Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 32721 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Faisal Narpati
"Ablasi termal dilakukan dengan memanfaatkan perubahan temperatur untuk menghancurkan jaringan yang abnormal atau memulihkan fungsinya. Teknik terbaru pada ablasi termal adalah Ablasi Gelombang Mikro MW Ablation yang mengandalkan pada propagasi gelombang elektromagnetik yang mampu meningkatkan suhu dari jaringan secara cepat. Perubahan temperatur ketika ablasi akan menyebabkan kandungan air pada jaringan organ tubuh akan berkurang 78 jaringan dari organ hati terdiri dari air dan mempengaruhi nilai permitivitas dan konduktivitas dari jaringan tersebut.
Perubahan ini menyebabkan pola radiasi dan impedance matching dari antena aplikator berubah selama proses ablasi berlangsung. Perubahan impedansi membuat sistem menjadi tidak match pada frekuensi kerja sebelumnya Untuk mengakomodasi beberapa frekuensi yang banyak digunakan dalam teknik ablasi gelombang mikro dan untuk menanggulangi masalah yang muncul akibat efisiensi transmisi yang berkurang maka dirancanglah suatu aplikator yang memliki karekteristik Ultrawideband UWB.
Pada penelitian telah dirancang suatu aplikator yang memiliki karakteristik UWB dengan memodifikasi bidang pentanahan aplikator tersebut dengan bentuk slot lingkaran. Hasil pengukuran magnitudo koefisien refleksi dan VSWR menunjukkan aplikator hasil fabrikasi memiliki impedance bandwidth sebesar 7.616 GHz 2.384 GHz ndash; 10 GHz . Hasil tersebut telah memenuhi definisi UWB dan dapat mengakomodasi beberapa frekuensi kerja yang digunakan pada ablasi gelombang mikro 2.45 GHz, 5.8 GHz, 9.2 GHz, 10 GHz.

Thermal ablation is done by utilizing temperature changes to destroy the abnormal tissue or restore its function. The latest technique in thermal ablation is Microwave Ablation MW Ablation that rely on the propagation of electromagnetic waves that able to increase the temperature of a tissue rapidly. Changes in temperature during the ablation process will reduce the water content in the body tissue 78 of the liver tissue is composed of water and affect the value of permittivity and conductivity of the tissue.
These changes cause the radiation pattern and impedance matching of the antena applicator also change during the ablation process. The change on impedance will make the system does not match with the frequency of previous work. To accommodate some of the frequencies that are widely used in microwave ablation technique and to tackle the problems arising from the reduced transmission efficiency then an applicator that possess Ultrawideband UWB characteristics is designed.
In this study, we have designed an applicator which has the characteristics of UWB by modifying the ground plane of the applicator with a circle slot in the ground plane. The measurement result of reflection coefficent S11 and VSWR shows that the fabricated applicator has a impedance bandwidth of 7.616 GHz 2.384 GHz ndash 10 GHz. The results have met the UWB definition and can accommodate multiple working frequencies used in microwave ablation 2.45 GHz, 5.8 GHz, 9.2 GHz, 10 GHz.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48014
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farhan Rafiqi
"Dalam beberapa tahun terakhir, aplikasi Ultra-Wide Band mengalami peningkatan yang cukup pesat seperti radar penembus tanah, radar pendeteksi, sistem pencitraan medis, penginderaan jauh, komunikasi satelit hingga sistem komunikasi nirkabel. Tentunya aplikasi ini membutuhkan antena yang memiliki bandwidth yang lebar, gain dan directivity yang tinggi, serta dimensi yang tidak terlalu besar. Salah satu antena yang paling banyak digunakan dalam aplikasi Ultra-Wide Band adalah antena Antena Antipodal Vivaldi (AVA) karena karakteristiknya yang dapat bekerja secara broadband, memiliki gain tinggi, serta efisiensi radiasi yang sangat baik. AVA yang didesain memiliki dimensi 59 x 62 x 1,6 mm menggunakan substrat FR-4. Modifikasi dilakukan berupa penambahan korugasi dan elemen parasitik dilakukan untuk meningkatkan gain dan directivity dari antena ini. Berdasarkan hasil simulasi, AVA ini dapat bekerja di frekuensi 2,9-11,2 GHz dengan gain dan directivity yang tinggi setelah dilakukan modifikasi yang masing-masing memiliki range 5,6-8,5 dB dan 5,6-8,6 dB. AVA ini memiliki pola radiasi direksional dan juga efisiensi total yang tinggi yaitu sekitar 87-98%. Berdasarkan hasil pengukuran, AVA dapat bekerja pada frekuensi 2,9-11,4 GHz dan memiliki gain sebesar 4,7-8,3 dB serta pola radiasi direksional. Hasil pengukuran ini menunjukkan performa AVA modifikasi yang sudah sangat baik. Dengan demikian, rancang bangun AVA yang telah difabrikasi dapat dikatakan cocok untuk digunakan pada aplikasi UWB.

