Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176460 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mezza Limanda Sumarlim
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara modal psikologis dan persepsi akan dukungan organisasi dengan kesiapan perubahan pada karyawan non-akademik Universitas X dengan responden sebanyak 33 orang dari unit kerja Keuangan dan PAFM. Alat ukur yang digunakan adalah alat ukur Readiness for Change Hanpachern, 1997 , Psychological Capital Luthans dkk, 2007 , dan Survey of Perceived Organizational Support Eisenberger dkk, 1986 . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi akan dukungan organisasi berkorelasi positif dan berpengaruh secara signifikan tehadap kesiapan perubahan.

This study was conducted to examine the correlation between psychological capital and perceived organizational support to readiness for change of non academic staff at University X, with the respondents as many as 33 employees from Finance and PAFM divisions. Measuring tools used in this study are Readiness for Change Hanpachern, 1997 , Psychological Capital Luthans dkk, 2007 , and Survey of Perceived Organizational Support Eisenberger dkk, 1986 . The result of this study showed that perceived organizational support has a positive correlations and significant effect on readiness for change"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T48090
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rodianah
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat efektivitas pemberian program effective coaching pada atasan untuk meningkatkan perceived organizational support dan komitmen organisasi karyawan SBU H PT. X. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian action research dengan jumlah partisipan penelitian sebanyak 12 orang karyawan SBU H PT.X. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Survey of Perceived Oganizational Support yang dikembangkan oleh Eisenberger (1986) yang berjumlah 36 item dan alat ukur Komitmen Organisasi yang dikembangkan oleh Meyer dan Allen (1997) yang berjumlah 36 item.
Peneliti menggunakan teknik korelasi Spearman Rho untuk mengetahui hubungan antara perceived organizational support dan komitmen organisasi dan uji Wilcoxon Signed-Rank Test untuk melihat peningkatan skor kedua variabel tersebut setelah pemberian intervensi berupa program effective coaching.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara POS dan Komitmen Organisasi, dengan koefisien korelasi sebesar 0.880 dan signifikansi 0.000 (p<0.001). Selain itu juga terdapat peningkatan skor perceived organizational support setelah pemberian intervensi akan tetapi tidak terdapat peningkatan skor komitmen organisasi setelah pemberian intervensi.

This research was conducted to examine the effectiveness of Effective Coaching Program for Supervisor to enhance employee?s perceived organizational support and organizational commitment at SBU H PT. X. This research used action research studies with 12 participants who works in SBU H PT. X. Tools used in this research were Survey of Perceived Organizational Support by Eisenberger (1986) with 36 items, and Organizational Commitment Questionnaire that developed from Allen & Meyer (1997) with 36 items.
The Researcher using the Spearman Rho correlation technique to determine the relationship between perceived organizational support and organizational commitment and the Wilcoxon Signed-Rank Test to see an increase in score of the two variables after the intervention of effective coaching program.
The results showed a significant relationship between POS and Organizational Commitment by all participants in this study with coefficient correlation of 0.880 and significance 0.000 (p <0.001). In addition, there is also an increase in perceived organizational support scores after the intervention but there is no increase in organizational commitment scores after the intervention.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T30507
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhayati Fajar M. Nofitri
"Fokus dari penelitian ini adalah melihat hubungan antara perceived organizational support POS dan turnover intention TI, serta menentukan intervensi yang tepat sebagai upaya untuk menurunkan TI melalui peningkatan POS. Hasil diagnosis awal mengindikasikan adanya TI yang mungkin disebabkan oleh permasalahan pada persepsi dukungan organisasi pada karyawan di PT X. TI diukur menggunakan alat ukur adaptasi dari Lindblom dkk 2015 dan POS diukur menggunakan alat ukur adaptasi dari Neves dan Eisenberger 2014 . Hasil perhitungan terhadap 164 responden menemukan adanya hubungan negatif yang signifikan antara POS dan TI r = -0.52, p.

