Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171531 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Niken Hayudanti Anggarini
"ABSTRAK
Abu terbang adalah salah satu emisi dari PLTU berbahan bakar batu bara yang termasuk sebagai TENORM. Lepasan abu terbang sebagai TENORM dari industri pembangkit listrik berbahan bakar batu bara berpotensi terakumulasi di lingkungan dan meningkatkan laju dosis radiasi lingkungan. Laju dosis radiasi lingkungan di sekitar PLTU Labuan belum terukur padahal dengan mengetahui hal ini dapat menilai dampak negatif lepasan abu terbang pada risiko paparan radiasi eksternal di masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengukur laju dosis radiasi lingkungan di sekitar PLTU Labuan dan menganalisis pengaruh radius pada laju dosis radiasi lingkungan. Metode penelitian adalah melakukan pengukuran laju dosis radiasi menggunakan alat surveymeter gamma dengan detektor NaI TI jenis eksploranium GR-135 plus. Pengukuran dilakukan sepanjang lokasi grid yang telah ditentukan sebelumnya. Grid mewakili radius dari PLTU, semakin jauh dari PLTU semakin luas grid pengukurannya, grid yang ditentukan adalah sebesar 1x1 km, 3x3 km, 5x5 km, 10x10 km, 15x15 km. Lebih lanjut, pengaruh radius pada laju dosis radiasi diuji menggunakan uji anova. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa rata-rata laju dosis radiasi di sekitar PLTU Labuan sebesar 47,71 4,17 nSv/jam, masih lebih rendah jika dibandingkan rata-rata laju dosis radiasi gamma dari sumber terrestrial yang diterima masyarakat dunia berdasarkan data dari UNSCEAR sebesar 0,48 mSv/tahun 54,79 nSv/jam . Nilai ini juga masih di bawah rata-rata radiasi gamma di Pulau Jawa yang sebesar 0,46 mSv/tahun 52,51 nSv/jam . Penelitian ini juga menunjukkan bahwa radius memiliki pengaruh yang nyata pada laju dosis radiasi lingkungan. Kesimpulan penelitian ini adalah laju dosis radiasi di sekitar PLTU Labuan masih aman dan terdapat pengaruh radius pada rata-rata laju dosis radiasi.

ABSTRACT
Flying ash is one of the emissions from coal fired power plant which is included as TENORM. The fly ash discharge as TENORM from the coal fired power plant industry has the potential to accumulate in the environment and increase the dose rate of environmental radiation. Environmental radiation dose rate around Labuan Power Plant has not been measurable, whereas it can assess the negative impact of fly ash release on the risk of exposure to external radiation in the community. The purpose of this study is to measure the rate of environmental radiation doses around Labuan Power Plant and to analyze the effect of radius on the dose rate of environmental radiation. The research method is to measure radiation dose rate using gamma surveymeter with detector NaI TI type eksploranium GR 135 plus. Measurements are made along the predetermined grid locations. The grid represents the radius of the power plant, the specified grid are 1x1 km, 3x3 km, 5x5 km, 10x10 km, 15x15 km. Furthermore, effect of radius on the rate of radiation dose was tested using anova. The measurement results show that the average rate of radiation dose around PLTU Labuan is 47.71 4.17 nSv hour, still lower than the average rate of gamma radiation dose from terrestrial sources received by the world community based on data from UNSCEAR of 0.48 mSv year 54.79 nSv hr . This average is also below the average of gamma radiation in Java which is 0.46 mSv year 52.51 nSv hr . The study also showed that the radius had a noticeable effect on the dose rate of environmental radiation. The conclusion of this research is the rate of radiation dose around Labuan power plant is still safe and radius effect on average of environmental radiation dose rate aound Labuan Power Plant."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Rizky Nugroho
"ABSTRAK
Pemanfaatan kembali limbah beton untuk dijadikan bahan konstruksi telah banyak dilakukan di negara-negara lain. Sayangnya, pemanfaatan limbah beton di Indonesia barulah sebatas untuk timbunan. Penggunaan limbah beton sebagai agregat halus akan mengurangi kuat tekan dan meningkatkan daya serap air. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memelajari sifat mekanis mortar dengan agregat halus daur ulang dan bahan tambah abu terbang. Variasi abu terbang yang akan menggantikan semen adalah 0 , 5 , 10 , 15 , 20 , 25 . Pengujian yang dilakukan adalah uji kuat tekan, lentur, modulus elastisitas, susut, dan daya serap air. Dari hasil pengujian didapatkan bahwa kuat tekan dan lentur terbesar didapat oleh mortar dengan variasi 10 dengan kuat tekan 33,39 MPa yang memenuhi target mortar tipe M 17,2 MPa . Modulus elastisitas terbesar ditunjukan oleh mortar dengan variasi 15 . Nilai susut terbesar dihasilkan oleh mortar dengan variasi 20. Dan nilai daya serap air terkecil dihasilkan oleh mortar dengan variasi 25.