In recent years, Ultra-Wide Band applications have experienced a fairly rapid increase such as ground-penetrating radar, detection radar, medical imaging systems, remote sensing, satellite communications, and wireless communication systems. Of course, this application requires an antenna that has a wide bandwidth, high gain and directivity, and dimensions that are small enough. One of the most widely used antennas in Ultra-Wide Band applications is the Antipodal Vivaldi Antenna (AVA) antenna because of its characteristics that can work in broadband, high gain, and excellent radiation efficiency. The AVA is designed to have dimensions of 59 x 62 x 1.6 mm using the FR-4 substrate. Modifications were made in this antenna form by adding corrugation and parasitic element to increase its gain and directivity. Based on the simulation results, this AVA can work at a frequency of 2.9-11.2 GHz with high gain and directivity which has a range of 5.6-8.5 dB dan 5.6-8.6 dB, respectively after modification. This AVA has a directional radiation pattern and high total efficiency around 87-99%. Based on the measurement results, AVA can work at a frequency of 2.9-11.4 GHz which has gain of 4.7-8.3 dB, and directional radiation pattern. The results of this measurement show that the modified AVA performance is good enough. Thus, the fabricated AVA is suitable for use in UWB applications."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Nurmaida
"ABSTRAK
Kanker payudara adalah kanker yang paling sering didiagnosis di kalangan
wanita. Teknik microwave imaging khususnya pencitraan radar UWB (Ultra
Wideband) adalah teknik yang mempunyai gelombang mikro yang non-pengion,
lowcost, dan efisien untuk wanita yang lebih muda.
Antena yang dirancang adalah antena printed wide slot ukuran 24 × 24 ×
1,6 (mm) dengan frekuensi kerja 3,1 GHz – 10,6 GHz, lebar pita > 7,5 GHz.
Bahan substrat FR4 dengan tebal 1,6 mm, sedangkan bahan untuk feed, patch dan
ground nya adalah cooper, relative permitivity 4,3 dan loss tangent 0,025. Antena
dirancang berdasarkan tiga kondisi yaitu antena tunggal, antena tunggal
konfigurasi 2 (dua) tanpa phantom dan antena tunggal konfigurasi 2 (dua) dengan
phantom. Phantom yang digunakan adalah phantom homogen berbentuk setengah
bola dengan diameter 10 cm. Nilai konstanta dielektrik (εr) dan konduktivitas (σ)
phantom pada frekuensi 6 GHz.
Berdasarkan hasil pengukuran dari ketiga kondisi yaitu antena tunggal, antena
tunggal konfigurasi 2 (dua) tanpa phantom dan antena tunggal konfigurasi 2 (dua)
dengan phantom mampu pada frekuensi 3,1 - 10,6 GHz. Antena tunggal memiliki
bandwidth 2,63 – 10,77 GHz. Antena tunggal konfigurasi 2 (dua) tanpa phantom
memiliki bandwidth 2,62 – 10,82 GHz. Antena tunggal konfigurasi 2 (dua)
dengan phantom memiliki bandwidth 2,51 – 10,6 GHz. Antena memiliki dimensi
24 x 24 x 1,6 [mm]. Nilai VSWR dari ketiga kondisi < 2. Nilai Mutual Coupling
dari ketiga kondisi < -20. Berdasarkan hasil pengukuran, besarnya nilai impedansi
masukan antena di frekuensi kerja 6 GHz untuk pencitraan kanker payudara
adalah 27,55 – j2,09, berdasarkan nilai impedansi tesebut antena lebih bersifat
kapasitif. Pola radiasi diukur pada dua bidang yaitu bidang xz dan bidang yz. Nilai
gain hasil pengukuran pada frekuensi kerja 6 GHz untuk pencitraan kanker
payudara untuk ketiga kondisi yaitu antena tunggal, antena tunggal konfigurasi 2
(dua) tanpa phantom dan antena 2 (dua) dengan phantom berturut-turut sebesar
2,42 dBi, 3,05 dBi dan 1,27 dBi.

ABSTRACT
Breast cancer is the most frequently diagnosed cancer among women.
Microwave imaging technique specifically radar imaging UWB (Ultra Wideband)
is a technique that has a microwave non-ionizing, lowcost, and efficient for
younger women.
