Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132587 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wahyu Wijaya
"ABSTRAK
Studi ldquo;Penentuan Metode Pengawasan Mutu bahan Bakar Minyak BBM di Indonesia rdquo; dilakukan untuk mengetahui metode pengawasan yang tepat untuk diterapkan di Indonesia. Selama ini dalam hal penentuan parameter uji, jumlah dan lokasi pengawasan masih secara acak. Dengan adanya penentuan model pengawasan BBM, prioritas parameter uji dan analisis biaya uji diharapkan kedepannya pengawasan mutu BBM dapat lebih efektif. Penelitian ini dibatasi dari hasil pengawasan mutu BBM yang dilakukan pada tahun 2013-2015 untuk jenis Bensin 88, Bensin 92, Bensin 95, Solar 48, dan Solar 51. Hasil penelitian didapat bahwa usulan model pengawasan yang sesuai di Indonesia adalah model pengawasan mutu BBM yaitu pelaksanaannya dilakukan tanpa melalui pihak ketiga dan langsung mengadakan kerjasama/MoU dengan lembaga uji Lemigas , adanya penentuan parameter dan jumlah sampel serta lokasi pengambilan berdasarkan evaluasi dari hasil pengawasan mutu BBM tahun sebelumnya dengan titik pengambilan sampel meliputi rantai distribusi BBM yaitu kilang, depot dan SPBU. Usulan prioritas parameter uji : Bensin 88 adalah : 1 Angka Oktan, 2 Distilasi T-50, 3 RVP ; Bensin 91 adalah : 1 RVP, 2 Distilasi T-90, 3 Angka Oktan; Bensin 95 adalah : 1 RVP, 2 Titik Didih Akhir, 3 Angka Oktan; Solar 48 adalah : 1 FAME, 2 Titik Nyala, 3 Angka Cetane; Solar 51 adalah : 1 Kandungan Sulfur, 2 Distilasi T-90, 3 Angka Cetane. Dengan pengambilan sampel di 46 kota/kabupaten terpilih dimana jumlah sampel sebanyak 1242 sampel didapatkan besaran biaya pengawasan BBM sebesar Rp. 2.940.718.000,- dengan penghematan sebesar 42 .

ABSTRACT
Study Determination of Fuel Quality Control Method in Indonesia is conducted to find out the proper monitoring method to be applied in Indonesia. Nowdays in terms of determining test parameters, the number and location of supervision are still random. With the determination of the model of fuel control, the priority of test parameters and cost analysis of the test is expected in the future of fuel quality control can be more effective. This study is limited from the results of fuel quality control held in 2013 2015 for the type of Gasoline 88, Gasoline 92, Gasoline 95, Diesel Oil 48, and Diesel Oil 51. The result of the study shows that the proposed supervisory model in Indonesia is the model of fuel quality control, the implementation is done without the third party and directly in cooperation with the Laboratory institute Lemigas , the determination of parameters and the number of samples as well as the location of the retrieval based on the evaluation of the results of supervision fuel quality control of the previous year with the sampling point covering the fuel distribution chain ie refinery, storage and gas station. Proposed priority test parameters Gasoline 88 1 Octane Number, 2 Distillation T 50, 3 RVP Gasoline 91 1 RVP, 2 Distillation T 90, 3 Octane Number Gasoline 95 1 RVP, 2 Final Boiling Point, 3 Octane Number Solar 48 1 FAME, 2 Flash Point, 3 Cetane Number Solar 51 1 Sulfur Content, 2 Distillation T 90, 3 Cetane Number. The sampling are held in 46 selected cities with the number of samples is 1242 samples and total costs of Rp. 2,940,718,000 and save by 42 ."
