Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56433 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Oemar Madri Bafadhal
"Pada pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017, banyak beredar pesan disinformasi yang isinya bersinggungan antara isu sosial, politik, dan SARA. Salah satu isu yang ramai tersebar adalah migrasi 10 juta penduduk Cina ke Indonesia dan Jakarta Bersyariah. Isu ini kemudian berkembang menjadi wacana publik. Presiden Joko Widodo beserta jajaran kementerian telah berulang kali mengklarifikasi isu tersebut. Namun, masih ada orang yang menganggap bahwa informasi ini benar. Artikel ini mencoba memberikan penjelasan atas fenomena ini dari lensa Encoding/Decoding dan Komunitas Interpretif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara mendalam terhadap lima informan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa khalayak menggunakan posisi budaya, sejarah kehidupan, dan komunitas interaktif yang terdiri dari komunitas sosial dan komunitas interpretif sebagai strategi untuk menginterpretasi suatu pesan. Interaksi dengan komunitas interpretif dan komunitas sosial mereka yang terbatas juga menguatkan pemaknaan mereka terhadap isu ini. Hal ini menandakan bahwa teks dalam komunitas virtual tidak lagi dipandang sebagai perpanjangan pesan atau penambahan informasi, namun ditujukan untuk memelihara suatu komunitas di masyarkat dalam waktu yang relatif sementara.

Around the campaign season of Jakarta Governor 2017 election, several disinformation messages related to social issues, politics, and ethnicity are circulating among communities. One of the most widespread rumor is about the migration of 10 million Chinese citizens to Indonesia and Jakarta Shariah law. This issue then developed into public discourse. President Joko Widodo, as well as well any other related to that disinformation, has repeatedly clarified the issue. However, some group in society assume that this information is correct. This research attempts to provide an explanation for this phenomenon using Encode Decode and Interpretive Communities as conceptual lens. Data collection was done by using in depth interview technique on five informants.
The result of this research shows that audiences use cultural positions, life histories, and interactive communities consisting of social communities and interpretive communities as a strategy to interpreting a message. Interaction with their interpretive communities and their limited social community could also strengthen their meaning on this issue. The result of this research also implies that the act of sharing disinformation text is not purely for projecting information but an act of maintaining society in time.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
T47557
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoedo Shambodo
"[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana khalayak memaknai transparansi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada media sosial YouTube. Pemaknaan disini dilihat apakah khalayak memaknai sebuah informasi yang disampaikan melalui media sosial YouTube dengan karateristik dimana informasi yang disampaikan bebas tanpa harus melalui suatu Gatekeeper dimaknai sama antara pembuat atau pemilik informasi dengan penerima informasi sebagai bentuk transparansi pemerintah daerah. Informasi yang dimaksud adalah tiga video milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang diunggah pada media sosial YoTube yang dipilih oleh peneliti menjadi objek penelitian dengan berbagai alasan tertentu. Penelitian mengacu kepada teori televisual Stuart Hall dengan menggunakan reception analysis yangmemfokuskan pada pengalaman subjektif sebagai khalayak aktif (meaning-contruction) memahami suatu fenomena serta bagaimana makna diciptakan melalui pengalaman tersebut. Mengacu pada studi pemaknaan penelitian ini mengacu pada tiga hipotesis dimana khalayak terbagi menjadi tiga posisi pemaknaan, yaitu dominan-hegemonik, negosiasi, dan oposisi
Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan wawancara mendalam sebagai metode untuk mencari data primer. Metode penelitian yang digunakan yaitu studi kasus (single case, single level).Pemilihan informan dilakukan secara purposive samplingdengan mempertimbangkan variasi berdasarkan latar belakang konteks sosial budaya informan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pemaknaan beragam karena berbagai macam faktor, salah satunya adalah faktor pengalaman dan pengetahuan informan. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan interpretive communities, dimanakhalayak sebagai anggota atau bagian dari komunitas tertentu sebagai pemberi makna dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan budaya serta adanya pembagian pengalaman-pengalaman diantara anggota komunitas.

