O2 tidak mengalami perubahan pada posisi 1 sedangkan pada posisi 2 terjadi kenaikan sebesar 7,5%, O2 menandakan terjadinya pembakaran lean combustion atau rich combustion. O2 juga bisa dipengaruhi oleh pengaturan karburator yang kurang tepat antara campuran bahan bakar dengan udara. Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa mekanisme single rail ini dapat berjalan dengan baik dengan memaksimalkan proses pembakaran sehingga hasil uji emisi menjadi jauh lebih baik dari pada kondisi standar dan derajat bukaan katub dapat dikontrol sesuai dengan kebutuhan.

The fuel price shock and decreasing of oil are now becoming a new trend issues. So is the problem about emission that results in global warming. This research is conducted for making from the mechanisms system that results changes of intake and exhaust valve opening degree. The degree of the opening is commonly called the LSA (Lobe Separation Angle). The mechanism is conducted by making a rail on the shaft that functioned as the activator. Standard camshaft is devided into two parts, which are cam intake and cam exhaust. The mechanism is run by either pushing or pulling the shaft of the camshaft that results changes in the degree of valve opening. This mechanism was tested afterwards by taking emission data and by dial cam to conclude that the mechanism could work.
This research results that the decreasing of emission for CO is 20,8% at position 1 and 43,5% at position 2. The lesser CO indicates that the used of the fuel is more efficient. Meanwhile the emission for CO2 increases at 19,4% for position 1 and 5,6% for position 2, the higher CO2 indicates the combustion is more perfect. Emission for HC decreases at 45,4% on position 1 and 43,4% on position 2, the lesser HC indicates the combustion is more perfect. The emission for O2 doesn?t change significantly at position 1 meanwhile at position 2 increases at 7,5%. O2 indicates the lean combustion or rich combustion occurred. O2 is also possibly influenced by the carburator?s inaccurate setting between fuel and air mixture. Based on this research, it is possible to say that single rail mechanism can be operated well by maximize the combustion process so that the result of emission becomes much better on standard condition and the valve opening degree is controlable depends on the needs.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42701
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fahra Azzahra Fitri
"Sampai saat ini, sebagian besar sumber energi masih berasal dari energi tak terbarukan yang dapat memicu peningkatan emisi gas buang berbahaya, salah satunya, yaitu gas karbon monoksida (CO). Teknologi penyisihan gas berupa kontaktor membran dapat menjadi solusi alternatif karena keunggulannya yang memiliki area kontak yang luas dengan ukuran kontaktor relatif kecil, serta konsumsi energi dan biaya relatif rendah dibandingkan dengan teknologi konvensional. Penelitian ini berfokus pada proses absorpsi gas buang mesin diesel (CO) menggunakan modul membran serat berongga polysulfone sebagai perangkat perpindahan massa dengan bantuan pelarut Tembaga (II) Klorida (CuCl2) dan Trietilamina (TEA) sebagai absorben. Gas buang mesin diesel akan dialirkan pada bagian tube membran, sedangkan pelarut berada di bagian shell dan bersifat statis. Variabel bebas yang diuji pada penelitian ini adalah laju alir gas umpan dan konsentrasi pelarut CuCl2. Berdasarkan data hasil penelitian dengan laju alir gas umpan yang konstan sebesar 100 mL/menit dan konsentrasi perlarut CuCl2 tertinggi 1 M diperoleh efisiensi penyisihan gas CO dan fluks tertinggi berturut-turut senilai 70,09 % dan 2,628x10-6 mmol/cm2.s, sementara pada konsentrasi CuCl2 terendah 0,01 M diperoleh CO loading tertinggi sebesar 1,031 mmolCO/molCuCl2.s. Kemudian, dengan konsentrasi pelarut CuCl2 yang konstan 0,1 M, didapatkan efisiensi senilai 61,41% pada laju alir gas umpan terendah 100 mL/menit, sementara fluks dan CO loading tertinggi yang dapat dicapai berturut-turut sebesar 1,978x10-6 mmol/cm2.s dan 7,767x10-2 mmolCO/molCuCl2.s pada laju alir gas umpan tertinggi 200 mL/menit.