Designed antenna is printed wide-slot antenna size of 24 × 24 × 1.6 (mm)
with a frequency of 3.1 -10.6 GHz, bandwidth > 7.5 GHz. FR4 substrate material
with 1.6 mm thick, while materials for feeds, patch and ground is cooper, relative
permitivity 4.3 and loss tangent 0.025. The antenna is designed based on three
conditions, there are single antenna, two single antenna configuration without
phantom and two single antenna configuration with phantom. Homogeneous
phantom used is hemispherical with a diameter of 10 cm. Value of the dielectric
constant (εr) and conductivity (σ) at a frequency of 6 GHz.
Based on the results of measurements of the three conditions, there are
single antenna, two single antenna configuration without phantom and two single
antenna configuration with phantom able to work in the frequencies 3.1 to 10.6
GHz. Single antenna has a bandwidth of 2.63 to 10.77 GHz. Two antenna single
configuration without phantom has a bandwidth of 2.62 to 10.82 GHz. Two
single antenna configuration with phantom has a bandwidth of 2.51 to 10.6 GHz.
Antenna has dimensions of 24 × 24 × 1.6 [mm]. VSWR values of the three
conditions < 2. Mutual coupling values of three conditions < -20. Based on the
measurement results, the value of the input impedance of the antenna at 6 GHz for
breast cancer imaging is 27.55 - j2.09 Ω, antenna is capacitive. Radiation pattern
is measured at two field there are xz-plane and yz-plane. Gain vaulues of the
antenna at 6 GHz for breast cancer imaging for tree condition, there are a single
antenna, two single antenna configuration without phantom and two single
antenna configuration with phantom, respectively for 2.42 dBi, 3.05 and 1.27 dBi."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54628
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septian Wahyu Kusuma Wardhani
"Saat ini, berbagai macam peralatan nirkabel diletakkan di dekat tubuh manusia, baik secara implan maupun disematkan di permukaan tubuh manusia yang biasa dikenal dengan Body Wireless Communication System (BWCS). Selain itu, Microwave Tomography (MWT) yang sedang berkembang saat ini juga memerlukan antena yang dekat dengan tubuh manusia. Oleh karena itu, analisis studi interaksi antara perangkat wearable/implan dan tubuh manusia serta pengaruh gelombang elektromagnetik (EM) terhadap tubuh, perlu dilakukan telaah. Pada dasarnya interaksi gelombang EM dengan tubuh terdiri dari 2 tipe yaitu: pengaruh tubuh manusia terhadap kinerja antena dan pengaruh gelombang EM terhadap tubuh manusia. Agar dapat mengevaluasi studi interaksi tersebut, maka diperlukan model phantom sebagai media evaluasi.
Pada tesis ini dirancang model phantom kepala manusia, terdiri dari dua model, yaitu model phantom homogen dan phantom 2-lapis. Model phantom homogen dimodelkan sebagai jaringan otot dengan permitivitas 2/3 nilai permitivitas dan konduktivitas otot pada rentang frekuensi ultrawideband yang diinvestigasi (yaitu di 3,1 GHz, 5,8 GHz dan 7,5 GHz). Model phantom 2-lapis dimodelkan dengan jaringan kulit dan otak. Model phantom tersebut diletakkan di dekat antena dipol, loop dan mikrostrip UWB, yang disimulasikan dengan menggunakan perangkat lunak CST Microwave Studio. Ketiga tipe antena tersebut digunakan untuk menganalisis pengaruh model phantom terhadap kinerja antena tersebut.
Hasil simulasi antena ketika berada di dekat model phantom menunjukkan menunjukkan pergeseran frekuensi resonan ke frekuensi yang lebih rendah untuk antena dipol, loop dan mikrostrip UWB yang digunakan, dibandingkan ketika bekerja di udara bebas. Hal ini menunjukkan bahwa material jaringan phantom menyerap gelombang EM yang ditransmisikan antena dan mempengaruhi impedansi antena sehingga frekuensi resonansi antena bergeser. Untuk memudahkan dalam validasi melalui pengukuran maka difabrikasi model phantom fisik 2/3 jaringan otot.
Berdasarkan hasil pengukuran antena ketika didekatkan ke model phantom fisik, frekuensi resonan antena dipol, loop dan mikrostrip UWB cenderung bergeser ke frekuensi yang lebih rendah. Nilai SAR phantom yang didekatkan dengan antena dipol, loop dan mikrostrip UWB bervariasi nilainya. Pengukuran SAR dilakukan dengan metode termografi, dimana phantom dipapar dengan gelombang elektromagnet selama 30 menit dengan daya sekitar 1 Watt. Nilai SAR hasil pengukuran yang memenuhi standar IEC adalah ketika phantom berada di dekat antena mikrostrip UWB yaitu < 10 Watt/kg.