ABSTRACT
This study aimed to see how audiences interpret the transparency of the Government of Jakarta on social media YouTube. Meanings here seen whether the audience to interpret an information delivered through social media YouTube with characteristics which are delivered free information without having to go through a Gatekeeper interpreted equally between the author or owner of the information with the recipient information as a form of local government transparency. The information that mean is three videos belong to the Government of Jakarta are uploaded to social media YoTube chosen by the researcher becomes the object of research with a variety of reasons. The study refers to the theory of Stuart Hall televisual using the reception analysis that focuses on the subjective experience as an active audience (meaning-contruction) understand a phenomenon and how meaning is created through the experience. Referring to the study of the meaning of this study refers to the three hypotheses in which the audience is divided into three positions of meaning, which is the dominant-hegemonic, negotiation, and opposition.
The study used a qualitative approach with in-depth interviews as a method to locate the primary data. The method used is a case study (single case, single level). Selection of informants is purposive sampling by considering variations based on the cultural background of the social context of informants. The results showed that there is meaning vary due to various factors, one of which is a factor of experience and knowledge of the informant. This study also uses the interpretive communitiesto approach, to which the audience as a member or part of a particular community as a giver of meaning is affected by social and cultural environment as well as the sharing of experiences among members of the community., This study aimed to see how audiences interpret the transparency of the Government of Jakarta on social media YouTube. Meanings here seen whether the audience to interpret an information delivered through social media YouTube with characteristics which are delivered free information without having to go through a Gatekeeper interpreted equally between the author or owner of the information with the recipient information as a form of local government transparency. The information that mean is three videos belong to the Government of Jakarta are uploaded to social media YoTube chosen by the researcher becomes the object of research with a variety of reasons. The study refers to the theory of Stuart Hall televisual using the reception analysis that focuses on the subjective experience as an active audience (meaning-contruction) understand a phenomenon and how meaning is created through the experience. Referring to the study of the meaning of this study refers to the three hypotheses in which the audience is divided into three positions of meaning, which is the dominant-hegemonic, negotiation, and opposition.
The study used a qualitative approach with in-depth interviews as a method to locate the primary data. The method used is a case study (single case, single level). Selection of informants is purposive sampling by considering variations based on the cultural background of the social context of informants. The results showed that there is meaning vary due to various factors, one of which is a factor of experience and knowledge of the informant. This study also uses the interpretive communitiesto approach, to which the audience as a member or part of a particular community as a giver of meaning is affected by social and cultural environment as well as the sharing of experiences among members of the community.]"
2015
T42832
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marisa Andreina
"Penelitian ini membahas mengenai pemaknaan khalayak terhadap forum edukasi melalui poster yang bertajuk ldquo;Creative Thinking for a Creative Child rdquo; pada akun Facebook Joy Parenting. Terdapat sebuah kepentingan dari industri rokok melalui Sampoerna Academy pada poster dalam menghegemoni dan membentuk kesadaran palsu di tengah masyarakat. Tujuan penelitian ini untuk melihat bagaimana khalayak memaknai forum edukasi sebagai bentuk CSR-washing. Ironisnya, Joy Parenting sebagai media justru berperan sebagai perpanjangan tangan antara industri rokok dengan masyarakat. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan paradigma kritis. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pemahaman khalayak yang minim mengenai CSR industri rokok membuat mereka tidak menyadari adanya kepentingan di balik pesan pada forum edukasi melalui poster.

