Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 189609 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kamaruddin
"ABSTRAK
Nama : KamaruddinProgram Studi : Magister Keselamatan dan Kesehatan KerjaJudul Tesis : Analisis Faktor Determinan Keluhan GejalaMuskuloskeletal Pada Pengguna Komputer diKantor XWZ Indonesia Tahun 2017Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor determinan dan hubungannyadengan keluhan gejala gangguan muskuloskeletal pada pekerja penggunakomputer di kantor XWZ Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatanmetode disain cross-sectional. Sampel kuesioner dalam penelitian ini adalahpekerja pengguna komputer di kantor XWZ Indonesia yang berjumlah 110 orangdan sampel observasi postur kerja berjumlah 17 orang. Berdasarkan hasilpenelitian didapatkan tiga keluhan nyeri/sakit paling banyak dirasakan olehpekerja, yaitu keluhan leher 61,8 , keluhan bahu 53,6 , dan keluhan lenganbawah 53,6 . Pekerja berada pada tingkat risiko skor RULA tinggi 30 dantingkat risiko skor RULA sedang 70 . Indeks masa tubuh pekerja masuk dalamkategori obesitas 95,5 dan kelebihan berat badan 4,5 . Tingkat psikososialpekerja kategori bagus 80 dan kategori perlu perhatian 20 . Terdapat hubungansignifikan antara tingkat risiko skor RULA dengan keluhan bahu dan lenganbawah dengan P value 0,016, CI 95 0,129 : 0,759 , tingkat risiko indeks masatubuh dengan keluhan pinggang dengan P-value 0,019, CI 95 1,256 : 6,356 ,tingkat risiko psikososial dengan keluhan nyeri/sakit pada bahu dan lengan bawahdengan P-value 0,041, CI 95 0,194 : 0,904 . Disarankan pekerja penggunakomputer di kantor XWZ Indonesia melakukan tindakan eliminasi, substitusi,rekayasa engineering control , dan pengendalian administratif.Kata kunci: Komputer, Muskuloskeletal, Hirarki pengendalian hazard

ABSTRACT
Name KamaruddinStudy Program Master Program of Occupational Health andSafetyThesis rsquo Title Determinant Factor Analysis of MusculoskeletalSymptoms Complaint for Computer User at PT.XWZ Indonesia Office in 2017This study aims to determine the determinant factor and its relation with thesymptom of musculoskeletal disorder for the computer user in XWZ Indonesiaoffice. This research is done by approach of cross sectional design method. Thesample of questionnaire in this research is 110 computer user and the sample ofwork posture observation is 17 computer user. Based on the result of the research,there were three most complaints of pain by the workers, namely 61.8 neckcomplaints, 53.6 shoulder complaints, and 53.6 forearm complaints. Workerswere at a 30 high risk level and 70 medium risk level RULA score .Workers rsquo body mass index was in obesity 95.5 and overweight 4.5 . Workers rsquo psychosocial level was in good category 80 and need attention category 20 .There was a significant relationship between risk level RULA score withshoulder and forearm complaints with P value 0.016, 95 CI 0.12.9 0.759 ,body mass index risk with waist complaint with P value 0,019, CI 95 1,256 6,356 , psychosocial risk level with shoulder complaint and lower arm complaintwith P value 0,041, CI 95 0,194 0,904 . It is strongly recommendation thatcomputer user workers at XWZ Indonesia office shall perform the elimination,substitution, engineering control , and administrative control.Keyword Computer, Musculoskeletal, Hierarchy of control hazard"
2017
T48453
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oke Ila Lia Yuliyanti
"Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian postur kerja, peralatan kerja, dan workstation yang menyebabkan pada keluhan gejala MSDs pada pekerja pengguna komputer head office PT X. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Data yang dikumpulkan dari penelitian ini berasal dari data primer hasil observasi berupa postur kerja, peralatan kerja, keluhan yang dirasakan pekerja, dan workstation. Hasil penelitian menunjukan terdapat ketidaksesuaian pada beberapa postur kerja dari pekerja saat bekerja, peralatan kerja yang digunakan, serta workstation. Hasil penilaian keluhan gejala MSDs menggunakan metode ROSA menunjukan hasil yang bervariasi, yaitu skor akhir ROSA 1-4 (tindakan perbaikan tidak diperlukan sesegera mungkin) dan 5-10 (tindakan perbaiakn diperlukan sesegera mungkin). Hasil obseravasi keluhan gejala MSDs menunjukan 92 (87%) responden merasakan keluhan pada minimal satu area tubuhnya. Area tubuh yang paling banyak dikeluhkan adalah leher bagian atas (67%), pinggang (62%), dan leher bagian bawah (53%). Disarankan untuk melakukan penyesuaian peralatan kerja dengan pekerja, melakukan peregangan di sela-sela pekerjaan, dan sosialisasi pentingnya ergonomi pada pekerja.