The focus of this research was to determine the relationship between POS and TI, and to decide appropriate intervention to decrease TI by enhancing POS. Early diagnostic indicated an existence of TI that might be caused by a problem in employee's POS at PT X. TI was measured using an adaptation of Lindblom et al 2015 and POS was measured using an adaptation of Neves and Eisenberger 2014 . The measurement of 164 respondents resulted in a significant negative relationship between POS and TI r 0.52, p."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T47897
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amirah Rachma Santoso
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel persepsi dukungan organisasi terhadap komitmen afektif untuk berubah di Kementerian X. Hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat pengaruh positif antara persepsi dukungan organisasi dengan komitmen afektif untuk berubah. Responden dalam penelitian ini berjumlah 152 orang pegawai Kementerian X. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh positif yang signifikan antara persepsi dukungan organisasi dengan komitmen afektif untuk berubah. Besaran pengaruh persepsi dukungan organisasi terhadap komitmen afektif untuk berubah memberikan sumbangsih sebesar 15,2 .
Hasil pengujian regresi berganda menunjukkan hanya persepsi dukungan atasan yang paling berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen afektif untuk berubah. Oleh karena itu, intervensi yang dilakukan pada penelitian ini dirancang untuk meningkatkan persepsi pegawai terhadap dukungan atasan dengan memberikan workshop coaching untuk para atasan untuk kemudian atasan dapat memberikan coaching kepada bawahan. Hasil perhitungan uji signifikansi perbedaan pretest dan posttest menunjukkan terdapat peningkatan pengetahuan pada atasan mengenai coaching.

This study was conducted to find out the effect of perceived organizational support to affective commitment to change among employees in Ministry X. The hypothesis in this study was that there is a positive effect between the perceived organizational support with affective commitment to change. Respondents in this study amounted to 152 employees of Ministry X. This study used convenience sampling where employees who become respondents is available in the organization and felt the change. The results showed that there was a significant positive effect between the perceived organizational support and affective commitment to change. The effect of perceived of organizational support for affective commitment to change contributed 15.2.
The results of multiple regression testing show only the perceived superiors support that have the most positive and significant impact on affective commitment to change. Therefore, the intervention conducted in this study is designed to improve employee perceptions of the support of superiors by providing coaching workshops for the supervisor, so they could give coaching to their subordinates. The result of pre test and post test significance difference test indicated that the intervention given had been able to increase supervisor rsquo s knowledge about coaching.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T50901
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ummu Raudha
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat peningkatan hubungan antara Persepsi Dukungan Organisasi dan Kepuasan Kerja pada karyawan level staf PT BBA di kantor pusat melalui pemberian serangkaian program coaching. Responden penelitian ini ialah 87 orang karyawan level staf. Alat ukur yang digunakan Survey of Perceived Organizational Support (SPOS) (Eisenberger dkk., 1986) dan alat ukur Job Satisfaction Survey (JSS) (Spector, 1985). Hasil uji korelasi Pearson terhadap 87 orang karyawan level staf PT BBA di kantor pusat menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara Persepsi Dukungan Organisasi dan Kepuasan Kerja (r = .829, dan p = .000 (p<.05). Peneliti memberikan intervensi berupa rangkaian program coaching untuk meningkatkan hubungan antara Persepsi Dukungan Organisasi dan Kepuasan Kerja. Presentasi kepada pihak manajemen perusahaan dilakukan sebagai penyesuaian terhadap sejumlah keterbatasan yang mengakibatkan tidak dapat dilaksanakannya rangkaian awal dari program coaching, berupa pelatihan yang telah direncanakan. Pihak manajemen memberikan respon positif terhadap rangkaian program coaching yang diajukan dan menganggap program layak untuk dijalankan di PT BBA. Dengan demikian, program coaching dianggap sesuai dan dapat meningkatkan hubungan antara Persepsi Dukungan Organisasi dan Kepuasan Kerja.

