Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 110172 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Soimah
"Remaja korban bullying akan mengalami dampak antara lain cemas, penurunan harga diri, penurunan prestasi akademik dan depresi. Dukungan keluarga memainkan peranan penting dalam mengatasi dampak bullying. Bullying yang terjadi pada remaja berhubungan dengan depresi apabila remaja tidak mendapatkan dukungan oleh orang tuanya. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang pengalaman keluarga dalam memberikan dukungan terhadap remaja korban bullying. Desain penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Partisipan dalam penelitian berjumlah 8 orang. Analisis data dilakukan dengan metode Colaizzi.
Hasil penelitian didapatkan lima tema, yaitu kesedihan dan kemarahan sebagai respon awal terhadap bullying, saran dan motivasi merupakan bentuk dukungan keluarga pada korban bullying, strategi dukungan keluarga sebagai upaya mempercepat proses pemulihan korban bullying, hubungan antar manusia merupakan sumber dukungan dalam mengatasi dampak bullying, ketangguhan mental sebagai dampak dari dukungan keluarga pada korban bullying. Hasil penelitian ini merekomendasikan untuk perawat jiwa sebagai edukator bagi keluarga dalam memberikan dukungan pada remaja korban bullying.

Adolescents of bullying victims will experience impacts such as anxiety, decreased self esteem, decreased academic performance and depression. Family support plays an important role in overcoming the impact of bullying. Bullying that occurs in adolescents is associated with depression when adolescents do not get support by their parents. This study aims to obtain an overview of the family experience in providing support to adolescents bullying victims. Design of qualitative research with phenomenology approach. Participants in the study amounted to 8 people. Data analysis was done by Colaizzi method.
The results of the research are five themes, namely sadness and anger as the initial response to bullying, suggestion and motivation is a form of family support to victims of bullying, family support strategy as an effort to accelerate the process of recovery of victims of bullying, human relationships is a source of support in overcoming the impact of bullying, Mentally as the impact of family support on victims of bullying. The results of this study recommend for nurse soul as educator for family in giving support to adolescents bullying victim.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T47566
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Muliaty
"Bullying marak terjadi di mana saja dan kapan saja. Umumnya bullying meningkat ketika seseorang memasuki masa SMP dan SMA. Laki-laki maupun perempuan dapat terlibat tindakan bullying, namun laki-laki lebih sering terlibat dibandingkan perempuan. Penelitian akan bullying terkait kepuasan akan tubuh lebih banyak pada perempuan, sehingga penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara bullying mengenai tampilan fisik dengan body satisfaction pada remaja putra korban bullying. Pengukuran bullying dan body satisfaction menggunakan alat ukur yang disusun oleh peneliti. Partisipan berjumlah 60 siswa SMP dan SMA yang pernah menjadi korban bullying.
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan negatif yang signifikan antara bullying dengan body satisfaction pada korban (r = -0.255; p = 0.049, signifikan pada L.o.S 0.05). Artinya, semakin tinggi bullying yang dialami, maka semakin rendah body satisfaction remaja putra korban bullying. Hasil tersebut menunjukkan bahwa masih banyak remaja putra korban bullying yang tidak puas akan tampilan fisiknya.
Bullying is a well known problem and could happened anywhere and any time. In general, bullying heightened during middle-senior high. Both male and female can be involved in bullying but males are more involved. Researches about bullying and body satisfaction are generally dominated by female participants so this research was conducted to find the correlation between appearance related bullying and body satisfaction among male adolescence victims. Bullying and body satisfaction is measured using instruments derived by researcher. The participants of this research are 60 middle high and high school male students who have the general characteristics of a victim.
The main results of this research shows that there is a significant negative correlation between bullying and body satisfaction (r = -0.255; p = 0.049, significant at L.o.S 0.05). This suggests that with higher bullying actions the victims received, the victims would develop increasingly lower body satisfaction. Based on this results, it is advisable that teachers, parents and friends actively prevent and stop bullying actions. Many victims become dissatisfied with their physical appearance.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Febryola Valenia
"Remaja merupakan kelompok usia yang rentan terhadap dampak negatif bulluing, baik secara fisik maupun spikologis. Dampak negatif secara psikologis pada remaja korban bullying, seperti kecemasan, rendahnya harga diri, isolasi, depresi hingga peningkatan risiko bunuh diri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara dukungan keluarga dengan risiko bunuh diri pada remaja korban bullying. Metode penelitian menggunakan desain kuantitatif deskriptif korelasi dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah sampel sebanyak 438 responden dipilih melalui purposive sampling, sedangkan pemilihan sekolah dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Instrumen penelitian menggunakan Perceived Social Support-Family untuk dukungan keluarga dan Suicide Severity Rating Scale untuk mengukur risiko bunuh diri. Hasil analisis uji chi-square menunjukkan adanya hubungan signifikan antara dukungan keluarga dan risiko bunuh diri pada remaja korban bullying (p<0.05). Dapat disimpulkan bahwa dukungan keluarga berperan penting dalam menurunkan risiko bunuh diri pada remaja korban bullying. Dukungan emosional, informasional, penghargaan dan instrumental yang diberikan keluarga membantu meningkatkan resiliensi remaja dalam menghadapi dampak bullying. Intervensi berbasis keluarga direkomendasikan sebagai strategi efektif untuk mendukung remaja korban bullying.

