Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 105667 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Stephen Valentino
"ABSTRAK
Analisis dan perencanaan struktur inelastik banyak derajat kebebasan terhadap beban seismik umumnya menggunakan metode respon spektrum. Penerapan metode respon spektrum pada sistem inelastik banyak derajat kebebasan didasarkan pada konsep equal displacement rule dan analisis modal yang mengombinasikan respon struktur secara statistik. Pada struktur dengan karakteristik ragam getar awal dominan, metode respon spektrum telah terbukti menghasilkan respon inelastik struktur dengan tingkat akurasi yang baik. Ketika partisipasi ragam getar tinggi dari struktur meningkat, penerapan konsep dan pendekatan yang menjadi dasar metode respon spektrum untuk struktur inelastik banyak derajat kebebasan menjadi kurang relevan sehingga akan berpengaruh terhadap tingkat akurasi respon struktur. Penelitian dilakukan pada empat buah bangunan portal beton tujuh lapis dengan menggunakan metode integrasi langsung riwayat waktu nonlinear untuk melihat respon seismik inelastik dari struktur secara lebih akurat. Keempat bangunan juga dianalisis menggunakan metode uncoupled modal riwayat waktu untuk melihat pengaruh ragam getar tinggi terhadap respon inelastik dari struktur.

ABSTRACT
Analysis and design of inelastic multi degree of freedom structures caused by seismic load generally solved using response spectrum method. Application of response spectrum method on inelastic multi degree of freedom structures are based on equal displacement concept and modal analysis which combine structural responses statistically. For dominated first vibration mode structures, response spectrum method has been proved to deliver good accuracy of inelastic structural responses. When the participation of higher modes of structure increased, the application of previous concept and approach in response spectrum method for inelastic multi degree of freedom structures will become less relevant thus influence the accuracy level of structural responses. Research conducted on four seven story concrete frame building using nonlinear time history direct integration method to observe inelastic seismic responses of structure accurately. All buildings also analyzed using uncoupled modal time history method to examine higher modes effect on inelastic responses of structures. "
2017
T48019
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stephen Valentino
"Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk menganalisis respons dari struktur portal tiga dimensi (3D) yang memiliki peredam geser akibat dari eksitasi seismik. Respons yang dimaksud adalah respons kinematik yaitu lendutan, kecepatan dan percepatan serta respons mekanik berupa gaya dalam dan reaksi perletakan dari struktur yang ditinjau. Struktur portal tiga dimensi dimodelkan sebagai struktur portal lima lantai untuk bangunan perbankan dengan vaultroom sebagai ruang penyimpanan. Vaultroom dibentuk dari tembok beton dengan ketebalan mininum 30 cm, sehingga memiliki kekakuan yang sangat besar dibandingkan dengan kekakuan bangunan. Penempatan vaultroom pada bagian tertentu dari struktur akan mengakibatkan eksentrisitas pusat massa dan pusat rotasi struktur sehingga menimbulkan efek torsi pada saat pembebanan dinamik. Peredam geser akan diletakan di antara vaultroom dan pelat vaultroom. Peredam geser yang digunakan diharapkan dapat menreduksi respons dari struktur akibat kekakuan eksentris struktur saat gempa.