Until now, most energy sources still come from non-renewable energy which can lead an increase in harmful exhaust emissions, one of which is carbon monoxide (CO). The gas removal technology such as membrane contactor can be an alternative solution because of its advantages in having a large contact area with a relatively small contactor size, as well as relatively low energy consumption and low cost compared to conventional technologies. This research focuses on the absorption of diesel engine exhaust gases (CO) using polysulfone hollow fiber membrane modules as a mass transfer device and with the support of solvents Copper (II) Chloride and Triethylamine (TEA) as absorbents. Diesel engine exhaust gas will flow through the membrane tube, while the solvent is static in the shell section. The independent variables tested in this study are feed gas flow rate and CuCl2 solvent concentration. Based on research data with a constant feed gas flow rate of 100 mL/minute and the highest CuCl2 concentration of 1 M, the highest CO removal efficiency and flux were obtained respectively at 70.09% and 2.628x10-6 mmol/cm2.s, while at the lowest CuCl2 concentration of 0.01 M, the highest CO loading was obtained at 1.031 mmolCO/molCuCl2.s. In addition, with a constant CuCl2 concentration of 0.1 M, gas removal efficiency of 61.41% was obtained at the lowest feed gas flow rate of 100 mL/minute, while the highest flux and CO loading that could be achieved were respectively 1.978x10-6 mmol /cm2.s and 7.767x102 mmolCO/molCuCl2.s at the highest feed gas flow rate of 200 mL/minute."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astrid Kartika
"Dalam membuka rute baru, semua perusahaan penerbangan di Indonesia perlu mendapat persetujuan dari Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. Ketika meminta persetujuan, ini menjadi hal yang penting dan mmbutuhkan perencanaan yang matang. Seperti maskapai penerbangan Indonesia lainnya, maskapai penerbangan nasional Indonesia ini juga perlu mengajukan rencana bisnis lima tahun untuk mendapatkan Surat Izin Usaha Angkutan Udara (SIUAU) dari Kementerian Perhubungan. Makalah ini berfokus pada beberapa rute domestik frekuensi tinggi dari/ ke Bandara Internasional Soekarno Hatta (Jakarta). Dengan menggunakan kombinasi dari metode Focus Group Discussion (FGD) dan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dalam memilih jenis pesawat yang paling sesuai, didapatkan beberapa kriteria dan alternatif. Didapatkan 6 (enam) kriteria penting dalamdan 4 (empat) alternatif jenis pesawat  yang sesuai untuk rute-rute tersebut telah ditentukan. Hasilnya menunjukkan bahwa pesawat yang paling sesuai untuk rute domestik frekuensi tinggi adalah pesawat B737-800NG, yang menempati peringkat pertama dalam kesamaan armada (Fleet Commonality), kinerja operasional (Operational Performances), dan waktu pengiriman (Delivery Time). Dengan demikian, penelitian ini memberikan ilustrasi dari penyelesaian masalah pemilihan jenis pesawat untuk rute yang telah diketahui, yang diharapkan dapat membantu perusahaan penerbangan lain dalam mempertimbangkan perencanaan yang lebih hati-hati di masa depan.

In opening a new route, all airline companies in Indonesia need to get approval from the Ministry of the Transportation Republic of Indonesia. When asking an approval, it becomes an important thing and needs careful planning. Like other Indonesian airlines, the national flag carrier of Indonesia also needs to submit its five-year business plan to get the Air Transport Business Permit from The Ministry of Transportation to open several new domestic and international routes in 2019. This paper focuses on several high frequency domestic routes from/ to Soekarno Hatta International Airport. By using both a combination of the Focus Group Discussion (FGD) and the Analytic Hierarchy Process (AHP) methods in selecting the most suitable aircraft type, several criteria and alternatives were defined. 6 (six) important criteria and 4 (four) alternative aircraft types that are suitable for those routes were defined. The result shows that the most suitable aircraft for high frequency domestic routes is B737-800NG, which rank first in fleet commonality, operational performance, and delivery time. Thus, this research provides an illustration of aircraft type selection problem solving for known routes, which expectedly could help other airline companies in considering more careful planning in the future."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T53395
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>