This research was designed to examine the improving of correlation between Perceived Organizational Support (POS) and Job Satisfaction at employee on staff level in head office of PT BBA by giving coaching program series. The participants for this research were 87 employees on staff level. This research use Survey of Perceived Organizational Support (SPOS) (Eisenberger et al., 1986) and Job Satisfaction Survey (JSS) (Spector, 1985). By using Pearson Correlation test, the result of this research showed that there was significant correlation between Perceived Organizational Support (POS) and Job Satisfaction (r = .829, and p = .000 (p<.05). In order to improve the correlation between Perceived Organizational Support (POS) and Job Satisfaction, coaching program series should had been given. Unfortunately, due to some difficulties which had found during research, this coaching program series cannot be done so that it was replaced by giving presentation to management. The presentation received positive response from management and perceived as worth program for the company. Therefore, coaching program series is suitable and can improve the correlation between Perceived Organizational Support (POS) and Job Satisfaction."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T46351
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vicky Fitraza Kosmaya
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh perceived organizational support (POS) terhadap komitmen organisasi karyawan di PT XYZ. Tipe penelitian action research dengan responden sebanyak 66 karyawan. Alat ukur dalam penelitian ini adalah adaptasi dari Organizational Commitment Questionnare (Allen dan Meyer, 1997) dan Survey Perceived of Organizational Support (Eisenberger dkk., 1986).
Hasil uji regresi berganda (R2=0,208, p<0,05), menunjukkan bahwa ketiga komponen POS secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi karyawan. Adapun dimensi POS yang memiliki sumbangan terbesar terhadap ketiga komponen komitmen organisasi adalah perceived of supervisor support (PSS). Oleh karena itu, intervensi dirancang untuk meningkatkan PSS melalui pelatihan coaching terhadap atasan dan pendampingan saat atasan memberikan coaching kepada bawahannya.
Dari hasil uji signifikansi perbedaan pre-test dan post-test, diketahui bahwa intervensi yang diberikan berhasil meningkatkan POS (t=-2,899, p<0,05), namun tidak berhasil meningkatkan komitmen organisasi karyawan (t=-1,489, p>0,05). Hal ini disebabkan rendahnya pengalaman kerja responden (dibawah 2 tahun) atau jarak pengukuran pre-test dan post-test yang terlalu singkat. Dengan demikian, perusahaan perlu memberikan bentuk dukungan lain yang dapat meningkatkan komitmen organisasi, misalnya kebijakan, penghargaan, dan kondisi kerja yang dipersepsikan adil oleh karyawan.

The study was conducted to determine the effect of perceived organizational support (POS) to organizational commitment of XYZ employees. Type of action research study with the respondents as many as 66 employees. Measuring tool in the study were adapted from the Organizational Commitment Questionnare (Allen and Meyer, 1997) and the Survey of Perceived Organizational Support (Eisenberger et al., 1986).
The results of multiple regression test (R2=0,208, p<0,05), showed that all three components of POS is jointly significant effect on organizational commitment of employees. The dimensions of POS which has the largest contribution to the three components of organizational commitment is perceived supervisor support (PSS). Therefore, the interventions was designed to improve the PSS through coaching training and supervisory to superordinates.
The results of pre-test and post-test significance differences that intervention given had been able to improve POS (t=-2,899, p<0,05), but have not been able to improve organizational commitment (t=-1,489, p>0,05). This is due to lack of work experience of respondents (under 2 years) or a distance measurement of pre-test and post-test that is too short. Thus, companies need to provide other forms of support that can improve organizational commitment, such as policies, fair rewards, and working conditions are perceived by employees.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Raisa Azmi
"Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh team effectiveness terhadap kesiapan karyawan untuk berubah di PT. X. Tipe penelitian action research dengan responden sebanyak 73 karyawan. Alat ukur adalah adaptasi The Readiness for Change Scale (Hanpacern, 1997) dan Team Effectiveness Lencioni, 2005). Hasil perhitungan uji regresi linear menunjukan nilai R2 = 0,359 (p<0.05) yang berarti teamwork mempengaruhi kesiapan karyawan untuk berubah sebesar 35,9%. Intervensi berupa pelatihan teamwork dirancang untuk meningkatkan teamwork dan kesiapan karyawan untuk berubah.
Hasil perhitungan efek intervensi menunjukan signifikansi perbedaan sebelum dan sesudah intervensi pada teamwork dan kesiapan karyawan untuk berubah dengan Uji T atau T-Test; diperoleh nilai T untuk team effectiveness sebesar -0,968 (p>0,05) dan untuk kesiapan untuk berubah sebesar -1,911 (p>0.05). Hal ini berarti tidak terdapat peningkatan skor secara signifikan pada team effectiveness dan kesiapan untuk berubah setelah diberikan intervensi berupa pelatihan teamwork. Dengan demikian, pelatihan teamwork belum mampu meningkatkan team effectiveness dan kesiapan karyawan untuk berubah pada peserta pelatihan.