Adolescents are an age group that is vulnerable to the negative impacts of bullying, both physically and psychologically. The negative psychological impact on adolescent victims of bullying, such as anxiety, low self-esteem, isolation, depression to an increased risk of suicide. This study aims to analyze the relationship between family support and suicide risk in adolescent victims of bullying. The research method used a descriptive correlation quantitative design with a cross-sectional approach. The sample size of 438 respondents was selected through purposive sampling, while the selection of schools using cluster random sampling technique. The research instrument used Perceived Social Support-Family for family support and Suicide Severity Rating Scale to measure suicide risk. The results of the chi-square test analysis showed a significant relationship between family support and suicide risk in adolescent victims of bullying (p<0.05). It can be concluded that family support plays an important role in reducing the risk of suicide in adolescent victims of bullying. Emotional, informational, appreciative and instrumental support provided by the family helps increase adolescent resilience in dealing with the impact of bullying. Family-based interventions are recommended as an effective strategy to support adolescents."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hoshael Waluyo Erlan
"Peneliiian ini bertujuan untuk mengetahui efek jangka panjang dari bullyng bagi para individu dewasa yang pemah menjadi korban. Subyek penelitian ini berjumlah 3 orang, 2 orang pria dan 1 orang wanita, yang pemah mengalami menjadi korhan bullying ketika duduk bersekolah di jenjang SMA. Semua subyek penelitian melaporkan pernah di-bully di sekolah dengan rata-rata 2 kali seminggu atau lebih, selama paling tidak 2 tahun. Dua subyek penelitian di-bully di sekolah negeri dan satu orang di sekolah swasta.
Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kualitatif dan menggunakan teknik wawancara mendalam. Melalui penelitian ini ditemukan bahwa para subyek mempersepsikan adanya efek jangka panjang seperti rasa malu, kecemasan, dan kesulitan dalam menjalin relasi sosial dalam masa dewasa mereka. Dengan demikian melalui penelitian ini ditemukan bahwa bullyng dipersepsikan memiliki dampak yang serius, dan dampak ini dapat menetap bila tidak ditangani dengan baik. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
T34209
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rindya Ayu Murti
"Skripsi ini membahas hubungan antara family functioning dan keterlibatan dalam perilaku bullying pada siswa SMA. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain korelasional. Pengambilan data terhadap 302 siswa SMA yang berada di daerah Jakarta dan Depok dilakukan dengan menggunakan dua buah kuesioner. Pertama, Family Assesment Device yang dikembangkan oleh Epstein, Baldwin dan Bishop (1983), kedua, Bullying Questionnaire yang dikembangkan oleh Duffy (2004) dan telah dilakukan modifikasi oleh peneliti dan rekan.
Hasil uji statistik menunjukkan terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara family functioning dan keterlibatan siswa SMA dalam perilaku bullying, dengan r(302) = -0,282, p < 0,05. Hal itu berarti semakin tinggi family functioning, semakin rendah keterlibatan dalam perilaku bullying pada siswa SMA, dan sebaliknya.