Many devices in common use today are worn either implanted, on or in the proximity to the body which is now commonly known as Body Wireless Communication System (BWCS). In addition, currently, microwave tomography (MWT) system is widely studied, which requires an antenna in close to the human body. Hence, a study on interaction between the human body and electromagnetic (EM) wave inevitably must be evaluated for wearable/implantable antennas and the effect of EM wave to the human body as well. Basically, the interaction of EM wave includes two types: an influence of the human body on the performance of antennas and an influence of EM wave on the human body.
This thesis proposes head phantom models i.e. a homogeneous phantom model and two-layers model. The homogeneous phantom is modelled as 2/3 muscle tissue in terms of its permittivity and conductivity in ultrawideband range (i.e. 3.1 GHz, 5.8 GHz and 7.5 GHz). The two-layer phantom is represented by brain and skin tissues. The phantom models are placed near to dipole, loop and microstrip UWB antennas, which are then simulated using CST Microwave Studio. Those three antennas are used to analyze the effect of phantom models on the performance of the antenna.
The simulation results when the antenna is near to the phantom models show that the resonant frequency shifts to a lower frequency for dipole, loop and microstrip UWB, comparing when they operate in free space. This shows that the phantom material absorbs the transmitted EM wave and affects the antenna impedance, so thus the resonant frequency of the antenna is shifted. In order to simplify validation by a measurement of the physical phantom model, such a phantom is fabricated by representing 2/3 muscle tissue.
According to the measured results, the resonant frequency of dipole, loop and microstrip UWB tend to shift to the lower frequency when the antenna is in the proximity to the physical phantom. The specific absorption rate (SAR) values on the phantom vary in value when the phantom is exposed to EM energy from the dipole, loop or microstrip UWB antenna. The SAR measurement is conducted by using thermographic method, where the phantom is exposed to EM wave for 30 minutes by an input power of about 1 Watt. The measured SAR values agree with the IEC standards (i.e. less than 10 Watts/kg ) when the phantom is exposed to EM wave by using an UWB microstrip antenna.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T43753
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arryo Comara Putra
"Aplikasi antena pada aplikasi wall through imaging. Ground penetrating radar dan sistem komunikasi teresterial lainnya menuntut antena yang memiliki bandwidth yang semakin lebar. Salah satu standar intemasional terhadap kinerja antena dengan bandwidth lebar ditentukan oleh Federal Communications Commission (FCC). Lembaga ini menetapkan bahwa Antena Ultra wideband hams memiliki bandwidth minimal 20% dari frekuensi tengah atau minimal memiliki bandwidth 500 MHz.
Pada skripsi ini dirancang antena slot log periodik dengan pencatuan microstrip line. Pemilihan teknik Log periodik didasari kemampuannya untuk meningkatkan bandwidth dengan menggabungkan seluruh bandwidth dari masing elemen slot sehingga menghasilkan fractional bandwidth yang lebar.
Perancangan dilakukan dengan mensimulasikan pada software Microwave office 5.53. Hasil dari simulai ini akan dipabrikasi dan diukur pada ruang Anechoic Chamber. Hasil dari pengukuran menunjukkan bahwa antena slot Log Periodik telah memenuhi syarat Ultra wideband dengan menghasilkan bandwidth872 MHz (20% dari frekuensi tengah). Hasil dari pengukuran antena menunjukkan bahwa antena bekerja pada frekuensi 2,84 GHz-5,9 GHz dengan bandwidth 3,06 GHz (70%). Nilai VSWR rata-rata 1,59. Pola radiasi yang dihasilkan bidirectional dengan gain rata-rata 2,63 dB."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40085
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andik Atmaja
"Ultra Wide Band (UWB) merupakan teknologi baru yang diperkenalkan pada tahun 2002 oleh Federation Communication Commition (FCC) Amerika serikat. Teknologi UWB digolongkan sebagai Short Wireless Range (SWR) dengan area kerja kurang lebih 10m. Pada masa depan, teknologi ini merupakan pesaing kuat Bluetooth dan Wifi dalam layanan SWR.