ABSTRACT
The re use of concrete waste to be used as construction material has been done in many other countries. Unfortunately, the utilization of concrete waste in Indonesia is only limited to embankment. The use of waste concrete as a fine aggregate will reduce the compressive strength and increase water absorption. Therefore, this study aims to study the mechanical properties of mortar with recycled fine aggregate and fly ash materials. The variations of fly ash that will replace the cement are 0 , 5 , 10 , 15 , 20 , 25 . Tests conducted are test of compressive strength, flexural, elastic modulus, shrinkage, and water absorption. From the test results it was found that the largest compressive strength and flexure was obtained by mortar with a 10 variation with a compressive strength of 33.39 MPa that meets the target of M type mortar 17.2 MPa . The greatest elasticity modulus is shown by mortar with a variation of 15 . The greatest shrinkage value was produced by mortar with a variation of 20 . And the smallest water absorption value is produced by mortar with 25 variation."
2017
S69896
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winni Rezki Wulandari
"Salah satu nutrien utama yang mengakibatkan terjadinya eutrofikasi pada sistem akuatik adalah senyawa fosfat. Jumlah fosfat yang tinggi di sistem akuatik mengakibatkan kualitas air menjadi menurun dan keseimbangan ekosistem menjadi terganggu. Fenomena eutrofikasi ini dapat diatasi dengan suatu metode, yaitu adsorpsi yang dipengaruhi oleh suatu adsorben. Abu terbang batubara telah menjadi perhatian oleh para peneliti untuk dijadikan sebagai adsorben dalam adsorpsi fosfat. Dalam penelitian ini, dilakukan modifikasi abu terbang dengan asam, yang terdiri dari H2SO4, HCl dan campuran kedua asam tersebut serta dilakukan modifikasi abu terbang menggunakan basa, yaitu NaOH secara hidrotermal. Hasil modifikasi abu terbang dikarakterisasi dengan menggunakan XRF, XRD, SEM, FTIR dan SSA lalu dijadikan sebagai adsorben untuk adsorpsi fosfat dan dibandingkan dengan abu terbang tanpa modifikasi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kapasitas adsorpsi fosfat dari abu terbang termodifikasi asam dan abu terbang modifikasi basa secara hidrotermal memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan abu terbang tanpa modifikasi. Abu terbang termodifikasi asam, yaitu HCl, H2SO4 dan campuran kedua asam tersebut memiliki kapasitas adsorpsi masing-masing mencapai 0,606 mg P-PO4/g, 0,655 mg P-PO4/g, dan 0,705 mg P-PO4/g
dengan %efisiensi adsorpsi sebesar 73,58%, 79,60% dan 85,62%. Abu terbang modifikasi basa secara hidrotermal memiliki kapasitas adsorpsi mencapai 0,677 mg P-PO4/g dengan %efisiensi sebesar 82,27%. Sementara, abu terbang tanpa modifikasi memiliki kapasitas adsorpsi mencapai 0,485 mg P-PO4/g dengan %efisiensi sebesar 60,07%. Kondisi pH optimum adsorpsi fosfat diperoleh pada pH 7 untuk adsorben abu terbang yang telah
dimodifikasi dan pH 5 untuk abu terbang tanpa modifkasi. Model isoterm yang sesuai pada kelima adsorben ini adalah isoterm Freundlich.