The aim of this research is to analyze the responses of eccentric structure with friction damper. The responses are kinematic and mechanic responses of the structure. The kinematic and mechanic responses consist of deflection, velocity, acceleration, element force, and base reaction. The three dimensional frame is modeled as a five-story building for a bank with vault. The room is made from 30 cm-thick mass concrete as a wall. Vaultroom will stiffen some part of structure. Eccentricity of center of mass and center of rotation will then occur. This will emerge torsion effect when dynamic excitation is applied to the building. Friction damper will placed between vaultroom and vaultroom plate. Seismic responses of structure are expected to be reduced by using this friction damper."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50579
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Widodo Wahyu Purwanto
"The combination between frames and walls is frequently used in the earthquake resistant design of multistorey reinforced concrete buildings Frames are relatively flexible , it will deform according to the shear mode. Meanwhile walls are usually very stift and it will deform with the flexural one. Accordingly between frames and walls will have a conflict of deformation modes. There is no clear guidance regarding the appropriate ratio between the number of walls and frames. In addition, effects of the rocking foundation to the structural response need to be investigated The seismic behavior of the multistorey reinforced concrete building has been investigated Three types of structure i.e 2 Walls +5 Frames or 2W+5F, 2W+7F and 2W+9F have been used for the structural models. The corresponding structural models are 12- storey buildings with 2 symmetrical beams span and _symmetrical buildings plan. The North-South Component of the 1940 El Centro earthquake record has been used for the input motion. The stifness and damping interaction between the soil and the foundation according to the Lumped ParameterMethod are also used The results of investigation show that the smaller the wall-frame ratio , the bigger the base shear coefficient resisted by walls, the smaller the plastic hinge rotation of the column 's bases, the smaller the total plastic hinge rotation and the hysteretic energy dissipation of every frame. In general, the structural response of the rocking structures are smaller than those the _fixed base structures. The appropriate wall frame-ratio can not be defined definitely without any clear requirement of the design criteria."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
JUTE-15-2-Jun2001-147
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yudhistira Achmad
"Kebanyakan perencana struktur bangunan cenderung memodelkan struktur atas dengan menganggap pondasi sebagai sistem yang sangat kaku sehingga pada umumnya menghasilkan respon struktur yang lebih konservatif, sementara perencana pondasi memodelkan pondasi tanpa mempertimbangkan pengaruh dari struktur atas. Kenyataannya, struktur atas dan struktur bawah saling berinteraksi tergantung pada kekakuan dari kedua sistem struktur ini.
Penelitian ini membahas tentang pengaruh jenis perletakan struktur bangunan yaitu perletakan jepit, sendi, dan fleksibel terhadap karakteristik dinamik struktur, respon seismik struktur serta berat tulangan yagn diperlukan oleh komponen utama struktur dengan bantuan software ETABS 9.7. Sistem struktur atas menggunakan sistem ganda yang merupakan kombinasi sistem dinding geser dan sistem struktur portal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dinding geser pada tingkat-tingkat bawah bangunan dengan perletakan jepit atau sendi menghasilkan gaya geser dan berat tulangan yang lebih besar (overdesign) dibandingkan terhadap bangunan dengan perletakan fleksibel, sebaliknya struktur portal pada tingkat-tingkat bawah bangunan akan menghasilkan gaya geser dan berat tulangan yang lebih kecil (underdesign).

In modeling the upper structure, most of the building structure engineers tend to assume the foundationas a very rigid systemthat produces more conservative structural responses while in modeling the foundation, the foundation modeled without considering the effect of the upper structure. In fact, upper and lower structures are interacting depend on the stiffness of both the upper and lower structures system.
This research discusses the influence of the type of building structures supports namely fixed support, hinged support and flexible support to the dynamic characteristics of the structure, the seismic response of the structure and the weight of the reinforcement needed by the main structure`s components using ETABS 9.7.The upper structure use a dual system which is a combination of shearwall system and the frame system.
The results show that the shearwall at the lower levels of fixed support building or hinged support buildingprovide larger shear force and heavier reinforcement (overdesign)compared to the flexible support building. Otherwise, the frame structuresat lower levels of the building providesmaller shear force and lighter reinforcement (underdesign).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56115
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silitonga, Nathanael Isaiah
"Indonesia merupakan negara yang berada di kawasan rawan gempa, sehingga keperluan bangunan tahan gempa sangat penting di Indonesia. Beton bertulang merupakan material yang umum digunakan dalam konstruksi di Indonesia karena ekonomis dan perawatan yang mudah. Dalam praktik lapangan, mutu beton yang digunakan dalam struktur seringkali tidak mencapai nilai yang ditentukan dalam perencanaan dikarenakan kondisi lapangan maupun kondisi perawatan basah (curing). SNI 2847:2019 memberikan batasan izin untuk penurunan kualitas beton pada bangunan, tetapi pengaruh dari Penurunan kualitas itu sendiri terhadap kinerja sebuah bangunan masih belum banyak diteliti. Oleh karena itu, dilakukan penelitian mengenai pengaruh Penurunan kualitas beton terhadap kebutuhan tulangan dan kinerja struktur menggunakan software ETABS untuk mengetahui pengaruh Penurunan kualitas terhadap rasio kapasitas dibanding demand dan kebutuhan tulangan. Hasil penelitian menemukan bahwa Penurunan izin pada batas izin SNI 2847:2019 memiliki pengaruh signifikan terhadap kebutuhan penulangan pada komponen struktur. Selain itu, kinerja struktural mengalami penurunan seraya penurunan kualitas bertambah.