This study discusses the audience rsquo s reception towards the education forum through the poster titled ldquo Creative Thinking for a Creative Child rdquo on Joy Parenting rsquo s Facebook. There is an interest from tobacco industry through Sampoerna Academy in the poster to hegemonize and create false consciousness among society. The purpose of this study is to see how audience interprets the education forum as a form of CSR washing. Ironically, Joy Parenting as a media acts as an extension of man between the tobacco industry and the society. This research is conducted with qualitative approach and critical paradigm. The result of the research shows that the minimal understanding of the CSR of tobacco industry makes them unaware of the interest that lies behind the education forum through the poster."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S69035
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Dara Adinda Kesuma
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas bagaimana pemaknaan khalayak perempuan terhadap mitos patriarki tentang street harassment yang ditampilkan oleh media massa. Studi resepsi ini menggunakan paradigma kritis. Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam. Penelitian ini menunjukkan bahwa mitos patriarkis digunakan untuk mengembalikan perempuan kepada peran gender tradisional. Khalayak perempuan memaknai mitos patriarki secara bervariasi dalam tiga posisi pemaknaan Stuart Hall yang dilatarbelakangi oleh sosialisasi gender, pengalaman dengan street harassment, dan kepercayaan terhadap realitas dalam media. Pemaknaan perempuan terhadap mitos patriarkis berkaitan pula dengan reaksi perempuan terhadap pelaku dan strategi yang digunakan untuk berpartisipasi di ruang publik. Selain itu, kehadiran media online berperan menjadi ruang alternatif sekaligus mendatangkan reviktimisasi bagi korban.

ABSTRACT
This research discusses how women audience attach meanings to patriarchal myths in mass media potrayals about street harrassment. In depth interview method is used in collecting data. This reception study using critical paradigm. The findings show that patriarchal myths are used to keep women in traditional gender role. Women audiences attach meaning in various way in three different positions of Stuart Hall rsquo s reception theory, depends on gender socialization, experiences with street harassment, and perceived realism towards media. Women rsquo s reception toward patriarchal myths are related to women rsquo s responses to harassers and the strategies employed to participate in public places. Meanwhile, online media are potential to be alternative place and source of revictimization for women at the same time. "
2017
S67600
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vicentius Hino Saputra
"Penelitian ini membahas mengenai kreativitas iklan dari sisi subjektivitas khalayak, secara spesifik di bidang periklanan daring yang sedang berkembang pesat. Peneliti menggunakan riset Smith dan Yang (2004) sebagai acuan untuk memahami konsep kreativitas iklan dalam periklanan. Kreativitas iklan dalam penelitian ini juga dikaitkan dengan model Hierarchy of Effects (HOE). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan paradigma konstruktivis dan strategi penelitian fenomenologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dan informan cenderung mengingat iklan yang mereka lihat di media sosial dengan bentuk video. Sesuai dengan konsep kreativitas iklan, mereka memaknai kreativitas iklan mengacu pada aspek divergensi dan atau relevansi. Pada iklan berbentuk video, aspek divergensi harus tampil pada bagian awal supaya dapat menarik perhatian khalayak. Sedangkan aspek relevansi berkaitan dengan efektivitas penyampaian pesan promosi dari sebuah iklan. Pengalaman informan ketika berinteraksi dengan iklan daring didominasi pengalaman negatif. Internet merupakan medium dengan orientasi tujuan sehingga informan menganggap iklan daring merupakan pengganggu.

This study discusses advertising creativity from audience subjectivity in online advertising which is the growing market of advertising. The concept of advertising creativity used in this research is taken from Smith and Yangs research (2004). Advertising creativity in this research will be associated with Hierarchy of Effects model (HOE). This is a qualitative research with constructivist paradigm. This study shows that respondent and informant tend to recall online ads that appeared in social media in form of video. In accordance with the concept of advertising creativity, they interpret creativity in an advertisement refer to divergence and relevance aspect. On video based ad, divergence aspect must shown in the beginning of the ad in order to grip attention. Meanwhile, relevance aspect is related to effectiveness of promotion message delivery to audience. Informants experience when interacting with online advertisements is dominated by negative experiences. They believe online advertisements are distraction. That is because internet is a goal-oriented medium."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Sakina
"Penggunaan Blackberry di Indonesia banyak tidak diiringi media literasi yang tinggi, berakibat informasi yang diterima tidak diserap. Hal ini berdampak pada kesimpangsiuran isu yang menyebabkan ketidakpastian informasi tinggi dan dapat menimbulkan kecemasan terutama pada fasilitas broadcast message (BM).
Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui pemaknaan broadcast message (BM) bagi khalayak golongan bawah pengguna Blackberry. Penelitian ini menggunakan paradigma kritis, pendekatan kualitatif, strategi social constructivism, dan menggunakan model analisis pemaknaan khalayah, Stuart Hall.
Hasil penelitian menemukan bahwa ketiga informan dengan latar belakang pendidikan rendah memaknai konten broadcast message dengan negotiated reading, artinya mereka tidak sepenuhnya percaya pada broadcast message. Untuk isu-isu tertentu mereka termasuk dalam kategori negotiated reading, artinya mereka baru percaya setelah terlebih dahulu melakukan konfirmasi dengan orang yang mereka anggap lebih menguasai materi dan memiliki latar belakang pendidikan tinggi.

In Indonesia, many of Blackberry?s using is not accompanied by the highly of media literacy that can cause the information received is not well absorbed. It may lead to blurred issue which may effect unclear highly information and can cause anxiety, especially in broadcast message (BM) feature.
The aim in making this research is to know the reception analysis of broadcast message (BM) for lower class people of Blackberry users. This research uses critical paradigm, qualitative approach, social constructivism strategy and Stuart Hall's analysis model, the definition of audiences.
The result of this research found that the three informants with lower educational background define the broadcast message feature with negotiated reading. It means they do not fully accept the broadcast message they received. They can be categorized as negotiated readings in certain issues. It means they will accept the message after asking for further confirmation from people they may think know better about the issues and have higher educational background.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tubagus Ardhani Reswara
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pesan pada media sosial dalam terkait berwirausaha dikalangan generasi muda. Young On Top sebagai salah satu instansi yang peduli terhadap generasi muda dengan segala aktifitas dan informasi yang disampaikan lewat berbagai media, khususnya media sosial, ingin membuat generasi muda menjadi individu yang lebih baik dari segi karakter, kedisiplinan, dan cita-cita.
Untuk menjadi pemimpin atau pengusaha yang sukses, tidak hanya diperlukan kecerdasan dan modal dana semata, namun juga karakter dan mentalitas yang mampu menyokong. Penggunaan media sosial saat ini sangat masif, sehingga arus informasi yang ada dapat dioptimalkan kembali untuk diketahui pesan yang terkandung didalamnya.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa Young On Top menggunakan berbagai media, khususnya media sosial dalam menyampaikan pesan serta bertukar informasi kepada masyarakat luas. Penggunaan mesia sosial dianggap sejauh ini yang paling efektif dikarenakan generasi muda saat ini lebih banyak menggunakan media sosial dalam aktifitas komunikasi sehari-hari.

This research conducted to analyze how the messages on social media regarding entrepreneurship on young generation. Young On Top as one of the many institute which care for the young generation, with all of the activities and informations shared on the medias, especially on the social media, wanted to create a better young generation. By upgrading the character, discipline, and goals.
To become an extraordinary and successful leader or entrepreneur, intelligence and fund are not the only thing that needed, but also needs a great character and mentality to support it. As for these days, social media had been massively developt. Therefore the informations that contains a lot of messages must be optimalized.