Rangkaian filter merupakan salah satu komponen yang banyak digunakan dalam teknologi telekomunikasi. Pada system UWB juga tidak lepas dari penggunaan rangkaian filter. Filter konvensional memiliki kekurangan pada dimensi filter yang relative besar sehingga kurang praktis jika diaplikasikan pada perangkat telekomunikasi. Pada bandpass filter dengan menggunakan saluran transmisi CRLH satu sel memiliki struktur dengan dimensi bisa mencapai ¼. Dengan hanya menggunakan satu sel dan besar dimensi struktur ¼ maka bandpass filter akan lebih kecil dan lebih praktis.
Pada thesis ini dibahas perancangan sebuah rangkaian filter dengan menggunakan saluran transmisi CRLH satu sel yang diimplementasikan pada teknologi UWB, dengan daerah frekuensi kerja antara 3.1 GHz hingga 10.6 GHz. Bandpass filter mengunakan CRLH didesign berbentuk phi dengan kapasitor interdigital dan ground stub. Filter disimulasikan dengan menggunakan software CST Microwave Studio 2010, kemudian dilakukan fabrikasi dan pengukuran untuk memverifikasi hasil rancangan filter.
Hasil pengukuran bandpass filter menggunakan saluran transmisi CRLH satu sel memiliki daerah frekuensi kerja antara 3.104GHz hingga 10.57GHz, dengan insertion loss kurang dari -1.5dB. Hasil dari perancangan menunjukkan bahwa saluran transmisi CRLH satu sel dapat memenuhi spesifikasi yang diminta.

Ultra Wide Band (UWB) is a new technology introduced by the Federation Communication Commition (FCC) in February 2002. UWB technology is classified as Short Range Wireless (SWR) with a working area about 10m. In the future, this technology is a strong contender in the Bluetooth and Wifi in SWR service.
Filter circuit is one of the many components is used in telecommunications technology. In UWB systems are also not be separated from the use of the filter circuit. Conventional filters have the disadvantage in the relatively large dimensions of the filter so that less practical when applied to telecommunications equipment. In the bandpass filter using CRLH transmission line structure with a single cell has the dimensions could achieve ¼. Using only single cell and ¼-dimensional structure of the bandpass filter will be smaller and more practical.
This thesis discussed the design of a filter circuit using a single cell CRLH transmission line is implemented on UWB technology, with the working frequency between 3.1 GHz to 6.10 GHz. Bandpass filters designed using CRLH phi-shaped with interdigital capacitors and stub ground. Filter is simulated using the software CST Microwave Studio 2010, then performed the fabrication and measurement to verify the results of filter design.
The measurements results of bandpass filters using a cell CRLH transmission line has a working frequency region between 3.104GHz to 10.57GHz, with insertion loss less than-1.5dB. The results of the design showed that a single cell CRLH transmission line can meet the requested specifications.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T29904
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Rakhmadi
"ABSTRAK
Pada saat ini, penyakit kanker telah menjadi salah satu masalah yang sulit diatasi. Penyakit ini tidak hanya sulit untuk disembuhkan, tetapi juga sulit untuk dideteksi dan dapat menyebabkan kematian. Untuk itu direkayasa metode terapi RF ablation untuk terapi kanker. Metode RF ablation merupakan sebuah metode minimally invasive dimana aplikator dimasukkan ke dalam tubuh untuk pemanasan local terapi sel kanker. Sel kanker tersebut yang terkena suhu lebih dari 60 ⁰C akan mengalami kehancuran seketika karena sel yang terpapar suhu lebih dari 60⁰C dalam waktu yang lama akan mengalami kehancuran. Untuk kesuksesan terapi, cakupan distribusi temperatur lokal yang sempurna pada sel kanker harus tercapai
Skripsi ini bertujuan untuk mendapatkan aplikator bekerja pada frekuensi kerja biomedis 2,45 GHz dan zona ablasi yang menyelimuti seluruh bagian sel kanker. Simulasi dilakukan menggunakan phantom sederhana yang merepresentasikan struktur tubuh manusia dewasa beserta model hati dan sel kanker pada hati. Aplikator yang telah didesain kemudian difabrikasi, diukur dalam keadaan free space dan dengan phantom agar-agar serta hati sapi. Parameter yang diukur merupakan parameter S11 dimana diperoleh magnitude koefisien refleksi -17,6 dB pada 1685 MHz. Hasil pengukuran dengan phantom agar- agar didapat -25,3 dB pada 2,45 GHz. Sedangkan hasil pengukuran menggunakan phantom hati sapi didapat -14,25 dB pada 910 MHz.