Indonesia is a country that is subject to frequent earthquakes, which necessitates earthquake-resistant building construction. Reinforced concrete is a commonly used material in Indonesian construction due to its cost-effectiveness and ease of maintenance. In practice, the quality of concrete used in structures often does not meet the planned specifications due to on-site conditions or curing conditions. SNI 2847:2019 provides permissible limits for the degradation of concrete quality in buildings, but the impact of this quality degradation on building performance has not been extensively studied. Therefore, research was conducted on the effect of concrete quality degradation on reinforcement requirements and structural performance using ETABS to determine its impact on the demand-capacity ratio and reinforcement needs. The study found that the permissible degradation according to SNI 2847:2019 significantly affects the reinforcement requirements of structural components. Additionally, structural performance decreases as the quality degradation increases."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Lily
"ABSTRAK
Pengaruh kontribusi pola getar pada respon maksimum bangunan yang dibebani dengan sebuah komponen horisontal dari gerakan tanah akibat gempa akan ditinjau. Komponen gerakan gempa ini diambil berdasarkan analisis riwayat waktu El Centro 18 Mei 1940, N-W,California. Dengan tujuan untuk mendapatkan jumlah pola getar minimum yang dapat digunakan sebagai preliminary design pada perencanaan bangunan tinggi dengan kesalahan relatif dari nilai respon di bawah toleransi 5 atau 10 persen.
Bangunan dengan jumlah lantai dan sistem struktur yang berbeda didefinisikan sebagai Bangunan Geser atau Bangunan Lentur, yang digunakan sebagai bangunan ideal untuk menghasilkan perumusan jumlah pola getar yang diinginkan. Sifat-sifat dinamis dari bangunan umumnya akan terletak di antara kedua jenis bangunan ini.
Kontribusi pola getar tinggi pada tiap respon dinamis bangunan akan dievaluasi. Dan pengaruhnya dihubungkan pada pertambahan waktu getar fundamental dan jumlah lantai bangunan. Gerakan gempa dianggap sebagai respon gempa yang bersifat elastis.
Perumusan mengenai jumlah pola getar yang dibutuhkan dengan memberikan toleransi pada kesalahan relatif sebesar 5 % dan 10 % akan didapatkan. Dan hasilnya akan dibandingkan dengan peraturan gempa lainnya, yaitu Peraturan Gempa Indonesia dan Uniform Building Code. Banyak peraturan gempa yang menyarankan jumlah pola getar minimum untuk analisis, tetapi mungkin terjadi kesalahan yang cukup besar dalam beberapa nilai respon, hal ini disebabkan tidak diperhitungkannya pengaruh kontribusi pola getar tinggi terhadap waktu getar fundamental dan pengaruh jumlah lantai bangunan.
Simulasi numerik untuk mendapatkan jumlah pola getar minimum ini dilakukan dengan menggunakan Computer Program for The Static and Dynamic Finite Element Analysis of Structures SAP 90 yang dikembangkan oleh Edward L. Wilson and Asluaf Habibullah.