This study explored the relationship between family functioning and bullying involvement of senior high school student. This is a quantitative research with correlational design. Two questionnaires, Family Assesment Device (Epstein, Baldwin & Bishop, 1983) and modification of Bullying Questionnaire (Duffy, 2004), were used to obtained data from 302 senior high school student in Jakarta and Depok.
Pearson correlation test indicated negative significant correlation between family functioning and bullying involvement of senior high school student, with r(302) = -.282, p < .05. That means the higher family functioning, the lower bullying involvement of senior high school student, and vice versa.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S47460
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dezy Purwitaning Rahayu
"Skripsi ini membahas penerapan misconduct slip dan faktor-faktor penyebab bullying di SMP X, Lampung Tengah. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberi gambaran mengenai bentuk-bentuk bullying apa saja yang dilakukan oleh pelaku, bentuk sanksi yang sudah dijalankan oleh pelaku dan faktor-faktor yang menyebabkan perilaku bullying pada pelaku di SMP X. penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menyarankan sekolah untuk mengadakan seminar edukatif atau sosialisasi bagi para orang tua murid dan pemberian solusi penanganan terhadap kasus bullying.

This study is discusses about the application of misconduct slip and factors that causes of bullying in SMP X, Lampung Tengah. The main purpose of this study is to give description about the forms of bullying, the sanction which was run by the bullies, and the factors that causes of bullying in SMP X. This research is qualitative with description design. The result of this study is to give some opinion for school to conduct the educational seminar or socializing about bullying for student's parents and to provide the handling solution for cases of bullying."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fara Arta
"Di dalam lingkungan sekolah perilaku kekerasan bullying atau yang lebih dikenal dengan istilah penggencetan di Indonesia, dilakukan baik oleh anak laki-laki maupun anak perempuan. Namun, akibat dari stereotipe peran gender yang dimilikinya, stigma yang diterima anak perempuan atas perilaku tersebut menjadi lebih negatif daripada anak laki-laki, karena kekerasan bukan bagian dari stereotipe gender yang dimiliki perempuan.
Penelitian ini mengungkapkan proses stigmatisasi yang dialami anak perempuan pelaku penggencetan dengan menggunakan teori stigma (Goffman, 1963) yang dikaitkan dengan gender. Stigma sebagai atribut sangat mendiskreditkan dan merusak pencitraan diri.
Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif, yakni wawancara mendalam terhadap 3 siswi SMA. Hasil penelitian menunjukkan, untuk menghindari dan mengurangi efek dari stigma, subjek melalui tahap passing dan covering. Passing adalah usaha menyembunyikan stigma dari masyarakat sebagai kelompok ?normal? atau kelompok orang yang tidak memiliki stigma, sedangkan covering adalah usaha untuk meminimalisir agar stigma tidak tampak jelas dan tidak mengganggu interaksi sosial antara pemilik stigma dengan kelompok ?normal?. Akan tetapi akibat statusnya sebagai anak perempuan, subjek tidak dapat melakukan passing dan covering dengan mudah. Akhirnya anak perempuan menerima stigma yang lebih negatif daripada anak laki-laki meski perilaku yang dilakukan sama, yakni perilaku kekerasan bullying. Standar ganda ini menciptakan ketidakadilan bagi anak perempuan.

In the school environment, violent behavior or commonly known as penggencetan in Indonesia, is conducted by boys and girls. However, since there is a gender role stereotypes, the stigma girls received from that behavior becomes more negative than how the boys would receive it. It is because violence is not part of gender stereotype that girls have.
This research reveals the stigmatization suffered by girls who bully others using The Stigma Theory (Goffman, 1963) and linked to gender role. Stigma as an attribute is very discrediting and spoiled the identity.
The method used is qualitative research, which is in-depth interview with 3 high school students. The result shows, to prevent and lessen the effect of Stigma, the subject must go through passing and recovering steps. Passing is an attempts to disguise or hide the stigma from society which defined as ?normal?, people who do not bear stigma. Covering is a technique to withdraw the attention caused by the stigma and to restrict the stigma into the center of attention. Even so, seeing the status quo of girls, subject cannot do these steps easily. In the end, girls encounter more negative stigma than boys do although the behavior is the same, which is bullying. This double standard creates discrimination for girls."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Septia Ningtias Rahayu Pamungkasari
"Dukungan keluarga penting bagi remaja korban perundungan agar tidak mengalami ansietas parah. Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan tingkat ansietas pada remaja korban perundungan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian korelasi dan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 201 remaja korban perundungan. Instrumen yang digunakan adalah Adolescent Peer Relations Instrument (APRI), Perceived Social Support Family (PSS-Fa), dan Hamilton Anxiety Rating Scale (HAM-A). Hasil penelitian dianalisis menggunakan uji korelasi Rank-Spearman menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan tingkat ansietas pada remaja korban perundungan (p value = 0,000 ; α = 0,05). Saran penelitian selanjutnya agar meneliti dukungan sosial lainnya yang memiliki pengaruh terhadap tingkat ansietas pada remaja korban perundungan.