2017
T48226
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagoes Adhi Rifaldi
"Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui pengendalian biaya yang optimal pada persediaan bahan bakar minyak B20 atau biodiesel yang akan mensuplai kebutuhan energi listrik konsumen. Metode yang dilakuakan perusahan memperlihatkan pengendalian biaya yang kurang baik. Pengendalian yang dilakukan perusahaan masih kurang efektif karena masih terdapat kekurangan persediaan. Kekurangan persediaan bahan bakar B20 sangat dihindari, karena akan menimbulkan biaya tambahan yang cukup besar. Namun selama tahun 2017-2018 kekurangan persediaan masih terjadi, ini menunjukkan bahwa sistem pengendalian persediaan yang dilakukan oleh perusahaan belum optimal.  Hal ini menunjukan bahwa perusahaan memerlukan metode yang dapat mengurangi resiko kekurangan persediaan. Penelitian ini hendak menganalisis pengendalian biaya dengan metode Economic Order Quantity, kemudian dibandingkan dengan metode perusahaan dari segi total biaya persediaan yang terjadi. Dengan metode Economic Order Quantity perusahaan dapat mengetahui berapa, kapan persediaan yang harus dipesan untuk mengurangi resiko atas kekurangan persediaan.

This study aims to determine the optimal cost control in the supply of B20 or biodiesel oil fuel which will supply consumers electrical energy needs. The method carried out by the company shows poor cost control. Control by the company is still ineffective because there is still a shortage of supplies. The shortage of B20 fuel supplies is greatly avoided because it will incur substantial additional costs. But during 2017-2018 inventory stockouts still occur, this shows that the inventory control system carried out by the company is not optimal. This shows that companies need methods that can reduce the risk of inventory stockouts. This study wanted to analyze cost control using the Economic Order Quantity method, then compared with the company method in terms of total inventory costs that occurred. With the method of the Economic Order Quantity, the company can find out how much when inventory must be ordered to reduce the risk of inventory stockouts."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Urlyagustina Rakhmawati
"Dengan semakin menipisnya cadangan minyak di Indonesia, sedangkan permintaan energi terus mengalami peningkatan, sehingga diperlukan sumber energi alternatif yang dapat mengurangi ketergantungan terhadap minyak bumi. Sumber Daya Gas Bumi di Indonesia saat ini sangat besar, namun pemanfaatannya belum optimal untuk kebutuhan domestik. Pemerintah telah melaksanakan program Diversifikasi BBM ke BBG, namun belum berjalan efektif. Penelitian ini memproyeksi penyediaan dan permintaan gas bumi hingga tahun 2050, sehingga dapat dipetakan produksi dan konsumsi setiap wilayah dengan adanya substitusi BBG terhadap BBM. Permodelan penyediaan dan permintaan gas bumi menggunakan pendekatan sistem dinamik.

With the depletion of oil reserves in Indonesia, while the demand for energy continues to increase, so we need an alternative energy source that can reduce dependence on petroleum. Gas Resources in Indonesia is very large, but not yet optimal utilization for domestic needs. The Government has been implementing fuel gas diversification program, but has not been effective. This research project the supply of and demand for natural gas by 2050, so it can be mapped production and consumption of each region with the substitution of fuel gas instead of fuel oil. Modeling the supply and demand for natural gas using a dynamic systems approach.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35431
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cicilia
"ABSTRAK
Sistem distribusi BBM di Indonesia tidak berjalan dengan baik sehingga menyebabkan kelangkaan di beberapa wilayah Indonesia. Tujuan pekerjaan ini adalah mendapatkan suatu model sistem dinamik cadangan penyangga BBM agar dapat diketahui berapa volume cadangan penyangga BBM hingga tahun 2025. Penelitian ini dibatasi dengan BBM gasoline dan solar di Indonesia. Variabel-variabel yang berpengaruh adalah jumlah produksi dan konsumsi BBM serta PDB. Simulasi dijalankan dengan perangkat lunak Powersim Studio 7. Hasil yang diperoleh yaitu untuk skenario ketahanan selama 30 hari, cadangan penyangga yang dibutuhkan pada tahun 2025 untuk gasoline sebesar 4,49 Juta Kiloliter dan untuk solar sebesar 1,7 Juta Kiloliter. Untuk skenario ketahanan selama 60 hari, cadangan penyangga yang dibutuhkan pada tahun 2025 untuk gasoline sebesar 9,88 Juta Kiloliter dan untuk solar sebesar 3,4 Juta Kiloliter. Untuk skenario ketahanan selama 90 hari, cadangan penyangga yang dibutuhkan pada tahun 2025 untuk gasoline sebesar 14,8 Juta Kiloliter dan untuk solar sebesar 5,13 Juta Kiloliter. Untuk skenario penurunan PDB pada tahun 2009 dan 2019 akan menurunkan cadangan penyangga gasoline sekitar 22 % dari skenario dasar. Untuk skenario konversi terhadap energi alternatif, cadangan penyangga BBM jenis gasoline dan solar menurun 73 % dari skenario dasar.