ABSTRACT
At this time, cancer has become one of the problems that are difficult to overcome. The disease is not only difficult to cure, but it is also difficult to detect and can cause death. For that reason, RF ablation treatment method was engineered to cure cancer. RF ablation method is a method in which the antenna applicator is inserted into the body to heat cancer cells. The cancer cells were exposed to temperature more than 60 ⁰C will experience instantaneous cell death because the cells are exposed to temperature of more than 60 ⁰C in a long time will suffer cell destruction. For the success of the treatment, the perfect temperatur distribution coverage on the cancer cells to be achieved.
This final project purpose is to obtain applicator that operates at biomedical frequency 2.45 GHz and ablation zone that engulfed entire cancerous cell Simulations are performed using a simple phantom which represents the adult human body structure along with models of liver and liver cancer cells. The designed applicator then fabricated and measured in free space environment and agar-agar phantom also bovine liver phantom environment. Measured parameters is S11 parameter where the magnitude of reflection coefficient is-17.6 dB at 1685 MHz. Measurement result with agar-agar phantom is -25,3 dB at 2.45 GHz. Measurement results with bovine liver phantom is -14.25 dB at 910 MHz."
2016
S64527
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Astuti Cahyasiwi
"Peningkatan kebutuhan transfer data nirkabel dengan bandwidth yang besar akan menjadikan Ultra Wideband (UWB) sebagai teknologi yang akan banyak digunakan. Hal ini ditunjang dengan kemampuan UWB mentransmisikan data dengan kapasitas 500 Mbps dan dengan daya yang sangat rendah (0,5 mW). Akan tetapi UWB yang memiliki pita frekuensi 3,1 ? 10,6 GHz, menduduki beberapa frekuensi kerja sistem komunikasi radio lainnya, salah satunya adalah WLAN 802.11a di frekuensi 5 GHz. Hal ini menyebabkan adanya potensi interferensi antara kedua sistem tersebut, meskipun UWB memiliki power emisi yang sangat rendah (-41,3 dBm/MHz). Untuk melindungi WLAN 802.11a dari interferensi yang ditimbulkan oleh perangkat-perangkat UWB, perlu dilakukan kajian yang menganalisis pengaruh interferensi aggregate UWB Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis interferensi agregat UWB terhadap penerima WLAN 802.11a menggunakan metode Monte Carlo. Skenario yang digunakan adalah propagasi indoor-indoor dengan variasi kepadatan perangkat transmiter UWB serta jarak pemisah transmiter UWB dengan penerima WLAN. Hasil simulasi menunjukkan bahwa masking -41,3 dBm/MHz dari UWB memiliki keterbatasan dalam aplikasinya, hal ini ditunjukkan dengan harus adanya jarak proteksi sejauh 4 m serta jumlah transmiter yang hanya 35 buah saja dalam radius sebaran UWB 25 m. Untuk lebih menunjang koeksistensi UWB dengan WLAN maka masking -55 dBm/MHz dapat diaplikasikan dengan jarak proteksi yang hanya 0,5 m dan jumlah transmiter tidak lebih dari 105 buah per radius sebaran 25 m.

The growing demand of wireless data transferred at higher bandwidth and low power consumption will turn UWB as a technology that will be mostly used. UWB has the capability for transferring data at 500 Mbps with 0.5 mW power consumption. UWB?s frequency which lays in 3.1 ? 10.6 GHz overlaps with those existing such as WLAN 802.11a in frequency 5 GHz, so this condition will cause the interference between UWB devices and the WLAN 802.11a receiver though UWB has low power emission (-41.3 dBm/MHz). The study of UWB and WLAN 802.11a coexistence is needed to protect the existing services from UWB interference. The proposed research will analyze the WLAN 802.11a performance in the presence of the aggregate interference of UWB using Monte Carlo simulation. The indoor-indoor propagation will be used with the variation of UWB transmitters density and protection distance. The simulation result shows that -41.3 dBm/MHz masking, limits the coexistence between UWB and WLAN 802.11a with 4 m protection distance and only 35 UWB active transmitters in the 25 m radius. To accommodate coexistence between the two systems, -55 dBm/MHz masking will be appropriate to be applied for 0.5 m protection distance and 105 UWB active transmitters in the 25 m radius."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T26353
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Triprijooetomo
"Pada perancangan filter untuk aplikasi komunikasi nirkabel Ultra Wide Band (UWB) yang beroperasi pada rentang frekuensi 3,1 GHz - 10,6 GHz, terdapat sistem komunikasi wireless local area network (WLAN) 802.11a yang bekerja pada rentang frekuensi 5,2 GHz sampai dengan 5,8 GHz, sehingga pada rentang frekuensi tersebut dapat terjadi interferensi antara kedua sistem. Untuk menjaga perangkat UWB, maka pada rancangan filter perlu ditambahkan sebuah bandstop response agar sistem komunikasi UWB tidak terganggu oleh sistem komunikasi WLAN.