Result of the research shows that the Young On Top using various media, especially social media in communicating and deliver the messages and purposes to the society. So far, the utilization of social media is the most effective. Seeing that nowadays the society becoming networked, and the young generation are the most utilized segment with social media for daily activities and communications.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T43799
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fanggidae, Erdhy
"Reformasi pada tahun 1998 memunculkan kebebasan bagi media massa di Indonesia dalam menjalankan praktek media, ditandai dengan munculnya fenomena di mana sensualitas dan seksualitas dalam berbagai bentuk yang hampir selalu ada. Banyak pihak kemudian yang memprihatinkan hal ini, meminta agar kalangan media massa merespon apa yang disebut dengan keprihatinan dan tuntutan masyarakat terhadap maraknya pornografi. Tercetus rencana pembentukan Undang-Undang Anti Pomografi dan Pornoaksi. Komite Penyiaran Indonesia (KPI) berjanji akan menetapkan sebuah standar penyiaran dan pemerintah juga mempersiapkan empat rancangan peraturan pemerintah (RPP) berkenaan dengan bidang penyiaran.
Wacana regulasi tentang pomografi sebenarnya baik, namun pertanyaan mengenai realitas pornografi menurut perspektif apa dan siapa yang sebaiknya digunakan dalam penyusunan dan implementasi regulasi terkait, serta faktor-faktor apa saja yang nantinya perlu mendapat penekanan dalam regulasi itu, harus dijawab terlebih dahulu. Sebabnya, realitas dibentuk dan dikonstruksi, berwajah ganda/jamak, setiap orang bisa mempunyai konstruksi yang berbeda-beda atas suatu realitas. Setiap orang yang mempunyai pengalaman, preferensi, pendidikan tertentu dan lingkungan pergaulan atau sosial tertentu akan menafsirkan realitas sosial itu dengan konstruksinya masing-masing.
Sejalan dengan pandangan realitas menurut paradigma konstruktivisme, bahwa realitas adalah hasil dari konstruksi mental, bersifat sosial dan tergantung pada orang yang memahaminya, penelitian kualitatif dengan paradigma konstruktivisme ini berusaha untuk melihat bagaimana kalangan perempuan informan penelitian ini melakukan penerimaan dan juga pemaknaan terhadap realitas praktek media massa yang membahas seksualitas dari sensualitas. Selanjutnya penelitian dengan metode fenomenologi ini juga berusaha mengetahui realitas mengenai isu pornografi di media massa Indonesia menurut para informan, mengenai sejauh mana praktek media massa dengan bahasan seksualitas dan seksualitas tersebut bisa dikategorikan sebagai pornografi dalam pemaknaan mereka.
Menggunakan tiga kategori pemetaan dalam kerangka Audience Reception Theory.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa audiens melakukan pemaknaan sendiri ketika melakukan konsumsi media massa. Dalam realitas bahasan seksualitas, para informan penelitian ini tidak keberatan dan mendukung adanya bahasan seksualitas di media massa. Penelitian ini juga memperlihatkan bagaimana ada perbedaan dalam pemaknaan pornografi dan juga realitasnya dalam praktek media massa di Indonesia sendiri. Temuan lainnya adalah bahwa laki-laki dianggap sebagai bagian masyarakat yang paling rentan terhadap dampak dari pomografi.
Dikaitkan dengan pengaruh latar audiens ketika melakukan pemaknaan, penelitian ini menghasilkan temuan bahwa pemaknaan para informan tidak bergantung kepada latar belakang lingkungan tempat tinggal dan mobilitas mereka dan bahwa faktor agama jarang digunakan untuk memaknai isu pomografi di media massa.