ABSTRACT
The fuel distribution system in Indonesia is not going well causing fuel?s scarcity in some region of Indonesia. The purpose of this work is to get a system dynamic model of buffer stock of fuel in order to know how much volume of buffers stock of fuel until 2025. This research is limited by the gasoline and diesel fuel in Indonesia. The variables that influence are the amount of production and consumption of fuel, and Growth Domestic Product. Simulation run with Powersim Studio 7 software. The results obtained for scenarios that resistance for 30 days, the required buffer stock in 2025 amounted to 4,49 million kiloliters of gasoline and diesel by 1,7 Million for Kiloliter. For scenarios that resistance for 60 days, the required buffer stock in 2025 amounted to 9,88 million kiloliters of gasoline and for diesel by 3,4 million kiloliters. For scenarios that resistance for 90 days, the required buffer stock in 2025 amounted to 14,8 million kiloliters of gasoline and diesel by 5,13 Million for Kiloliter. For scenario GDP decline in 2009 and 2019 will reduce buffer stock of gasoline approximately 22 % of the basic scenario. For conversion to alternative energy scenarios, buffer stock of gasoline and diesel fuel types declined 73 % from the base scenario."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T36117
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simatupang, Thamrin Prima
"Penelitian ini ingin mengetahui dampak jangka pendek program BBM Satu Harga yang diterapkan tahun 2017 terhadap biaya transportasi di daerah tertinggal Indonesia. Penelitian ini mengobservasi 585 desa penerapan program BBM Satu Harga selama 3 tahun yaitu 2006, 2014 dan 2018 dengan total unit observasi sebanyak 1.755 desa. Dengan metode analisis Difference in Difference (DID), penelitian ini menunjukkan bahwa hingga 2018, program BBM Satu Harga berdampak signifikan pada penurunan biaya transportasi di daerah tertinggal khususnya desa-desa yang berjarak 15 km dari Stasiun Pengisian BBM Umum (SPBU) penyalur program. Terdapat dua saluran (channeling) efek program BBM Satu Harga terhadap biaya transportasi yaitu meningkatnya pasokan dan turunnya harga BBM dibandingkan sebelum program diterapkan. Penelitian ini juga menemukan bahwa desa-desa yang berjarak lebih dari 15 km dari SPBU program cukup banyak dan tidak mengalami dampak signifikan dari program. Hal ini menunjukkan bahwa banyak warga yang belum mendapatkan manfaat signifikan dari program ini.

This research wants to know the short-term impact of the One Price Fuel program implemented in 2017 on transportation costs in underdeveloped areas of Indonesia. This study observed 585 villages implementing the One Price Fuel program for 3 years, namely 2006, 2014 and 2018 with a total observation unit of 1,755 villages. With the Difference in Difference (DID) analysis method, this study shows that until 2018, the One Price Fuel program has a significant impact on reducing transportation costs in underdeveloped areas, especially villages that are 15 km from the public fuel stations (SPBU) program distributors. There are two channels of the effect of the One Price Fuel program on transportation costs, i.e the increasing in supply and decreasing in the price of fuel compared to before the program was implemented. This study also found that there were quite a lot of villages that were more than 15 km from the SPBU program and did not experience a significant impact from the program. It shows that many residents have not significant benefited from this program."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhi Azfar Tamin
"Sejak pemerintah memberlakukan kebijakan subsidi tetap untuk bahan bakar minyak (BBM) jenis solar, harga eceran solar bergerak secara cepat dan fluktuatif. Peraturan Presiden No.191 tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran BBM telah memberi kewenangan kepada Menteri ESDM untuk menetapkan harga dasar dan harga jual eceran BBM, sehingga hampir sebulan sekali terjadi perubahan harga eceran solar.