Daftar Pustaka : 19 (1962-1996)
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajarullah Mufti
"Dalam hal perencanaan bangunan tahan gempa, mekanisme pembentukan sendi plastis harus dapat ditentukan, sehingga bangunan dapat diketahui tingkat performanya dalam menahan beban gempa yang diberikan. Tingkat performa bangunan terhadap gempa ini dikenal sebagai seismic performance level dari suatu bangunan, yang terdiri atas kekakuan, periode getar dan partisipasi massa, kekuatan, rasio gaya geser dasar maksimum terhadap gaya geser dasar lelehnya, daktilitas dan performance level struktur.
Prosedur dalam mendapatkan seismic performance level ini ditentukan dengan prosedur push-over, dimana penambahan beban diberikan secara berulang hingga komponen struktur mengalami sendi plastis atau keruntuhan pada elemen struktur. Salah satu metode dalam hal meningkatkan seismic performance level dari suatu bangunan adalah dengan memberikan voute pada join balok kolom. Voute merupakan suatu modifikasi pada join balok-kolom yang dimaksudkan agar daerah penulangan pada join balok-kolom menjadi lebih luas, sehingga perilaku bangunan yang diperoleh menjadi lebih daktail.
Penelitian ini dilakukan dengan memberikan variasi terhadap voute tersebut, yaitu variasi dimensi voute dan variasi lokasi voute. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dimensi lebar pada join voute memberikan peningkatan seismic performance level yang signifikan. Sementara lokasi voute pada join balok-kolom interior, memberikan peningkatan seismic performance level seperti yang diharapkan, dibandingkan lokasi voute pada join balok-kolom eksterior dan join balok-kolom gabungan (interior dan eksterior).

In order to design a seismic resistance building, the plastic hinges mechanisms have to decide, so the performance level of a building to resist a large earthquake is known. This performance level to resist an earthquake is known as seismic performance level of a building, consist of stiffness, building period and mass participation, strength, maximum base shear to yield ratio, ductility and performance level of structure.
The procedures in order to achieve this seismic performance level could be obtain with push-over analysis, which is an increasing load, is given continuously until a component of structure forms a plastic hinges, or the structure is collapse. One of method to increase the seismic performance level of a building is by giving voute to beam-column joint. Voute is one of modification way to extend the reinforcement area of beam-column joint, so the building can behave more ductile.
This research is done by applying variation to voute, these are dimensional and location variation. The result of this research shown that wide variation is increasing the seismic performance level more than height variation. Beside that, the location of voute in interior beam-column joint is giving the increased of seismic performance level better than the location of voute in exterior joint or both (interior and exterior).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S35278
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sibarani, Daniel Soaloon
"ABSTRAK
Chimney merupakan sebuah struktur tinggi dan lancip yang terdiri dari windshield (tubular kaku struktur beton) dan inner flues (tubular fleksibel struktur baja) digunakan untuk melepaskan hasil pembakaran batu bara seperti gas dan butiran halus berupa abu. Karena bentuk geometrinya yang khusus, chimney sangat rentan terhadap beban lateral. Beban lateral yang sangat besar pengaruhnya di Indonesia adalah beban dari gaya gempa, oleh karena itu kedua struktur baik windshield maupun inner flues harus dapat menahan gempa. Hal ini dapat diwujudkan dengan mengunakan sambungan elastomeric rubber dan tie rods. Sambungan elastomeric rubber berada di dasar dan setiap platform dari struktur inner flues, sedangkan sambungan tie rods yang langsung menghubungkan windshield dan inner flues dipasang di bawah setiap platform.
Penelitian ini akan lebih memfokuskan untuk menganalisa keefektifan dari sambungan elastomeric rubber dalam mengurangi efek gempa terhadap struktur chimney. Hasilnya menunjukkan bahwa struktur windshield tidak mengalami perubahan yang signifikan akibat perubahan kekakuan sambungan elastomeric rubber, dan struktur inner flues tidak dapat bekerja sebagai tuned mass damper bagi windshield oleh karena massanya yang kecil dan terdistribusi sepanjang struktur. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa struktur inner flues dengan kekakuan yang besar pada bagian bawah menghasilkan respon yang paling optimum.