This study aims to analyze approprietness of work posture, work equipment, and workstation that cause the symptoms of MSDs complaints of computer users Head Office PT X. Design study is cross sectional. All of the data collected in these study are derived from primary data of observation results in the form of workm posture, work equipment, and workstation. The results study showed there were discrepancies in some of work posture while work, work equipment used, and workstation. The results of the symptoms MSDs complaints use ROSA methods showed variying results, that are the ROSA final score 1-4 (further assessment not immediately required) and 5-10 (further assessment required as soon as possible). The observation resluts of the symptoms MSDs complaints showed 92 (87%) of respondents feel there are complaints at one area of the body. Many areas of the body most complaints are upper neck (67%), lumbar (62%), and lower neck (53%). It is recommended to make adjustments of work equipment by workers, doing stretching on the side lines job, and socialization importance of ergonomics to workers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agnestifa Dinar
"Perkembangan teknologi membuat perubahan aktifitas pekerja kantor beralih menggunakan Visual Display Unit (VDU) dan berpotensi Muscoloskeletal Disorders (MSDs). MSDs dapat menimbulkan penurunan produktifitas dan kerugian ekonomi. Aktifitas pekerja di PT. X menggunakan VDU selama 8 jam setiap hari. Tidak banyak penelitian yang dilakukan PT X terkait dengan MSDs di perkantoran selama ini. Oleh karena itu tujuan dari tesis ini adalah mengkaji faktor-faktor risiko yang menyebabkan keluhan gejala MSDs antara lain faktor individu, lingkungan, peralatan, organisasi kerja dan psikososial pada pekerja perkantoran. Metode penelitian ini adalah cross-sectional dengan metode proportionale stratifiled random sampling pada 95 orang.
Hasil penelitian ini adalah sebagian besar responden mempunyai keluhan MSDs sebanyak 83,16% dengan rincian keluhan kronis sebanyak 70,52%, keluhan akut sebanyak 1,37%, keluhan keduanya sebanyak 6,71%. Sedangkan 16.84% responden yang tidak mempunyai keluhan MSDs. Faktor yang berhubungan dengan keluhan MSDs adalah BMI (p<0.05), masa kerja (p<0.05), persepsi job stress (p<0.01) dan postur kerja (p<0.05). Postur kerja berhubungan dengan panjang alas duduk (p<0.01) dan tinggi kursi (p<0.05) persepsi job stress berhubungan dengan rincian tugas (p<0.05), durasi kerja (p<0.05), durasi istirahat (p<0.01), tuntutan kerja (p<0.05), dan job control (p<0.01). Faktor dominan dari risiko ergonomi terhadap keluhan keluhan gejala MSDs adalah durasi istirahat (p=0.002), postur tubuh (p=0.017), dan persepsi job stress (p=0.005). Hasil penelitian mengkonfirmasi bahwa durasi istirahat, postur tubuh dan job stress berhubungan dengan keluhan MSDs pekerja perkantoran.

The developments of technology, the office worker change their activity by using Visual Display Unit (VDU) and it potentially causes Muscoloskeletal Disorders (MSDs). MSDs can decrease the productivity and cause economic losses. Employee activities at PT. X use VDU for 8 hours every day. So far, not much research which is related with MSDs in the office conducted by PT X. This thesis aimed to review the risk factors that asosiate with MSDs symptoms include individual, environment, equipment, work organization and psychosocial factor on office workers. The method of this research is cross-sectional with proportionale stratifiled random sampling method in 95 office workers.