One of the main nutrients that causes eutrophication in aquatic systems is phosphate compounds. The high amount of phosphate in the aquatic system results in decreased water quality and the balance of the ecosystem is disturbed. This eutrophication phenomenon can be overcome by a method, namely adsorption which is influenced by an adsorbent. Coal fly ash has been of interest by researchers to be used as an adsorbent in phosphate adsorption. In this study, fly ash was modified with acid, consisting of H2SO4, HCl and a mixture of the two acids and modified fly ash using a base, namely NaOH hydrothermally. The modified fly ash was characterized using XRF, XRD, SEM, FTIR and AAS and then used as an adsorbent for phosphate adsorption and compared with fly ash without modification. The results showed that the phosphate adsorption capacity of acid modified fly ash and base modified fly ash hydrothermally had a higher value than unmodified fly ash. Acid-modified fly ash, namely HCl, H2SO4 and a mixture of the two acids had adsorption capacities of 0.606 mg P-PO4/g, 0.655 mg P-PO4/g, and 0.705 mg P-PO4/g respectively.
with % adsorption efficiency of 73.58%, 79.60% and 85.62%. Hydrothermal base modified fly ash has an adsorption capacity of 0.677 mg P-PO4/g with an efficiency of 82.27%. Meanwhile, unmodified fly ash has an adsorption capacity of 0.485 mg P-PO4/g with an efficiency of 60.07%. The optimum pH conditions for phosphate adsorption were obtained at pH 7 for fly ash adsorbents that had been modified and pH 5 for fly ash without modification. The suitable isotherm model for these five adsorbents is the Freundlich isotherm."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mu’izzah Irsyadi Putri
"Penelitian ini telah dilakukan pembuatan zeolit dari abu terbang (fly ash) limbah hasil pembakaran batubara, dan produk zeolit yang dimodifikasi dengan zirkonium (Zr) untuk penyerapan fosfat pada sistem akuatik. Adsorben zeolit termodifikasi zirkonium (ZrMZ) merupakan adsorben paling efektif untuk adsorpsi fosfat dengan kapasitas adsorpsi mencapai 3.015 mg-P/g pada jumlah adsorben 0.075 gram, pH 7 dan konsentrasi fosfat 10 mg/L. Kinetika adsorpsi untuk adsorben ZrMZ mengikuti kinetika orde semu kedua, dan pola adsorpsi mengikuti isoterm Freundlich. Kajian termodinamika adsorpsi menghasilkan nilai ∆G negatif yang menandakan proses adsorpsi fosfat berlangsung secara spontan. Nilai ∆H sebesar 13.01 kJ mol-1 dan nilai ∆S sebesar 54,8973 J K-1 mol-1 menunjukkan bahwa adsorpsi fosfat bersifat spontan dan endotermik

In this research, the manufacture of zeolite from waste fly ash has been carried out, and zeolite modified with zirconium (Zr) for phosphate absorption in aquatic systems have been carried out. Zirconium-modified zeolite (ZrMZ) adsorbent was the most effective adsorbent for phosphate adsorption with adsorption capacity of 3,015 mg-P/g at 0.075 gram adsorbent dosage, pH 7 and phosphate concentration 10 mg/L. The adsorption kinetics for the ZrMZ adsorbent followed pseudo-second-order kinetics, and the adsorption pattern followed the Freundlich isotherm. The study of adsorption thermodynamics resulted in a negative ∆G which indicated that the phosphate adsorption process took place spontaneously. The ∆H value of 13.01 kJ mol-1 and the ∆S value of 54.8973 J K-1 mol-1 indicated that the phosphate adsorption was spontaneous and endothermic."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Upaya penngkatan mutu batako yang berbahan baku tanah pozzolan (TP, tras) dan kapur (K) telah dilakukan dengan menambahkan limbah abu terbang (AT) dan limbah karbit (LK). Hasil penelitian menunjukkan bahwa AT dan LK dengan berbagai komposisi dapat meningkatkan mutu batako. Batako umur 28 hari dengan komposisi (AT:LK:TP:K = 4:1:8:3) menghasilkan batako dengan kualitas terbaik. Dibandingkan batako kontrol, kuat tekannya naik dari 27,34 kg/cm2 menjadi 52,63 kg/cm2, daya serap terhadap air turun dari 30,43% menjadi 29,54% dan berat jenis turun dari 1,73 g/mL menjadi 1,47 g/mL."