Oleh karena itu pada penelitian ini diusulkan rancangan filter ultra wideband band pass filter (UWB BPF) menggunakan dual mode resonator (DMR) dan interdigital capacitor untuk mendapatkan frekuensi UWB. Sedangkan untuk mendapatkan bandstop response pada frekuensi 5,2 GHz sampai dengan 5,8 GHz digunakan loading stub dan ditambahkan ground stub dengan via untuk mendapatkan sifat metamaterial. Frekuensi cutoff bawah dan atas dari filter rancangan ini dapat digeser dengan mengatur diameter luar dari ring dan panjang pendeknya interdigital capacitor sedangkan frekuensi tengah dari bandstop dapat diubah dengan cara mengatur lebar loading stub.
Sifat metamaterial filter dapat dianalisa dengan menggunakan pendekatan saluran transmisi. Pada rancangan ini digunakan pendekatan model saluran transmisi Composite Right-Left Handed Transmission Line (CRLH-TL) yang dimodelkan dalam sebuah unit sel sebagai rangkaian induktor seri (LR) dan kapasitor seri (CL) dan kapasitor shunt (CR) serta induktor shunt (LL). Kelebihan dari CRLH-TL ini adalah strukturnya yang homogenous, dimana struktur homogenous adalah struktur yang rata-rata strukturnya lebih kecil dari panjang gelombang pemandu (λg). CRLH-TL dapat bekerja pada daerah broadband dengan rugi-rugi (losses) yang kecil. Selain itu, dimensi komponennya dapat dirancang hingga ¼ λ, sehingga memungkinkan miniaturisasi rancangan dengan struktur CRLH-TL ini. Dengan metode pendekatan teori CRLH-TL ini diharapkan mendapatkan dimensi yang lebih kecil dan kompak tanpa mengurangi kemampuan kerja filter.
Hasil simulasi rancangan menggunakan perangkat lunak CST (Computer Simulation Technology) Microwave Studio 2011 didapatkan untuk parameter S21 Frekuensi cutoff bawah 3,15 GHz, frekuensi cutoff atas 10,21 GHz, bandstop response -10 dB didapatkan rentang frekuensi 5,43 GHz 5,95 GHz dengan frekuensi tengah pada 5,64 GHz, variasi group delay kurang dari 0,6 ns. Setelah dilakukan fabrikasi dan dilakukan pengukuran maka hasilnya menunjukkan pada bandpass response frekuensi cutoff bawah 2,76 GHz, frekuensi cutoff atas 8,04 GHz, bandstop response untuk -10 dB (90 % energi diredam ), didapatkan pada rentang frekuensi 4,96 GHz dan 5,62 GHz. dengan frekuensi tengah 5,13 GHz dan group delay kurang dari 0,8 ns.

Design filters for wireless communications applications Ultra Wide Band (UWB) which operates in the frequency 3.1 GHz - 10.6 GHz, wireless LAN 802.11a communication system which works in the frequency 5.2 GHz to 5.8 GHz, so that in that range of frequency can occur interference between the two systems. To keep the 802.11a WLAN devices, then in the filter design needs to be added a bandstop response so UWB communication systems are not disturbed by the WLAN communication systems.
Therefore, this research proposed of ultra wideband filter band pass filter design (UWB BPF) use dual mode resonator and interdigital capacitor to get the UWB frequency. While, to get a bandstop response at frequency 5.2 GHz to 5.8 GHz which use loading stub and give additional ground stub with via to get metamaterial characteristic. Lower and upper cutoff frequency from this filter design can be shifted by adjusting the outer diameter from the ring and measurement (long and short) of interdigital capacitor while the center frequency of the bandstop can be changed by adjusting the width of the loading stub.
Characteristic of Metamaterial filter can be analyzed use the approaching of transmission line, this design is used the approaching of the transmission line model, Composite Right-Left Handed Transmission Line (CRLH TL) which designed in a unit cell as series inductor circuit (LR), series capacitor (CL), shunt capacitor (CR) and shunt inductors (LL). The advantages of CRLH Transmission Line is homogenous structure which is common structure that is smaller than the length of guide wavelength (λg), CRLH-TL can operate in the area of broadband with small losses. In addition, the dimensions of the components can be designed to λ, so it is possible to miniaturization the design with these CRLH structure. With the approach method of this CRLH-TL theory expected to have smaller dimensions and compact dimension without detract the ability of the filter.