Family support plays a crucial role in mitigating the severity of anxiety experienced by adolescent victims of bullying. This study aimed to investigate the relationship between family support and anxiety levels in adolescents who have been victims of bullying. This research is a quantitative study with a correlation research design and cross sectional. The sample size of 201 adolescents who had experienced bullying. The instruments utilized included the Adolescent Peer Relations Instrument (APRI), the Perceived Social Support Family (PSS-Fa), and the Hamilton Anxiety Rating Scale (HAM-A). The findings of the study were analyzed using the Rank-Spearman correlation test revealed a significant correlation between family support and anxiety levels in adolescents who have been victims of bullying (p-value = 0.000; α = 0.05). Future research recommendations include exploring the influence of other forms of social support than can influence the anxiety levels in adolescents who have been victimsz of bullying."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bunga Pelangi
"Penelitian ini membahas salah satu masalah kesehatan mental di kalangan remaja yaitu fenomena bullying. Fenomena ini diteliti untuk melihat faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku menghadapi bullying di kalangan remaja Depok. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, penelitian ini melakukan pengambilan data secara cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran angket pada seluruh siswa kelas X dan XI SMA 1 Muhammadiyah Pancoran Mas Depok dengan jumlah 71 responden berdasarkan metoda total sampling.
Berdasarkan hasil analisis univariat, 63,4% remaja berperilaku tepat dalam menghadapi bullying dan 36,6% remaja lainnya berperilaku tidak tepat. Selain itu, faktor yang berhubungan dengan perilaku menghadapi bullying adalah jenis kelamin (p=0,037), pengetahuan (p=0,046), dan peraturan di teman kelompok (p=0,044). Sedangkan faktor yang berpengaruh terhadap perilaku menghadapi bullying adalah jenis kelamin (OR=3,495). Hasil ini menunjukkan perlunya penanganan khusus dalam penuntasan masalah bullying berdasarkan perbedaan karakteristik jenis kelamin.

This study addresses one of the mental health problems among teenager is the phenomenon of bullying. This phenomenon is examined to look at the factors that influence behavior of facing bullying among teenagers Depok. By using a quantitative approach, this study perform taking cross-sectional data. Data collected through questionnaires to all students of class X and XI SMA Muhammadiyah 1 Pancoran Mas, Depok with number of 71 respondents based on total sampling methods.
Based on the results of univariate analysis, 63,4% of teenagers behave appropriately in the face of bullying and 36,6% other teenagers behave inappropriately. In addition, factors related to facing bullying behavior is gender (p=0,037), knowledge (p=0,046) and the regulations in friends group (p=0,044). While the factors that influence the facing bullying based on gender differences in characteristics.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55043
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Rahayu
"Kejadian bullying pada siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri sebesar 42.8 sesuai dengan data Dinas Pendidikan Kota Sukabumi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara terapi Gestalt dan pendidikan kesehatan tentang bahaya bullying terhadap harga diri remaja korban bullying. Desain penelitian ini menggunakan Quasi-experimental pre post with kontrol group dengan jumlah responden sebanyak 40 orang. Analisis menggunakan Dependen T Test dan Independen T Test. Terapi gestalt diberikan pada kelompok pertama dan pendidikan kesehatan tentang bahaya bullying diberikan pada kelompok kedua. Harga diri remaja korban bullying yang mendapatkan terapi gestalt lebih tinggi secara bermakna dibandingkan dengan harga diri remaja korban bullying yang mendapatkan pendidikan kesehatan tentang bahaya bullying. Terapi gestalt direkomendasikan diberikan pada remaja korban bullying.

The incidence of bullying in junior high school students amounted to 42.8 according to data from the Department of Education Sukabumi. The purpose of this study was to determine the effect of the difference between Gestalt therapy and health education about the dangers of bullying against young victims of bullying dignity. This study design using Quasi experimental pre post with control group with the number of respondents as many as 40 people. Analysis using T Test Dependent and Independent T Test. Gestalt therapy is given to the first group and the health education about the dangers of bullying given to the second group. Esteem young victims of bullying are getting gestalt therapy is significantly higher than the price of adolescent victims of bullying who received health education about the dangers of bullying. Gestalt therapy is recommended given to young victims of bullying"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T47188
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>