This research aims to determine the effect of team efeectiveness to the employeee readiness for change. The design of this study is action research study by number of study participants as many as 73 employees. Measuring instruments used is a measure of adaptation The Readiness for Change Scale (Hanpachern, 1997) and Team Effectivenss (Lencioni, 2005). The result of calculations using linear regression showed R2=0,359 (p<0.05), which means team effectiveness affects individual readiness for change at 35,9%. Therefore, the intervention made in the study was design to increase team effectiveness training and individual readiness for change. The intervention team work training. Intervention effects was measured by comparing the pre-test and post-test measurements.
The result of test of significance differences in the calculation of pre-test and post-test team effectiveness and employee readiness for change using a T-Test. The T value obtained for team effectiveness is -0,968 (p>0,05) and the value of employee readiness for change is -1,911 (p>0,05). This means there is no significantly scores increased in team effectiveness and employee readiness for change after the intervention. The result of this analysis indicate that a given intervention teamwork training can not improve team effectiveness and employee readiness for change.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T42102
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iqbal Maesa Febriawan
"Membuat sukarelawan tetap bertahan, atau lebih dikenal dengan istilah retensi sukarelawan, merupakan kunci penting agar organisasi nonprofit dapat melakukan advokasi isu secara lebih berkesinambungan. X sebagai salah satu organisasi nonprofit mengalami masalah retensi yang juga dialami oleh organisasi serupa. Dalam usaha meningkatkan retensi sukarelawan, efikasi diri diajukan sebagai anteseden dengan kepuasan sukarelawan sebagai mediator. Studi non-eksperimental korelasional terhadap 63 orang sukarelawan organisasi X dilakukan untuk menguji hipotesis tersebut. Hasil analisis mediasi menyimpulkan bahwa kepuasan sukarelawan secara agregat tidak menunjukkan signifikan indirect effect dalam pengaruh efikasi diri terhadap retensi sukarelawan (b = 0,05, SE = 0,03, p = 0,10). Ketika kepuasan sukarelawan dianalisis per dimensi, hanya kepuasan terhadap pemberdayaan yang menjadi mediator signifikan terhadap hubungan sebab-akibat antara kedua variabel tersebut (b = 0,08, SE = 0,04, p = 0,02). Studi ini juga menunjukkan bahwa efikasi diri menjadi anteseden yang signifikan terhadap retensi sukarelawan sehingga mengembangkan efikasi diri berpotensi meningkatkan intensi sukarelawan untuk bertahan di organisasi nonprofit. Coaching dipilih sebagai intervensi untuk meningkatkan efikasi diri sukarelawan di organisasi X. Lima orang sukarelawan baru di organisasi X yang memiliki skor efikasi rendah menjalani lima sesi coaching yang dilaksanakan setiap minggu melalui media virtual. Evaluasi terhadap empat coachee yang bertahan seminggu setelah sesi terakhir coaching tidak menunjukkan peningkatan efikasi diri maupun retensi yang signifikan (efikasi diri: Mpre = 7,93 (SDpre = 0,45), Mpost = 8,23 (SDpost = 0,57), T = 2, p = 0,17; retensi: Mpre = 3,97 (SDpre = 0,37), Mpost = 4,19 (SDpost = 0,58), T = 1,5, p = 0,14). Penjelasan mengenai hasil yang studi klaim permasalahan maupun evaluasi intervensi dijelaskan di bagian akhir makalah ini.