Tujuan tesis ini adalah untuk menganalisis dampak kebijakan subsidi tetap harga BBM jenis solar terhadap perubahan harga sembako di Indonesia, dan menganalisis terjadinya transmisi harga antara harga solar dan harga sembako.
Berdasarkan pengujian dengan pendekatan teori Asymmetric Vertical Price Transmission dan model Error Correction (ECM), didapatkan bahwa hubungan antara harga solar dan harga sembako bersifat tidak simetris, yaitu ketika harga solar naik, maka harga telur, beras dan daging ayam naik, namun ketika harga solar turun, harga telur, beras dan daging ayam tidak ikut turun. Harga telur, beras dan daging ayam terkoreksi kembali kepada keseimbangan jangka panjangnya dalam jangka waktu 2 sampai 4 bulan. Sedangkan untuk komoditi jenis gula, susu, minyak goreng dan daging sapi, pergerakan harga keempat komoditi tersebut tidak memiliki hubungan kointegrasi dengan harga solar.
Faktor yang menyebabkan transmisi harga tidak simetris ini adalah kekakuan harga jasa transportasi dan perilaku spekulan yang memiliki market power dalam struktur pasar oligopoli, baik dalam rantai supply telur, beras dan daging ayam, dimana pedagang besar memiliki bargaining yang kuat dalam penentuan harga.

Ever since the government formally issued fixed subsidy policy for diesel fuel, the price of diesel fuel has been very dynamic and volatile. Presidential Decree No.191/2014 has given authority to the Minister of Energy and Mineral Resources for setting a basic price and selling price of diesel fuel. By the policy, the retail price of diesel fuel changes every month.
The purposes of this study are (1) to analyze the impact of fixed subsidy policy for diesel fuel on basic commodities price in Indonesia, and (2) to analyze price transmission between diesel fuel price and basic commodities price.
By using theory of asymmetric vertical price transmission and Error Correction Model (ECM), it can be shown that relations between diesel fuel price and basic commodities price is asymmetrical. It means when diesel fuel price increased, the price of eggs, rice and chicken meat increased accordingly, however, when diesel fuel price decreased, the price of egg, rice and chicken meat did not decrease. The price of egg, rice and chicken meat will be corrected to its long-term equilibrium with the diesel price for 2 to 4 months. Meanwhile, the price of other basic commodities such as sugar, milk, cooking oil and beef have not cointegrated with the diesel fuel price.
The asymmetric price transmission between diesel price and some of basic commodities is caused by price rigidity of transportation, and behavior of speculators which have market power in an oligopoly market structure in the supply chain of eggs, rice and chicken meat. In this case, big traders have a strong bargaining power for pricing.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T43677
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cecilia
"
Sistem distribusi BBM bersubsidi di Indonesia tidak berjalan dengan baik sehingga berdampak pada penurunan ketersediaan BBM di Indonesia. Untuk itu dilakukan penelitian terhadap sistem distribusi BBM bersubsidi Indonesia. Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mendapatkan suatu model perkiraan dinamis distribusi BBM agar dapat diketahui berapa jumlah persediaan minyak dalam beberapa tahun ke depan sehingga dapat menghasilkan aktivitas sistem yang efektif dan efisien. Penelitian ini dibatasi dengan BBM bersubsidi premium di Indonesia. Variabel-variabel yang berpengaruh terhadap sistem distribusi ini adalah variabel jumlah produksi dan konsumsi BBM premium di Indonesia per tahun. Variabel-variabel yang diambil mulai dari tahun 2000 sampai 2030. Permodelan sistem distribusi ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan sistem dinamik yang digambarkan dalam suatu diagram sebab akibat. Model ketersediaan BBM terdiri dari dua sub model yaitu sub model persediaan dan sub model kebutuhan konsumsi. Ada empat skenario menurut tujuan model, yaitu (1) skenario tanpa kebijakan; (2) skenario dengan kebijakan peningkatan harga BBM; (3) skenario dengan kebijakan penggunaan jenis BBM lain; (4) skenario dengan kebijakan pembatasan kendaraan bermotor. Setiap skenario akan menghasilkan perkiraan ketersediaan BBM yang berbeda-beda."