The result of this research is most of respondents have MSDs complaint as much as 83,16% with details chronic complaint is 70,52%, acute complaint is 1,37%, both complaint is 6,71%. While 16,84% of respondents did not have MSDs complaints. Related factors to MSDs complaints were BMI (p <0.05), length of service (p <0.05), job stress perception (p <0.01) and work posture (p <0.05). Work posture relates to seat length (p <0.05) and height of chair (p <0.01) job stress perception related to job description (p <0.05), duration of work (p <0.05), duration of rest (p <0.01), work demands (p <0.05), and job control (p <0.01). The dominant factors of ergonomic risk to complaints of symptoms of MSDs were duration of rest (p = 0.002), work posture (p = 0.017), and job stress perception (p = 0.005). The results are confirmed that the duration of rest, posture and job stress associated with MSDs complaints office workers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47975
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nono Haryono
"Penelitian bertujuan memperoleh gambaran dan hubungan faktor-faktor risiko individu dan pekerjaan terhadap keluhan muskuloskeletal disorder pada pekerja kantor PT. X Jakarta. Metode yang digunakan cross-sectional dengan menggunakan data sekunder hasil medical check up data dan perangkat lunak RSIGuard untuk 607 pekerja. Dari 607 pekerja terdapat 292 orang (48, 1%) mengalami keluhan musculoskeletal discomfort.
Hasil uji bivariate menunjukkan hubungan signifikan (p<0,005) antara faktor individu (tinggi badan, berat badan, olahraga, jenis kelamin dan temuan masalah musculoskeletal pada MCU), dan faktor risiko pekerjaan (self-assessment risk, overall risk level, average daily mouse use, break time taken dan average strain from mouse use) dengan discomfort.
Hasil uji multivariate menunjukkan jenis kelamin, temuan masalah musculoskeletal MCU, self-assessment dan overall assessment merupakan faktor-faktor yang memiliki hubungan kuat dan dapat mempengaruhi keluhan musculoskeletal discomfort. Saran-saran ditujukan untuk mencegah discomfort dan work related musculoskeletal disorder melalui prinsip-prinsip ergonomik.

The objective of this study are to describe profile and relationship between individual and occupational risks factors with musculoskeletal discomfort in office workers of PT. X Jakarta. This is cross-sectional using secondary data of medical check up (MCU) and RSIGuard software for 607 workers. There are 272 of 607 workers (48.1%) complained musculoskeletal discomfort based on self-asessment result.
Based on bivariate test results a significant (p <0.005) for individual factors (height, weight, exercise, sex and medical finding during MCU), and occupational risk factors from computer usages (self assessment risk, overall risk level, average daily mouse use, break time taken and average strain of mouse use).
The final model of multivariate test results a significant correlation of gender, findings of musculoskeletal problems, self-assessment and overall assessment with musculoskeletal discomfort complaints. Suggestions addressed to reduce occupational factors to prevent discomfort and work-related musculoskeletal disorder through ergonomic principals.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47996
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andhita Jasmine Setiawan
"Pekerja mekanik unit Wheel Brake Maintenance di PT. X, salah satu perusahaan MRO Maintenance, Repair, Overhaul pesawat terbang di Indonesia, berisiko terhadap MSDs atau gangguan otot rangka karena dibutuhkan pengangkatan beban yang berat, postur janggal, dan gerakan repetitif dalam aktivitas kerjanya, tetapi dari penelitian ergonomi yang sudah ada di unit tersebut, belum ada penelitian yang meneliti aspek psikososial sebagai salah satu faktor risiko gangguan otot rangka. Oleh karena itu, penelitian dengan studi cross sectional ini melakukan analisis faktor fisik dan psikososial terhadap gejala gangguan otot rangka pada 44 pekerja mekanik yang melakukan aktivitas manual handling di unit Wheel Brake Maintenance PT. X pada bulan Januari - Juni 2017 dengan menggunakan metode REBA, kuesioner yang diisi secara mandiri oleh pekerja, luxmeter, meteran, dan NMQ. Hasil menunjukkan bahwa 52,2 aktivitas kerja di unit tersebut berisiko sangat tinggi terhadap gangguan otot rangka. Gejala gangguan otot rangka terbanyak terdapat pada punggung bawah 84,1 , bahu 72,7 , leher 63,5 , dan punggung atas 59,1 . Terdapat hubungan yang signifikan antara gejala pada leher dengan pekerja yang merokok OR=3,960; 95 CI=1,069-14,671 , gejala pada punggung atas dengan pekerja yang mengangkat 6-15 kg 3 2 hari per minggu OR=4,879; 95 CI=1,055-22,565 dan pekerja yang menggunakan perkakas tangan yang bergetar 3 1 jam per hari OR=4,167; 95 CI=1,133-15,328 , dan gejala pada bahu dengan pekerja yang bekerja dalam posisi berlutut atau jongkok 3 1 jam per hari OR=5,111; 95 CI=1,128-21,279 , sedangkan tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor psikososial dengan gejala gangguan otot rangka. Jadi, simpulan dari hasil penelitian ini adalah perlu dilakukan perubahan dan intervensi untuk mengurangi risiko terhadap gangguan otot rangka terutama pada faktor fisik, dengan memperhatikan juga pekerja yang merokok.