ABSTRACT
Chimney is a tall and slender structure that consist of windshield (fixed concrete structure) and inner flues (flexible steel structure) that used to unleash products of coal combustion such as gas and fly ash. Because of its special geometric, chimney is relatively weak to lateral load, especially earthquake. So chimney have to be able to resist earth quake. This can be achieved by using elastomeric rubber and tie rods connection. Elastomeric rubber is placed on the bottom of inner flues and every windshield platform, while tie rods is connected directly from windshield to inner flues below every windshield platform.
This research has a purpose to analyze the effectivity of elastomeric rubber connection in reducing seismic response of chimney structure. The results show that structure response of windshield is relatively insensitive towards the changing of elastomeric rubber stiffness because inner flues is not capable to work as tuned mass damper for windshield because of its small and distributed mass. Inner flues responses show that elastomeric rubber with high stiffness in the bottom produce the optimum response."
2016
S63949
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Susanto
"Dalam perencanaan hangman tahan gempa sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia, maka struktur bangunan harus direncanakan pada tingkat daktilitas tertentu. Daktilitas adalah kemampuan suatu struktur atau elemen struktur untuk mengalami simpangan-simpangan inelastis secara berulang dan bolak batik diatas titik leleh pertama dan mempertahankan sebagian besar dari kemampuan awalnya dalam menahan beban gempa.
Pemilihan tingkat daktilitas itu akan menentukan faktor jenis struktur K. Faktor jenis struktur K ini merupakan suatu konstanta yang menumjukkan kemampuan respons inelastik struktur terhadap beban gempa dan disamping itu jugs tergantung type strukturnya.
Prosedur perencanaan yang umumnya dilakukan adalah dengan menganggap struktur masih berperilaku elastis dalam analisa struktur keseluruhan dan pada perencanaan penampang elemen struktur dilakukan secara inelastis yaitu dengan aswnsi bahwa pada beban gempa besar akan terbentuk beberapa sendi plastik yang memungkinkan terjadinya pemencaran energi letas terlihat adanya suatu perbedaan konseptual antara analisa struktur dan analisa elemen struktur. Dan dalam perencanaan tidak dilakukan pengontrolan apakah daktilitas perlu (ductility demand) dan gaya dalam yang terjadi masih memenuhi dan sesuai dengan yang direncanakan.
Dalam penelitian ini dilakukan suatu evaluasi terhadap struktur bangunan yang direncanakan mengikuti standard prosedur perencanaan yang umum dipakai dengan melakukan perhitungan clang berdasarkan perhitungan analisa riwayat waktu sistim nonlinier. Perhitungan dilakukan berdasarkan pembesian yang ada dengan memanfaatkan sofrware DRAIN 2 DX (Dynamic Response Analysis Of Inelastic 2 Dimensional Structure).
Program ini berdasarkan step by step integration method dan percepatan rata rata. Penelitian yang dilakukan terbatas pada bangunan sistim dua dimensi untuk portal beton bertulang 10 lapis.
Evaluasi yang dilakukan adalah daktilitas perlu sepanjang tinggi bangunan meliputi displacement ductility dan momen-rotation ductility. Disamping itu juga dievaluasi gaya -gaya dalam yang terjadi pada elemen-elemen struktur padakondisi inelastis.
Dalam penelitian ini juga dilakukan studi pengaruh varaiasi redaman Rayleigh, pengaruh reduksi kapasitas momen tumpuan balok, pengaruh penurunan mutu baton dan efek P delta Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh redaman kekakuan lebih dominan dibanding redaman masa, pengaruh reduksi momen tumpuan balok mengurangi gaya dalam dan simpangan maksimum yang terjadi sedang penurunan mutu baton kolom akan berpengaruh besar bila tulangan terpasang lebih kecil dibanding tulangan yang diperlukan, pengaruh P delta menjadi inkonsisten pada pemakaian redaman kekakuan yang sangat kecil dan secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa perencanaan struktur beton berdasarkan desain kapasitas memberikan respon inelastis yang masih memenuhi persyarat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>