2011
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Andy Noor Isnaini
"Persoalan inefisiensi membuat kebijakan subsidi BBM kurang diminati oleh banyak negara dalam beberapa dekade terakhir. Meskipun demikian, penghapusan subsidi ini dapat berdampak negatif bagi perekonomian, khususnya terkait kemiskinan, apabila tidak diiringi dengan program kompensasi yang tepat. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis program apakah yang paling tepat untuk diterapkan di Indonesia sebagai kompensasi penghapusan subsidi BBM. Program yang dibahas dalam artikel ini meliputi bantuan tunai, subsidi pangan, program pendidikan dan kesehatan, dan pembangunan infrastruktur. Dengan mempertimbangkan jangka waktu program, akurasi sasaran, dan isu kebebasan memilih, dapat disimpulkan bahwa tidak ada satu program yang unggul di ketiga aspek tersebut. Oleh karena itu, keputusan untuk memilih program mana yang akan diterapkan tergantung dari tujuan utama yang ingin dicapai oleh pemerintah. Tujuan jangka pendek dapat diwujudkan melalui bantuan tunai dan subsidi pangan sedangkan pembangunan sumber daya manusia dan infrastruktur dapat mewujudkan penghapusan kemiskinan secara lebih berkesinambungan.

Inefficiency has led to fuel subsidies being a much less favourable policy for many countries dealing with oil price hikes over the last few decades. Nevertheless, removing fuel subsidies can have detrimental effects on the economy, particularly related to poverty issue, if there is no appropriate compensation program implemented. This study aims to assess what the most suitable compensation would be in the case of fuel subsidies being phased out in Indonesia. Four different programs considered in this study are a cash transfer, a food subsidy, an education and healthcare program, and investment in infrastructure. Evaluating these programs in terms of time frame, targeting recipients, and freedom of choice, it is found that there is no single program superior in all aspects. The decision on which program should be chosen by the government then depends on its main objective. While an immediate and short-run effect can be achieved by providing cash or inkind transfers to the poor, human capital accumulation and improvement in physical infrastructure offer a long-run and more sustainable effect on poverty alleviation."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T44211
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Chandra Hadiwijaya
"ABSTRAK
Bahan bakar berkualitas memberikan sifat anti ketukan. Salah satu metode pengukuran kualitas bahan bakar adalah dengan angka oktana. Penentuan angka oktana di Indonesia menggunakan mesin CFR. Mesin CFR di Indonesia memiliki kendala jumlah unit terbatas dan usia tua. Penelitian ini menggunakan model kinetika pembakaran untuk mencari data waktu tunda ignisi BBRU (bahan bakar rujukan utama) dan bahan bakar komersial. Angka oktana bahan bakar komersial diketahui apabila waktu tunda ignisi bahan bakar tersebut sama dengan waktu tunda ignisi BBRU yang memiliki persen volume iso-oktana tertentu. Model menghasilkan angka oktana TOTAL 92,5, Shell 94,5, Premium 89, Petronas 90,5, Pertamax 91,5.

ABSTRACT
Quality fuel will provided anti-knocking properties. One of fuel quality measuring method is use octane number. Indonesia using CFR machine to determine octane number. CFR machine in Indonesia is limit of unit number and over age. This research use combustion kinetic model to look for PRF (primary reference fuel) and commercial fuel ignition delay time. Octane number is known if ignition delay time of commercial fuel is same as PRF that has certain iso-octane volume percent. Model output is octane number of several fuel merk. TOTAL 92.5, Shell 94.5, Premium 89, Petronas 90.5, Pertamax 91.5.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42938
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>