Mechanics of Wheel Brake Maintenance unit in PT. X, an aircraft MRO's Maintenance, Repair, Overhaul company in Indonesia, at risk of musculoskeletal disorders MSDs because of heavy lifting, awkward postures, and repetitive movements in work activities, but from the past ergonomic studies in that unit, there has been no research that examined psychosocial factors as a risk factor. Therefore, this cross sectional study conducted a physical and psychosocial factor analysis towards musculoskeletal symptoms among 44 mechanics that performing manual handling activities in the Wheel Brake Maintenance unit of PT. X in January June 2017 using REBA, worker self report questionnaires, lux meter, meter, and NMQ method. Results showed that 52.5 of the work activities was at very high risk for musculoskeletal disorders. The highest prevalence was for, low back 84,1 , shoulders 72,2 , neck 63,5 , upper back 59,1 . There was a significant association between neck sympthoms with workers who smoked OR 3,960 95 CI 1,069 14,671 , upper back sympthoms with workers who raised 6 15 kg 3 2 days per week OR 4,879 95 CI 1,055 22,565 and workers using hand tools that vibrate 3 1 hour per day OR 4,167 95 CI 1,133 15,328 , and shoulders sympthoms with workers working in kneeling or squatting position 3 1 hour per day OR 5,111 95 CI 1,128 21,279 , whereas there is no significant association between psychosocial factor with musculoskeletal symptoms. Thus, the conclusion of the results of this study is the need to make changes and interventions to reduce the risk of musculoskeletal disorders, especially on physical factors, with attention also for the workers who smoke. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67766
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosita Magfirah
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas analisis risiko manual handling dan keluhan gejala musculoskletal disorders MSDs di PT Aneka Komkar Utama. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan observasi yang dilakukan pada 52 pekerja. Pengukuran postur, beban, frekuensi, dan durasi pada aktivfitas manual handling didapatkan dengan menggunakan menggunakan lembar kerja REBA Rapid Entire Body Asessment , sedangkan untuk mengetahui gambaran keluhan gejala MSDs pada pekerja menggunakan kuisioner yang mengacu pada Nordic Body Map. Hasil penelitian diketahui bahwa 98 responden mengalami keluhan gejala MSDs dengan bagian tubuh yang paling dominan merasakan keluhan yaitu pinggang bawah dengan jumlah 68,6 dari seluruh responden. Distribusi keluhan gejala MSDs bedasarkan usia menunjukan responden dengan usia 25 tahun keatas lebih banyak mengeluhkan gejala MSDs 84 , bedasarkan IMT sebanyak 70 yang mengeluh MSDs berada dalam kategori normal, bedasarkan masa kerja responden dengan masa kerja lebih dari 5 tahun memiliki keluhan lebih tinggi 72 , bedasarkan kebiasaan olahraga responden yang melakukan kebiasaan olahraga tidak rutin memiliki keluhan lebih tinggi 76 , bedasarkan kebiasaan merokok mayoritas responden yang mengalami keluhan merokok sebanyak 1-12 batang dalam sehari pada setahun terakhir 52.