Volunteer retention is the most important imperative that nonprofit organization can advocate issues more sustainably. X, one of the non-profit organizations, experienced similar retention problem that was also experienced by other non-profit organizations. Current study proposed self-efficacy as the antecedent and volunteer satisfaction as the mediating mechanism to explain volunteer retention. A non-experimental correlational study was conducted to 63 volunteers of organization X to test the mediation hypothesis. Mediation analysis result showed that volunteer satisfaction did not have a significant indirect effect to the relationship of self-efficacy and volunteer retention (b = 0,05, SE = 0,03, p = 0,10). When the dimensions of satisfaction were analysed, it was only satisfaction towards empowerment that had a significant indirect effect to the relationship between the antecedent and consequent (b = 0,08, SE = 0,04, p = 0,02). Current study also showed that self-efficacy was a significant antecedent of volunteer retention so that developing self-efficacy may be beneficial to increase the volunteer intention to stay in non-profit organizations. Coaching was chosen as intervention to enhance self-efficacy of volunteers in organization X. Five new volunteers in organization X who had low self-efficacy score participated in five coaching sessions held every week through virtual media. Evaluation of self-efficacy and retention on four remaining coachees a week after the last coaching session did not show a significant increase in their score (self-efficacy: Mpre = 7,93 (SDpre = 0,45), Mpost = 8,23 (SDpost = 0,57), T = 2, p = 0,17; retention: Mpre = 3,97 (SDpre = 0,37), Mpost = 4,19 (SDpost = 0,58), T = 1,5, p = 0,14). Detailed discussions were provided."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricky Firmansyah
"Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan program SDGs (Sustainable Development Goals)menjadikan tidak ada kemiskinan sebagai program prioritas utama yang akan berakhir di tahun 2030. Selaras dengan PBB program pemerintah Indonesia dalam upaya pengentasan kemiskinan telah berhasil mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia. Umumnya strategi yang diberikan oleh pemerintah masih bersifat simplistik dan materialistik yaitu : pemberian bantuan langsung tunai, penyediaan pelayanan sosial, dan memberikan keterampilan kerja. Di sisi lain pendekatan ini menimbulkan ketergantungan kepada bantuan pemerintah. Oleh karenannya program pemerintah perlu dilengkapi dengan pendekatan lain yaitu pendekatan non income berupa pendampingan psikologi agar warga miskin dapat melepaskan diri dari mentalitas kemiskinannya menuju pada kesejahteraan psikologis. Hal ini terjadi pada AS seorang kepala keluarga berusia 37 tahun berprofesi sebagai pemulung yang hidup dibawah garis kemiskinan dan tinggal di permukiman kumuh. Berdasarkan itulah penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis warga miskin dengan mengaplikasikan model human excellence (keutamaan manusia)
Al-Ghazali melalui pendekatan coaching psychology. Penelitian ini adalah penelitian single case subject dengan desain A-B-A, dimana perubahan perilaku diukur dan dilakukan kepada satu subjek, desain kasus tunggal ditandai oleh kasus individu yang berfungsi sebagai kontrolnya sendiri dengan pengukuran berulang di seluruh fase penelitian. Subjek mengikuti enam sesi intervensi dengan satu sesi
berdurasi 60 menit di setiap minggunya. Instrumen penelitian yang digunakan adalah wawancara material value untuk mengetahui keadaan ekonomi partisipan, skala human excellence untuk melihat kekuatan dan kelemahan karakter partisipan dan skala kesejahteraan psikologis Ryff untuk menilai tingkat kesejahteraan partisipan. Berdasarkan intervensi dan hasil pengukuran dapat disimpulkan bahwa coaching psychology dengan model human excellence Al-Ghazali dapat
meningkatkan kesejahteraan psikologis partisipan. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya skor tujuan hidup, otonomi dan pertumbuhan pribadi partisipan, serta partisipan dapat mencapai seluruh target yang ditetapkan di awal program.

The United Nations (UN) with the SDG (Sustainable Development Goals)
program does not make poverty a top priority program that will end in 2030. In line with the United Nations program, the Indonesian government in its efforts to reduce poverty has succeeded in reducing poverty levels in Indonesia. In general the strategies provided by the government are still simple and materialistic, namely: providing direct cash assistance, providing social services, and providing work skills. On the other hand this approach creates dependence on government
assistance. Therefore, government programs need to be complemented by other approaches, namely non-income approaches in the form of psychological assistance so that the poor can escape from their mental poverty towards psychological well-being. This happened to the AS, a 37-year-old family head who works as a scavenger who lives below the poverty line and lives in slums. Based on that, this research was conducted to improve the psychological wellbeing of the poor by applying the Al-Ghazali human excellence model through the
psychology of coaching approach. This study is a single case subject study with A-B-A design, where behavior change is measured and carried out on one subject, single case design is characterized by individual cases that function as their own control with repeated measurements throughout the research phase. Subjects attended six intervention sessions with one session lasting 60 minutes each week.
The research instrument used was the value of the interview material to determine the economic conditions of the participants, the scale of human excellence to see the strengths and weaknesses of the participants' character and Ryff's psychological well-being scale to assess the level of welfare of the participants. Based on the results of interventions and measurements it can be concluded that psychological training with the Al-Ghazali human excellence model can improve the psychological well-being of participants. This can be seen from the increasing score of life goals, autonomy and personal growth of participants, and participants can achieve all the targets set at the beginning of the program.
"
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Yuanita Rachmat
"Setiap perusahaan pasti memiliki masalah yang berkaitan dengan SDM, termasuk PT AOP sebagai salah satu perusahaan penyedia suku cadang kendaraan bermotor yang mapan di Indonesia. Masalah SDM di PT AOP ini berhubungan dengan manajemen kinerja SDM, yaitu kompetensi yang dikeluarkan karyawan tidak optimal dan adanya ketidaksiapan mereka untuk mengemban tanggung jawab yang lebih besar pada tingkatan yang lebih tinggi. Namun masalah tersebut, menurut analisa perusahaan, dapat diselesaikan dengan adanya coaching dari para manager sebagai atasan. Jadi, coaching sudah menjadi kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang manager di PT AOP. Untuk meningkatkan kemampuan tersebut, perusahaan akhirnya memberikan pelatihan coaching kepada para manager."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T38184
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>