Implikasi teori dari penelitian ini adalah bahwa audiens memang mempunyai pemaknaan sendiri ketika mereka berhadapan dengan praktek media massa. Secara metodologis, dengan memperhatikan keterbatasan dari penelitian ini, di mana para informannya adalah hanya mereka yang menepakan perempuan lajang pekerja profesional yang berkantor di Jalan Jenderal Sudirman Jakarta, akan sangat menarik jika di kemudian hari bisa dilakukan sebuah eksplorasi bahasan yang sama.terhadap variabel-variabel yang lebih beragam dalam skala penelitian yang lebih luas secara kuantitatif menggunakan metode survey."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13692
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Alifah Umairah
"Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan pemasaran influencer telah meningkat secara eksponensial. Penelitian ini mengadopsi studi terdahulu untuk memahami mekanisme pemasaran influencer yang memengaruhi konsumen melalui media sosial. Dengan mengusulkan model nilai pengaruh media sosial untuk menjelaskan peran nilai iklan dan kredibilitas sumber, penelitian ini mengelola survei daring di antara 270 orang pengguna media sosial yang merupakan Warga Negara Indonesia (WNI) berdomisili di wilayah Indonesia, beragama Islam, dan mengikuti setidaknya selama 6 bulan, 1 atau lebih akun Instagram dan/atau YouTube social media influencer muslim (bukan selebriti/tokoh publik media tradisional) yang sering mempromosikan produk-produk halal dengan jumlah pengikut minimal 1.000. Hasil pemodelan jalur partial least square (PLS) menunjukkan bahwa nilai keinformatifan dari konten yang dihasilkan influencer, keahlian, sifat dapat dipercaya, dan daya tarik influencer secara positif memengaruhi kepercayaan konsumen pada konten promosi produk halal, yang kemudian memengaruhi kesadaran merek dan niat pembelian.

In the past few years, the use of influencer marketing has increased exponentially. This study adopts previous studies to understand the influencer marketing mechanism that influences consumers through social media. By proposing a social media influence value model to explain the role of message value and source credibility, this research manages an online survey among 270 social media users who are Indonesian citizens who live in Indonesia, are muslims, and have been following for at least 6 months, 1 or more Instagram and/or YouTube account(s) of muslim social media influencers (not celebrities/public figures from traditional medias) who often promote halal products with a minimum number of followers of 1.000. The results of partial least square (PLS) path modeling show that the informativeness value of the content produced by influencers, expertise, trustworthiness, and attractiveness of influencers positively influence consumer trust towards halal product promotional content, which then influences brand awareness and purchase intention."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunnisa Nirmala Devi
"Penelitian ini membahas bagaimana pemaknaan khalayak terhadap citra merek perusahaan dalam storytelling kampanye Mulai Aja Dulu oleh Tokopedia. Dengan storytelling kampanye Mulai Aja Dulu, peneliti ingin menggaliengagement khalayak dalam proses storytelling yang melibatkan pemaknaan mereka terhadap citra merek perusahaan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan paradigma konstruktivis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kampanye Mulai Aja Dulu yang dibuat oleh Tokopedia sebagai perusahaan e-marketplace dengan khalayak terkait yang terbagi menjadi user dan Tokopedia, memiliki konteks yang berbeda sehingga bentuk engagement dan pemaknaannya juga berbeda. Storytelling dalam kampanye Mulai Aja Dulu ini dapat dilihat lebih sesuai dalam konteks engagementpada user Tokopedia karena mereka dapat menceritakan dan membagikan bagaimana kemudahan yang mereka rasakan dari pengalamannya menggunakan Tokopedia. Pandangan khalayak user dan seller Tokopedia dari engagement dan pengalaman mereka dalam kampanye Mulai Aja Dulu memperlihatkan pemaknaan dengan asosiasi positif yang menggambarkan citra merek perusahan yang positif juga.

This study discusses the reception of audience on the corporates brand image in the Mulai Aja Dulu storytelling campaign by Tokopedia. With Mulai Aja Dulu storytelling campaign, researches want to explore the audience engagement in storytelling process that involved their receptions on corporates brand image. This research is qualitative research with constructivist paradigm.
The result of this study explains that Mulai Aja Dulu campaign by Tokopedia as an e-marketplace company that has related audience (stakeholders) which is divided into Tokopedias user and seller, has a different context so their form of engagement and receptions also differs. Storytelling of Mulai Aja Dulu campaign is considered more contextual on Tokopedia users because they can tell and share about the easiness of using Tokopedia based on their experience. The audience perceptions both user and seller of Tokopedia based on their experience and engagement in Mulai Aja Dulu campaign shows that their receptions leads to positive corporate brand image.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>