ABSTRAK
This study discusses manual risk analysis of handling and complaints of symptoms of musculoskletal disorders MSDs in PT Aneka Komkar Utama. This study uses descriptive design with observations made on 52 workers. Measurements of posture, load, frequency, and duration of manual handling activity were obtained using REBA Rapid Entire Body Asessment worksheet, whereas to know the description of MSDs symptom symptom on workers using questionnaires referring to Nordic Body Map. The results of the research note that 98 of respondents have symptoms of MSDs symptoms with the most dominant body part to feel the complaints of the lower waist with the number of 68.6 of all respondents. Distribution of symptoms of MSDs symptoms based on age indicates that respondents aged 25 years and over complained about symptoms of MSDs 84 , based on IMT as much as 70 who complained that MSDs were in the normal category, based on the working period of respondents with more than 5 years of work have more complaints 72 , based on exercise habit of respondents who do routine exercise habit have higher complaint 76 , based on smoking habit of majority of respondents who have smoking complaints as much as 1 12 sticks in a day in the last year 52."
2017
S69396
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Restu Bagus Riyanto
"Aktivitas di dalam ruang kantor seperti menggunakan komputer merupakan pekerjaan yang paling sering dilakukan. Penggunaa komputer yang terus-menerus setiap harinya akan menimbulkan risiko pekerja mengalami musculoskeletal disorders MSDs. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat risiko ergonomi dan keluhan subjektif MSDs pada pekerja pengguna komputer di kantor PT XYZ. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah tingkat risiko ergonomi, usia, jenis kelamin, masa kerja, durasi kerja, indeks massa tubuh, kebiasaan merokok, kebiasaan olahraga, dan keluhan subjektif MSDs. Penelitian ini dilakukan kepada 26 pekerja dengan desain studi cross-sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada kecenderungan antara indeks massa tubuh, kebiasaan merokok, serta kebiasaan olahraga terhadap keluhan subjektif MSDs.

Office activities such as computer use are the most common tasks. Continuous computer usage every day poses a risk to workers experiencing musculoskeletal disorders MSDs. This study aims to know the level of ergonomic risk and subjective complaints MSDs on computer user workers in the office of PT XYZ. The variables studied in this study were an ergonomic risk, age, gender, length of service, duration of work, body mass index, smoking habit, exercise habit, and subjective complaints MSDs. This research was conducted to 26 workers with cross sectional study design. The results showed that there was a tendency between body mass index, smoking habits, and exercise habits of subjective MSDs complaints. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukma Ayu Eurohastanti
"ABSTRAK
MSDs memiliki prevalensi tinggi di beberapa pekerjaan berbeda sehingga menjadi salah satu isu kesehatan kerja yang perlu dikendalikan. Klinik perusahaan mencatat bahwa prevalensi nyeri otot pada pekerja PT. X bulan Januari 2016 November 2016 sebanyak 18 kunjungan klinik dengan diagnosa nyeri otot dan sendi, yang diduga merupakan kasus MSDs yang diakibatkan diakibatkan karena pekerjaan terkait penggunaan komputer. Jenis penelitian ini adalah penelitian cross sectional dengan jumlah sampel 119. Sampel yang diambil merupakan seluruh karyawan PT. X. Faktor risiko yang digunakan sebagai variabel independen dalam penelitian ini diantaranya faktor risiko individu BMI dan perilaku merokok, lingkungan lingkungan fisik dan peralatan kerja, fisik postur, durasi dan waktu istirahat, dan psikososial beban kerja, tugas pekerjaan, jenjang karir, hubungan interpersonal, kontrol, dan stress. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara keluhan MSDs kronis dengan BMI (OR = 8.93), postur (OR = 2.81), waktu istirahat (OR = 6.0), durasi (OR = 2.747), tugas pekerjaan (OR = 3.33), beban kerja (OR = 2.63), stress kerja (OR = 2.82). Hasil uji multivariat menunjukkan bahwa waktu istirahat merupakan variabel yang paling mempengaruhi terjadinya keluhan MSDs kronis (OR = 7,82) dengan variabel lain yang siginifikan ialah BMI dan stress kerja karyawan.