KWK 17:1 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Aini Nadhokhotani Herpi
"Fosfat merupakan nutrien pembatas dalam peristiwa eutrofikasi sehingga dibutuhkan sebuah metode untuk menangani kandungan fosfat berlebih dalam sistem akuatik. Penelitian ini menyajikan optimasi penggunaan debu terbang sebagai adsorben. Debu terbang diberikan pra-perlakuan asam, disintesis dengan menggunakan metode hidrothermal untuk menghasilkan zeolit NaP1 kemudian dimodifikasi dengan menggunakan metode ion exchange menghasilkan zeolit LaP1. Pengaruh ketiga material hasil sintesis terhadap kapasitas adsorpsi diuji pada 5 parameter meliputi variasi konsentrasi adsorben, variasi pH, variasi waktu kontak, variasi konsentrasi fosfat dan variasi suhu. Isoterm adsorpsi Langmuir dan Freundlich dievaluasi untuk mengetahui mekanisme adorpsi pada ketiga material. Zeolit LaP1 merupakan adsorben paling efektif untuk adsorpsi fosfat dengan kapasitas adsorpsi mencapai 46.582 mg g-1 pada jumlah adsorben 0.025 gram, pH 7 dan konsentrasi fosfat 10 mg L-1. Pola kinetika adsorpsi adsorben LaP1 mengikuti kinetika orde semu kedua, sementara pola adsorpsi mengikuti isoterm adsorpsi Langmuir. Kajian termodinamika adsorpsi menghasilkan nilai ΔG yang meningkat, sementara nilai ΔH dan ΔS berturut-turut sebesar 19.62 kJ mol-1 dan 98.33 J K-1 mol-1 menunjukkan bahwa adsorpsi fosfat bersifat spontan dan endotermik.

Phosphate is a limiting nutrient in the eutrophication process, so a method is needed to reduce phosphate excess in the aquatic system. This study presents an optimization of the use of fly ash as an adsorbent. Fly ash was treated by acid then synthesized using the hydrothermal method to produce NaP1 zeolite and then using the ion exchange method produce LaP1 zeolite. The effect of the three synthesized materials on the adsorption capacity was tested on 5 parameters including variations in the concentration of adsorbent, variations in pH, variations in contact time, variations in phosphate concentration, and variations in temperature. Langmuir and Freundlich adsorption isotherms were evaluated to determine the mechanism of adsorption in the three materials. Zeolite LaP1 is the most effective adsorbent for phosphate adsorption with an adsorption capacity of 46.582 mg g-1 at 0.025 gram of adsorbent, pH 7, and 10 mg L-1 concentration of phosphate. The adsorption kinetics of LaP1 followed the pseudo-second-order kinetics, while the adsorption pattern followed the Langmuir adsorption isotherm. Thermodynamic studies of adsorption resulted in an increased ΔG value, while the ΔH and ΔS values were 19.62 kJ mol-1 and 98.33 J K-1 mol-1, respectively, indicating that phosphate adsorption was spontaneous and endothermic.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firza Subchan
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49442
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danar Saputro
"Dengan semakin meningkatnya pembangunan pembangkit listrik tenaga batubara di Indonesia, maka akan menghasilkan peningkatan produksi limbah abu terbang. Dengan menurunnya penyerapan abu terbang ke pemanfaat mengakibatkan meningkatnya biaya pengelolaan abu terbang. Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki bisnis proses pengelolaan abu terbang dengan pendekatan rekayasa ulang bisnis proses agar mendapatkan hasil yang signifikan. Aspek perbaikan pada bisnis proses yang baru meliputi teknis, peraturan dan finansial. Dengan bisnis proses yang baru ini, abu terbang dikendalikan kualitasnya untuk memenuhi persyaratan pemanfaat, meminimalisir potensi pencemaran dan rata-rata untuk biaya pengelolaan abu terbang mengalami penurunan dari Rp 238.214,-/ton menjadi Rp. 70.869,-/ton dan apabila produk paving blok tersebut laku dipasaran dengan harga 50% dibawah harga pasar maka akan mendatangkan benefit untuk perusahaan untuk pengelolaan abu terbang sekitar Rp 272.131,-/ton. Abu terbang bukan lagi menjadi limbah namun bisa mendatangkan benefit bagi perusahaan yang mendukung keberlanjutan bisnis Pembangkitan.