The simulation design results using the software CST (Computer Simulation Technology) Microwave Studio 2011 obtained for parameters S21 Lower cutoff frequency of 3.15 GHz. upper cutoff frequency of 10,21 GHz. bandstop response -10 dB obtained frequency range 5.43 GHz 5.95 GHz with center frequency at 5.64 GHz, group delay variation of less than 0.6 ns. After fabrication and measurement then the result shows a bandpass response at lower cutoff frequency of 2.76 GHz, upper cutoff frequency of 8,04 GHz, While the bandstop response for -10 dB (90 % energy loss), obtained at a range of frequency 4,96 GHz and 5,62 GHz, with a center frequency of 5.13 GHz and group delay less than 0,8 ns.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T31001
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nayla Najati
"Negara Kesatuan Republik Indonesia membutuhkan satelit mikro untuk pengawasan wilayah nusantara. Satelit mikro yang memiliki berat 10-100 kg telah menjadi titik awal pengembangan teknologi satelit di Indonesia dengan diluncurkannya satelit mikro generasi pertama, LAPAN-A1 (lebih dikenal sebagai LAPAN-TUBSAT) pada 10 Januari 2007.
Dalam operasinya, satelit mikro LAPAN-A1 membutuhkan antena untuk sistem komunikasi antara satelit dan stasiun bumi. Sistem komunikasi ini berupa pengiriman data satelit/citra satelit dan data telemetry & telecommand. Pada sistem komunikasi telecommand digunakan antena yang bekerja pada pita frekuensi UHF (frekuensi tengah 437,325 MHz) dengan tipe antena wire monopole. Antena monopole tersebut memiliki panjang 1/4λ (sekitar 17 cm), sehingga memerlukan tempat yang relatif luas dalam proses peluncuran. Dalam rangka pengembangan antena UHF berikutnya diharapkan antena yang lebih kompak dapat digunakan pada satelit mikro generasi berikutnya.
Pada tesis ini diusulkan sebuah antena yang dirancang untuk aplikasi telemetry&telecommand satelit mikro pada frekuensi 430 ? 450 MHz yang memiliki dimensi yang lebih kecil dan kompak. Jenis antena yang dipilih adalah antena mikrostrip tipe meander, memiliki polarisasi linier, dan pola radiasi omnidirectional.
Hasil simulasi menunjukkan antena satu elemen yang dirancang memiliki frekuensi kerja pada 461 ? 481 MHz, dengan gain 2,69 dBi, berpolarisasi linier, dan memiliki pola radiasi mendekati omnidirectional pada bidang azimuth. Sedangkan hasil simulasi pada badan satelit, antena yang dirancang memiliki frekuensi kerja pada 428 ? 468 MHz, dengan gain 2,9 dBi. Hasil pengukuran antena satu elemen menunjukkan frekuensi operasi berada pada kisaran 457 - 492 MHz, dengan pola radiasi mendekati omnidirectional pada bidang azimuth. Untuk hasil pengukuran antena terpasang pada badan satelit, memiliki frekuensi kerja pada 403 - 450 MHz dengan besar bandwidth mengalami kenaikan ±30% bila dibandingkan dengan antena satu elemen.

Republic of Indonesia require microsatellite for monitoring the archipelago. Microsatellite that weight about 10-100 kg which was launched on 10, January 2007, was the starting point for the development of satellite technology in Indonesia. The microsatellite LAPAN-A1 requires an antenna for communication systems between satellite and ground stations.This microsatellite can send satellite imagery (payload data) and telemetry & telecommand.
The telecommand system used monopole antenna that works at UHF band with center frequency at 437,325 MHz. This wire monopole antenna has a length of 17 cm, so it requires a relatively large space in the process of launching. In order to develop the next UHF antenna, more compact UHF antenna design is expected and can be used in the next generation of microsatellites.
This thesis proposed an antenna design for telemetry and telecommand applications of microsatellite in the band frequency 430-450 MHz which has smaller dimensions and compact. The type of antenna selected is meander microstrip antenna. This antenna has a linear polarization and omnidirectional radiation pattern. Simulation results shows that antenna design has working frequency at 461 ? 481 MHz with gain of 2.69 dB, linier polarized, and has nearly omnidirectional radiation pattern.
The simulation results, when antenna mounted on the body of the satellite, has working frequency at 428-468 MHz with a gain of 2.9 dBi. The measurement results of the single element antenna shows that the operating frequency is in the range of 457-492 MHz with nearly omnidirectional radiation pattern in azimuth plane. For the measurement antenna mounted on the satellite body, it has working frequency 403-450 MHz with increase of bandwidth ± 30 % when compared to a single element antenna.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T50155
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>