ABSTRACT
High prevalence of MSDs in different work activities lead to occupational health and safety issue that must be controlled. Company's clinic found that 18 visits reported with Myalgia diagnose as a MSDs complaint case caused by work activity around PT. X workers from January 2016 November 2016. This research is cross sectional with 119 sample. The sample are all employee at X. Dependent variable is MSDs complaint, whereas independent variables as risk factor are individual factors BMI, current smoking status, physical factors posture, rest break, and duration, psychosocial factors work load, task, carier level, interpersonal relation, job control, and job stress, physical environment, and work equipment. The results of this research shown that there is a significance relation between MSDs Chronic Complaint with BMI (OR 8.93), posture (OR 2.81), rest break (OR 6.0), durasi (OR 2.747), task (OR 3.33), work load (OR 2.63), job stress (OR 2.82),. Mutivariate analysis shown that rest break is a domant factors associated with MSDs complaint whereas BMI dan job stress are the other significant factors. "
2017
T48863
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setyanti
"Aktivitas administrasi di dalam ruang kantor seperti menulis, membaca, mengetik dan menggunakan komputer merupakan pekerjaan yang dilakukan terus menerus dan membutuhkan tingkat pencahayaan yang memadai. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat pencahayaan dan keluhan subjektif kelelahan mata pada pekerja di ruang kantor PT. XYZ tahun 2017. Variabel independen dalam penelitian ini adalah tingkat pencahayaan, usia, lama kerja, kelainan refraksi, perilaku berisiko terhadap kesehatan mata, durasi kerja, kekontrasan, dan tampilan layar monitor. Sedangkan variabel dependen adalah keluhan subjektif kelelahan mata. Penelitian ini dilakukan kepada 45 orang pekerja dengan desain studi cross sectional.
Hasil pengukuran tingkat pencahayaan menggunakan lux meter diketahui bahwa 80 area kerja tidak memenuhi standar Permenkes No. 48 Tahun 2016, dimana terdapat 82,2 pekerja mengalami keluhan subjektif kelelahan mata. Hasil penelitian ini tidak menunjukan adanya hubungan yang bermakna antara karakteristik individu usia, lama kerja, kelainan refraksi, perilaku berisiko terhadap kesehatan mata, faktor pekerjaan durasi kerja, kekontrasan,tampilan layar monitor, dan tingkat pencahayaan dengan keluhan subjektif kelelahan mata.

Administrative activities in office such as writing, reading, typing and using computers are work that are done repetitively and require adequate lighting levels. This study aims to analyze the lighting level and subjective complaints of eye fatigue in workers in the office of PT. XYZ in 2017. The independent variables in this study are the lighting level, age, duration of employment, refractive abnormalities, risky behavior, duration of work, contrast, and monitor screen display. While the dependent variable is subjective complaints of eye fatigue. This research was conducted to 45 workers with cross sectional study design.
From the measurement of ligthing level using lux meter, 80 work area is known to not meet the standard of Permenkes. 48 of 2016, where 82.2 of workers are experiencing eyestrain due to insufficient level of lighting. The results of this study did not show any significant relationship between individual characteristics age, duration of work, refractive abnormalities, risky behavior to eye health, occupational factors duration of work, contrast, monitor screen display and lighting level with subjective complaints of eyestrain on workers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khansa Fahrinka Ufaira
"Pekerja kasir berisiko untuk mengalami gangguan otot rangka. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor risiko dari gejala gangguan otot rangka pada kasir. Desain penelitian ini adalah cross-sectional. Pengambilan data dilakukan dengan QEC, kombinasi kuesioner psikososial, NMQ, meteran, dan lux meter. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi gejala gangguan otot rangka tertinggi pada bahu dan terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan gejala pada bahu OR: 3.575 dan pergelangan kaki OR: 2.784 , kepuasan kerja dengan gejala pada punggung bawah OR: 3.059 , tuntutan kerja dengan gejala pada punggung bawah OR: 7.650 . Salah satu saran berdasarkan penelitian ini adalah melakukan pengaturan kembali workstation kasir.

Cashiers are at risk to develop musculoskeletal disorders. The purpose of this research is to identify risk factors of musculoskeletal symptoms. The design of this research is cross sectional. Data was collected with QEC, combination of psychosocial questionnaire, NMQ, meter tools, and lux meter. Results showed that the highest musculoskeletal symptoms prevalence was found in shoulder and there are significant association between gender and shoulder OR 3.575 ankle OR 2.784 symptoms, job satisfaction and low back symptoms OR 3.059 , effort and low back symptoms OR 7.650 . Based on results, it is recommended to adjust workstation based on anthropometry data. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69693
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>