The increasing development of coal fired power plants in Indonesia, it will be increased production of fly ash. With the decrease in the absorption of fly ash to the beneficiaries, the cost of managing fly ash increases. This study aims to improve the business process of fly ash management by business process re-engineering in order to obtain significant results. Aspects of improvement in the new business process include technical, regulatory and financial. With this new process business, fly ash is controlled by quality to meet user requirements, minimizing potential pollution and the average cost of managing fly ash has decreased from IDR 238,214/ton to IDR 70,869/ton and if the paving block product is sold at the market at a price of 50% below the market price, it will bring benefits to the company for the management of fly ash around IDR 272,131/ton. Fly ash is no longer a waste but it can bring benefits to companies that support the power generation business sustainability."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danar Saputro
"ABSTRAK
Dengan semakin meningkatnya pembangunan pembangkit listrik tenaga batubara
di Indonesia, maka akan menghasilkan peningkatan produksi limbah abu terbang.
Dengan menurunnya penyerapan abu terbang ke pemanfaat mengakibatkan
meningkatnya biaya pengelolaan abu terbang. Penelitian ini bertujuan untuk
memperbaiki bisnis proses pengelolaan abu terbang dengan pendekatan rekayasa
ulang bisnis proses agar mendapatkan hasil yang signifikan. Aspek perbaikan pada
bisnis proses yang baru meliputi teknis, peraturan dan finansial. Dengan bisnis
proses yang baru ini, abu terbang dikendalikan kualitasnya untuk memenuhi
persyaratan pemanfaat, meminimalisir potensi pencemaran dan rata-rata untuk
biaya pengelolaan abu terbang mengalami penurunan dari Rp 238.214,-/ton
menjadi Rp. 70.869,-/ton dan apabila produk paving blok tersebut laku dipasaran
dengan harga 50% dibawah harga pasar maka akan mendatangkan benefit untuk
perusahaan untuk pengelolaan abu terbang sekitar Rp 272.131,-/ton. Abu terbang
bukan lagi menjadi limbah namun bisa mendatangkan benefit bagi perusahaan yang
mendukung keberlanjutan bisnis Pembangkitan.

ABSTRACT
The increasing development of coal fired power plants in Indonesia, it will be
increased production of fly ash. With the decrease in the absorption of fly ash to the
beneficiaries, the cost of managing fly ash increases. This study aims to improve
the business process of fly ash management by business process re-engineering in
order to obtain significant results. Aspects of improvement in the new business
process include technical, regulatory and financial. With this new process business,
fly ash is controlled by quality to meet user requirements, minimizing potential
pollution and the average cost of managing fly ash has decreased from IDR 238,214
/ ton to IDR 70,869 / ton and if the paving block product is sold at the market at a
price of 50% below the market price, it will bring benefits to the company for the
management of fly ash around IDR 272,131 / ton. Fly ash is no longer a waste but
it can bring benefits to companies that support the power generation business
sustainability."
2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>